TINJAUAN PUSTAKA
II Dasar Teori
II.1 Spektrofotometri
II.1.1 Pengertian Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu
lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan
menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan tabung
foton hampa (Bernadeta, 2012).
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri
dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar
dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi
secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau
diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan
spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang
dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat alat
pengurai seperti prisma, grating ataupun celah optis (Khopkar, 2003).
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai sebagai perluasan suatu
pemerikasaan visual, yang dengan studi, lebih mendalam dari absorpsi
energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan
dilakukannya pengukuran ciri-cirinya serta kuantitatifnya dengan
ketelitian yang lebih besar. Dalam penggunaan pada massa sekarang,
istilah spektrofotometri mengingatkan pengukuran berapa jauh energi
radiasi diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang
dari radiasi, maupun pengukuran absorpsi terisolasi pada suatu
gelombang tertentu (Day & Underwood, 2002).
Pada metoda spektrofotometri, sampel menyerap radiasi
(pemancaran) elektromagnetis, yang pada panjang gelombang tertentu
dapat terlihat. Larutan tembaga misalnya berwarna misalnya berwarna
biru karena larutan tersebut menyerap warna komplementer, yaitu
kuning. Semakin banyak molekul tembaga persatuan volume, semakin
banyak cahaya kuning diserap, dan semakin tua warna biru larutannya.
Spektrofotometri memanfaatkan peristiwa ini. Sebetulnya semua
larutan kecuali yang tidak berwarna, menyerap sinar cahaya dengan
panjang gelombang yang tertentu. Sinar cahaya yang putih atau tidak
berwarna merupakan campuran sinar yang berwarna, yaitu yang
bersifat satu panjang gelombang yang tertentu (Alaerts & Sumestri,
1984).
II - 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
i = K Vn
pemisahan
3.
Dimana n = indeks bias, = panjang gelombang , t = panjang
alas bentuk segitiga prisma (semakin baik, jika harganya besar)
(Khopkar, 2003).
Gambar II.2 (a) susunan tipe Cornu dan (b) susunan tipe Littrow
pemijar Nernst. Ini adalah sebuah batang kecil meyerupai keramik yang
terbuat dari campuran istimewa dari oksida-oksida logam, dengan
kawat penghubung daripada platina terlebur pada ujungnya. Batangan
tidak menghantar pada suhu kamar, tetapi dibuat menjadi dalam
keadaan menghantar apabila dipanaskan, yang setelah itu aliran arus
memelihara suatu bara yang kaya akan radiasi inframerah
Gambar II.7 Hasil relatif energi suatu lampu wolfram sebagai fungsi
panjang gelombang
II.1.3.2 Monokhromator
Monokhromator merupakan peralatan optik untuk mengisolasi dari
sumber kontinu suatu berkas radiasi dengan kemurnian spektral yang
tinggi dari panjang gelombang apapun akan dikehendaki. Unsur-unsur
terpenting sebuah monokhromator adalah sistem celah dan unsur
dispersif. Radiasi dari sumber difokuskan ke celah masuk, kemudian
dikumpulkan oleh sebuah lensa atau cermin sehingga sinar paralel jatuh
pada unsur dispersi, yang merupakan suatu prisma atau suatu kisi
difraksi. Dengan pemutaran secara mekanik prisma atau kisi,
bermacam-macam bagian spektrum yang dihasilkan oleh unsur dispersif
difokuskan ke celah keluar, yang dari sini melalui suatu jalan optik
selanjutnya, menjumpai contohnya.
Suatu masalah dalam monokhromator adalah yang disebut
cahaya bocor, yang berarti radiasi dengan panjang gelombang tak
tentu, yang dipantulkan ke sana kemari di dalam monokhromator dan
yang dapat menemukan jalan ke celah keluar. Dalam alat yang baik,
cahaya yang jenis ini dikurangi dengan menggunakan permukaan-
permukaan hitam pudar dan dengan menyelipkan penutup-penutup
pada kedudukan yang cocok. Cahaya yang bocor tadi terhapus sampai
suatu tingkat yang sangat luar biasa rendahnya dalam alat-alat yang
1. Wadah Contoh
Kebanyakan spektrofotometer melibatkan larutan, dan dengan
demikian kebanyakan wadah contoh merupakan sel untuk
menempatkan cairan di dalam sinar dari spektrofotometer. Sel harus
memancarkan energi radiasi dalam daerah spektral yang penting. Maka
sel gelas melayani dalam daerah tampak, kuarsa atau gelas berkadar
silikat yang istimewa tinggi dan garam batuan dalam inframerah. Sel
harus diisi sedemikin rupa hingga berkas cahaya lewat larutan dengan
seluruh meniskus di atas sinar. Sel biasanya ditahan dalam kedudukan
oleh perencanaan kinetik dari pemegang atau penjepit pegas, yang
menjamin penempatannya dalam kedudukan yang dapat direproduksi di
dalam bagian gerbang alat.
2. Detektor
Dalam detektor untuk suatu spektrofotometer, kita mengharapkan
kepekaan tinggi di dalam daerah spektral yang penting, tanggap linier
untuk tenaga radiasi, waktu tanggap yang cepat, dapat dipengaruhi
oleh amplifikasi, dan tingkat stabilitas tinggi atau tingkat
deraurendah. Jenis deteksi yang telah digunakan paling luas
berdasarkan perubahan fitokimia, efek fotoelektrik, dan efek
termoelektrik. Fotografi tidak digunakan lebih lama dalam
spektrofotometri biasa. Pada umumnya detektor fotoelektrik
dipergunakan dalam daerah-daerah tampak dan ultraungu dan detektor
yang berdasarkan efek termal digunakan dalam inframerah.
Unsur penting yang ada dalam spektrofotometer adalah sumber.
Dalam spektrofotometer molekul, pita absorpsi umumnya cukup lebar
sehingga memungkinkan penggunaan sumber berkesinambungan dan
monokromator. Pita radiasi yang keluar dari celah keluar suatu
monokromator yang baik cukup sempit (lembar pita berorde satu
nanometer bahkan agak kurang) sehingga memungkinkan kita
membuat profil suatu pita absorpsi ultraviolet yang lazim, yang lebar
pada setengah-tinggi kita gambarkan sebagai 10 nm. Untuk analisis
kuantitatif, jika kita setel skala monokromatornya agak berimpit dengan
puncak pita absorpsi akan kita peroleh kepekaan yang hampir maksimal
dan pematuahan Hukum Beer dengan baik, karena kebanyakan dari
radiasi itu relatif sangat dekat dengan panjang gelombang absorpsi
sampel yang maksimal (Underwood, 2002).
Di pihak lain garis absorpsi atom dalam nyala atau tanur jauh
lebih sempit daripada pita yang dapat disediakan oleh gabungan
sumber berkesinambungan monokromator manapun. Suatu garis
absorpsi (ataupun pancaran) atom bukanlah suatu garis menurut makna
matemaika yang tidak mempunyai lebar, namun garis itu masih sangat
sempit dalam konteks sekarang ini. Ada lebar alamiah, dengan orde 10 -5
nm, sebagai akibat sebaran probabilitas yang dikaitkan dengan tiap
tingkat energi elektron dari sebuah atom, namun garis-garis yang
diamati lebih lebar daripada lebar alamiah ini. Pelebaran Doppler
dengan orde 10-3 nm pada temperature nyala yang lazim, mencerimkan
komponen-komponen kecepatan yang berlainan dari atom-atom
sepanjang garis pengamatan. Kebanyakan radiasi dari celah keluar
sebuah monokromator terletak di luar garis absorpsi atom dan tak
berpeluang untuk diabsorpsi, efeknya terhadap P/P0 dan dengan
demikian terhadap kepekaan (Underwood, 2002).
II.1.4 Kalibrasi
Analisis densitas optik (DO) menggunakan alat spektrofotometer.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmittan atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Prosedur yang dilakukan yaitu menghubungkan spektrofotometer
dengan sumber listrik, men
yalakan spektrofotometer dan menunggu selama beberapa menit,
menekan tombol %T, atur skala sampai pembacaan absorban tak
terhingga (transmittan = 0), memasukkan pelarut murni aquadest
dalam kuvet dan menempatkan ke dalam tempat kuvet. Dan meekan
tombol sampai skala menunjukkan absorbansi=0 (transmittan = 100%)
II.2 Sulfat
Kelarutan sulfat dari barium, stronsiumdan timbel praktis tak larut
dalam air, sulfat dari kalsium dan merkurium (II) larut sedikit, dan
kebanyakan sulfat dari logam-logam sisanya, larut. Beberapa sulfat
basa, misalnya merkurium, bismut, dan kromium, juga tak larut dalam
air, tetapi larut dalam asam klorida encer atau asam nitrat encer (Vogel,
1990).
B. KIMIA
1. Air Raksa mg/L 0,001
2. Arsen mg/L 0,05
3. Besi mg/L 1,0
4. Fluorida mg/L 1,5
5. Kadnium mg/L 0,005
6. Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
7. Klorida mg/L 600
8. Kromium, Valensi 6 mg/L 0,05
9. Mangan mg/L 0,5
10. Nitrat, sebagai N mg/L 10
11. Nitrit, sebagai N - 1,0
6,5-9,0 Merupakan
batas
minimum dan
12. PH maksimum,
khusus air
hujan PH
minimum 5,5
13. Selenium mg/L 0,01
14 Seng mg/L 15
15. Sianida mg/L 0,1
16. Sulfat mg/L 400
17. Timbal mg/L 0,05
Kimia Organik
1. Aldrin dan Dieldrin mg/L 0,0007
II.4 Jurnal Aplikasi Industri
ANALISIS BORAKS PADA TAHU YANG DIPRODUKSI DI
KOTA MANADO
Endang Triastuti, Fatimawali, UNSRAT Manado
2013