TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Nitrat
Nitrogen di perairan terdiri dari dua golongan yang berbeda bentuknya yaitu
nitrogen organik dan nitrogen anorganik. Nitrogen organik di perairan adalah nitrogen
yang terikat dengan senyawa organik dalam bentuk protein, asam amino, dan urea.
Sedangkan nitrogen anorganik adalah nitrogen yang tidak dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tumbuhan akuatik dan harus mengalami fiksasi terlebih dahulu menjadi
amonia (NH3), amonium ( NH4+ ), nitrit (NO2) dan nitrat (NO3). Nitrogen ammonia, yaitu
nitrogen berupa garam-garam ammonia, ammonium serta ammonia bebas ((NH4)2CO3).
Nitrogen nitrit, tidak terdapat dalam jumlah yang besar. Nitrogen nitrit merupakan bentuk
nitrogen yang tidak stabil dan merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara
ammonia dan nitrat. Nitrogen nitrat dapat dihasilkan dari proses oksidasi sempurna
senyawa nitrogen di perairan. Nitrat adalah bentuk senyawa stabil yang merupakan zat
hara penting bagi organisme autotrof dan diketahui sebagai faktor pembatas pertumbuhan.
Nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat mengakibatkan blooming alga dan proses
eutrofikasi (Rohmah et al., 2010).
Nitrat merupakan bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien
utama yang berguna bagi pertumbuhan tanaman dan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam
air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa
nitrogen di perairan. Nitrifikasi merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat
oleh organisme. Proses ini penting dalam siklus nitrogen. Fungsi nitrogen adalah
membangun dan memperbaiki jaringan tubuh serta memberikan energi. Tumbuhan dan
hewan membutuhkan nitrogen untuk sintesa protein (Effendi, 2003).
2.1.2 Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan metode analisis yang disasarkan pada absorbs
electromagnet. Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan electron dari
tingkat energy yang rendah ketingkat energy yang lebih tinggi. Perpindahan electron tidak
diikuti oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet.
Penyerapan (absorbs) sina UV dan sinar tampak pada umumnya dihasilkan oleh eksitasi
electron-elektron ikatan, akibatnya panjang gelombang pita yang mengabsorsi dapat
II-1
II - 2
Bab II
TinjauanPustak
dihubungkan denan ikatan yang memungkinkan ada dalam suatu. Kelebihan spektrometer
dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi
dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti 11 prisma, grating ataupun celah optis. Pada
fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan
berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek
panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang
gelombang yang benarbenar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang
30-40 nm. Sedangkan pada spektrometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi
dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel
pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan
absorpsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Hasibuan, 2015).
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer
dan fotometer. Spektrometer ialah menghasilkan sinar dari spektrum dan panjang
gelombang tertentu, sedangkan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi.Jadi spektrofotometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau
diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Hasibuan, 2015).
Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinu,
monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan suatu alat untuk
mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding (Khopkar,
2014).
1. Sumber
Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfram.
Arus cahaya tergantung pada tegangan lampu (Khopkar, 2014),
i = K Vn
I = arus cahaya
V = tegangan
N = eksponen (3-4 pada lampu wolfram), variasi tegangan masih dapat diterima 0,2%
pada suatu sumber DC, misalnya baterai.
Laboratorium Analisa
Instrumen
Departemen Teknik Kimia
II - 3
Bab II
TinjauanPustak
Lampu hydrogen atau lampu deuterium digunakan untuk sumber pada daerah UV.
Kebaikan lampu wolfram adalah energy radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada
berbagai panjang gelombang. Untuk memperoleh tegangan yang stabil dapat digunakan
transformator. Jika potensial tidak stabil, kita akan mendapatkan energy yang bervariasi.
Untuk mengompensasi hal itu maka dilakukan pengukuran transmitan larutan sampel
selalu disertai larutan pembanding (Khopkar, 2014).
2. Monokromator
Digunakan untuk memperoleh sumber, sinar yang monokromatis. Alatnya dapat
berupa prisma atau grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari
hasil penguraian ini dapt digunakan celah. Jika posisinya tetap, maka prisma atau
gratingnya yang dirotasikan untuk mendapatkan λ yang diinginkan. Ada dua tipe prisma
yaitu susunan Cornu dan susunan Littrow (Khopkar, 2014).
3. Sel absorpsi
Pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat
digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa
karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvetnya adalah 10
mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan. Sel yang biasa
digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder dapat juga digunakan. Kita harus
menggunakan kuvet yang bertutup untuk pelarut organic. Sel yang baik adalah kuarsa atau
gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya (Khopkar, 2014).
4. Detector
Peranan detector penerima adalah memberikan respons terhadap cahaya pada berbagai
panjang gelombang. Pada spektrofotometer, tabung pengganda electron yang digunakan
prinsip kerjanya telah diuraikan (Khopkar, 2014).
Pengukuran transmitan dalam pita frekuensi yang sempit membutuhkan
spektrofotometer yang sesuai dan mempunyai sumber cahaya panjang gelombang yang
dapat diubah atau dibatasi menggunakan filter 530 nm untuk pengukuran serapan pada
pengujian dengan cara tabung (Radji, 2008).
Untuk tujuan tersebut, alat dapat diatur sehingga dapat menerima tabung yang
digunakan untuk inkubasi dan menggunakan sel yang dimodifikasi, yang dilengkapi
dengan pipa pembuangan untuk memudahkan pertukaran isi dengan cepat, atau lebih
disukai sel yang mempunyai saluran untuk pengaliran secara sinambung selama
pengukuran. Atur serapan dengan blangko untuk serapan nol menggunakan media cair
yang jernih tanpa inokula yang disiapkan seperti dinyatakan untuk masing-masing
Laboratorium Analisa
Instrumen
Departemen Teknik Kimia
II - 4
Bab II
TinjauanPustak
antibiotic, termasuk larutan uji dan formaldehida dalam jumlah yang sesuai dalam setiap
contoh. (Catatan pengukuran serapan atau transmitans dapat digunakan untuk penyimpan
inokula) (Radji, 2008).
Laboratorium Analisa
Instrumen
Departemen Teknik Kimia
II - 7
Bab II
TinjauanPustak
keadaan tertutup “nol” galvanometer dengan menggunakantombol dark-current. Pilih h
yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas cahay pada blangko dan “nol”
galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan
transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan
sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel
(Khopkar, 2014).
Laboratorium Analisa
Instrumen
Departemen Teknik Kimia
II - 9
Bab II
TinjauanPustak
Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Salah satu fungsi bahan tambahan pangan yaitu
sebagai pengawet. Adapun tujuan penambahan Bahan Tambahan Pangan (BTP) secara
umum yaitu untuk meningkatkan nilai gizi makanan, memperbaiki nilai estetika, dan
memperpanjang umur simpan (shelf life) makanan. Pengawet nitrit biasa digunakan pada
daging yang diawetkan seperti daging burger dengan tujuan memperoleh warna merah
yang seragam pada daging dan belakangan ini diketahui dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Clostridium botulinum.Konsumsi nitrit yang berlebihan dapat menimbulkan
kerugian seperti keracunan dan mempunyai sifat karsinogenik. Metode untuk mengetahui
adanya senyawa nitrit pada daging burger yaitu dengan analisa kualitatif menggunakan
pereaksi asam sulfanilat+naftiletilendiamin terbentuk warna merah keunguan dan pereaksi
KI+HCl terbentuk warna biru tua atau ungu, kemudian metode analisa kuantitaif
menggunakan Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimal 548 nm untuk
mengetahui kadar nitrit yang terkandung pada daging burger. Analisa kualitatif (reaksi
warna) natrium nitrit dilakukan dengan pengujian asam sulfanilat+naftiletilendiamin
terbentuk warna merah keunguan. Pengujian ini didasarkan pada reaksi diazotasi asam
sulfanilat oleh asam nitrit diikuti dengan reaksi kopling dengan naftiletilendiamin
membentuk zat pewarna azo yang merah. Selanjutnya pengujian dengan kalium
iodida+HCl terbentuk warna biru tua atau ungu. Reaksi yang terjadi adalah oksidasi .
reduksi. Asam nitrit mengoksidasi iodida dari KI dalam suasana asam membentuk iodium,
kemudian terbentuk senyawa iodium yang bereaksi dengan kanji yang mengubah warna
dari kuning menjadi biru tua atau ungu. Keempat sampel yang positif pada reaksi warna
dilanjutkan dengan analisa kuantitatif menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis untuk
memastikan apakah kadar natrium nitrit yang terkandung dalam sampel tersebut. Kadar
nitrit yang diperbolehkan yaitu sebesar 30 mg/kg. Dari hasil uji kualitatif (reaksi warna)
yang dilakukan pada 5 merek sampel daging burger yang beredar di Pasar Kecamatan
Duren Sawit, terdapat 4 sampel yang positif mengandung natrium nitrit yaitu 2 merek
( sampel HM, VG) yang didapat dari Pasar Bulak, dan 2 merek yang didapat dari Pasar
Perumnas (sampel ED, FN). Empat sampel tersebut diuji kadar nitrit didalamnya dan
menunjukkan kadar nitrit untuk masing-masing sampel sebesar 11,7508 mg/kg (sampel
FN); 5,5090 mg/kg (sampel ED); 5,4228 mg/kg (sampel VG); 2,5981 mg/kg (sampel HM).
Kadar tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh BPOM sebesar 30 mg/kg.
Laboratorium Analisa
Instrumen
Departemen Teknik Kimia