1 Logo Perusahaan
1
Visi
Visi PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah :
Misi
Misi PT. Charoen Pokphand Indonesia adalah :
2
restaurant lain. PT. Charoen Pokphand Indonesia-Chicken Processing Plant,
sangat mengutamakan kebersihan dan kualitas dari
3
produk yang dihasilkan, untuk itu masalah sanitasi dan hygenis serta jaminan
halal sangat diutamakan , untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dan
memenuhi harapan serta kebutuhan pelanggan.
4
bawahannya lagi yaitu dimana perusahaan dipimpin
oleh Plant Head dengan dibantu 1 Section Head Utility
dan 11 Supervisor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
P L AN T A D M IN
F URTHE R PPIC
S AUS AG E SLAUG HTE RHO US E P & GA WAR E HO US E U TILI TY MAINTENANCE S I P I L & WW T PURCHA QSCI NLAGB
LO G IS TIK
Staf
Asst. Prod. Asst. Pro d . Asst. Prod. S up erv is o r S uper v is or S ec t io n He ad S up erv is o r S up erv is o r S up
S erv
up erv
is ois
r or
(SP(SH)
& FP )
Mana ger Manager Mana ger
( SH ) ( ( SH ) (
( S p v C ut S H ) ( SP SP & FP )
Up ) ( P er s o nn el & FP ) ( SH )
( admin ( admin ( Spv Evist ) ) ( SH ) ( LAB )
) ) ( ADM ) ( GA )
O P E R AT O R O P E R AT O R O P E R AT O R TECHNICI AN TE CH NI CI A N QC
INSPECTOR
( Ev isc )
( Gr iller )
( evist )
( Cu t U p )
OUTSOURCHING
O UTSO URCHING OUTSOURCHING O UTSO URCHING O UTSO URCHING OU TSO UR CH IN G OU TSO UR CH IN G OUTSOURCHING OU TSO UR CH IN G
5
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia Chicken
Warehouse Chill Room hampir sama dengan meat frozen, hanya saja
fungsi warehouse chill room ini hanya sebagai pendingin daging saja,
dengan suhu 0 -
4.2.1.1 Store room
c. sparepart elektrik : kabel ties, MCB, klem kabel, stop kontak, lampu phillips
Lokal :
- Jawara Teknik Semarang ,
- PT. AKR,
- Sidomarang Teknik,
- Cahaya Elektrik,
- Bina Jaya
- Dll. Luar : - PT. Marell Townsend
( Futher Processing )
berikut:
MEMBAWA PENATAAN
BONGKAR PENGECEKA
SUPPLIER BARANG BARANG KE PENDATAAN
MUAT N
KE GUDANG RAK
Proses yang terjadi pada Slaugther House yaitu ayam hidup digantung
di mesin Sackle kemudian masuk ke dalam mesin Stanning yang berfungsi
agar ayam menjadi setengah sadar kemudian ayam disembelih sesuai
jumlah shift dalam produksi. Selanjutnya ayam masuk ke dalam Scalder
yang berisikan air panas dan ayam masuk ke dalam mesin Plucker untuk
mencabut bulu ayam. Selanjutnya ayam bersih masuk ke dalam me sin
pemotong untuk dihilangkan kepala, jeroan dan kaki ayam. Setelah ayam
sudah bersih, ayam hasil pemotongan masuk proses cut up ke dalam
mesin Screw Chiller yang digunakan untuk mencuci ayam Selanjutnya
ayam ditimbang
mulai
ya
tidak
ya
Selesai
10. Selanjutnya proses packaging dimana adonan yang telah sesuai takaran
tadi dikemas pada kemasan plastic menggunakan mesin Kawasima.
12. Apabila produk tersebut sudah sesuai beratnya dengan spesifikasi, maka
kemasan kemasan produk tadi dikemas dalam carton box dan
selanjutnya ditransfer ke warehouse finished product.
Menyeleksi sosis
apakah reject atau tidak
tidak
Selesai
ya
6. Lalu adonan sosis dipanggang pada mesin smoke house dengan suhu
C
11. Lalu kemasan melalui mesin check weighter untuk mengecek berat
kemasan. Prosedur selanjutnya sama seperti pada proses produksi
further. Apabila terdapat kemasan yang kelebihan atau kekurangan berat
maka kemasan tersebut akan dikenai rework dan kembali pada proses
packaging. Apabila berat sudah sesuai dengan kriteria, maka kemasan
tersebut dipacking pada kemasan carton box dan selanjutnya ditransfer
pada warehouse finished product.
4.2.3 Proses Pengolahan Limbah
1. Air limbah sisa produksi further, sausage dan slaughter ditampung pada
kolam IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) selama kurun waktu 24
jam. Pada proses ini hanya dilakukan proses aerasi dengan menggunakan
mesin bowler. Limbah yang ada disini dilakukan pembersihan agar limbah
yang bersifat pekat seperti darah ayam dapat dijernihkan.
2. Selanjutnya limbah dialirkan ke dalam bak influence sump. Pada bak ini
juga masih dilakukan proses aerasi.
3. Dari bak influence sump, air limbah dialirkan menuju bak koagulasi. Pada
tahap ini, proses yang dilakukan sudah termasuk dalam proses chemical,
dimana dilakukan proses penjernihan limbah menggunakan poly
aluminium chloride (PAC). PAC mempunyai PH = 2 yang dapat
mematikan bakteri yang ada pada air limbah. Tetapi bakteri disini dijaga
agar tetap hidup, karena bakteri tersebut dapat membantu dalam
pengolahan limbah. Agar bakteri tetap hidup, pada bak dimasukkan
cairan NaOH ( PH = 14). Pada bak ini terdapat alat sensor PH, apabila
indicator pada alat tersebut menunjukkan bahwa PH sudah mendekati 7,
maka cairan NaOH akan otomatis dialirkan.
4. Proses selanjutnya dilakukan pada bak flocculation untuk
penggumpalan (floc) menggunakan anion. Proses ini termasuk pada
proses filtrasi.
5. Setelah itu air limbah dialirkan menuju bak Dissolved Air Floatation (DAF).
Proses yang terjadi adalah proses filtrasi dan sedimentasi, dimana
dilakukan proses pemisahan antara liquid dan sludge (floc). Pemisahan
dilakukan menggunakan anion sehingga endapan sludge mengendap di
atas cairan liquid. Pada bak ini terdapat alat sweeping untuk memisahkan
sludge dengan liquid. Selanjutnya cairan liquid dialirkan menuju bak
DAF Recycle, sedangkan endapan sludge dialirkan pada bak chemical
sludge.
9. Air pada bak effluent draw juga dapat digunakan kembali untuk proses
pengolahan limbah. Air tersebut direcycle dengan mesin sand filter
menggunakan silica dan carbon. Air hasil recycle dapat digunakan untuk
proses cleaning pada tahap pertama.
10. Bakteri pada bak CSAS harus selalu diberikan nutrisi, jika tidak
bakteri dapat kekurangan oksigen dan mati. Treatment bakteri
dapat dilakukan dengan memberikan cairan NaOH. Apabila bakteri
mati, bakteri tersebut dimasukkan dalam bak bio sludge dimana
dilakukan proses pressing dan hasilnya dapat dicampur dengan tanah
dan dimanfaatkan sebagai pupuk.
4.3 Produk yang Dihasilkan
Gudang Sparepart atau biasa disebut dengan store room PT. Charoen
Pokphand Indonesia Salatiga merupakan sebuah gudang yang khusus
menyediakan dan menyimpan sparepart sparepart dan kebutuhan -
kebutuhan yang diperlukan untuk keperluan maintenance mesin - mesin
further, sausage dan slougter, P&GA, Warehouse, Utility, Maintenance, Sipil &
WWT, dan Laboratorium Quality Control. Ruangan store room PT. CPI
Salatiga memiliki ukuran 40,508 m2. Di dalam store room PT. CPI Salatiga
terdapat 6 rak yang digunakan untuk menyimpan keseluruhan sparepart
yang diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu mechanic part, electric part,
civil part, dan manufacturing part. Selain rak untuk menyimpan sparepart
juga terdapat meja kerja untuk meletakkan 1 unit komputer, 1 meja untuk
meletakkan printer dan telepon serta 1 rak buku untuk meletakkan segala
arsip arsip yang dibutuhkan oleh store room. Rak yang dimiliki oleh store
5. pengecekan
Leadtime 4 jam Non value adding
Costumer ( para
pekerja )
1 shift
1 shift 1 shift 1 shift 1 shift
1 operator
1 operator 1 operator 1 operator 1 operator
2 menit
1 menit 515 menit 5 menit 1 menit
1 30 10 1 3 Value added = 45
menit
Proses aliran
pemesanan
Para mechanic / suppli
pekerja er
1
Operator/admin Operator/admin Pembuatan surat Approve ke head Permohonan
melihat stock mengelist barang permohonan section and kebarang
comdiv
barang yang
sudah habis permintaan general
manager
barang
operator/admin
3 mengelist barang 10 menit value adding
yang
4 sudah habis
Leadtime 15 menit Non value adding
pembuatan surat
5 permohonan 10 menit value adding
permintaan barang
approve ke head
7 section and general 1 hari value adding
manager
man machine
Rak untuk penyimpanan
methods
Tidak ada enviromen sparepart
Tenaga pria tangga tal
kurang / Untukmeleta Tidak ada material
kurangnya handling
gambar 5.4 Fishbone Aktivitas Pengiriman Barang dari
Supplier Transportatio
n
dan
Dari diagram fishboneSistem
Belum menerapkan
diatas dapat diketahui
pelabelan
pada
waiting time
ROP dan SS dalam Sparepart masih
masalah yang terjadi pada SOP
pemesanan aktivitas pengirimanPenataan
barang dari
penyimpanan sparepart
supplier adalah transportation dan
Sparepart waiting time yang terlalu lam
masih
Penataa
Lupa dalam Tidak ada material
n
penempatan handling
Sparepa
Transportati
on
dan
Sistem pelabelan Searching
pada
time
SOP Penataan
penyimpanan sparepart
methods envirome
c. material
1. Waiting Time
3. Searching time
Keterangan :
Gambar 5.7 Tumpukan Sparepart - Sparepart
300 cm
= 3 m x 0,5
m = 1,5
meter2
Luas rak yang disusun secara horizontal sebesar 1,5 meter 2 dengan
penyusunan rak berderet 5 rak kebelakang ruangan storeroom. Jarak antar
rak satu dengan yang lain yaitu sebesar 74 cm sehingga utilitas /
penggunaan ruangan pada rak yang disusun secara horizontal sebesar =
1,5 meter x 5 rak = 7,5 meter2
50 cm
= 3 m x 0,5
m = 1,5
meter2
Luas rak yang disusun secara vertikal sebesar 1,5 meter 2 dengan
penyusunan rak bersebelahan dengan pintu storeroom. Sehingga utilitas /
penggunaan ruangan pada rak yang disusun secara vertikal sebesar = 1,5
meter2
60 cm
45 cm 69 cm
Gambar 5.10 Meja Kerja Admin
= 0,6 m x 1,2 m
= 0,72 meter2
= 0,84 m x 0,45 m
= 0,378 meter2
= 0,77 m x 0,69 m
= 0,53 meter2
Luas meja kerja admin yang terletak tepat di depan pintu masuk storeroom
sebesar 0,72 meter2. Kemudian untuk luas tempat duduknya sebesar =
(0,378 meter2 + 0,53 meter2 ) = 0,908 meter2. sehingga utilitas /
penggunaan ruangan pada meja dan kursi sebesar = 0,72 meter2 + 0,908
meter2 = 1,628 meter2
80 cm
= 0,8 m x 0,35
m = 0,28
meter2
Luas meja printer yang terletak disamping meja kerja admin sebesar 0,28
= 0,7 m x 0,36
m = 0,252
meter2
Luas rak buku yang terletak tepat diatas meja printer sebesar 0,252
meter2. Rak buku pada storeroom tidak berpengaruh dalam penghitungan
utilitas penggunaan ruangan.
Berdasarkan kondisi penempatan rak, meja kerja dan barang
= 30,84 m2
Utilitas Ruang =________________x 100%
= 77 %
a. Sort/Seiri (Ringkas)
dibuang, dan untuk kardus kardus yang sudah tidak layak pakai lebih
baik dibuang dan digantikan oleh kardus yang baru. Dengan penataan
kardus berisi sparepart tersebut di dalam rak penyimpanan, maka
storeroom tidak terihat begitu penuh dan operator / admin memiliki
ruang gerak bebas.
b. Straighten/Seiton (Rapi)
d. Standardize/Seiketsu (Rawat)
f. Safety
pekerjaan di storeroom tidak hanya mencatat administrasi keluar
masuknya sparepart tetapi juga melayani pengambilan sparepart
untuk para mekanik dan penyaluran sparepart dari supplier. Sparepart
yang diangkut tidak hanya yang berukuran kecil, tetapi sparepart yang
berukuran besar dan berat juga diangkut seperti metta cip, oli grease,
dll. saat ini storeroom tidak menggunakan alat bantu untuk
mengangkut sparepart sparepart tersebut. Tetapi jika hal kecil
dilakukan secara terus menerus akan berakibat fatal, misalnya saja
pekerja dalam melakukan kegiatan penyaluran barang dari suplier ke
gudang tidak menggunakan alat material handling, seperti troly. Ini
mengakibatkan pekerja harus membawa kardus berat 20 kg untuk 1
kardus secara manual. Jika dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan
sakit punggung atau pundak pada pekerjanya.
Rekomendasi :
Trolley Barang
Kapasitas : 300 kg
Dimensi : 920 mm x 610 mm
Roda : 5 inch
Pemilihan jenis trolley diatas berdasarkan barang yang diangkut biasanya
mencapai 30
kg per barangnya dan sekali angkut biasanya mencapai 180 kg. Dengan
adanya trolley
sebagai alat bantu kerja maka transportation time dalam memindahkan
barang dapat
berkurang. Selain itu dapat mengurangi segala bentuk keelakaan kerja
akibat sering mengangkut barang barang berat tanpa menggunakan
Tangga
Kapasitas :-
Dimensi :3m
http://www.kimkoaluminium.com
barang yang letaknya paling atas dan dapat mengurangi segala bentuk
kecelakaan kerja.
http://www.kimkoaluminium.com
5.4.2 Perbaikan
Layout 5.4.2.1
Layout Awal
http://www.kimkoaluminium.com
gambar 5.15 Layout Gudang Sparepart PT. CPI Salatiga
Keterangan
fast moving, kelas B untuk produk medium moving, dan kelas C untuk
produk slow moving. Data total barang yang keluar periode januari
Persentase =
Keterangan :
. Blind Rivet 4 mm
Persentase = = 16,62%
300 cm
115 cm 50 cm 115 cm
MEKANIK
ehektrik
CIVIL
MEKANIK
CIVIL ehektrik
EKANIK
MEKANIK
ELEKTRIK
KAIN
MAJUN
CIVIL
Metta cip
Buspray
Cipton
Ohi
petrocanada,
dhh
50 cm
40 cm
80 cm
PIPA
sebelumnya, storeroom memiliki 6 rak penyimpanan dimana 5 rak disusun
secara horizontal ke belakang dan 1 rak penyimpanan menghadap vertikal.
Kemudian setelah dilakukan penataan layout ulang, layout ditata
seperti gambar 5.18. Terdapat penambahan rak penyimpanan sebanyak 4
rak penyimpanan dan 1 rak buku. Pada luar storeroom terdapat 1 rak
penyimpanan yang memiliki luas 1,5 meter 2 yang direncanakan untuk
penyimpanan nampan ABF yang ditata kurang teratur di luar storeroom.
Penambahan rak tersebut menerapkan racking system sehingga sparepart
= 3 m x 0,5 m
= 1,5 meter2
Luas keseluruhan rak pada layout storeroom setelah perbaikan yaitu = ( 1,5
meter2 x 6 rak ) = 9 meter2. Sehingga utilitas untuk rak penyimpanan itu
sendiri sebesar = 9 meter2.
Untuk rak khusus futher dan sausage memiliki luas yang sama dengan rak
penyimpanan gambar 5.19 Tetapi memiliki tinggi yang berbeda. Rak futher
dan sausage tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Lebar = 50 cm
Tinggi = 320 cm
Rak tersebut memiliki 4 sekat dalam bentuk tingkatan. Per sekat memiliki
panjang sekitar 80 cm.
50 cm
= 1,43 m x 0,5 m
= 0,715 meter2
Luas rak pada gambar 5.21 Yaitu sebesar 0,7 15 meter2. Terdapat 3 rak
penyimpanan sehingga utilitas untuk rak penyimpanan tersebut adalah
(0,715 meter2 x 3 buah ) = 2,145 meter2. Rak pada gambar 5.22 memiliki
spesifikasi sebagai berikut :
Panjang = 143 cm
Tinggi = 254 cm
Tebal = 50 cm
143 cm
25 cm
60 cm
45 cm 69 cm
Gambar 5.23 Meja Kerja Admin
80 cm
= 0,378 meter2
= 0,77 m x 0,69 m
= 0,53 meter2
m
=
r
2
40 cm
Luas rak buku =pxl
4
Gambar 5.99 Rak Buku
m
Panjang = 120 cm
Tinggi = 80 cm
120 cm
KAIN
MAJUN
Metta cip
Buspray
Ci pto n
Oli
petroca nada,
dll
= 3 m x 0,5
m = 1,5
meter2
Luas area yang digunakan = ( luas rak biasa+ luas rak untuk part part
kecil + luas meja kantor dan printer + luas sparepart sparepart yang
diletakkan di lantai + luas untuk kain majun,dll)
= 37,11 %
Gambar 5.30 Usulan Palet untuk Item 1 Nama dengan Berbagai Ukuran
Beserta Contoh Pelabelan
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
2. Dapat dilihat dari value stream mapping dan diagram fishbone masing
masing aktivitas bahwa macam macam pemborosan yang terjadi
diantaranya:
6.2 Saran
lier kadang terlambat padahal barang tersebut sudah sangat dibutuhkan sekali
sehingga
112