Anda di halaman 1dari 15

tabulin

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNIKASI TABULIN


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi merupakan indikator penting
untuk menilai dan kesejahteraan suatu negara dan status kesehatan
masyarakat. Angka kematian ibu sebagian besar kematian neonatal yang
berkaitan dengan status kesehatan ibu saat hamil, pengetahuan ibu dan
keluarga terhadap pentingnya peran tenaga kesehatan serta ketersediaan
fasilitas kesehatan kebijakan dan sentralisasi yang melimpahkan
wewenang kepada daerah maka Dinas Kesehatan Kabupaten bertanggung
jawab penuh merencanakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan,
termasuk dalam implementasian pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi
baru lahir adalah gerakan nasional kehamilan yang aman Making
Pregnancy Safer (MPS) yang di rencanakan di Indonesia pada tahun 2000.
Maka dari itu peran serta masyarakat dalam peran serta perwujudan Desa
Siaga dibutuhkan, salah satunya dengan di adakannya Program Tabulin
atau Dosolin yang bermanfaat sebagai pembiayaan dalam persalinan atau
pasca persalinan. Kegiatan ini ditujukan untuk dapat menekan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

B. TUJUAN
a. Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang tabungan bersalin (Tabulin)

b. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)


1. Mahasiswa dapat mengerti Definisi tentang Tabulin
2. Mahasiswa dapat mengerti manfaat Tabulin

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tabalin
1. Tabulin adalah tabungan yang dipersiapkan untuk persalinan yang
dilakukan pada pasangan suami istri sedang Dasolin merencanakan dalam
kehamilannya.
2. Dasolin adalah dana sosial untuk biaya persalinan yang dihimpun oleh
masyarakat dan untuk masyarakat wilayah tersebut. Tabulin atau Dasolin
merupakan wujud dari pembiayaan kesehatan.
3. Pembiayaan Kesehatan
Adalah upaya pembiayaan yang berasal dari oleh dan untuk masyarakat
yang diselenggarakan berdasarkan atas gotong royong dalam rangka
peningkatan kesehatan (meliputi promotif, preventif, koratif, rehabilitatif)dan
berbagai kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan bencana dan
kegawat daruratan kesehatan secara faktor resiko.

B. Langkah-langkah perlu diperhatikan dalam pembiayaan kesehatan.


a. Pengalokasian / pemanfaatan pembiayaan kesehatan
b. Identifikasi sumber dana yang sudah ada dan yang akan dikembangkan
c. Cara pengelolaan dan pembelajaran perlu kejelasan dalam hal
mekanisme pengumpulan dana, kesempatan pengelolaan dan sistem
kontrak.
d. Kesiapan keluarga dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembiayaan kesehatan yang telah dan akakn dikembangkan.

C. Indikator keberhasilan pembiayaan kesehatan


a. Dana terhimpun, masyarakat yang berpartisipasi dalam pembiayaan
kesehatan masyarakat
b. Pengalokasian tepat sasaran sesuai berbagai kebutuhan kesehatan
(promotif, preventif, koratif, rehabilitatif)
c. Pengelolaan dan pemanfaatan tertib, mudah, lancar
d. Berkesinambungan kegiatan
Tabulin atau tabungan ibu bersalin merupakan bagian dari program yang
ada, dimana Ikatan Bidan Indonesia (IBI) selaku mitra Depkes dan BKKBN
turut membina masyarakat untuk sosialisasi program ini. Selain ituutk biaya
melahirkan, Tabulin juga bisa dipakai sebagai penunjang biaya pasca
persalinan. Beragam penyuluhan yang menjadi program penting dalam
siaga ini, karena dalam penyuluhan warga selalu diingatkan akan biaya
kehamilan akan 3 terlambat, yaitu terlambat mengenai tanda bahaya / di
yawa, terlambat sampai RS dan terlambat mendapat pertolongan bidan /
dokter.
Juga bahaya 4 terlalu yaitu : terlalu sering, terlalu muda, terlalu tua,terlalu
banyak. Yang merupakan faktor resiko terjadinya komplikasi persalinan.
(www.dradio.or.id).
Sebelum ada desa siaga sudah dimulai dengan tabungan Ibu bersalin
(Tabulin). Jadi kita menerangkan ke Ibu hamil dan keluarganya, meskipun
kaya. Justru orang kaya tersebut memberikan contoh kepada orang-orang
yang tidak mampu untuk menabung. Dan Ibu hamil di berikan buku yang
dibawa setiap pemeriksaan.

Mekanisme Tabulin
Tabungan itu terbentuk berdasarkan Rw. atau Posyandu. Bila posyandunya
empat, maka tabungannya ada empat didesa itu. Sedankan Dasolin (Dana
Sosial / Bersalin) mekanismenya yaitu, masyarakatyg pasang usia subur
juga Ibu yang mempunyai balita dianjurkan menabung, yang kegunaannya
untuk membantu ibu saat hamil lagi.
Adapun manfaat dari tabulin antara lain :
Sebagai tabungan / simpanan itu yang digunakan untuk biaya persalinan
atau sesudah persalinan
Ibu dan keluarga tidak merasa terbebani terhadap biaya persalinan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tabulin adalah tabungnan yang dipersiapkan untuk persalinan,
sedangkan bentuk pembiayaan masyarakat (dosalin) untuk pelayanan
kesahatan Ibu bersalin. Pembiayaan kesehatan yaitu upaya pembiayaan
yang berasal dari / oleh dan untuk masyarakat yang diselengarakan
berdasarkan asas gotong royong dalam rangka peningkatan kesehatan
(promotif, preventif, koratif, rehabilitatif) dan berbagai kegiatan untuk
mengatasi masalah kesehatan atau kegawat daruratan kesehatan secara
faktor resiko.
2. Manfaat tabulin diantaranya sebagai tabungan / simpanan itu yang
digunakan untuk persalinan atau sesudah persalinan.Ibu dan keluarga
tidak mersa terbebani biaya persalinan.

B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Memberikan konseling pada Ibu hamil pada saat ANC, mengenai
pentingnya Tabulin pada saat pembiayaan persalinan.
b. Di harapkan kepada tenaga kesehatan khususnya Bidan untuk ikut serta
dalam terselenggaranya tabulin.
2. Bagi Masyarakat
Di harapkan masyarakat ikut serta dalam keselenggaraan Tabulin.

DAFTAR PUSTAKA
donor darah berjalan
Donor Darah Berjalan

Donor darah berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah berjalan ini
adalah program PMI untuk memenuhi pasokan darah d PMI karena PMI sering mengalami
kekurangan pasokan darah sedangkan yang membutuhkan donor darah sangat banyak.
Manfaat Donor Darah
Selain segi sosial dan derma yang dapat dijadikan dorongan mengapa kita perlu
mendonorkan darah secara rutin, terdapat beberapa manfaat medis dari donor darah secara
teratur. Donor darah terutama baik bagi mereka yang memiliki kandungan besi dalam darah
berlebihan karena besi yang berlebih cenderung akan menumpuk pada berbagai organ vital
seperti jantung, liver, ginjal dan mengganggu fungsinya (hemokromatosis). Selain itu, beberapa
penelitian medis, walaupun belum sempurna dijelaskan secara medis, mengemukakan bahwa
donor darah rutin akan membantu kelancaran aliran darah (sistem kardiovaskular). Pengurangan
kekentalan darah sehingga menjamin kelancaran suplai darah bagi tubuh tersebut ditengarai
menyebabkan efek positif bagi jantung, sehingga pernah ada penelitian yang menyatakan bahwa
donor darah rutin mampu membantu mengurangi angka kejadian serangan jantung pada pria.
Mungkin kekhawatiran efek samping dari donor darah seperti yang dijadikan alasan bagi
kebanyakan dari kita adalah benar, namun angka kejadiannya jarang. Dengan berbagai tahapan
persiapan dan skrining sebelum mendonor maka semua efek samping tersebut nyaris tidak akan
terjadi. Kekhawatiran akan terjadinya kekurangan darah (anemia) misalnya. Dengan
pemeriksaan kadar Hb sebelumnya maka hal tersebut dapat dicegah. Selama Hb orang dewasa
diatas 12, donor darah relatif aman untuk dilakukan, malah dianjurkan. Memar dapat terjadi pada
bekas tusukan jarum, namun jarang luas dan hilang sempurna tidak lebih dari setengah minggu.
Salah satu yang lumayan sering dijumpai adalah terjadinya reaksi hipovolemia yang berupa
tekanan darah turun mendadak pasca donor sehingga membuat si pendonor merasa pusing, lemas
dan mual.
Hal ini dapat dicegah misalnya dengan menanyakan sebelumnya adakah riwayat
kejadian tersebut pada donor sebelumnya, atau apakah ada riwayat penyakit tertentu, memeriksa
tekanan darah sebelumnya, sesudah donor maka berbaring sekitar 10 menit lebih dulu sebelum
berdiri dan berjalan, serta dengan diberikannya makanan dan minuman manis segera setelah
donor. Kekhawatiran untuk terinfeksi penyakit serius seperti HIV misalnya, adalah berlebihan.
Selama peralatan seperti jarum yang dipakai adalah steril dan masih baru, hal tersebut pastinya
dapat dicegah. Justru resiko terinfeksi lebih besar terjadi pada mereka yang menerima transfusi
darah ketimbang si pendonor karena beberapa ketidaksempurnaan dalam skrining darah.
Syarat Donor Darah (yang tertera di vitamin penambah darah) :
1. Berbadan sehat
2. Berusia 17-65 tahun
3. Berat badan > 45 kg
4. Tidak sedang menderita penyakit
5. Wanita : tidak edang hamil dan menyusui
6. Jarak waktu donor darah min 3 bulan
Ada syarat tambahan yang tidak tertulis dan kita harus tahu
1. Kandungan hemoglobin dalam darah > 12,5 (CMIIW)
2. Spesial buat wanita, tidak sedang haid dan jarak setelah haid dengan
waktu donor darah sebaiknya 1 minggu.
Siapa yang boleh mendonorkan darah ?
Prinsipnya semua manusia sehat (terutama dewasa) boleh dsan baik untuk mendonorkan
darahnya. Tentunya sebelum mendonor beberapa pemeriksaan kondisi fisik diperlukan untuk
memastikan pendonor tidak memiliki penyakit serius yang mendasari maupun tidak sedang
menderita sakit tertentu.
Apakah orang lanjut usia masih boleh mendonorkan darahnya ?
Tentu saja boleh, dengan catatan mereka tidak memiliki penyakit serius (penyakit
jantung, ginjal, dehidrasi-anemia). Usia tua bukan merupakan halangan untuk mendonorkan
darah. Pendonor lansia pasca donor sebaiknya berbaring sekurang-kurangnya 15 menit terlebih
dahulu jangan langsung berdiri dan berjalan. Hal ini dikarenakan respon sistem otonom dalam
kontrol tekanan darah seringkali terganggu pada usia lanjut sehingga mudah terjadi hipotensi
orthostatic (tekanan darah anjlok tiba-tiba karena perubahan postur tubuh dari berbaring ke
tegak/semi tegak).
Apakah ibu hamil boleh ?
Belum ada penelitian khusus tentang hal ini dan memang minim laporan penelitian
tentang hal ini yang dipublikasikan.
ibu hamil masih boleh mendonorkan darahnya dengan beberapa perhatian misalnya;
relatif lebih aman jika sedang hamil ti tengah-tengah bulan (bukan hamil muda
maupun tua)
kondisi fisik ibu maupun si janin harus fit; tidak ada permasalahan dengan kehamilannya
mengingat anemia umum sering dijumpai pada ibu hamil, maka pemeriksaan kadar Hb
dan Hematokrit perlu dilakukan sebelumnya
pada ibu yang hamil tua, posisi selama berbaring mendonorkan darahnya sebaiknya
diatur sedemikian rupa yaitu dalam posisi setengah duduk atau berbaring miring kiri. Posisi
terlentang dapat mengurangi aliran darah ke janin karena pembuluh darah dalam perut tertekan
oleh rahim yang besar dan jatuh ke belakang.
Tips dan Trik buat yang mau donor darah
Pastikan perut terisi sebelum donor (sarapan dulu)
Malam hari sebelum donor, tidur cukup
Buat yang tekanan darah agak rendah,olahraga ringan sebelum donor.
Tekanan darah normal 120/80. Tekanan darah 100-110 / 70-80 biasanya
masi diperbolehkan donor.
Rileks waktu jarum suntik uda mau masuk
Spesial Tips buat yang DONOR PERDANA
Kalo belum pernah donor, biasanya setelah donor agak pusing.
Bahkan bisa jadi pingsan. Kalo terasa pusing pada waktu donor (darah
masih mengalir), segera bilang ke petugas. Setelah donor dipaksakan
istirahat sebentar di tempat donor. Jangan berjalan dulu. Duduk secara
perlahan.
Pada wanita, sebaiknya dicari saat donor darah yang tidak bersamaan
dengan saat menstruasi. Hal ini untuk mengurangi lebih banyak lagi
kehilangan darah dan anemia.
Pembinaan peran serta masyarakat
PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Aksi siaga adalah upaya terencana dari pemerintah dan fihak terkait untuk
meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya menyiapkan manusia
sehat sejak dini atau secra khusus untuk mengurangi AKI. Wujud dari aksi
ini adalah pembentukan desa siaga.

1.Pengertian Aksi Siaga serta Maksud dan Tujuan Pembentukan Desa


Siaga
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak bisa lepas dari peran serta
masyarakat. Oleh karena itu upaya peningkatan taraf kesehatan,
khususnya KIA, harus melibatkan peran serta masyarakat. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, pemerintah melakukan upaya pembinaan
masyarakat dalam suatu program gerakan masyarakat ASUH (Awal Sehat
Untuk Hidup Sehat). Aksi Siaga adalah implementasi dari Gerakan
Masyarakat ASUH.
Wujud Aksi Siaga adalah pembentukan Desa Siaga, yaitu desa dimana
warga, bidan dan pihak-pihak terkait di dalamnya siap-siaga dan
bergotong-royong melakukan upaya-upaya penyelamatan ibu dan bayi
baru lahir, terutama pada masa kritis 1- 7 hari pasca kelahiran, sehingga
mendukung upaya-upaya penyiapan manusia sehat sejak dini.

Tujuan yang akan dicapai dari aksi siaga dengan pembentukan desa siaga
adalah untuk membentuk atau mengembangkan sistem pencatatan
kehamilan, kelahiran dan kematian ibu dan bayi. menumbuhkan dukungan
promosi mayarakat dalam perawatan bayi baru lahir, dan meningkatkan
perubahan perilaku masyarakat dalam pemberian ASI segera dan ASI saja
selama 6 bulan sejak kelahiran.

2.Unsur-unsur desa siaga dan pesan-pesan siaga


Di dalam desa siaga terdapat unsur desa siaga seperti suami siaga, warga
siaga dan bidan siaga.

Suami siaga
Suami siaga adalah suami yang telah menyadari dan waspada untuk
menjaga kesehatan dan keselamatan istrinya yang sedang hamil sampai
dengan persalinannya. Suami siaga senantiasa siap untuk memberikan
yang terbaik untuk istri dan calon anaknya. Sebagai suami siaga ia siap
dan ikhlas untuk memeriksakan kehamilan istrinya dan ikut
mempersiapkan persalinan dengan batuan tenaga medis.

Warga siaga

Warga siaga adalah warga masyarakat yang siap dan rela untuk bergotong
royong membantu ibu hamil. Gerakan ini berupa pencatatan jumlah ibu
hamil, penyiapan calon pendonor darah, alat transportasi menuju tempat
persalinan dan tabungan untuk ibu hamil dan melahirkan yang dikelola dan
diketahui oleh seluruh anggota masyarakat.

Bidan siaga

Bidan siaga adalah bidan desa yang siap untuk memberikan pertolongan
terhadap persalinan sesuai dengan standar penanganan ibu hamil dan
melahirkan. Apabila ada masalah dengan kehamilan, maka bidan akan
memberikan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai dan bila
dipandang perlu ikut mengantar pasien ke tempat dimaksud. Karena
keberadaannya yang sangat diperlukan warga, maka para bidan ini harus
berada di tempat yang mudah dijangkau.

Pesan-pesan siaga
Pesan-pesan siaga adalah komitmen yang akan dilakukan oleh pelaku
utama aksi siaga, dalam hal ini warga siaga dan bidan siaga, dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu dan bayinya. Adapun pesan-pesan siaga
untuk warga siaga adalah:

Warga Siaga
Siap :
Meminta dan menerima layanan bidan di desa atau petugas kesehatan
lainnya untuk memeriksa bayi dan ibu pada minggu pertama setelah
kelahiran.
Meminta dan menerima imunisasi hepatitis B untuk bayi setelah lahir atau
1-7 hari setelah lahir.
Waspada terhadap kondisi gawat darurat ibu hamil dan bayi baru lahir.
Antar:
Menyampaikan setiap berita kehamilan, kelahiran dan kematian ibu hamil
dan bayi baru lahir sesegera mungkin kepada bidan di desa atau petugas
kesehatan lainnya.
Mengantar bidan di desa atau tenaga kesehatan terdekat bila terjadi
masalah dengan ibu dan bayi baru lahir.
Jaga:
Mendorong keluarga agar memastikan ibu untuk segera memberikan ASI
dalam 30 60 menit pertama setelah kelahiran.
Mendorong keluarga agar mendukung ibu untuk memberikan hanya ASI
saja selama 6 bulan pertama.

Bidan Siaga
Siap:
Menolong setiap persalinan
Melakukan kunjungan rumah untuk bayi baru lahir dan ibu nifas pada
minggu pertama setelah kelahiran.
Senantiasa bersikap ramah, bersahabat dan terampil dalam memberi
pelayanan.
Antar:
Merujuk dan/atau mendampingi ibu dan bayi ke fasilitas kesehatan
terdekat bila terjadi masalah.
Jaga:
Menjaga mutu pelayanan kunjungan rumah minggu pertama untuk bayi
baru lahir dan ibu nifas sesuai standar.
Mendampingi ibu menemukan solusi dalam mengatasi masalah-masalah
pemberian ASI.

3.Cara Pembentukan Desa Siaga


Langkah pertama dan utama dalam rangka pembentukan desa siaga
adalah pendekatan kepada masyarakat. Tujuan pendekatan ini ialah untuk
memahamkan masyarakat tentang arti pentingnya pembentukan desa
siaga dan manfaat yang akan diperolehnya. Pencapaian tujuan ini
dilakukan dengan upaya penyebaran informasi dan sosialisasi desa siaga.

Bila tujuan pendekatan kepada masyarakat telah tercapai, maka akan


mudah untuk melakukan tahapan berikutnya dalam rangka pembantukan
desa siaga, yaitu pembentukan komponen-komponen desa siaga, yang
terdiri dari Tabulin, Dasolin, Ambulan Desa, Bank Darah Desa dan notifikasi
sistem sehingga terwujud dalam satu sistem komitmen yang tertuang
sebagai Amanat Persalinan akan mudah terwujud. Pembentukan
komponen-komponen desa siaga juga ditempuh melalui jalan musyawarah
dengan masyarakat. Sehingga keputusan yang dihasilkan merupakan
kesepakatan bersama.
Adapun pengertian tentang komponen-komponen desa siaga adalah
sebagai berikut:
Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin)

Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin) adalah merupakan dana simpanan ibu


hamil atau keluarga yang dipersiapkan untuk biaya persalinan.
Penyimpanan dapat dititipkan kepada bidan desa, Bank ataupun disimpan
dalam bentuk benda atau barang bergerak seperti ayam, kelapa, kambing
dan lain-lain. dengan adanya tabulin akan sangat membantu keluarga
terutama keluarga yang kurang mampu untuk membiayai persalinan,
sebab meraka kemungkinan akan kesulitan bila harus menyediakan dana
dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat.
Tabungan ini dapat disimpan di bank yang ada, namun kadang kala
masyarakat tidak akrab dengan bank. Untuk mengatasi hal ini maka
tabungan dapat dititipkan kepada orang yang dipercaya, bidan misalnya
atau kader. Seandainya pun tidak ada uang tunai, masyarakat dapat
menitipkan harta, berupa hasil bumi atau ternak, yang kemudian nilainya
ditentukan dengan nilai uang. Yang harus diperhatikan adalah adanya
pencatatan dari jumlah titipan dan kepercayaan terhadap amanah ini.
Untuk melancarkan pembentukan program TABULIN, kegiatan pertama
yang dilakukan adalah pembentukan kepengurusan, dalampertemuan juga
menyepakati besarnya tabulin perminggu. Mengapa dilakukan
pengumpulan tabulin perminggu, karena apabila waktunya terlalu jauh
dikhawatirkan tabungan yang terkumpul tidak memadai. Dana ini akan
diambil oleh pengurus dan dilakukan sistem pencatatan yang jelas dan
teratur.

Dana sosial ibu bersalin (Dasolin)

Dana sosial ibu bersalin (Dasolin) adalah dana yang dikumpulkan dari dan
oleh masyarakat yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi terhadap ibu
yang akan melahirkan, terutama bagi keluarga yang tidak mampu. Namun
dana ini atas kesepatakan warga desa dapat dipergunakan juga untuk
membantu meringankan biaya kesehatan yang lain bila memang
diperlukan. Sumber-sumber dasolin dapat berasal dari iuran rumah
tangga / keluarga / ibu hamil, kas kampung (RT/RW), kas desa, kas
organisasi desa (PKK/kelompok penjual air desa/kelompok tukang beca
dan lain-lain).
Berdasarkan pengalaman dari pembentukan Dasolin di Desa Weru Kidul
Kab. Cirebon, bahwa untuk memudahkan para pengurus dalam
mengumpulkan dana, maka wilayah kerja di bagi menjadi 3 pos yaitu pos
satu, pos dua dan pos tiga. Pos satu mengumpulkan dana dari para
pengusaha, yang besarnya disesuaikan dengan kesepakatan dalam
musyawarah. Pos dua, mengumpulkan dana dari pembuatan KTP, pemilik
rekening listrik, pembuatan akte kelahiran dan surat nikah serta
sumbangan dari tempat penyimpanan sepeda, semuanya dengan
menggunakan kupon, yang besarnya ditetapkan sesuai dengan
kesepakatan. Dan pos yang ke tiga, berasal dari pasar, baik pasar kue,
pasar hewan, pedagang kaki lima maupun toko di pinggir jalan, besarnya
sesuai dengan kesepakatan. Demi mendukung lancarnya program,
pertemuan rutin dilakukan setiap bulan.

Ambulan Desa

Sistem transportasi atau ambulan desa adalah alat atau sarana


transportasi ibu hamil dari rumah tempat tinggalnya ke tempat pelayanan
persalinan atau kesehatan, seperti tempat praktik bidan desa, puskesmas,
ataupun rumah sakit. Atau sebaliknya, yaitu alat untuk mengantar bidan
desa atau tenaga kesehatan lainnya kerumah ibu hamil. Inti permasalahan
alat transportasi ialah untuk memberi bantuan agar ibu yang akan
melahirkan mendapatkan pelayanan kesehatan dengan cepat. Sarana
transportasi ini merupakan pinjaman dari warga desa yang ikhlas
memberikan pertolongan kepada ibu hamil, terutama di desa yang
kesulitan mendapatkan alat transportasi.
Disamping untuk tujuan tersebut, tujuannya adalah untuk merekatkan
kelompok masyarakat yang kaya dengan yang miskin. Sehingga status
ekonomi tidak menjadi jarak pemisah.

Donor Darah

Donor darah adalah sekelompok warga yang siap untuk menjadi donor
darah bagi ibu melahirkan yang membutuhkan darah. Para warga
dikelompokan berdasarkan golongan darahnya. Dengan pendataan dan
pengelompokan ini akan memudahkan warga dalam mendapatkan darah
yang sesuai dengan kebutuhannya. Dalam proses pendonorn, kelompok ini
dibantu atau bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) terdekat
dengan mekanisme yang disepakati bersama antara PMI dengan
masyarakat.

Notifikasi Sistem
Notifikasi sistem yaitu upaya pemberitahuan kepada khalayak tentang
keberadaan ibu hamil. Pemberitahuan ini ditandai dengan bentuk seperti
bendera atau pita didepan pintu rumah ibu hamil sehingga masyarakat
mengetahui bahwa dirumah tersebut ada ibu hamil. Dengan demikian
diharapkan warga sekitarnya siap untuk memberikan bantuan bila suatu
ketika dibutuhkan oleh ibu hamil.

Amanat Persalinan

Amanat persalinan adalah komitmen antara ibu hamil, keluarga, calon


pendonor darah, pemilik kendaraan dan bidan desa untuk mewujudkan
persalinan yang sehat, selamat dan aman. Komitmen ini tertulis dalam
sebuah sertifikat yang ditanda tangai oleh ibu hamil, suami/keluarga/orang
tua/wali/mertua dan bidan serta petugas lapangan yang bertanggung jawab
memonitor ibu hamil.
Amanat persalinan merupakan hasil kesiagaan yang diciptakan baik
didesa, lingkungan warga, lingkungan bidan dan suami. Untuk
mendapatkan sertifikat amanat persalinan keluarga ibu hamil perlu mencari
tahu dimana sertifikat ini disimpan. Biasanya sertifikat ini disimpan di
puskesmas. Alasan dipilihnya puskesmas adalah hasil kesepakatan dari
warga yang menanggap bahwa hampir seluruh warga akan mengunjungi
puskesmas baik untuk berkonsultasi, berobat dan memeriksakan
kesehatannya

polindes

Pengembangan dan Penyelenggaraan Poskesdes di Desa


Siaga
By redaksi at 30 March, 2010, 5:19 am
Sumbawa Besar, Gaung NTB
Visi pembangunan kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010
menggambarkan bahwa pada tahun tersebut Bangsa Indonesia hidup
dalam lingkungan yang sehat, berprilaku hidup bersih dan sehat, serta
mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Untuk mendukung visi tersebut, Depkes RI menetapkan visi yaitu
Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat dengan misi Membuat
Rakyat Sehat serta strategi Menggerakkan dan Memberdayakan
Masyarakat untuk Hidup Sehat berupaya untuk memfasilitasi
percepatan dan pencapaian derajat kesehatan
bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiapsiagaan di
tingkat desa yang disebut Desa Siaga.
Demikian disampaikan Dra Hj Hurriyah Kabid PSDK Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumbawa saat menjadi narasumber pada kegiatan
Pelatihan Kader dan Tokoh Masyarakat Dalam Pengembangan Desa
Siaga di Kecamatan Lenangguar belum lama ini.
Menurut Hj Hurriyah, sebuah desa telah menjadi Desa Siaga apabila
desa tersebut memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) yang dikelola oleh seorang bidan dan 2 orang kader.
Poskesdes dibentuk oleh dan untuk masyarakat atas dasar
musyawarah, dalam rangka meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) masyarakat desa, meningkatkan kewaspadaan dan
kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap penyakit dan masalah-
masalah kesehatan. Selain itu meningkatkan kemampuan masyarakat
desa untuk menolong diri sendiri dalam bidang kesehatan, di samping
meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
masyarakat desa dan tenaga kesehatan, meningkatkan dukungan dan
peran-aktif berbagai pihak yang bertanggungjawab terhadap
kesehatan masyarakat desa, memiliki sistem pelayanan gawat darurat
(safe community) berbasis masyarakat yang berfungsi dengan baik.
Kemudian, memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis
masyarakat (mandiri dalam pembiayaan kesehatan), dan masyarakat
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Lebih jauh dikatakan Hj
Hurriyah, sarana bangunan untuk Poskesdes dapat diupayakan dengan
berbagai alternative di antaranya, memanfaatkan atau
mengembangkan bangunan polindes yang sudah ada, memanfaatkan
atau memodifikasi bangunan lain yang sudah ada, membangun baru
difasilitasi pemerintah dan atau dunia usaha. Alternative lain,
membangun baru mell swadaya masyarakat. Desa Siaga adalah desa
yg memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan secara mandiri dalam rangka
mewujudkan desa sehat, ungkapnya.
Untuk menyiapkan tenaga yang akan mengelola Poskesdes perlu
diberikan pelatihan yang dilengkapi dengan kurikulum dan modul yang
dikembangkan sesuai dengan kompetensi yang diperlukan.
Di bagian lain penyampaiannya kepada belasan peserta pelatihan, Hj
Hurriyah menyebutkan daerah yang menjadi prioritas pembangunan
Poskesdes. Adalah desa yang tidak memiliki Puskesmas atau rumah
sakit maupun Pustu, desa yang bukan ibukota kecamatan dan desa
yang bukan dalam wilayah ibukota kabupaten.
Yang menjadi tenaga Poskesdes, sebutnya, bisa dari tenaga
masyarakat seperti kader PKK, kader Posyandu, dan tenaga sukarela.
Kemudian, tenaga kesehatan meliputi tenaga bidan plus, tenaga gizi,
dan tenaga sanitarian.
Siapakah yang berperan dalam pengembangan desa siaga ?
Menjawab hal ini, Hj Hurriyah menyatakan sejumlah pihak seperti
puskesmas dan rumah sakit, kabupaten, propinsi dan pusat serta
stakeholder lainnya.
Puskesmas misalnya, menyelenggarakan pelayanan obstetrik dan
neonatal emergensi dasar (Poned) dan pelayanan kesehatan dasar
(PKD) termasuk pemberdayaan pasien, keluarga dan kelompok
masyarakat.
Puskesmas bersama Dikes Kabupaten dapat mengembangkan Polindes
yang sudah ada menjadi Polkesdes dan membentuk Polkesdes di desa-
desa yang tidak memiliki Polindes.
Bersama fasilitator Dikes, Puskesmas juga bisa membentuk forum
kesehatan kecamatan (jika belum ada) atau merevitalisasi (jika sudah
ada), di samping menggerakkan masyarakat desa mengembangkan
desa siaga. Sementara peran rumah sakit, adalah menyelenggarakan
pelayanan obstetrik dan neonatal emergensi komprehensif (Ponek) dan
pelayanan rujukan. Bersama Dikes, rumah sakit membantu puskesmas
mengembangkan Polindes menjadi Polkesdes dan membentuk
Polkesdes di desa yang belum memiliki polindes. Membantu
puskesmas mengembangkan pelayanan gawat darurat di desa-desa.
menyelenggarakan promosi kesehatan rumah sakit (PKRS).
Selanjutnya peran Dikes Kabupaten di antaranya membentuk forum
kesehatan kabupaten, merevitalisasi puskesmas dan jaringannya
sehingga mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar
dengan baik, di samping merevitalisasi rumah sakit sehingga mampu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan dan ponek.
Kemudian merekrut atau menyediakan calon tenaga pengembangan
desa siaga untuk dilatih Dikes Propinsi.
Sementara peran yang diharapkan dari Dikes Provinsi adalah
merevitalisasi dikes kabupaten yang belum maju dan mengembangkan
Dikes kabupaten yang sudah maju dengan menyelenggarakan
pelatihan manajemen dan pelatihan teknis pejabat-pejabat dikes.
Membantu Dikes kabupaten yang belum maju melatih tenaga
kesehatan, puskesmas dan rumah sakit di bidang-bidang yang
diperlukan dalam penyelenggaraan poned, ponek, dan desa siaga.
menyelenggarakan pelatihan bagi fasilitator pengembangan desa
siaga yang direkrut dan disediakan oleh Dikes kabupaten dan kota.
Selanjutnya peran Depkes RI, sambung Hj Hurriyah, menyusun konsep
dan pedoman pengembangan desa siaga serta menyosialisasikan dan
mengadvokasikannya. Membentuk tim pengembangan desa siaga
tingkat pusat, memfasilitasi revitalisasi Dikes, puskesmas, rumah sakit,
posyandu dan lainnya. Memfasilitasi pembentukan Polkesdes
memfasilitasi pengembagan sistem surveilans, sistem informasi, safe
community, dan pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.
Memfasilitasi ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan untuk tingkat
desa, menyelenggarakan pelatihan dan memfasilitasi penyelenggaraan
pelatihan fasilitator oleh daerah, serta melakukan pemantauan dan
evaluasi. Kami yakin dengan peran serta sejumlah pihak ini,
pengembangan desa siaga dapat tercapai, ungkapnya.

Anda mungkin juga menyukai