Anda di halaman 1dari 28

Bab 3

METODOLOGI PERANCANGAN

3.1 Spesifikasi New Mazda 2

Dari data yang diperoleh di lapangan (pada brosur), mobil New Mazda 2

memiliki spesifikasi sebagai berikut :

1. Daya Maksimum (N) : 103 PS

2. Putaran Pada Daya Maksimum (n) : 6000 rpm

3. Torsi Maksimum (T) : 13,76 kgf.m

4. Putaran Pada Torsi Maksimum (n) : 4000 rpm

3.2 Rumus-rumus yang digunakan

3.2.1. Torsi Maksimum

Harga torsi maksimum yang akan digunakan dalam perhitungan perancangan

kopling ini ditentukan berdasarkan dua kriteria, yaitu : torsi maksimum dan daya

maksimum kendaraan yang terdapat pada data lapangan (brosur).

Kopling pelat gesek bekerja karena adanya gaya gesek ? dengan permukaan,

sehingga menyebabkan terjadinya momen puntir pada poros yang digerakkan.

Momen ini bekerja dalam waktu tR sampai putaran kedua poros sama. Pada

keadaan terhubung tidak terjadi slip dan putaran kedua poros sama dengan putaran

awal poros penggerak, sehingga dapat dibuat persamaan :

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 24
Mr M b M h

dimana ;

Mr = Torsi Gesek [kgf.cm]

Mb = Momen Puntir Poros Transmisi [kgf.cm]

Mh = Torsi Percepatan [kgf.cm]

Nilai Mh dapat dihitung dengan persamaan :

N
M h 71620
n

Mh = Torsi Maksimum [kgf.cm]

N = Daya Maksimum [PS]

n = Putaran Poros [rpm]

71620 = Konstanta Korelasi Satuan

3.2.1.1 Penghitungan Torsi Maksimum

Diketahui :

Daya Maksimum (N) : 103 PS

Putaran Pada Daya Maksimum (n) : 6000 rpm

Torsi Maksimum (T) : 13.76 kgm

Putaran Pada Torsi Maksimum (n) : 4000 rpm

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 25
Rumus :

M r M b M h

N
M h 71620
n
103 ps
M h 71620 x
6000 rpm
= 1229,48 kgf.cm

= 12,30 kgf.m

Dalam hal ini harga torsi maksimum yg diperoleh dari data spesifik ternyata lebih

besar dari pada harga torsi maksimum (statik ), maka untuk menjaga keamanan

pemakaian dipilih harga torsi yang paling tinggi yaitu; Mh = 13,76 kgf.m dengan

kecepatan putar mesin n = 4000 rpm.

3.2.2 Torsi Gesek

Harga torsi gesek didapat dari hubungan :

Mr C M h

dimana ;

Mr = Torsi Gesek [kgf.cm]

C = Konstanta [2,5]

Harga C dapat dipilih dari tabel pada lampiran, harga ini berkisar antara 2-3 untuk

kendaraan jenis mobil.

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 26
3.2.2.1 Penghitungan Torsi Gesek

Dengan diketahuinya harga Mh, maka dapat ditentukan besarnya torsi gesek.

Harga C dapat dipilih pada tabel, yang mana harga ini berkisar antara 2 3 untuk

kendaraaan mobil. Dengan memilih C = 2,5, maka diperoleh harga torsi gesek

sebesar :

M r n tr
Ar
1910

Rumus :

Mr = C . Mh

Mr = 2,5 x 13,76 kgf.cm = 34,4 kgf.cm

= 3440 kg.cm

3.2.3 Kerja Gesek dan Daya Gesek

Kerja gesek ditentukan dari hubungan antara torsi, putaran dan waktu terjadinya

slip yaitu :

M r n tr
Ar
1910

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 27
dimana ;

Ar = Kerja Gesek [kgf.cm]

Mr = Torsi Gesek [kgf.cm]

n = Putaran [rpm]

tR = Waktu Penyambungan/slip [detik]

1910 = Faktor Korelasi Satuan

Harga daya gesek dapat ditentukan dari hubungan kerja gesek dengan frekuensi

penggunaan kopling, yaitu jumlah penekanan atau pelepasan kopling persatuan

waktu, yaitu ;

A r z
N r 4
27 10

dimana ;

Nr = Daya Gesek [hp]

z = Frekuensi Penekanan Kopling [jam]

27x104 = Faktor Korelasi Satuan

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 28
3.2.3.1 Penghitungan Kerja Gesek dan Daya Gesek

Diasumsikan tR = 0.5 detik maka kerja gesek terjadi adalah :

M r
tr
Ar
1910

3440 4000 0.5


Ar
1910

= 3602,09 kgf.cm

Daya gesek yang dapat ditentukan dari hubungan kerja gesek dengan frekuensi

penggunaan kopling, yaitu jumlah penekanan atau pelepasan kopling persatuan

waktu :

A r z
Nr 4
2710

3602.0960

27 10
4

= 0,8 Hp

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 29
3.2.4 Diameter Rata-rata Pelat Gesek

Diameter rata-rata pelat gesek ditentukan dengan menggunakan persamaan untuk

diameter rata-rata, yaitu ;

0.4
NR
d 71.5
b
K T n 1/2

dimana ;

d = Diameter Rata-rata pelat [cm]

b = Ratio Antara Lebar Pelat Terhadap Diameter Rata-rata


d
KT = Parameter Koefisien Gesek

n = Putaran [rpm]

71.5 = Faktor Korelasi Satuan

3.2.4.1 Penghitungan Diameter Rata-rata Pelat Gesek

Berdasarkan tabel faktor koreksi untuk lenturan KT = 1,0 1,5, karena

sedikit terjadi kejutan / tumbukan

Berdasarkan tabel faktor koreksi untuk lenturan cb = 1,2 2,3, karena

terjadi pembebanan lentur.

Dan harga b/d berkisar antara 0,15 s.d 0,3

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 30
Diketahui :

Parameter koefisien gesek (KT ) = 1,5

Ratio lebar pelat terhadap diameter rata-rata (b/d) = 0,175

Jumlah pelat gesek yang dimiliki ( j ) = 3 bh

0.4
N
d 71.5 R

b
K T j n 1/2
d

0.8
0.4

71.5 1/2
1.5 0.175 3 4000

= 71,5 x 0,19

= 13,58 cm

Sehingga lebar pelat diperoleh dengan substitusi harga d kedalam ratio b/d, yaitu :

b/d = 0,175

b = 0,175 x 13,58 cm

= 2,38 cm

Diameter dalam pelat ( di )

di =db

= 13,58 cm 2,38 cm

= 11,20 cm

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 31
Diameter luar pelat ( d0 )

d0 =d+b

= 13,58 cm + 2,38 cm

= 15,96 cm

3.2.5 Pengujian Harga KT dan KU

Untuk memeriksa apakah harga KT dan KU masih dalam batas-batas yang

diizinkan setelah adanya pembulatan-pembulatan dalam penghitungan, maka jika

harga KT tidak berbeda jauh dengan pemilihan awal dan harga KU masih berkisar

antara 2-8 maka rancangan ini dapat dilanjutkan.

N f1000
K T
b d j v 1/2

2 M r
KU
b d 2 j

Kecepatan Tangensial adalah ;

d n
V
60

3.2.5.1Penghitungan Harga KT dan KU

Untuk memeriksa apakah harga KT dan KU masih dalam batas yang diizinkan

terlebih dahulu tentukan besar kecepatan tangensial pelat gesek, yaitu;

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 32
d n
V
60

3.14 13.58 10 2 4000



60

= 28,43 m/s

Sehingga;

KT N 1000
b d v 1/2

0.8 1000
1/2
2.38 13.58 3 28.
43
2
= 1,55
kgm.cm

KU 2 M r
b d 2 j

2 3440

2.38 13.58
3
1/2

= 5,23 x 10-3 kgm.cm

Hasil penghitungan nilai K Tdan K U dapat diterima karena masih dalam batas
Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada
Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 33
yang diizinkan

3.2.6 Luas Bidang Tekan

Tekanan permukaan terjadi akibat adanya gaya tekan yang mengenai satuan luas

bidang tekan. Gaya ini dipengaruhi oleh koefisien gesek sebesar ? = 0,3, dan ini

adalah koefisien gesek bahan permukaan pelat gesek yang kita pilih. Luas bidang

tekan sama dengan luas permukaan pelat dan dapat diperoleh dari hubungan ;

dimana ;

F = Luas Bidang Tekan [cm2]

Y
= Faktor Koreksi Luas Permukaan akibat Pengurangan Luas alur

3.2.6.1 Penghitungan Luas Bidang Tekan

Dari data diatas dan dengan mengasumsikan Y = 0,9 maka luas bidang tekan

dapat dicari, yaitu;

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 34
F

= 3,14 x 13,58 x 2,38 x 3 x 0,9

= 274 cm2

3.2.7 Tekanan Rata-rata Permukaan

Tekanan rata-rata permukaan dicari dari hubungan torsi maksimum, diameter rata-

rata, koefisien gesekan dan luas bidang tekan :

p 2 M r
d f

dimana ;

= Tekanan Permukaan Rata-rata [kgf/cm2]


p
? = Koefisien Gesek

F = Luas bidang Tekan [cm2]

3.2.7.1 Penghitungan Tekanan Rata-rata Permukaan

Dengan mengasumsikan koefisien geek dari permukaan gesek = 0.3 maka

tekanan rata-ratanya adalah :

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 35
p 2 M r
d f
2 3440

0.3 13.58 274
6880
1116.28

= 6,16 kgm/cm2

3.2.8 Tekanan Maksimum Permukaan

Tekanan maksimum permukaan digunakan untuk memilih pelat gesek yang cocok

dan aman. Pada lampiran tabel tertulis harga-harga tekanan untuk bahan pelat

gesek.

Hubungan antara tekanan maksimum dan tekanan rata-rata adalah :

d
Pm [kgf/c 2
]
ax
p 1
m
d

3.2.8.1 Pn n Tekanan Maksimum Permukaan


g

d
2
P max [kgf/cm ]
pd 1

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 36
6.16 15.96

11.20

= 8,778 kgf/cm2

Dengan asumsi koefisien gesek dari permukaan gesek adalah 0,3 dan tekanan

maksimum yang diizinkan agar keselamatan selama pemakaian terjamin adalah

8,77 kgf/cm2, maka dari tabel lampiran dapat disimpulkan bahwa permukaan pelat

gesek dapat terbuat dari bahan Asbestos Pressed Hidraulically With Plastic,

yang mempunyai limit koefisien gesek antara 0,2 0,35 dan tekanan permukaan

yang diizinkan antara 0,5 80 kgf/cm2, jadi bahan ini sesuai digunakan untuk

rancangan karena tekanan maksimum permukaan gesek yang dirancang masih

berada dalam batas tersebut.

3.2.9 Umur Pelat Gesek

Umur pelat gesek atau ketahanan pelat gesek (kanvas kopling) menentukan nilai

jual pelat gesek tersebut sehingga memiliki daya saing dipasara. Umur pelat gesek

ditentukan dari hubungan antara volume keausan spesifik dan daya gesek,

sedangkan untuk menghitung volume keausan digunakan rumus :

VV = F . SV

dimana ;

VV = Volume Keausan [cm3]

F = Luas Permukaan Bidang Tekan [cm2]

SV = Batas Keausan [cm]


Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada
Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 37
Umur pelat gesek akhirnya dapat ditentukan dari pesamaan ;

VV
LB
QV R

dimana ;

LB = Umur Pelat Gesek [jam]

VV = Volume Keausan [cm3]

QV = Keausan Spesifik

3.2.9.1 Penghitungan Umur Pelat Gesek

Umur pelat gesek ditentukan dari hubungan antara volume keausan spesifik dan

daya gesek. Dengan adanya paku keling maka tebal lapisan permukaan gesek yang

aus diukur dengan keadaan paku keling tersebut adalah 2 mm dan ini sama dengan

tebal keausan maksimum dari pelat gesek.

Diketahui :

Tebal Lapisan Permukaan Gesek = 2 mm = 0,2 cm

Jumlah Pelat Gesek = 3 buah

maka, Volume Keausan :

VV = F . SV

= 274 x 0,2 x 3

= 164,4 cm3

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 38
Dengan Asumsi QV = 0,125, maka :

L V V
B
QV NR

164.4

0.125 0.8

= 1644 Jam

3.2.10 Temperatur Kerja Pelat dan Kopling

Temperatur kerja kopling harus memenuhi temperatur yang diizinkan, karena

apabila melewati batas yang diizinkan akan menyebabkan pelat gesek cepat sekali

aus yang menyebabkan umur pakai kopling lebih pendek. Temperatur kerja

kopling dipengaruhi oleh koefisien perpindahan panas dari rumah kopling, luas

perpindahan panas dan temperatur sekeliling .

Temperatur Kerja Kopling adalah :

t = tL + ? t

dimana ;

t = Temperatur Kerja Kopling

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 39
tL = Temperatur Lingkungan

? t = Kenaikan Temperatur

Semua parameter dalam satuan oC. Sementara itu kenaikan temperatur dapat

diketahui dengan persamaan :

632 N R
F K

dimana ;

FK = Luas Permukaan Bidang Pendingin [m2]

= Koefisien Perpindahan Panas [kcal/moC.jam]

Luas Permukaan Bidang Pendingin dapat diketahui dengan rumus :

d K
2
di2
F K d K bK
4

dimana ;

dK = Diameter Terluar atau Diameter Rumah Kopling [cm]

bK = Lebar Rumah Kopling [cm]

Koefisien perpindahan panas, dari rumah kopling dapat diketahui dari hubungan

berikut ;

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 40
3/4
4.5 6 V K

dimana ;

dK
V
60 n
K

VK = Kecepatan Tangensial Rumah Kopling [m/det]

maka kenaikan temperatur dapat dihitung dari hubungan sebagai berikut :


t R
N
632
K
S F

dimana ;

NR = Daya Gesek

FK = Luas Permukaan Bidang Pendingin

? = Koefisien Perpindahan Panas

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 41
3.2.10.1Penghitungan Temperatur Kerja Pelat dan Kopling

Dengan asumsi temperatur kerja lingkungan adalah 30oC, temperatur kerja

kopling adalah :

dk = Asumsi

dk = do + 3 x 5 cm

bk = 7 cm

karena itu,

dk = do + 3 x 5 cm

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 42
dk = (15,96 + 15 ) cm

= 30,96 cm

Luas Permukaan Bidang Pendingin dapat diketahui dengan rumus :

dK 2 di2
F K d K b K
4


3.14 30.96 2 2
11.20
FK 3.14 30.96 7
4


3.14 958.52 125.44
F K 3.14 30.96 7
4

= 680,5 + 653,9

= 1334,4 cm2

= 1334,40 x 10-4 m2

VK = Kecepatan Tangensial Rumah Kopling [m/det]

VK
d K n
60
3.14 30.96 4000

60

= 6480,96 cm/s

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 43
= 64,80 m/s

Sehingga,

3/4
4.5 6 V K
= 4.5 + 6 x (64,80)3/4

= 4.5 + 6 x 22,84

= 4.5 + 137,04

= 141,54 kcal/moC.jam

Sehingga,

632 N
tS R
FK

632 0.8

1334.40 10 4
141.54
= 26,78 0C
505.6

18.8
Sehingga temperatur kerja kopling (asumsi temperatur lingkungan 300C)

t = 37 0C + 26,78 0C

= 63,78 0C

3.2.11 Pemasangan Paku Keling

Paku keling yang dipasang pada pelat gesek dan pelat penghubung berfungsi

untuk meneruskan putaran pelat gesek ke pelat penghubung dan seterusnya ke

HUB, dan selanjutnya ke poros. Untuk penghitungan pemasangan paku keling

didapat dengan perhitungan berikut. Gaya yang dialami oleh setiap paku keling

didapatkan dengan menggunakan persamaan berikut :

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 44
F K 2 M R
Z

Dimana;

FK = Gaya Yang Diterima Masing-Masing Paku Keling

MR = Torsi Gesek

Z = Jumlah Paku Keling

Dimensi paku keling diketahui dengan menggunakan persamaan berikut ;

4 F K
d
3,14

Dimana;

FK = Gaya yang diterima masing-masing paku keling

= Tegangan geser material paku keling

3.2.11.1 Penghitungan Pemasangan Paku Keling

Pada mobil NEW MAZDA 2 ini menggunakan 3 macam paku keling yang

berbeda fungsi yaitu;

1. Paku Keling untuk Permukaan Gesek Dengan Pelat Penghubung.

Torsi MR = 3440 kgf.cm

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 45
Jarak keliling ke pusat r adalah 10 cm

MR 3440kgf cm
FR 344kgf cm
r 10cm
= 3440 N

Jumlah keliling yang digunakan ada 16 buah, maka gaya geser yang

ditanggung satu buah kopling adalah :

3440
FR1 215N
16
Jumlah patahan yang diasumsikan adalah 2 (n = 2)

Bahan paku keling A1Mg3F18 dengan FS = 2 dan Max = 27 Mpa

didapatkan

27Mpa
13,5Mpa
2

Maka diameter paku keling yang sesuai adalah :

4 FR1 4 307,13
d k1
3,14 3 13,5

860
3,18 mm 3mm
84,78

3.2.11.2 Paku Keling Untuk Pelat Penghubung 1 dengan Pelat Penghubung 2

Torsi MR = 3440 kgf.cm

Jumlah Keliling ke pusat r = 7 cm


MR 3440kgf cm
Kopling
PerancanganFUlang 491,4kgf cm Universitas Darma Persada
r 7cm
Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 46
= 4914 N

Jumlah keliling yang digunakan 16 buah, maka gaya geser yang

ditanggung satu buah kopling adalah :

4914
F R1 307.13N
16
Jumlah patahan yang diasumsikan adalah 3 (n = 3)

Bahan paku keling A1Mg3F18 dengan FS = 2 dan Max = 27 Mpa

didapatkan

27Mpa
13,5 Mpa
2

Maka diameter paku keling yang sesuai adalah :

4 F R1 4 307,13
d k1
3,14 3 13,5

1228,5
3,10 mm 3mm
127,17

3.2.11.3 Paku Keling Untuk Penghubung Dengan HUB

Torsi MR = 3440 kgf.cm

Jarak Keliling ke pusat r = 5,5 cm

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 47
M R 3440kgf cm
FR 625,5 kgf cm
r 5,5c
m
6255N

Jumlah keliling yang digunakan 16 buah,maka gaya geser yang

ditanggung satu buah kopling adalah :

6255
F R1 390.94N
16
Jumlah patahan yang diasumsikan adalah 4 (n = 4)

Bahan paku keling A1Mg3F18 dengan FS = 2 dan Max = 27 Mpa

didapatkan

27Mpa
13,5Mpa
2
Maka diameter paku keling yang sesuai adalah :

4 F 4 390,94
d k1
3,14 4 13,5

1563,8
3,04mm 3mm
169,56

3.2.12 Poros

Untuk perancangan poros, hal yang sangat berpengaruh adalah torsi dari kopling,

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 48
didapatkan harga torsi gesek dari kopling adalah 3440 kgf.cm atau 34,4 kgf.m

yang setelah dikonversikan ke satuan SI menjadi :

SI = 34,40 kgf.m x 9.81 = 337,46 Nm = 337460 Nmm

Material yang diambil untuk poros ini adalah AISI 4340 COLD DRAWN

99000psi 682,8Mpa
dengan

Dengan menggunakan rumus perhitungan poros dan harga tegangan geser, kita

d 16 M r
3

akan mendapatkan harga diameter poros yang kita inginkan, yaitu :

16 337460Nmm 5399360
d 3
2
3
3,14 682,8Nmm 2143,99

3 2518,37mm 3 13,61mm

Bab 4

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 49
HASIL DAN ANALISA PERANCANGAN

4.1 Hasil Perancangan

Dari perhitungan variabel-variabel yang berkaitan dengan perancangan ulang

koplin New Mazda 2 ini, diperoleh hasil sebagai beriku

Torsi Maksimum Mh = 1229,48 kgf.cm

Torsi Gesek Mr = 3440 kgf.cm

Kerja Gesek Ar = 3602,09 kgf.cm

Daya Geser Nr = 0,8 Hp

Diameter rata-rata pelat d = 13,58 cm

Diameter (luar) pelat d0 = 15,96 cm

Diameter (dalam) pelat di = 11,20 cm



Luas Bidang Tekan F = 274 cm2

Tekanan rata-rata permukaan p = 6,16 kgm/cm2

Tekanan Maksimum Permukaan Pmaks = 8,778 kgf/ cm2

Temperatur Kerja t = 63,78 0C

Umur Pelat Gesek Lb = 1644 Jam

4.2 Analisa Perancangan


Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada
Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 50
Dari hasil perancangan yang telah dilakukan melalui perhitungan berdasarkan

teori yang penulis peroleh, didapatkan ada beberapa spesifikasi yang berbeda

dengan ukuran yang sebenarnya berdasarkan data lapangan yang ada. Hal ini

dimungkinkan, karena adanya beberapa variabel yang diasumsikan yang

berpengaruh langsung terhadap hasil perancangan yang dibuat. Hal lain yang

cukup berpengaruh adalah asumsi-asumsi yang penulis lakukan, yang didapatkan

berdasarkan perkiraan-perkiraan atau pembulatan angka yang disesuaikan dengan

pemahaman yang penulis miliki.

Hal penting lain yang perlu diperhatikan pada perancangan kopling ini adalah

perancangan pada umur pakai plat kopling. Dengan semakin lamanya umur pakai

kopling, maka efisiensi dalam pemakaian akan semakin tinggi dan mampu untuk

bersaing dengan produk sejenis dipasaran. Umur plat ini dipengaruhi oleh

bebera a faktor antara lain ;

Luas permukaan gesek

Daya gesek

Faktor keausan plat gesek

Umur kopling berbanding lurus dengan luas permukaan serta volume keausan.

Semakin besar diameter plat gesek, maka permukaan akan semakin luas sehingga

volume keausannya besar dan umur pakai kopling akan lebih lama. Disamping itu

berdasarkan tegangan permukaan yang bekerja pada plat gesek dapat pula

diperkirakan jenis bahan yang cocok untuk plat gesek, sehingga dengan analisa ini

efisiensi ekonomis juga dapat dilakukan.

Perancangan Ulang Kopling Universitas Darma Persada


Teguh Budianto
Yefri Chan, ST, MT 51

Anda mungkin juga menyukai