Anda di halaman 1dari 18

PERKEMBANGAN PESTISIDA.

Pestisida merupakan zat kimia yang digunakan untuk membasmi hama baik berupa hewan
maupun tumbuhan. Penamaan pestisida biasanya berdasarkan aplikasinya terhadap obyek yang
diberantasnya. Pembasmian pada jamur digunakan Fungisida, pada gulma (tanaman
pengganggu) digunakan Herbisida, sedangkan untuk penanggulangan rayap digunakan
Termisida.

Perkembangan pestisida seiring sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dalam hal ini
adalah ilmu kimia. Apalagi dengan isu-isu lingkungan yang semakin gencar, maka semakin
memacu upaya penemuan formula-furmula kimia yang semakin ramah terhadap lingkungan.

Pestisida generasi awal adalah formulasi kimia yang bernama ORGANOKLORIN ( Aldrin,
Dieldrin, Lindane dll). Jenis ini sangat kuat dan dapat membunuh binatang-binatang predator
yang menjadi pemangsa hama yang dibasmi, sehingga hama menjadi semakin sulit dikendalikan.
Selain daripada itu tidak mudah terurai sehingga berbahaya pada lingkungan dan sekarang sudah
dilarang penggunaannya.

Generasi berikutnya adalah ORGANOFOSFAT (Klorfervinphos, Klorphirifos, Isofenfos phoxim


dll). Pengunaannya masih relatif dengan dosis tinggi, volatilitasnya tinggi dan berbau tajam.
Formulasi berikutnya adalah PYRETHROID (Bifentrine, Cypermetrine, Deltametrine dll).
Formula ini sudah relatif lebih rendah dosisnya dan toksisitas terhadap mamalia juga rendah
baunya juga tidak terlalu menyengat.

Pengggunaan pestisida masih dituntut dengan dosis yang sangat rendah, maka ditemukan
formula PHENYL PYRAZOLE (Fipronil) . Dan kemudian formula NITRO GUANIDINE
(Imidakloprid) yang efektif pada dosis sangat rendah dan tidak berbau.

Kedua generasi terakhir yaitu PHENYL PYRAZOLE dan NITRO GUANIDINE mempunyai
sifat non repelen, yang artinya tidak menolak rayap. Tetapi rayap secara tidak sadar telah
memasuki area yang telah di-treatment dan membawa racun kedalam koloninya, sehingga dapat
meracuni seluruh koloni.
Diposkan oleh manajemenrayap di 17.1.08 0 komentar

Selasa, 15 Januari 2008


TIP MENGURANGI RESIKO SERANGAN RAYAP.

Mengurangi serangan rayap pada bangunan dapat dilakukan pada tahap pra-kontruksi maupun
pada tahap pasca-kontruksi. Pada tahap pra-kontruksi: bersihan sisa-sisa kayu bekas bangunan,
karena kayu tersebut dapat mengundang rayap dengan cepat. Untuk pemasangan kusen, hindari
kaki kusen menempel langsung pada lantai (gunakan umpak/locis). Lemari/kitchen set yang
menempel pada dinding dan lantai juga sangat rawan terhadap serangan rayap.
Pada tahap pasca-kontruksi: pencahayaan dan ventilasi udara yang baik dapat mengurangi
serangan rayap. Peletakan furnitur berilah jarak kira-kira 10 cm dari dinding, selain mudah
dibersihkan juga untuk mengontrol serangan rayap yang muncul dari retakan dinding dan lantai.
Tempat-tempat yang memerlukan perhatian kusus yaitu: dapur, kamar mandi, gudang, instalasi
listrik (steker dan stopkontak), instalasi drainase dan kebun.
Diposkan oleh manajemenrayap di 15.1.08 0 komentar

Jumat, 11 Januari 2008


METODE PENGEDALIAN RAYAP PADA BANGUNAN
Pengendalian rayap pada bangunan dapat dilakukan secara pra-kontruksi maupun
pasca-kontruksi. Perlakuan keduanya meliputi perlakuan tanah (soil treatment) dan
perlakuan kayu (wood treatment). Metode perlakuan tanah secara pra-kontruksi yaitu
menyemprot galian pondasi dan lantai tanah dengan larutan kimia (termisida).
Sedangkan untuk pasca-kontruksi dengan mengebor sisi-sisi dinding bangunan,
kemudian diinjeksi dengan larutan kimia (termisida). Untuk perlakuan kayu dilakukan
penyemprotan seluruh komponen kayu yang meliputi: rangka atap, rangka plafon dan
kusen-kusen.

Secara garis besar fungsi dari perlakuan tanah adalah membuat penghalang kimiawi
(chemical barrier) antara bangunan dan koloni rayap yang ada didalam tanah, sehingga
rayap tidak dapat masuk dan merusak isi bangunan ( furnitur, buku dan kertas-kertas
dokumen). Sedangkan perlakuan kayu berfungsi melindung kayu dari serangan rayap
yang ada disekitar bangunan maupun rayap yang sudah ada di dalam kayu itu sendiri.

Kunci keberhasilan pengendalian rayap pada bangunan adalah penggunaan termisida


yang tepat baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Dan yang paling utama adalah
profesionalitas dan integritas orang yang meng-aplikasikan-nya.
Diposkan oleh manajemenrayap di 11.1.08 0 komentar

Selasa, 01 Januari 2008


Rayap
Rayap merupakan serangga pemakan selulosa, jadi bahan-bahan yang mengandung
selulosa seperti kayu dan produk turunannya yaitu kertas merupakan makanannya.
Untuk mencapai makanannya rayap dapat menembus/merusak bahan-bahan lainnya
baik berupa logam maupun plastik.
Kerugian yang ditimbulkan oleh rayap dapat mencapai trilyun-an rupiah/tahun. Rayap
dapat menyerang berbagai macam property seperti perumahan, pergudangan maupun
kawasan industri. Selain daripada itu rayap juga banyak merugikan di bidang
perkebunan seperti kelapa sawit, karet maupun perkebunan jati. Kota-kota besar
seperti Jakarta, Surabaya, Bandung paling banyak menderita kerugian akibat serangan
rayap.

Mengapa rayap banyak merusak di daerah perkotaan? Hal ini terjadi karena terjadi
perubahan habitat didaerah perkotaan. Area yang dahulu berupa kebun, sekarang
berubah menjadi area perumahan. Sehingga rayap yang dulu makan kayu/sisa-sisa
kayu dikebun sekarang makan kayu bangunan rumah maupun furnitur dan kertas yang
banyak terdapat dirumah.

PERBANDINGAN ANTARA SISTEM UMPAN DAN SISTEM


PENYEMPROTAN/INJEKSI
Perkembangan sistem pengendalian rayap, memunculkan sistem pengendalian rayap dengan cara
umpan (baiting system). sistem ini di-klaim mampu membasmi rayap tanpa merusak lingkungan
dan bangunan/rumah yang diaplikasi. Karena hanya menggunakan umpan beberapa titik saja
kurang lebih (4m-5m). Sedangkan sistem penyemprotan/injeksi meng-aplikasi seluruh
permukaan tanah untuk pra kontruksi dan seluruh jalur rayap pada pasca kontruksi.
Dari kedua sistem diatas tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk itu
perlu analisa dan survey yang mendalam sebelum memilih akan menggunakan salah satunya.
Sistem umpan (baiting system) tentu lebih ramah lingkungan, karena menggunakan bahan kimia
jauh lebih sedikit. tetapi apakah umpan itu dapat menarik rayap, seperti halnya GULA yang
menarik SEMUT? Sedangkan sistem penyemprotan/injeksi secara lingkungan kurang begitu
ramah, tetapi mempunyai jangkauan perlindungan terhadap bangunan /rumah yang lebih luas.

FOSIL RAYAP.

Berdasarkan waktu geologis keberadaan rayap di bumi sudah


terdeteksi dari zaman Mesozoic atau akhir zaman Palaezoic atau
sekitar 225 juta tahun yang lalu. Beberapa fosil telah ditemukan
di berbagai tempat di seluruh dunia. Fosil tertua ditemukan di
hutan Arizona yang diperkirakan berumur 220 juta tahun yang
lalu. Fosil lainnya ditemukan di Inggris utara yang diperkirakan
berumur 120 juta tahun yang lalu, kemungkinan dari golongan
Cretatemitinae. Di Brazil ditemukan fosil yang lebih muda yaitu
berumur sekitar 110 juta tahun yang lalu yaitu rayap Meiatermes
araipena. Pada zaman Miocene dan zaman Oligocene sekitar 26
sampai 38 juta tahun yang lalu ditemukan fosil rayap
Mastotermitidae di Mexiko dan Eropa.
Diposkan oleh manajemenrayap di 23.10.11 0 komentar

LARON: PENERUS KOLONI RAYAP.

Pada awal musim hujan biasanya banyak laron yang


berterbangan menuju cahaya lampu di sekitar rumah. Laron
adalah rayap yang telah mencapai tahap dewasa/imago dan siap
untuk melakukan perkawinan. Laron terbang keluar sarang
(swarming) secara berkelompok untuk mencari pasangan dan
membentuk koloni baru. Setelah berada di luar sarang, rayap
melepaskan sayap-sayapnya dan bergerak dengan lincah untuk
menarik pasangannya.
Setelah menemukan pasangan, rayap berjalan beriringan,
dimana rayap betina berada didepan rayap jantan. Pasangan
rayap akan mencari tempat yang tepat untuk memulai
membangun sarang. Dalam beberapa hari setelah mendiami
sarang, pasangan rayap akan melakukan perkawinan/kopulasi.
Rayap betina/ratu rayap akan mengalami pembesaran
perut/abdomen dari ruas di ujung kepala sampai ruas paling
belakang (physogastric). Beberapa hari berikutnya telur mulai
menetas, dalam jangka waktu 6 bulan sampai 7 bulan anak rayap
sudah mulai dapat bekerja, dan terbentuklah koloni baru yang
terdiri dari raja dan ratu rayap, rayap prajurit dan rayap pekerja.
Diposkan oleh manajemenrayap di 23.10.11 0 komentar

Jumat, 21 Oktober 2011


SARANG RAYAP

Sarang rayap merupakan faktor yang penting bagi kemampuan


hidup dan penyebaran rayap di seluruh dunia. Sarang rayap
mempunyai sistem pengaturan suhu (thermoregulasi) yang
dapat mengatur kondisi yang ideal yang dibutuhkan untuk
lingkungan hidup yang sesuai dengan kehidupan rayap. Karena
itu rayap mampu hidup dari lingkungan tropis yang panas
sampai daerah sub-tropis yang dingin. Bentuk dan tipe sarang
rayap berbeda-beda tergantung pada famili/genus/jenis masing-
masing rayap. Sarang di dalam kayu kering dari famili
Kalotermitidae, sarang di dalam kayu lembab dari famili/jenis
Termopsidae, sarang di atas pohon/arboreal dari genus
Neotermes dan Nasutitermes, sarang karton dari genus
Coptotermes dan sarang bukit dari dari famili Termitidae yang
dapat mencapai ketinggian hingga puluhan meter. Sarang rayap
disebut juga Termitarium/Mosamus atau Pundhung.
Diposkan oleh manajemenrayap di 21.10.11 0 komentar

Senin, 17 Oktober 2011


RAYAP PRAJURIT

Rayap prajurit populasinya sangat sedikit bila dibanding dengan


populasi rayap pekerja yaitu hanya 10% sampai 20% dari total
populasi. Peran rayap prajurit adalah menjaga koloni dari
serangan predator seperti semut atau binatang kecil. Rayap
prajurit berukuran lebih besar dari rayap pekerja. Mempunyai
senjata mandibel di kepalanya yang dapat berfungsi sebagai
penusuk, pengiris dan penjepit. Rayap golongan tertentu
mempunyai "senjata kimia" yaitu cairan sekresi kelenjar
frontal yang disemprotkan melalui nasut (nasutoid) dan kelenjar
saliva yang disemprotkan melalui mulut. Dengan resiko
kematian rayap prajurit mengorbankan dirinya sendiri untuk
menjaga sarangnya.
Rayap prajurit bisa berjenis kelamin jantan atau betina
tergantung jenisnya. Species-species tertentu rayap prajuritnya
mempunyai ukuran yang berbeda-beda (polimorfisme) ada
prajurit yang berukuran besar/mayor, prajurit sedang/intermediet
dan prajurit yang berukuran kecil/minor. Rayap prajurit akan
menyerang rayap dari luar koloninya walaupun dari jenis yang
sama. Setiap koloni mempunyai kode kimia/feromon yang
berbeda.
Diposkan oleh manajemenrayap di 17.10.11 0 komentar

RAYAP PEKERJA

Rayap pekerja merupakan tulang punggung kehidupan sebuah


koloni rayap. Mendominasi sekitar 80% sampai 90% jumlah
populasi dalam suatu koloni. Bertugas mulai dari mencari
makanan, membangun dan merawat sarang, memberi makan
semua anggota koloni (ratu, raja dan rayap prajurit) dan
merawat telur dan bayi-bayi rayap. Kalau ratu rayap dapat
hidup sampai 20 tahun, rayap pekerja hanya hidup sampai
kurang lebih 3 tahun. Rayap pekerja mulai aktif bekerja dari
umur 6 sampai 7 bulan. Karena peran tersebut di atas, maka
rayap pekerjalah yang bertanggung jawab terhadap kerusakan
tanaman, rumah atau bangunan yang merugikan manusia.
Rayap bersifat kanibal yaitu dengan memakan rayap yang lemah
atau sakit untuk menjaga keseimbangan (homeostatika). Dari
peran rayap pekerjalah metoda-metoda pengendalian hama
rayap diterapkan. Rayap pekerja yang telah terinfeksi termisida
menularkan kepada seluruh anggota koloni melalui makanan.
Diposkan oleh manajemenrayap di 17.10.11 0 komentar

Rabu, 05 Oktober 2011


BAGAIMANA RAYAP MASUK KE DALAM RUMAH?

Sering timbul pertanyaan bagaimana rayap tiba-tiba masuk dan


merusak rumah tanpa diketahui jalur atau jalan masuknya?
Rayap merupakan serangga yang mempunyai sifat
kriptobiotik yaitu hidup secara sembunyi-sembunyi dan
menghindari cahaya. Apabila melalui tempat terbuka rayap
melindungi dirinya dengan membuat lorong-lorong kembara
yang terbuat dari tanah (sheltertubes). Hal ini mudah terdeteksi,
biasanya terlihat di celah antara tembok dan kayu kusen, dari
retakan-retakan dinding, nat keramik, marmer, granit atau bahan
lantai lainnya.
Sedangkan yang sulit terdeteksi adalah yang melalui jalur-jalur
pipa listrik dan pipa drainase. Melalui pipa listrik baik di dalam
maupun di luar pipa, rayap dapat menjangkau seluruh sudut
dalam rumah. Biasanya baru terdeteksi setelah muncul butiran-
butiran tanah dari steker atau stop kontak listrik. Dari pipa
drainase rayap bisa melalui celah celah antara pipa dan tembok,
baik dari pipa drainase air bersih maupun air kotor. Terutama
pada pipa drainase air kotor yang besar, terdapat lilitan jaring
kawat untuk memudahkan dan merekatkan pemasangan semen
penutup, dan di sinilah banyak celah untuk jalur masuk rayap.
Secara horisontal rayap dapat menjelajah (foraging) sejauh
puluhan meter, maka tidak sulit pula bagi rayap untuk mencapai
jarak puluhan meter keatas atau vertikal. Apalagi bila telah
menemukan celah-celah melalui jalur pipa kabel atau pipa
drainase.
Diposkan oleh manajemenrayap di 5.10.11 0 komentar

Selasa, 04 Oktober 2011


PERBEDAAN RAYAP, SEMUT DAN TAWON

Adalah sesuatu hal yang wajar apabila timbul kekuatiran apabila


disekitar rumah kita banyak serangga yang berterbangan,
terutama pada awal musim penghujan. Bisa jadi itu adalah rayap
yang akan menjadi hama perusak rumah anda. Terutama bahan-
bahan yang mengandung selulosa terutama komponen bangunan
yang berbahan kayu, furniture, kertas dan yang lainnya.
Serangga yang paling banyak berterbangan diawal musim hujan
memang kebanyakkan adalah rayap kemudian semut dan tawon
tanah. Untuk itu kita harus tahu perbedaan antara rayap, semut
dan tawon tanah. Secara morfologi atau bentuk sangat mudah
dibedakan antara rayap, semut dan tawon tanah. Yang pertama
adalah bentuk fisik : rayap mempunyai bentuk fisik yang relatif
lebih lurus dari ketiga bagian badannya atau tagmata yaitu
kepala-dada-perut (cephalo-thorax-abdomen), sedangkan semut
dan tawon tanah lebih berlekuk diantara ketiga tagmata-nya.
Yang kedua dari bentuk sayapnya : sayap rayap berbentuk dua
pasang yang sama besarnya (ordo Isoptera) sedangkan sayap
semut dan tawon tanah bagian belakang lebih kecil (ordo
Hymenoptera). Diantara rayap dan semut secara rantai makanan
bersifat sebagai musuh alaminya, karena semut suka menyerang
sarang rayap dan memakan rayap. Sedangkan tawon tanah
sering disalahpahami sebagai rayap, karena suka membentuk
sarang dari tanah yang menempel di dinding atau plafon.

PENGENDALIAN RAYAP PASCA KONSTRUKSI

Pengendalian rayap pasca konstruksi adalah pengendalian rayap


pada bangunan yang sudah jadi, baik untuk pencegahan maupun
untuk penanggulangan terhadap rayap yang sudah terlanjur
menyerang. Secara teknis lebih membutuhkan banyak ketelitian
dan kesabaran, karena biasanya bangunan sudah terisi berbagai
macam furnitur, partisi-partisi maupun ornamen-ornamen
lainnya. Ada dua perlakuan yaitu perlakuan tanah (soil
treatment) dan perlakuan Kayu (wood treatment).
Perlakuan tanah dengan cara pengeboran seluruh sisi-sisi
dinding untuk memasukan larutan kimia, guna memutus jalur
rayap dari bawah tanah. Kemudian merapikan bekas lubang
dengan menutup dengan semen yang sewarna dengan keramik,
marmer atau granit.
Perlakuan kayu adalah menyemprot semua komponen kayu dari
rangka atap, plafon, kusen-kusen, belakang lemari dan kitchen
set dan partisi-partisi bila ada. Langkah terakhir adalah
penyemprotan sekeliling bangunan luar yang memungkinkan
seperti taman depan, belakang atau samping bangunan.
Diposkan oleh manajemenrayap di 27.9.11 0 komentar

PENGENDALIAN RAYAP PRA KONSTRUKSI

Pengendalian rayap pra konstruksi relatif lebih efisien baik


secara teknis maupun efektifitasnya. Terbagi menjadi dua jenis
perlakuan yaitu: perlakuan tanah (soil treatment) dan perlakuan
kayu (wwd treatment). Perlakuan tanah secara garis besar adalah
membuat penghalang kimia (chemical barrier) antara tanah dan
bangunan, sehingga rayap yang hidup di sekitarnya tidak dapat
menembus ke dalam bangunan.
Pekerjaan awal adalah penyemprotan galian pondasi, kemudian
dilanjutkan dengan penyemprotan tanah urug di sisi luar dan
dalam pondasi. Langkah selanjutnya adalah penyemprotan lantai
tanah yang sudah siap untuk dilapisi adukan semen. Langkah
terakhir adalah penyemprotan sekeliling bangunan atau halaman
setelah dibersihkan dari puing-puing sisa bahan
bangunan. Manfaat perlakuan tanah selain melindungi bahan
bangunan yang terbuat dari kayu, juga melindungi isi bangunan
seperti furnitur dan barang barang berharga yang mengandung
selulosa.
Perlakuan kayu adalah penyemprotan semua komponen-
komponen bangunan yang terbuat dari kayu. manfaatnya adalah
untuk melindungi kayu dari serangan rayap dari lingkungan
sekitar maupun rayap kayu yang mungkin sudah ada di dalam
kayu atau rayap kayu kering. Dengan demikian dapat
memperpanjang masa pakai kayu.
Diposkan oleh manajemenrayap di 27.9.11 0 komentar

Minggu, 25 September 2011


PENGENDALIAN RAYAP PADA BANGUNAN
Pengendalian rayap pada bangunan dapat bersifat pencegahan
(preventive) atau pembasmian (curative). Tindakan pencegahan
bisa dilakukan sebelum bangunan berdiri atau pra-konstruksi
maupun bangunan yang sudah berdiri atau pasca-konstruksi.
Tindakan pembasmian tentu dilakukan pada bangunan yang
sudah jadi yang telah terserang rayap.
Pengendalian rayap tersebut di atas mempunyai ke-efektifitas-an
masing-masing. Pencegahan sebelum bangunan berdiri tentu
lebih efektif bila dibandingkan dengan bangunan yang sudah
berdiri. Namun demikian semua hal tersebut diatas tergantung
pada kualitas dan kuantitas termisida yang digunakan dan yang
paling penting adalah kapabilitas dan kredibilitas orang yang
melaksanakan (MAN BEHIND THE GUN).
Diposkan oleh manajemenrayap di 25.9.11 0 komentar

Sabtu, 24 September 2011


RAYAP DI KOTA-KOTA BESAR DI INDONESIA

Penelitian rayap di Indonesia


kebanyakan dilakukan di kota-kota besar, karena rayap sudah
menjadi hama yang sangat merugikan yang menyerang segala
bentuk property baik perumahan biasa maupun gedung-gedung
bertingkat. Walaupun besar juga kerugian yang ditimbulkan oleh
rayap pada bidang perkebunan dan yang lainnya. Kota kota
metropolitan seperti JABODETABEK, Bandung, Surabaya,
pulau Bali, pulau Batam, sudah banyak menghasilkan penelitian
tentang hama rayap tersebut.
Telah ter-identifikasi sekitar 200 jenis rayap yang hidup di
Indonesia dari sekitar 2500 jenis di seluruh dunia. Dari berbagai
penelitian yang telah dilakukan hanya 9 sampai 15 jenis rayap
yang banyak menyerang perumahan kota-kota besar di
Indonesia. Perubahan habitat-lah yang menyebabkan rayap
sebagai dekomposer yang menguntungkan bagi kehidupan,
berubah menjadi hama yang merugikan di kota-kota besar di
Indonesia.
Diposkan oleh manajemenrayap di 24.9.11 0 komentar

Rabu, 21 September 2011


HABITAT RAYAP DI DUNIA

Mayoritas rayap hidup didaerah tropika dan dataran rendah,


semakin tinggi garis lintang dan dataran dari permukaan laut
populasi rayap semakin sedikit. Penyebaran rayap dapat
mencapai sampai garis lintang 50 lintang selatan dan lintang
utara. Genus Porotermes hidup di Tasmania, Australia tenggara
dan Chile. Dan genus Archotermopsis hidup di daerah
pegunungan Himalaya yang berketinggian 3000 meter di atas
permukaan laut.
Genus Heterotermes hidup di daerah ber-iklim panas Amerika,
Karibia dan India. Genus Reticulitermes hidup di daerah sub
tropis Amerika serikat, Kanada, Asia tengah, Jepang dan China,
Genus Mastotermes dapat dijumpai di Papua New Guinea dan
Australia. Sub famili Macrotermitinae hanya hidup di Asia dan
Afrika. Genus tertentu dapat hidup di seluruh dunia dan genus
tertentu hanya terdapat di wilayah tertentu pula.
Diposkan oleh manajemenrayap di 21.9.11 0 komentar

METAMORFOSIS RAYAP

Metamorfosis adalah proses perubahan bentuk, perilaku dan


habitat yang dialami suatu hewan dari masa kelahiran sampai
dewasa. Tidak semua hewan melewati fase-fase yang sama, oleh
karena itu dibedakan menjadi metamorfosis sempurna
(Holometabola) dan metamorfosis tak sempurna
(Hemimetabola).
Dalam siklus hidup rayap mengalami metamorfosis tak
sempurna (Hemimetabola) karena dari fase pertama yang
disebut larva/ nimfa menuju dewasa mengalami pertumbuhan
berulang dan pergantian kulit (ekdisis), fase ini disebut fase
Instar. tanpa melewati fase pupa atau chrysalis atau
pembentukan kepompong.
Diposkan oleh manajemenrayap di 21.9.11 0 komentar

Senin, 19 September 2011


JENIS RAYAP

Tidak kurang telah ter-indentifikasi 2700 jenis rayap diseluruh


dunia, dan sekitar 200 jenis dapat hidup di Indonesia. Kondisi
iklim dan tanah di Indonesia merupakan habitat yang tepat,
sehingga memungkinkan banyaknya jenis rayap yang terdapat di
Indonesia. Kurang lebih delapan puluh persen daratan di
Indonesia merupakan habitat yang baik bagi kehidupan rayap.
Baik di daerah perkotaan maupun pedesaan dan dari daerah
pegunungan sampai daerah pantai. Secara garis besar terbagi
dua jenis rayap yaitu: rayap tanah dan rayap kayu kering.
Sebagai hama keduanya dapat menimbulkan kerugian yang
sangat besar bagi kehidupan manusia.

Anda mungkin juga menyukai