Anda di halaman 1dari 38

PERENCANAAN

ENERGI NASIONAL

Created By : Kelompok 2
PELUANG
Keanekaragaman sumber daya energi: migas, batubara, panas bumi dan energi baru serta terbarukan
1 lainnya

Pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan meningkatkan kebutuhan energi dalam negeri dan
2 kemampuan / daya beli masyarakat serta akan menjadi daya tarik investasi swasta yang diperlukan
dalam pembangunan sektor energi

3 Potensi peningkatan efisiensi energi cukup besar

4 Potensi pasar energi nasional, regional dan internasional masih terbuka


Sumber energi fosil di Indonesia
Sumber energi terbarukan di
Indonesia
Kebutuhan energi
Perencanaan kebutuhan
energi
Pasokan Energi di Indonesia Menurut Jenis
(2000-2010)
Konsumsi Energi di Indonesia
Menurut Sektor
(2004-2010)
KENDALA
Ketidaksesuaian antara
Adanya disparitas
1 Struktur harga energi belum
mendukung diversifikasi dan 2 perkembangan ekonomi 3 persebaran sumber energi
dan konsumen sehingga
konservasi energi antar wilayah membutuhkan Infrastruktur
energi

Perbedaan harga energi fosil


di pasar internasional Industri energi khususnya
4 dengan di dalam negeri yang
disebabkan 5 minyak dan gas bumi serta 6 Ketidakstabilan pasar
ketenagalistrikan pada dan harga energi fosil
kemampuan/daya beli yang umumnya belum kompetitif
masih rendah

7 Iklim investasi belum


kondusif
KEBIJAKAN UTAMA
Konservasi Energi untuk meningkatkan
efisiensi penggunaan energi disisi suplai dan
pemanfaatan (DemandSide).
Diversifikasi Energi untuk meningkatkan
pangsa energi baru terbarukan dalam bauran
energi nasional (SupplySide).
Strategi konservasi energi
KEBIJAKAN
Visi Pengelolaan Energi terjaminnya penyediaan energi
Nasional untuk kepentingan nasional

Menjamin ketersediaan energi domestik


Meningkatkan nilai tambah sumber energi
Mengelola energi secara etis dan
berkelanjutan termasuk memperhatikan
Misi Pengelolaan Energi pelestarian fungsi lingkungan
Nasional Menyediakan energi yang terjangkau untuk
kaum dhuafa dan untuk daerah yang belum
berkembang
Mengembangkan kemampuan dalam negeri
yang meliputi kemampuan pendanaan,
teknologi dan sumber daya manusia dalam
rangka menuju kemandirian
KEBIJAKAN (Lanjutan)
Kebijakan utama
A. SISI PENYEDIAAN

1 Meningkatkan kemampuan pasokan energi

2 Mengoptimalkan produksi energy

3 Konservasi sumber daya energi


Meningkatkan kemampuan pasokan
1 energi

Diperlukan beberapa strategi khusus untuk memenuhi kebutuhan bahan baku


industri dan bahan baker nasional secara mandiri. strategi tersebut antara lain
dengan melakukan diversifikasi dan konservasi energi, serta dengan mendorong
investasi penyediaan bahan baker dalam negeri, mengembangkan infrastruktur
energi untuk kebutuhan domestik; mengamankan pasokan dalam negeri dengan
membatasi ekspor dan produksi; konservasi energi; mengembangkan kemampuan
local; mempertimbangkan economic of distance, memperbaiki regulasi dan
kapasitas institusi; serta prioritas keamanan pasokan energi, bukan sumber
pendapatan (APBN).
Mengoptimalkan produksi
2
energy
.
Pemerintah telah mengupayakan peningkatan produksi minyak nasional
dengan mengoptimalkan potensi yang ada serta mencari cadangan-
cadangan minyak baru. Selain itu, diupayakan pula dengan menggunakan
teknologi terbaru, sebagai contoh adalah Lapangan North Duri Area 12
yang dikelola PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Riau, Sumatra, yang
menerapkan teknologi steamflood. Dengan menerapkan teknologi tersebut
terbukti mampu meningkatkan produksi hingga lebih dari tiga kali lipat
dibandingkan dengan hanya primary recovery dan dapat memperpanjang
usia produksi lapangan
3 Konservasi sumber daya energi
Konservasi (penghematan) energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan
energi atau penggunaan energi yang optimal sesuai dengan kebutuhan sehingga
akan menurunkan biaya energi yang dikeluarkan (hemat energi hemat biaya).
Tujuan konservasi energi adalah untuk memelihara kelestarian sumber daya alam
yang berupa sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan
energi secara efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi.
Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien
dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit,
ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi.
KEBIJAKAN (Lanjutan)
Kebijakan utama
B. SISI PEMANFAATAN

1 Efisiensi pemanfaatan energi

2 Diversifikasi penggunaan sumber energi


1 Efisiensi pemanfaatan energi

Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah


kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi
energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup
meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal
ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi
kebutuhan pembangkit energi atau impor energi. Berkurangnya
permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih
metode produksi energi.
2 Diversifikasi penggunaan sumber
energi
Diversifikasi energi dimana sumber energi utama tidak hanya bergantung
pada bahan bakar fosil,melainkan beragam energi alternatif dan
terbarukan.Indonesia merupakan negara besar dengan sumber energi
alternatif dan terbarukan yang sangat melimpah,sinar matahari,air,panas
bumi,angin,laut,dan flora yang beraneka macam dan kesemuannya dapat
dimanfaatkan sebesar besarnya untuk memenuhi kebutuhan energi
masyarakat Indonesia.
Dengan diversifikasi energi ini ketergantungan akan bahan bakar fosil
akan amat sangat jauh berkurang,karena sumber energi alternatif lain
telah menggantikan posisi bahan bakar fosil dibanyak ranah yang
dahulunya masih menggunankan bahan bakar
KEBIJAKAN (Lanjutan)
Kebijakan utama
C. Mendorong harga energy ke arah harga keekonomian untuk
pengembangan energy dengan tetap memberikan subsidi bagi
masyarakat duafa ( tidak mampu)
D. PELESTARIAN LINGKUNGAN

Tingkat Makro = pembangunan berkelanjutan

Tingkat Mikro = Internalisasi eksternalitas


Tingkat Makro
(pembangunan berkelanjutan)
Pembangunan berkelanjutan yaitu suatu upaya sadar yang terencana yang
memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan
untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi saat ini dan
generasi di masa mendatang.
pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan
bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa
menghabiskan modal alam. Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada
isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga
lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan
lingkungan.
Tingkat Mikro
(Internalisasi eksternalitas)
Internalisasi eksternalitas merupakan memasukkan insentif perubahan dengan melibatkan orang-
orang dalam proses produksinya dengan kata lain orang-orang yang terlibat dalam produksi
membuat inovasi dalam meminimalkan polusi yang dihasilkan.

Pemerintah dapat melakukan internalisasi suatu eksternalitas dengan mengenakan keringanan


pajak terhadap produsen untuk yang berhasil mengkonversikan kuantitas keseimbangan kedalam
kuantitas keseimbangan secara sosial. Jika suatu perusahaan sudah menerapkan teknologi
dalam penanganan polusi maka biaya social dari produksi lebih kecil dari biaya yang di keluarkan
oleh produsen dan konsumen. Sebagian dampak eksternalitas kadang-kadang dapat
terselesaikan sendiri oleh perusahaan. Pemerintah juga sering membantu dalam pemberian
subsidi sebagai metode untuk menginternalisasikan eksternalitas. Ketika perusahaan tidak dapat
mengatasi eksternalitas, maka pemerintah akan mengambil tindakan. Pajak merupakan alat
utama yang digunakan untuk internalisasi eksternalitas negatif. Subsidi merupakan alat utama
yang digunakan untuk internalisasi eksternalitas positif.
KEBIJAKAN (Lanjutan)
Kebijakan pendukung
Pengembangan infrastruktur energy untuk meningkatkan akses
1 konsumen terhadap energi

2 Perlindungan masyarakat tidak mampu

3 Pelestarian lingkungan

4 Kemitraan pemerintah dan dunia usaha

Pengembangan litbang dan diklat


5
Pemberdayaan fungsi koordinasi
6
Pengembangan infrastruktur energy untuk
meningkatkan akses konsumen terhadap energi

Pembangunan infrastruktur energi merupakan salah satu kegiatan prioritas


Kementerian ESDM untuk mengejar ketertinggalan infrastruktur yang
memadai guna mewujudkan kedaulatan dan kemandirian energi.
Direktorat Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas
Bumi di Direktorat Jenderal Minyak Dan Gas Bumi dan Direktorat
Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Energi Baru, Terbarukan, Dan
Konservasi Energi dibentuk Kementerian ESDM untuk mengoptimalkan
pembangunan infrastruktur energi di Indonesia yang selama ini berjalan
kurang maksimal. Diharapkan dengan pembentukan dua Direktorat ini
pembangunan infrastruktur migas dan energi baru terbarukan dapat
terlaksana degan baik.
Kemitraan pemerintah dan dunia
usaha
Terdapat sejumlah fakta mengenai pentingnya hubungan antara perusahaan
dengan pemerintah, sebagaimana dikemukakan
Dunia usaha merupakan mitra pemerintah untuk mengelola sumber daya yang
mustahil bila seluruhnya bisa dikelola oleh pemerintah.
Dunia usaha membantu pemerintah dalam dalam memutar roda perekonomian
dan menggerakkan pembangunan.
Dunia usaha memberikan penghasilan kepada pemerintah antara lain dalam
bentuk pajak retribusi. Semakin besar usahanya, semakin besar pula pajak yang
dapat disetor kepada pemerintah.
Pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana


masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk
memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat
hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi. Suatu usaha
hanya berhasil dinilai sebagai "pemberdayaan masyarakat" apabila
kelompok komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agen
pembangunan atau dikenal juga sebagai subjek. Disini subjek merupakan
motor penggerak, dan bukan penerima manfaat atau obyek saja.
Pengembangan litbang dan diklat

Dalam pengelolaan energi nasional tentunya dilakukan pengembangan penelitian dan


pengembangan serta pendidikan dan pelatihan agar energi nasional dapat berjalan dengan
sangat baik sesuai dengan yang diinginkan.

Pemberdayaan fungsi koordinasi

Untuk mewujudkan usaha pemerintah dalam pengelolaan energi nasional tersebut sangat
diperlukan koordinasi sesuai dengan fungsi dan wewenangnya .
STRATEGI
1. Mengembangkan mekanisme harga keekonomian energy

Dalam hal ini diperlukan pembenahan terhadap berbagai kendala


pengembangan yang selama ini dihadapi kalangan industri dan produsen
energi, baik dari sisi produksi maupun pemasaran.
Mengingat, pengembangan energi tersebut tergantung harga
keekonomiannya. Karena itu, harus komersial dan terjangkau agar bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat dengan mudah dan terjangkau. Jika proyek
pengembangan bisa mencapai keekonomian (adanya margin keuntungan),
maka dipastikan akan mendorong masuknya investasi, baik dari dalam
maupun luar negeri. Tetapi, bila tidak ada pembenahan, baik dari sisi
produksi maupun pemasaran, maka energi itu akan sulit dikembangkan.
STRATEGI
2. Meningkatkan keamanan pasokan energy dengan memperhatikan aspek
lingkungan

Dalam menjamin keamanan pasokan energi, pelaku usaha yang melakukan


kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting diwajibkan
untuk melakukan AMDAL (ANDAL, RKL dan RPL) sedangkan yang tidak
mempunyai dampak penting diwajibkan membuat Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai dengan
ketentuan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL), serta produk hukum terkait
lainnya.
STRATEGI
3. Menerapkan prinsip-prinsip good governance dan transparasi
Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu
kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang
dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi
penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara.
Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
diambil oleh pemerintah. Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan
timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan
informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang
akurat dan memadai. Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang
bebas.
STRATEGI
4. Mendorong investasi swasta bagi pengembangan energi

Dalam upaya tersebut pemerintah telah menerapkan kebijakan dan peraturan


untuk mendorong berkembangnya energi terbarukan dan untuk mencapai
target konservasi energi, seperti; meningkatkan penggunaan campuran
biodiesel pada pembangkit listrik, menyediakan feed-in tariff untuk energi
terbarukan skala kecil dan memberikan subsidi listrik yang dihasilkan dengan
menggunakan energi terbarukan yang dibeli oleh PLN, menyediakan instrumen
fiskal termasuk insentif pajak demi meningkatkan proyek-proyek energi
terbarukan, kampanye hemat energi, pemasangan label pada peralatan rumah
tangga bagi peningkatan efisiensi energi, dan paket ekonomi untuk
meningkatkan kemudahan berbisnis di Indonesia.
STRATEGI
5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan energi
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, menurut kartasasmita
(1996:159-160), harus dilakukan melalui beberapa kegiatan : pertama,
menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang (enabling). kedua, memperkuat potensi atau
daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering). ketiga,
memberdayakan mengandung pula arti melindungi. di sinilah letak titik
tolaknya yaitu bahwa pengenalan setiap manusia, setiap anggota
masyarkat, memiliki suatu potensi yang selalu dapat terus
dikembangkan. artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tidak
berdaya, karena kalau demikian akan mudah punah.
UPAYA
Upaya

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5


Strategi 1

Rasionalisasi Harga Energi


Penerapan mekanisme insentif ekonomi dan pajak energi
Strategi 2

Peningkatan efisiensi energi, khususnya BBM


Peningkatan status cadangan terbukti energi dan cadangan energi strategis (SPR Strategic
Petroleum Reserves)
Penggunaan cadangan gas bumi baik cadangan besar ataupun kecil untuk kebutuhan domestik
dan cadangan gas mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor (dalam
UU Migas ada konsep mengenai DMO gas yang mencakup juga insentif)
Penerapan DMO terhadap batubara, dengan memberikan insentif ekonomi untuk mendorong
pasokan dan penggunaan dalam negeri termasuk coal liquefaction, upgrading brown coal
(UBC) dan gasifikasi batubara serta teknologi batubara bersih lainnya
Pengembangan advanced energy technologies berdasarkan Landmark Teknologi Energi
Pengembangan potensi panas bumi untuk penggunaan langsung maupun tidak langsung
Strategi 3

Penerapan mekanisme open access pada infrastruktur energi


Deregulasi di tingkat makro dan mikro (corporate)
Harmonisasi pengaturan panas bumi dengan ketenagalistrikan
Harmonisasi pengaturan pemanfaatan kawasan hutan untuk
pertambangan dan energi
Penetapan kelembagaan yang bertanggung jawab dalam pengaturan
standarisasi dan spesifikasi produk-produk EBT dan pelaksana program
kegiatan nuklir
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai