Demam Pasca Operasi
Demam Pasca Operasi
PENDAHULUAN
Infeksi luka operasi hal yang paling mungkin terjadi, karena pembedahan merupakan
tindakan yang dengan sengaja membuat luka pada jaringan dan merupakan suatu tempat jalan
masuk dari bakteri, sehingga membutuhkan tingkat sterilitas yang maksimal dan juga orang-
pun berbeda. Infeksi luka operasi disebabkan oleh beberapa bakteri, yaitu bakteri gram
kemerahan, bengkak, dan kadang-kadang disertai dengan keluarnya cairan atau pus dari
tempat luka.
Berkembangnya infeksi tergantung dari beberapa faktor diantaranya yaitu jumlah
bakteri yang memasuki luka, tipe dan virulensi bakteri, pertahanan tubuh host dan faktor
eksternal lainnya. Juga terdapat beberapa faktor resiko yang dapat mencetuskan terjadinya
infeksi luka operasi, yaitu faktor pasien, faktor operasi, dan faktor mikrobiologi.
Penanganan dan pencegahan terjadinya infeksi luka operasi pada dasarnya adalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
atau aliran darah, ditambah dengan adanya inflamasi sebagai respon tubuh. Pada daerah
1
infeksi, biasanya akan ditemukan gejala klasik seperti rubor, kalor, dolor, tumor, dan
functiolaesa pada daerah kulit atau subkutan. Infeksi pada orang normal dengan sistem
sistemik seperti kenaikan suhu tubuh, kenaikan sel darah putih, takikardia, atau
takipnea.
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang
disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama
seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama
seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara
umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang
dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien
masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien
berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial ini dapat
berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh
mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke
tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi
eksogen (cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah
terjadi diantara 30 hari setelah operasi biasanya terjadi antara 5 sampai 10 hari setelah
operasi atau dalam kurun waktu 1 tahun. Sumber infeksi luka operasi dapat berasal dari
yang terbuka, dikarenakan untuk proses penyembuhannya. Dapat juga terjadi pada
jaringan maupun pada bagian dari organ tubuh dan juga dapat terjadi pada jaringan
superfisial ( Superficial Incision Surgical Site infection ) ataupun pada jaringan yang
2
lebih dalam ( Deep Incision Surgical Site Infection ). Pada kasus yang serius dapat
operasi, yaitu :
1. Infeksi Superfisial, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi dan
infeksi hanya mengenai pada kulit atau jaringan subkutan pada daerah bekas insisi.
2. Infeksi Dalam, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi dimana
tidak menggunakan alat-alat yang ditanam pada daerah dalam dan jika
menggunakan alat-alat yang ditanam maka infeksi terjadi diantara 1 tahun dan
infeksi yang terjadi berhubungan dengan luka operasi dan infeksi mengenai jaringan
3. Organ atau ruang, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi dimana
tidak menggunakan alat yang ditanam pada daerah dalam dan jika menggunakan
alat yang ditanam maka infeksi terjadi diantara 1 tahun dan infeksi yang terjadi
berhubungan dengan luka operasi dan infeksi mengenai salah satu dari bagian organ
tubuh, selain pada daerah insisi tapi juga selama operasi berlangsung karena
2.2 Etiologi
Infeksi yang terjadi pada luka operasi disebabkan oleh bakteri, yaitu bakteri
gram negatif (E. coli), gram positif (Enterococcus) dan terkadang bakteri anaerob dapat
yang berasal dari kulit, lingkungan, dari alat-alat untuk menutup luka dan operasi.
3
Pada akhir operasi, bakteri dan mikroorganisme lain mengkontaminasi seluruh
luka operasi, tapi hanya sedikit pasien yang secara klinis menimbulkan infeksi. Infeksi
tidak berkembang pada kebanyakan pasien karena pertahanan tubuhnya yang efektif
- Faktor eksternal, seperti : berada di rumah sakit beberapa hari sebelum pembedahahan
ruang untuk mempersiapkan pasien atau untuk pemulihan dan juga pakaian yang
2. Operating room, ruangan yang digunakan untuk operasi harus dijaga sterilitasnya.
3. Tim operasi, yaitu harus ada orang yang merawat pasien dari sebelum, saat dan
setelah operasi. Operator, asisten dan instrumen harus menjaga sterilitas karena
berhubungan langsung dengan daerah lapang operasi. Orang-orang yang tidak ikut
sebagai tim operasi harus menjauhi daerah lapang operasi dan menjauhi daerah alat
Tabel 1
Faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi
- Teknik pembedahan
Pasien merasakan beberapa gejala yang dirasakan saat terjadi infeksi pada luka
operasi :
1. Nyeri
2. Hipotermi atau hipertermi
3. Tekanan darah rendah
4. Palpitasi
5
5. Keluar cairan dari luka operasi, bisa berupa darah ataupun nanah (bisa berwarna dan
berbau)
6. Bengkak (pasien merasa nyeri, sekitar daerah yang membengkak terasa hangat dan
berwarna merah)
Tanda-tanda infeksi meliputi:
1. Kalor
Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya, sebab
terdapat lebih banyak darah yang disalurkan ke area terkena infeksi/ fenomena
panas lokal karena jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai suhu inti dan
ion tertentu dapat merangsang ujung saraf. Pengeluaran zat kimia tertentu seperti
histamin atau zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang saraf nyeri, selain itu
3. Rubor
Merupakan hal pertama yang terlihat didaerah yang mengalami peradangan.
Waktu reaksi peradangan mulai timbul maka arteriol yang mensuplai daerah
tersebut melebar, dengan demikian lebih banyak darah yang mengalir kedalam
mikro sirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian saja
meregang, dengan cepat penuh terisi darah. Keadaan ini yang dinamakan hiperemia
atau kongesti.
4. Tumor
Pembengkakan ditimbulkan oleh karena pengiriman cairan dan sel-sel dari
sirkulasi darah kejaringan interstisial. Campuran cairan dan sel yang tertimbun di
6
Adanya perubahan fungsi secara superfisial pada bagian yang bengkak dan
sakit disertai sirkulasi dan lingkungan kimiawi lokal yang abnormal, sehingga organ
2.4 Diagnosa
dapat berupa rubor, dolor, color, nyeri maupun functiolesa, dan juga berupa cairan
atau sekret yang keluar. Harus diperhatikan juga apakah ada penyebaran dari
infeksi.
e. Tes darah lengkap
f. Kultur dari luka dan biopsi jaringan, untuk mengidentifikasikan bakteri apa yang
terdapat pada luka, jenis infeksi dan pengobatan apa yang tepat.
7
Contaminated (Class III) terbuka, baru, luka tiba-tiba. Sebagai
tambahannya, pembedahan dengan potongan
besar dengan tknik yang steril atau kebocoran
besar pada saluran pencernaan, dan sayatan
yang akut, inflamasi yang nonpurulen termasuk
dalam kategori ini.
2.5 Penatalaksanaan
1. Pembersihan luka
Proses pembersihan luka terdiri dari memilih cairan yang tepat untuk
Pertama-tama mencuci luka dengan air yang mengalir, membersihkan dengan sabun
dan jaringan dari daerah luka. Dokter dapat membatasi area yang rusak pada luka
atau sekitar luka. Pembalut basah bisa ditempatkan pada luka dan dibiarkan
luka dari kerusakan lebih lanjut dan infeksi. Hal ini juga menolong menyediakan
8
tekanan untuk mengurangi pembengkakan. Pembalut bisa berbagai bentuk.
demam.
5. Pengobatan lain
Mengontrol atau mengobati kondisi medis yang menyebabkan penyembuhan
luka yang buruk membantu mengobati infeksi pada luka. Pasien mungkin perlu
minum obat untuk mengontrol penyakit seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.
untuk meningkatkan aliran darah jika pasien mempunyai masalah dengan pembuluh
darah.
6. Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis
a. Tepat Indikasi
Antibiotik profilaksis diberikan pada pembedahan dengan klasifkasi
atau kotor karena telah terjadi kolonisasi kuman dalam jumlah besar atau sudah
yang digunakan untuk tujuan terapi. Pada umumnya dipilih antibiotik dengan
spektrum sempit, generasi yang lebih tua dibandingkan antibiotik untuk tujuan
terapi.
Dengan memperhatikan spektrum, antibiotik ditujukan pada kuman yang
sirkulasi dan didalam jaringan tubuh dicapai kadar diatas MIC (minimal
takarannya 2-4 kali dosis normal. Dosis yang kurang adekuat, tidak hanya tidak
resistensi kuman.
d. Tepat rute
Agar antibiotik dapat segera didistribusikan ke jaringan maka
atau 1 jam (intramuskuler) sebelum insisi dengan maksud agar pada saat insisi
antibiotik profilaksis lebih baik dilakukan di dalam kamar operasi, pada waktu
anestesi melakukan induksi, untuk itu dapat minta tolong anaestesis untuk
10
Pada operasi yang lama > 3 jam atau perdarahan selama operasi > 1500
ml akan terjadi penurunan dosis antibiotik didalam jaringan, oleh karena itu
pada kondisi tersebut dapat diberikan dosis tambahan. Jika operasi sangat
memanjang maka pemberian dosis tambahan dapat diberikan setiap 2 jam untuk
2.6 Pencegahan
1. Preoperative
a. Persiapan pasien
terlokalisir di daerah operasi sebelum operasi elektif dan operasi elektif yang
tertunda pada pasien dengan daerah infeksi pada luka sampai infeksi
terobati.
2. Kontrol tingkat glukosa darah serum secara adekuat pada semua pasien
3. Cuci dan bersihkan dengan benar sekitar daerah insisi untuk membuang
11
1. Potong pendek kuku dan jangan memakai kuku palsu.
menggunakan antiseptik yang tepat. Cuci tangan dan lengan bawah sampai
ke siku.
3. Setelah mencuci tangan, jaga tangan di atas dan tidak bersentuhan dengan
tubuh (siku pada posisi fleksi) sehingga air bergerak dari ujung jari menuju
siku. Keringkan tangan dengan handuk steril dan pakai baju operasi steril
2. Intra operatif
a. Ventilasi
2. Saring semua udara, disirkulasi ulang dan segar, melalui filter yang baik
sesuai rekomendasi.
luka operasi.
4. Tetap tutup pintu ruang operasi kecuali dibutuhkan untuk jalan peralatan,
12
5. Batasi jumlah personel yang memasuki ruang operasi sesuai yang
dibutuhkan.
1. Ketika kotoran yang terlihat atau kontaminasi dengan darah atau cairan
disinfektan.
2. Lakukan sterilisasi cepat hanya pada item peralatan perawatan penyakit yang
d. Pakaian operasi
1. Pakai masker operasi yang menutup keseluruhan mulut dan hidung ketika
memasuki ruang operasi jika operasi akan dimulai atau sedang berjalan atau
13
2. Gunakan topi atau tudung untuk menutupi rambut secara keseluruhan di
3. Pakai sarung tangan steril jika menjadi tim operasi. Pakai sarung tangan
4. Gunakan jubah operasi dan penutup yang merupakan barier efektif ketika
basah.
5. Ganti baju operasi yang terlihar sudah kotor, terkontaminasi dan atau
kateter anesthesia spinal atau epidural, atau ketika memberikan obat secara
intravena.
minimalkan jaringan lemah dan benda asing dan eradikasi ruang mati di
tempat operasi.
4. Lakukan penutupan tunda kulit primer atau biarkan sebuah sayatan terbuka
terkontaminasi berat.
14
f. Perawatan insisi setelah operasi
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti penutup dan setelah kontak
5. Tidak ada rekomendasi untuk menutupi sayatan yang tertutup secara primer
melebihi 48 jam.
BAB III
KESIMPULAN
Infeksi luka operasi adalah infeksi dari luka yang didapat setelah operasi. Dapat
terjadi diantara 30 hari setelah operasi, biasanya terjadi antara 5 sampai 10 hari setelah
operasi. Infeksi luka operasi ini dapat terjadi pada luka yang tertutup ataupun pada luka yang
terbuka, dikarenakan untuk proses penyembuhannya. Dapat juga terjadi pada jaringan
maupun pada bagian dari organ tubuh dan juga dapat terjadi pada jaringan superfisial (yang
dekat dengan kulit) ataupun pada jaringan yang lebih dalam. Menurut sistem CDCs terdapat
standarisasi pada kriteria untuk mendefinisikan infeksi luka operasi, yaitu : 1. Insisi
karena itu diperlukan penatalaksanaan dalam pencegahan terjadinya infeksi luka operasi.
15
Pencegahan agar tidak terjadi infeksi luka operasi adalah pada saat preoperatif dan
intraoperatif.
Demam pascaoperasi seringkali terjadi dan menjadi sumber perhatian bagi dokter dan
pasien. Berbagai infeksi dan demam pascaoperasi nonbedah yang tersering adalah infeksi
traktus urinarius, infeksi traktus respiratorius dan infeksi yang berkaitan dengan kateter
intravena. Semua infeksi ini dapat dengan mudah didiagnosis. Penyebab penting infeksi
pascaoperasi dan demam lainnya adalah infeksi luka dan infeksi intraabdominal yang
nonifeksi. Namun jika muncul pada hari kelima pascaoperasi atau lebih, insidens infeksi luka
jauh melampaui insidens demam yang tidak terdiagnosis. Suhu yang meningkat 5-8 hari
pascaoperasi merupakan suatu masalah dan biasanya berkaitan dengan sesuatu yang harus
dievaluasi dan diterapi oleh tim bedah. Evaluasi pasien 58 hari pascaoperasi membuat ahli
bedah mencari lima W yang berkaitan dengan demam pascaoperasi yaitu wind (paru-paru),
wound (luka), water (traktus urinarius), waste (traktus gastrointestinal), dan wonder drug
(obat penyebab). Penyebab munculnya demam akibat infeksi 36 jam pertama yaitu infeksi
jaringan lunak invasive yang dimulai dari tempat luka yang disebabkan oleh streptococcus
16
DAFTAR PUSTAKA
2006. Schwartzs manual of surgery Eight edition. MacGrawhill; New York. P. 90-96
York.
Februari 2009
Februari 2009
17