Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II Dasar Teori
II.1 Spektrofotometri
II.1.1 Pengertian Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu
lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan
menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan tabung
foton hampa (Bernadeta, 2012).
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri
dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar
dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi
secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau
diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan
spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang
dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat alat
pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis (Khopkar, 2003).
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai sebagai perluasan suatu
pemerikasaan visual, yang dengan studi, lebih mendalam dari absorpsi
energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan
dilakukannya pengukuran ciri-cirinya serta kuantitatifnya dengan
ketelitian yang lebih besar. Dalam penggunaan pada massa sekarang,
istilah spektrofotometri mengingatkan pengukuran berapa jauh energi
radiasi diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang
dari radiasi, maupun pengukuran absorpsi terisolasi pada suatu
gelombang tertentu (Day & Underwood, 2002).
Pada metoda spektrofotometri, sampel menyerap radiasi
(pemancaran) elektromagnetis, yang pada panjang gelombang tertentu
dapat terlihat. Larutan tembaga misalnya berwarna misalnya berwarna
biru karena larutan tersebut menyerap warna komplementer, yaitu
kuning. Semakin banyak molekul tembaga persatuan volume, semakin
banyak cahaya kuning diserap, dan semakin tua warna biru larutannya.
Spektrofotometri memanfaatkan peristiwa ini. Sebetulnya semua
larutan kecuali yang tidak berwarna, menyerap sinar cahaya dengan
panjang gelombang yang tertentu. Sinar cahaya yang putih atau tidak
berwarna merupakan campuran sinar yang berwarna, yaitu yang
bersifat satu panjang gelombang yang tertentu (Alaerts & Sumestri,
1984).

II - 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang


diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang
mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu.
Pada fotometer filter, tfaidak mungkin diperoleh panjang gelombang
yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang
gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang
gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan
bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer
tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator,
sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk
mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun
pembanding (Khopkar, 2003).
1. Sumber, sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi
absorpsi adalah lampu wolfram. Arus cahaya tergantung pada
tegangan lampu.

i = K Vn

dimana i = arus cahaya; V = tegangan; n = eksponen (3-4 pada


lampu wolfram), variasi tegangan masih dapat diterima 0,2%
pada suatu sumber DC. Untuk memperoleh tegangan yang stabil
dapat digunakan transformtor. Jika potensial tidak stabil, akan
mendapatkan energi yang bervariasi. Untuk mengkompensasi hal
ini maka dilakukan pengukuran transmitan larutan sampel selalu
disertai larutan pembanding (Khopkar, 2003).

Gambar II.1 Pola radiasi dari berbagai macam lampu

2. Monokromator, digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang


monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating.
Untuk mengararahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari
Laboratorium Analisa Instrumen II - 2
Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

hasil penguraian ini dapat digunakan celah. Jika celah posisinya


tetap, maka prisma atau gratingnya yang dirotasikan untuk
mendapatkan yang diinginkan. Ada dua tipe prisma seperti
ditunjukkan dibawah ini, yaitu susunan Cornu dan susunan Littrow
(Khopkar, 2003).
Secara umum tipe Cornu menggunakan sudut 60 , sedangkan
tipe Littrow menggunakan prisma dimana pada sisinya tegak lurus
dengan arah sinar yang berlapis aluminium serta mempunyai sudut
optik 30 . Kekuatan dispersi dinyatakan dengan persamaan:
dn dn
d
= kekuatan pengurai; R =
d
=t ( )
d
= kekuatan

pemisahan
3.
Dimana n = indeks bias, = panjang gelombang , t = panjang
alas bentuk segitiga prisma (semakin baik, jika harganya besar)
(Khopkar, 2003).

Gambar II.2 (a) susunan tipe Cornu dan (b) susunan tipe Littrow

4. Sel absorpsi, pada pengukuran didaerah tampak kuvet kaca atau


kuvet kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada
daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak
tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah
10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat
digunakan. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan
serta seragam keseluruhannya (Khopkar, 2003).

5. Detektor, peranan detektor penerima adalah memberikan repon


terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Pada
spektrofotometer, tabung pengganda elektron yang digunakan
prinsip kerjanya telah diuraikan (Khopkar, 2003).

Laboratorium Analisa Instrumen II - 3


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1.2 Macam-macam Alat Spektrofotometri


Menurut Khopkar (2003), macam macam alat spektrofotometri
ialag sebagai berikut:
Tabel II.1 Berbagai Macam Spektrofotometer
Kompon Beckma Hilger Tipe SF- Spectro ECIL
en n model- UV-Spec 4 mom Spektrofot
DU Instrum 204 ometer
en Rusia Rusia
Sumber Tabung Lampu Lampu Lampu Lampu H2,
cahaya pijar H2, H2, H2/D2, Lampu W
H2/D2, Lampu W Lampu W Lampu W dari sumber
Bola dengan dari ber AC AC
lampu W arus AC baterai
dari
baterai 6
V
Monokro Prisma Prisma Prisma Prisma Prisma
mator kuarsa gelas/kua kuarsa kuarsa littrow
littrow rsa littrow littrow littrow
Trayek Variabel Variabel Variabel Variabel Variabel
lebar 200-1000 200-1000 200-1000 180-1200 200-1100
celah mm mm mm mm mm
Detektor Dua Dua sel Dua foto Dua foto Dua sel:
tabung foto: 200- sel: 200- sel: 180- 200-650 nm,
foto: 200- 625 nm, 650 nm, 640 nm, 650-1100
625 nm, 625-1000 650-1200 640-1200 nm
625-1000 nm nm nm
nm
Tempat Tabung Tipe 1-40 Sel 10 Sel 10 Sel 10 mm
sampel reaksi 1- mm mm nm
50 mm
Pengenda Potensio Potensio Potensio Potensio Potensiomet
li meter meter meter meter er
tegangan
StandarisPengenda Sensitivit Pengenda Variasi -
asi 100 %li as dan li lebar tegangan
sensitivit lebar celah pengenda
as dan celah li
lebar
celah
Tambahan Emisi Reflektan - Pendar Celah
nyala si Fluor
Laboratorium Analisa Instrumen II - 4
Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fluoresen Pendar Rekorder


si Fluor
(pendarfl
uor)
Reflektan
si
(Khopkar, 2003).

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau


absorbans suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran
terhadap suatu deretan contoh pada suatu panjang gelombang tunggal
mungkin juga dapat dilakukan. Alat- alat demikian dapat dikelompokkan
baik sebagai manual atau perekam, maupun sebagai sinar tunggal atau
sinar rangkap. Dalam praktek, alat-alat sinar tunggal biasanya
dijalankan dengan tangan dan alat- alat sinar rangkap biasanya
menonjolkan pencatatan spektrum absorpsi (Underwood, 2002).

Menurut Underwood (2002), Spektrofotometriterdiri dari 2 macam


yaitu:
(a) Spektrofotometri Inframerah
Spektrofotometri inframerah sangat penting dalam kimia modern,
terutama (meskipun bukan satu-satunya) dalam daerah organik.
Spektrofotometer, ini merupakn alat rutin untuk mendeteksi gugus
fungsional, mengidentifikasi senyawa
dan menganalisis campuran. Intstrumen yang merekam spektra
inframerah ersedia sacara komersial dan mudah digunakan secara rutin
(Underwood, 2002).

Gambar II.3 Spektrofotometri Inframerah

(b) Spekrofotometri Ultra Violet-Cahaya Tampak (UV-Vis)


Spektrum elektronik senyawa dalam fase uap kadang-kadang
menunjukkan struktur halus dimana sumbangan vibrasi individu dapat

Laboratorium Analisa Instrumen II - 5


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

teramati, namun dalam fase-fase mempat, tingkat energi molekul


demikian terganggu oleh tetangga-tetangga dekatnya, sehingga
seringkali hanya tampak pita lebar. Semua molekul dapat mengabsorbsi
radiasi dalam daerah UV tampak karena mereka mengandung elektron,
baik sekutu aupun menyendiri, yang dapat dieksitasikan ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Panjang gelombang dimana absorpsi itu terjadi,
bergantung pada berapa kuat elektron itu terikat dalam molekul itu.
Elektron dalam suatu ikatan kovalen tunggal terikat dengan kuat,
diperlukan radiasi berenergi tinggi atau panjang gelombang pendek
untuk eksitasinya (Underwood,2002).

Gambar II.4 Spektrofotometri Ultra Violet-Cahaya Tampak (UV-Vis)

II.1.3 Prinsip Kerja Spektrofotometri


Cara kerja spektrofotometer secara singkat adalah sebagai
berikut. Tempatkan larutan pembanding, misalnya blanko dalam sel
pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua.
Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm)
agar daerah yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel
dalam keadaan tertutup nol galvannometer dengan menggunakan
tombol dark-current. Pilih yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan
berkas cahaya pada blanko dan nol galvanometer didapat dengan
memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitasi,
kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada
larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan
absorbansi larutan sampel (Khopkar, 2003).

Laboratorium Analisa Instrumen II - 6


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar II.5 Diagram spektrofotometer UV dan tampak


Spektrofotmeter digunakan untuk mengukur jumlah relatif cahaya
dari panjang gelombang berbeda yang diserap dan diteruskan oleh
larutan pigmen. Gambar II.1 menunjukkan dalam bentuk bagan
komponen-komponen dari sebuah spektrofotometer absorpsi atom
dasar.Tampak adanya unsur-unsur yaitu sumber, daerah sampel,
detektor, dan sebagainya (Underwood, 2002).

Gambar II.6 Komponen-komponen sebuah spektrofotometer absorpsi


atom
Menurut R.A.Day dan Underwood (1994), Unsur terpenting suatu
spektrofotometer yaitu :
II.1.3.1 Sumber
Sumber energi radiasi yang kontinu dan meliputi daerah
spektrum, dimana alat ditujukan untuk dijalankan. Sumber energi
radiasi yang biasa bagi daerah tampak dari spektrum maupun
inframerah-dekat dan ultraungu-dekat adalah satu lampu pijar dengan
filamen wolfarm. Pada kondisi operasi biasa, hasil lampu wolfram ini
adalah memadai dari kira-kira 325 atau 350 nm hingga kira-kira 3 m.
Energi yang dipancarkan oleh filamen yang dipanaskan sangat berubah-
ubah dengan panjang gelombang seperti ditunjukkan dalam gambar II.4
Dibawah sekitar 325 nm hingga 350 nm, hasil lampu wolfram
tidak memadai bagi spektrofotometer, dan suatu sumber yang berbeda
harus digunakan. Sumber spektrofotometer inframerah yang pada
umumnya bekerja dari kira-kira 2 hingga 15 m, biasanya adalah

Laboratorium Analisa Instrumen II - 7


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pemijar Nernst. Ini adalah sebuah batang kecil meyerupai keramik yang
terbuat dari campuran istimewa dari oksida-oksida logam, dengan
kawat penghubung daripada platina terlebur pada ujungnya. Batangan
tidak menghantar pada suhu kamar, tetapi dibuat menjadi dalam
keadaan menghantar apabila dipanaskan, yang setelah itu aliran arus
memelihara suatu bara yang kaya akan radiasi inframerah

Gambar II.7 Hasil relatif energi suatu lampu wolfram sebagai fungsi
panjang gelombang

II.1.3.2 Monokhromator
Monokhromator merupakan peralatan optik untuk mengisolasi dari
sumber kontinu suatu berkas radiasi dengan kemurnian spektral yang
tinggi dari panjang gelombang apapun akan dikehendaki. Unsur-unsur
terpenting sebuah monokhromator adalah sistem celah dan unsur
dispersif. Radiasi dari sumber difokuskan ke celah masuk, kemudian
dikumpulkan oleh sebuah lensa atau cermin sehingga sinar paralel jatuh
pada unsur dispersi, yang merupakan suatu prisma atau suatu kisi
difraksi. Dengan pemutaran secara mekanik prisma atau kisi,
bermacam-macam bagian spektrum yang dihasilkan oleh unsur dispersif
difokuskan ke celah keluar, yang dari sini melalui suatu jalan optik
selanjutnya, menjumpai contohnya.
Suatu masalah dalam monokhromator adalah yang disebut
cahaya bocor, yang berarti radiasi dengan panjang gelombang tak
tentu, yang dipantulkan ke sana kemari di dalam monokhromator dan
yang dapat menemukan jalan ke celah keluar. Dalam alat yang baik,
cahaya yang jenis ini dikurangi dengan menggunakan permukaan-
permukaan hitam pudar dan dengan menyelipkan penutup-penutup
pada kedudukan yang cocok. Cahaya yang bocor tadi terhapus sampai
suatu tingkat yang sangat luar biasa rendahnya dalam alat-alat yang

Laboratorium Analisa Instrumen II - 8


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

lebih halus yang menggunakan monokromator-rangkap, pada umumnya


menggabungkan prisma maupun kisi (sitasi).

1. Wadah Contoh
Kebanyakan spektrofotometer melibatkan larutan, dan dengan
demikian kebanyakan wadah contoh merupakan sel untuk
menempatkan cairan di dalam sinar dari spektrofotometer. Sel harus
memancarkan energi radiasi dalam daerah spektral yang penting. Maka
sel gelas melayani dalam daerah tampak, kuarsa atau gelas berkadar
silikat yang istimewa tinggi dan garam batuan dalam inframerah. Sel
harus diisi sedemikin rupa hingga berkas cahaya lewat larutan dengan
seluruh meniskus di atas sinar. Sel biasanya ditahan dalam kedudukan
oleh perencanaan kinetik dari pemegang atau penjepit pegas, yang
menjamin penempatannya dalam kedudukan yang dapat direproduksi di
dalam bagian gerbang alat.

2. Detektor
Dalam detektor untuk suatu spektrofotometer, kita mengharapkan
kepekaan tinggi di dalam daerah spektral yang penting, tanggap linier
untuk tenaga radiasi, waktu tanggap yang cepat, dapat dipengaruhi
oleh amplifikasi, dan tingkat stabilitas tinggi atau tingkat
deraurendah. Jenis deteksi yang telah digunakan paling luas
berdasarkan perubahan fitokimia, efek fotoelektrik, dan efek
termoelektrik. Fotografi tidak digunakan lebih lama dalam
spektrofotometri biasa. Pada umumnya detektor fotoelektrik
dipergunakan dalam daerah-daerah tampak dan ultraungu dan detektor
yang berdasarkan efek termal digunakan dalam inframerah.
Unsur penting yang ada dalam spektrofotometer adalah sumber.
Dalam spektrofotometer molekul, pita absorpsi umumnya cukup lebar
sehingga memungkinkan penggunaan sumber berkesinambungan dan
monokromator. Pita radiasi yang keluar dari celah keluar suatu
monokromator yang baik cukup sempit (lembar pita berorde satu
nanometer bahkan agak kurang) sehingga memungkinkan kita
membuat profil suatu pita absorpsi ultraviolet yang lazim, yang lebar
pada setengah-tinggi kita gambarkan sebagai 10 nm. Untuk analisis
kuantitatif, jika kita setel skala monokromatornya agak berimpit dengan
puncak pita absorpsi akan kita peroleh kepekaan yang hampir maksimal
dan pematuahan Hukum Beer dengan baik, karena kebanyakan dari
radiasi itu relatif sangat dekat dengan panjang gelombang absorpsi
sampel yang maksimal (Underwood, 2002).

Laboratorium Analisa Instrumen II - 9


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Di pihak lain garis absorpsi atom dalam nyala atau tanur jauh
lebih sempit daripada pita yang dapat disediakan oleh gabungan
sumber berkesinambungan monokromator manapun. Suatu garis
absorpsi (ataupun pancaran) atom bukanlah suatu garis menurut makna
matemaika yang tidak mempunyai lebar, namun garis itu masih sangat
sempit dalam konteks sekarang ini. Ada lebar alamiah, dengan orde 10 -5
nm, sebagai akibat sebaran probabilitas yang dikaitkan dengan tiap
tingkat energi elektron dari sebuah atom, namun garis-garis yang
diamati lebih lebar daripada lebar alamiah ini. Pelebaran Doppler
dengan orde 10-3 nm pada temperature nyala yang lazim, mencerimkan
komponen-komponen kecepatan yang berlainan dari atom-atom
sepanjang garis pengamatan. Kebanyakan radiasi dari celah keluar
sebuah monokromator terletak di luar garis absorpsi atom dan tak
berpeluang untuk diabsorpsi, efeknya terhadap P/P0 dan dengan
demikian terhadap kepekaan (Underwood, 2002).

Gambar II.8 Kurva pita terhadap absorbansi dengan panjang


gelombang
Kecuali untuk kasus istimewa uap raksa, sumber yang paling
meluas digunakan dalam absorpsi atom adalah tabung discas katoda
berongga seperti aslinya direkomendasikan oleh Walsh. Tabung ini berisi
sebuah anoda dan sebuah katoda silindris yang berongga, tabung berisi
gas lamban, seingkali neon atau argon pada tekanan rendah. Tabung itu
beroperasi dengan suplai daya yang memberikan voltase sampai
barangkali 300 V, arus melewati tabung berjangka miliampere, jarang
lebih dari 20 atau 30 mA dan seringkali kurang. Atom-atom gas
terionkan dalam discas listrik dan ion neon atau argon kurang. Atom-
atom gas terionkan dalam discas listik dan ion neon atau argon yang
berenergi itu dipercepat menuju katoda yang negatif, dimana tabrakan
dengan permukaan akan melepaskan atom-atom logam katoda, suatu
proses yang kadang-kadang disebut desisan (sputtering) (Underwood,
2002).
Laboratorium Analisa Instrumen II - 10
Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Suatu sumber katoda berongga komersial yang lazim terbatas


pada penetapan pada satu logam-logam yang digunakan untuk
membuat katoda itu atau sekurang-kurangnya lapisan luarnya,
meskipun dalam beberapa kasus digunakan paduan yang menghasilkan
garis-garis dari beberapa logam. Tabung yang dapat dibongkar pasang
dapat dibuat di mana berbagai katoda logam dapat dipertukarkan,
meskipun memompa ke luar udara dan memasukkan kembali gas
pengisi bila mana saja tabung itu dibuka akan merepotkan. Beberapa
instrument menyediakan semacam turet dimana beberapa lampu yang
berlainan dinyalakan agar siap pakai, dengan memutar turet itu analis
dapat pindah dari penetapan satu logam ke logam lain dengan
memasang lampu yang diinginkan dalam lintasan optis dari instrumen
itu (Underwood, 2002).
Berkas sumber biasanya dipenggal agar berdenyut pada suatu
frekuensi tertent. Modulasi berkas cahaya ini, yang digabung dengan
penggunaan suatu penguat arus bolak-balik yang disenadakan dengan
frekuensi pemenggal, akan membebaskan pengukuran absorpsi atom
itu dari gangguan cahaya yang berasal dari sumber yang tak diinginkan,
seperti nyala tanur atau bahkan sedikit kebocoran dari penerangan
laboratorium (Underwood, 2002).

II.1.4 Kalibrasi
Analisis densitas optik (DO) menggunakan alat spektrofotometer.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmittan atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Prosedur yang dilakukan yaitu menghubungkan spektrofotometer
dengan sumber listrik, men
yalakan spektrofotometer dan menunggu selama beberapa menit,
menekan tombol %T, atur skala sampai pembacaan absorban tak
terhingga (transmittan = 0), memasukkan pelarut murni aquadest
dalam kuvet dan menempatkan ke dalam tempat kuvet. Dan meekan
tombol sampai skala menunjukkan absorbansi=0 (transmittan = 100%)

II.2 Sulfat
Kelarutan sulfat dari barium, stronsiumdan timbel praktis tak larut
dalam air, sulfat dari kalsium dan merkurium (II) larut sedikit, dan
kebanyakan sulfat dari logam-logam sisanya, larut. Beberapa sulfat
basa, misalnya merkurium, bismut, dan kromium, juga tak larut dalam
air, tetapi larut dalam asam klorida encer atau asam nitrat encer (Vogel,
1990).

Laboratorium Analisa Instrumen II - 11


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Muchtaridi (2006) asam sulfat merupakan salah satu


bahan kimia yang banyak digunakan baik di laboratorium maupun
industri penggunaan utama asam sulfat di industri adalah sebagai
bahan baku pembuatan pupuk, diantaranya sebagai bahanbaku dalam
pembuatan asam klorida, asam nitrat, garam sulfat, detergen, zat
pewarna, bom dan obat-obatan.
Dalam peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 1
tahun 2010 tentang tata laksana pengendalian pencemaran air menteri
negara lingkungan hidup adalah asam sulfat juga terdapat dalam limbah
yang belium diolah, terdapat batas batas konsentrasi yaitu rendah
sedang dan tinggi. Konsenrasi rendah kandungan sulfat dalam limbah
adalah 20 ppm, konsenrasi rendah kandungan sulfat dalam limbah
adalah 30 ppm, dan onsenrasi rendah kandungan sulfat dalam limbah
adalah 50 ppm.

II.3 SNI Air Bersih


Menurut Peraturan Menteri KesehatanNomor 416/ Menteri
Kesehatan Per. Ix Tahun 1990, dalam SNI air bersih terdapat beberapa
syarat baku mutu kualitas air adalah tidak berbau, tidak berasa,
memiliki rentang pH 6,5-9,2, nilai maksimal warna 50, kekeruhan 25,
dan TDT 1500. Begitu juga dengan parameter kimia, syarat baku mutu
kualitas airnya adalah memiliki nilai maksimal untuk klorida 600 mg/l,
nitrat 10 mg/l, nitrit 1 mg/l, besi 1 mg/l, dan sulfat 400 mg/l.
Tabel II.2 Mutu SNI Air Bersih Permenkes No. 416/Men.
Kes/Per./IX/1990
No. PARAMETER Satuan Kadar Keterangan
Maksimum
yang
Diperbolehk
an
1 2 3 4 5
A. FISIKA
1. Bau - - Tidak Berbau
2. Jumlah Zat Padat mg/L 1.500 -
Terlarut (TDS)
3. Kekeruhan Skala NTU 25 -
4. Rasa - - Tidak Berasa
5. oC Suhu Udara + -
Suhu
3
6. Warna Skala TCU 50

Laboratorium Analisa Instrumen II - 12


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. KIMIA
1. Air Raksa mg/L 0,001
2. Arsen mg/L 0,05
3. Besi mg/L 1,0
4. Fluorida mg/L 1,5
5. Kadnium mg/L 0,005
6. Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
7. Klorida mg/L 600
8. Kromium, Valensi 6 mg/L 0,05
9. Mangan mg/L 0,5
10. Nitrat, sebagai N mg/L 10
11. Nitrit, sebagai N - 1,0
6,5-9,0 Merupakan
batas
minimum dan
12. PH maksimum,
khusus air
hujan PH
minimum 5,5
13. Selenium mg/L 0,01
14 Seng mg/L 15
15. Sianida mg/L 0,1
16. Sulfat mg/L 400
17. Timbal mg/L 0,05
Kimia Organik
1. Aldrin dan Dieldrin mg/L 0,0007
II.4 Jurnal Aplikasi Industri
ANALISIS BORAKS PADA TAHU YANG DIPRODUKSI DI
KOTA MANADO
Endang Triastuti, Fatimawali, UNSRAT Manado
2013

Meningkatnya pertumbuhan industri makanan di Indonesia, telah


terjadi peningkatan produksi makanan yang beredar di masyarakat.
Sudah tidak asing lagi bahwa banyak zat-zat berbahaya yang langsung
dicampur sebagai bahan tambahan makanan, salah satu zat yang sering
digunakan yaitu Boraks atau Bleng. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor: 722/MenKes/Per/IX/88 tentang BTP, boraks termasuk
bahan yang berbahaya dan beracun sehingga tidak boleh digunakan

Laboratorium Analisa Instrumen II - 13


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

sebagai BTP. Seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung


boraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal.
Teridentifikasinya boraks pada makanan-makanan tersebut dapat kita
rasakan pula perbedaannya dengan makanan yang tidak menggunakan
boraks, contohnya pada tahu, makanan tersebut terasa kenyal dan tidak
mudah hancur, bagian dalam tahu terlihat berongga karena tidak padat
dan teksturnya sangat bagus,tetapi hal tersebut tidak mutlak dan hanya
sebagai perkiraan saja.
Dalam eksperimen ini ada tiga tahap yaitu pembuatan larutan
baku timbang , pembuatan larutan sampel dan pembuatan kurva
kalibrasi. Pada pembuatan larutan baku yaitu sebanyak 50 mg boraks,
masukkan ke dalam labu takar kemudian tambahkan akuades sebanyak
100 ml, kocok hingga homogen (konsentrasi 500 ppm). Pada pembuatan
larutan sampel Sampel tahu yang telah dihaluskan masing-masing
ditimbang sebanyak 10 gram di dalam kurs porselen, lalu dikeringkan di
oven pada suhu 600oC hingga benar-benar kering, kemudian diabukan
pada suhu 6000 selama 8 jam. Ke dalam abu yang telah dingin
ditambahkan 20 ml aquades panas, sambil diaduk dengan batang
pengaduk. Kemudian disaring melalui kertas saring ke dalam labu ukur,
bilas kertas saring dengan akuades panas, kemudian ditambahkan
akuades hingga garis tanda, kocok larutan sampel tersebut. Pembuatan
kurva kalibrasi a. Set spektro pada mode quantity dan tetapkan panjang
gelombang. b. Lakukan pengukuran serapan (absorbansi) untuk masing-
masing konsentari larutan baku 10; 20; 40; 60; 80 ppm, catat setiap
harga serapan untuk tiap larutan. c. Buat kurva standar antara
konsentrasi (ppm) vs absorbansi (A), tentukan persamaan garis dengan
metoda regresi linier.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa tahu yang dianalisis dengan metode uji nyala, uji warna kertas
kurkuma, uji warna kertas tumerik dan Spektrofotometri UV-Vis
membuktikan kelima sampel tahu yang di produksi yaitu, sampel A
(Bahu), sampel B (Batukota I), sampel C (Batukota II), sampel D (Kleak),
dan sampel E (Pakowa) yang beredar di Kota Manado tidak
teridentifikasi adanya boraks dan bebas dari kandungan boraks.

Laboratorium Analisa Instrumen II - 14


Departemen Teknik Kimia Industri
Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Anda mungkin juga menyukai