Anda di halaman 1dari 47

BAB II

TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1. Latar Belakang Proyek


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) Pulau Bintan Pulau Dompak,
Provinsi Kepulauan Riau merupakan proyek multiyears dengan sumber dana dari
APBD Provinsi Kepulauan Riau dengan target total waktu pelaksanaan selama 18
bulan dan direncanakan akan menjadi jembatan terpanjang yang ada di Provinsi
Kepulauan Riau
Program Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) Pulau
Bintan Pulau Dompak ini merupakan proyek lanjutan dengan kondisi existing
pembangunan 200 m yang telah dilakukan sebelumnya oleh PT. Nindya Karya
(Persero), dikarenakan ada permasalahan dari segi hal teknis dan lain -lain maka
proyek pembangunan jembatan ini sempat terhenti.
Akibat terhentinya pembangunan dari jembatan ini, maka Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau
mengadakan lelang kembali untuk melanjutkan pembangunan jembatan yang
sempat terhenti tersebut. Setelah melewati proses lelang maka PT. Wijaya Karya
(Persero) ditunjuk sebagai kontraktor pelaksana pemenang lelang untuk
melanjutkan pembangunan dari jembatan ini guna mencapai target ketertinggalan
akibat terhentinya pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut.
Secara Umum Konstruksi Jembatan I (Lanjutan) Pulau Bintan Pulau
Dompak dibangun menggunakan konstruksi box girder cantilever dengan panjang
total 1,45 km (kondisi existing 210 m) dan memiliki lebar approach span 15,4m
main span 20 m.
2.2. Tujuan Proyek
a. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari adanya Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan)
Pulau Bintan Pulau Dompak ini adalah untuk menghubungkan dua pulau
yang berdekatan di Provinsi Kepulauan Riau yaitu Pulau Bintan dan Pulau
Dompak

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
b. Tujuan Khusus
1. Menjadi ikon daerah Ibukota Provinsi Kepulauan Riau
2. Menghubungkan antara Kabupaten/Kota dengan Kabupaten/Kota
lainnya yang ada di Provinsi Kepulauan Riau
3. Mengembangkan sistem jaringan jalan dan jembatan untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi khususnya pada kawasan andalan strategis
nasional dalam rangka menyonsong perdagangan bebas (Free Trade
Zone) di Provinsi Kepulauan Riau
4. Memperpendek rentang kendali dan menghubungkan ke pusat
perkantoran Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
5. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar

2.3. Lokasi Proyek


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) Pulau Bintan Pulau Dompak
terletak di Pulau Bintan (sisi Kota Tanjung Pinang) dan Pulau Dompak (sisi
Dompak)

Gambar 2.1. Lokasi Proyek


2.4. Data Data Proyek
2.4.1. Data Umum Kontrak Fisik Proyek
1. Nama Kegiatan : Pembangunan Jalan dan Jembatan
2. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan)

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Pulau Bintan Pulau Dompak
3. Lokasi
a. Alamat : Pulau Bintan Pulau Dompak
b. Kota : Tanjung Pinang
c. Provinsi : Kepulauan Riau
4. Pemilik Proyek : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kep.Riau
5. Nama perusahaan : PT. Wijaya Karya (Persero)
6. Penandatangan kontrak: Dwi Susanto, S.T.
7. Alamat Perusahaan : Jl. DI Panjaitan Kav.9 Jakarta
8. SPMK
a. No SPMK : 03.02/SPMK/MY.FSK.DPU V/2014
b. Tanggal SPMK : 26 Mei 2014
9. Kontrak
a. No Kontrak : 02.02/SP-HS/MY.FSK/DPU/V/2014
b. Tanggal Kontrak : 23 Mei 2014
c. Kontrak Awal : Rp. 312.854.987.000,-
10. Pagu Anggaran : Rp. 360.000.000.000,-
11. Tanggal Selesai kerja : 16 November 2015
12. Waktu Pelaksanaan : 540 Hari Kalender
13. Kontrak Addendum
a. ADD-01
- No ADD-01 : ADD.01/02.02/SP-HS/MY-FSK/DPU/VI/2014
- Tanggal : 24 Juni 2014
- Nilai : Rp. 312.854.987.000,-
- Jenis ADD : 1. Perubahan Design Gambar Sesuai Hasil dari
Rekayasa Lapangan
2. Pekerjaan Tambahan Kurang (CCO-01)

b. ADD-02
- No ADD-02 : ADD.02/02.02/SP-HS/MY-FSK/DPU/I/2014
- Tanggal : 19 Januari 2015
- Nilai : Rp. 312.854.987.000,-

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
- Jenis ADD : 1. Perubahan SK PPK dan PPTK T. A 2015
2. Perubahan Direktur Wilayah Operasi I PT. WIKA
c. ADD-03
- No ADD-03 : ADD.03/02.02/SP-HS/MY-FSK/DPU/III/2015
- Tanggal : 31 Maret 2015
- Nilai : Rp. 312.854.987.000,-
- Jenis ADD : 1. Pekerjaan Tambah Kurang (CCO 01)
d. ADD-04
- No ADD-04 : ADD.04/02.02/SP-HS/MY-FSK/DPU/VIII/2015
- Tanggal : 14 Agustus 2015
- Nilai : Rp. 312.854.786.000,-
- Jenis ADD : 1. Perubahan Nilai Kontrak
2. Pekerjaan Tambah Kurang (CCO 03)
3. Penambahan Waktu Pelaksanaan menjadi 584 hari
Dengan tanggal selesai 30 Desember 2015
e. ADD-05
- No ADD-05 : ADD.05/02.02/SP-HS/MY-FSK/DPU/XII/2015
- Tanggal : 28 Desember 2015
- Nilai : Rp. 312.854.786.000,-
- Jenis ADD : 1. Penambahan Waktu Pelaksanaan menjadi 765 hari
Dengan tanggal selesai pekerjaan 30 Juni 2015
f. ADD-06
- No ADD-05 : ADD.06/02.02/SP-HS/MY-FSK/DPU/VI/2016
- Tanggal : 15 Juni 2016
- Nilai : Rp. 312.854.786.000,-
- Jenis ADD : 1. Penambahan Waktu Pelaksanaan menjadi 890 hari
Dengan tanggal selesai pekerjaan 31 Oktober 2016

14. Sumber Dana


a. APBD T.A. 2014 : Rp. 176.530.000.000,-
b. APBD Perubahan T.A 2014 : Rp. 182.515.000.000,-
c. APBD T.A. 2015 : Rp. 133.343.561.519,-

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
d. APBD Perubahan T.A 2015 : Rp. 67.472.379.784, -
e. APBD T.A. 2016 : Rp. 84.125.815.646,-
15. Penyerapan Keuangan
a. Tahun Anggaran 2014 : Rp. 161.256.890.606,-
b. Tahun Anggaran 2015 : Rp. 67.472.079.748,-
c. Tahun Anggaran 2016 : Rp. 58.232.958.081,82
d. Penyerapan anggaran
Hingga 25 Agustus 2016 : Rp. 286.961.928.435,82
e. Jumlah yang belum dibayar : Rp. 225.892.857.564,18
2.4.2. Data Umum Kontrak Jasa Konsultasi Proyek
1. Nama Kegiatan : Konsultasi Manajemen Konstruksi
2. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan)
Pulau Bintan Pulau Dompak
3. Kontrak
a. No. Kontrak : 02.01/SP/MY.KONS/DPU/III/2014
b. Tanggal Kontrak : 03 Maret 2014
c. Penandatangan : DR. Ir. Wisjnuprapto, Dipl., S.E.
4. Nama Perusahaan : PT. Lapi Ganeshatama Consulting
5. Alamat Perusahaan : Jl. Dayang Sumbi No.7 Bandung, Jawa Barat
6. SPMK
a. No. SPMK : 03.01/SPMK/MY.KONS/DPU/III/2014
b. Tanggal SPMK : 03 Maret 2014
7. Jangka Waktu : 974 Hari Kalender
2.4.3. Data Teknis Proyek
1. Kelas Jembatan : Kelas I
2. Jenis Jembatan : Jembatan Beton Prategang
3. Type Jembatan
a. Main Span bridge : Box Girder, Arch Cable Stayed
b. Approach Span : PCI Girder Bridge
8. Panjang Fungsional : 1450 m
Rincian :
a. Kondisi Existing : 210 m

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
b. Main Span Box Girder : 980 m
9. Lebar Jembatan
a. Main Span : 15,4 m
b. Approach Span : 20 m
10. Jumlah Pedestrian : 4 buah (2 sisi atas & 2 sisi bawah)
11. Jumlah Arch : 3 Buah
12. Jumlah Jalur/Lajur : 2 Jalur/4 Lajur
13. Jumlah Abutment : 2 buah (1 buah existing + 1 buah baru)
14. Jumlah Pier : 31 buah (sudah termasuk existing)
15. Jenis Pondasi
a. Spun Pile Diameter 1000 mm
b. Spun Pile Diameter 600 mm
c. Bored Pile 720 mm
16. Jenis Struktur : Struktur Beton Prategang
17. Sistem struktur prategang : Post- tensioned
18. Material Struktur
a. Beton
- Struktur Umum : Beton K-350 (ABT, Pilecap, Pier, Parapet)
- Struktur Khusus : Beton K-500 (Girder, Balok Arch)
b. Baja
- Baja Mutu U-39
- Baja Mutu Tinggi Grade-270
19. Metode Pelaksanaan Konstruksi
a. Main Span : Balanced Cantilever
b. Aproach Span : Launching Gantry dan Traveler

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Gambar 2.3. Animasi Rencana Proyek Pembangunan Jembatan I
(Lanjutan) Pulau Bintan Pulau Dompak

Gambar 2.2. Rencana Proyek Pembangunan Jembatan I


(Lanjutan) Pulau Bintan Pulau Dompak

2.5. Ruang Lingkup Pekerjaan


Dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) Pulau
Bintan Pulau Dompak memiliki lingkup pekerjaan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
a. Pembuatan dermaga darurat
b. Mobilisasi
c. Pembuatan fasilitas proyek
2. Pekerjaan Struktur
a. Pekerjaan Struktur Pendahuluan
- Pembuatan Abutment baru
- Pondasi Tiang Pancang
- Pondasi Bored Pile
b. Pekerjaan Substruktur
- Pekerjaan pilecap dan Skirting Panel
- Pekerjaan Pierleg
- Pekerjaan Pierhead
c. Pekerjaan Superstuktur
- Pekerjaan Diapraghma dengan PCI girder
- Pekerjaan Box Balanced Cantilever bentang 260 m
- Pekerjaan 3 Buah Balok Pelengkung

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
- Pekerjaan Parapet Jembatan
3. Pekerjaan Finishing
a. Pekerjaan Lampu Jembatan
b. Pekerjaan Barier atau Railing Jembatan
c. Pekerjaan Proteksi Lereng
2.6. Sumber Daya Proyek
Sebelum pelaksanaan proyek terlebih dahulu kita harus menyusun dan
mempersiapkan sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan agar proyek
tersebut dapat berjalan dengan baik, lancar, efektif dan efesien. Adapun sumber
daya proyek tersebut antara lain :
2.6.1. Bahan Konstruksi
Bahan bangunan yang harus digunakan sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) yang telah ditentukan.
Pengadaan bahan bangunan yang dipergunakan dalam pekerjaan
harus:
a. Memenuhi spesifikasi dan standart mutu yang berlaku.
b. Memenuhi ukuran, pembuatan jenis dan mutu yang
disyaratkan oleh gambar dan seksi lain dalam spesifikasi ini,
atau sebagaimana secara khusus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
c. Semua produk harus baru atau belum pernah digunakan untuk
proyek lain.
Sebelum mengadakan pemesanan, material terlebih dahulu diuji kemudian
material yang lolos uji spesifikasi diajukan ke pemilik proyek. Setelah
mendapatkan persetujuan pemilik proyek baru dilakukan pemesanan. Bahan yang
telah dipesan dan didatangkan ke lokasi proyek kemudian diuji ulang sesuai dengan
pengujian awal pada saat sebelum pemesanan. Jika mutu material yang dikirim ke
lokasi proyek tidak sesuai dengan mutu material yang sebelumnya telah diuji maka
material tersebut akan ditolak dan disingkirkan dari lokasi proyek dalam waktu 48
jam, kecuali mendapat persetujuan lain dari pemilik proyek. Bahan yang telah
sampai dilokasi proyek kemudian disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya
terjamin, siap pakai dan mudah diperiksa oleh konsultan manajemen konstruksi dan

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
pemilik proyek. Kualitas dari hasil pekerjaan pembangunan dipengaruhi oleh
kualitas bahan konstruksi yang digunakan. Kualitas bahan konstruksi yang baik
bukan hanya harus memenuhi persyaratan atau peraturan yang ditetapkan, tetapi
bahan-bahan tersebut juga harus masih dalam kondisi baik pada saat digunakan.
Oleh karena itu diperlukan perawatan terhadap bahan konstruksi di lapangan agar
kualitasnya tersebut tetap terjaga pada saat digunakan.
Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) Pulau Bintan
Pulau Dompak digunakan berbagai macam bahan konstruksi yakni sebagai
berikut :
A. Konstruksi Umum
Kontruksi umum yang digunakan adalah beton. Beton adalah campuran yang
terdiri dari material - material pengikat (semen), bahan pengisi (agregat kasar dan
agregat halus) ditambah air, keakuratan takaran dan proses pengadukan sangat
menentukan dalam penentuan kualitas beton serta nilai kuat tekan karakteristik
beton itu sendiri. Sementara itu mutu beton terdiri dari K-350 dan K-500
Kebutuhan beton diatas didapatkan dengan mendatangkan Ready Mix Concrete
yang diproduksi oleh PT. Graphika Beton.
Pekerjaan Penakaran dan Pencampuran Beton ini mengacu pada Spesifikasi
Teknis Divisi 7, dalam dokumen kontrak tentang Struktur, seksi 7.1 tentang Beton,
yang berbunyi : yang dimaksud beton adalah campuran antara semen portland atau
semen hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa
bahan tambahan membentuk massa padat. Adapun bahan-bahan yang dipakai untuk
campuran beton adalah sebagai berikut :
Semen
Semen merupakan bahan yang hidrolik yang dapat bereaksi secara kimia
dengan air, yang disebut dengan hidrasi, sehingga membentuk material batu
padat.Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen Portland
terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang
dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan atau konsultan pengawas dan
owner. Semen yang dipergunakan dalam proyek ini adalah merupakan semen tipe I
yang didatangkan dari PT. Semen Padang Persero.

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Gambar 2.3. Semen PT. Semen Padang
Agregat
Agregat adalah material granural yang berfungsi sebagai pengisi dari campuran
beton. Agregat dapat diperoleh langsung dari sumber alam yang berada di
sekitar lokasi proyek seperti sungai atau dapat juga diperoleh dari pengolahan
industri stone crusher dengan cara memecah batu alam yang berukuran besar.
Agregat terbagi 2 macam, yaitu :
1. Agregat kasar
Agregat kasar adalah material yang mempunyai ukuran butiran besar dari
4,75 mm dan maksimal 38,10 mm. Agregat kasar harus dipilih sedemikian
sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih dari dari jarak minimum antara
baja tulangan atau antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya
di mana beton harus dicor.

Gambar 2.4. Agregat Kasar


2. Agregat halus

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
10
Agregat yang mempunyai ukuran butiran kecil dari 4,75 mm, atau yang
secara umum disebut pasir. Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi
ketentuan yang diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi
tersebut tidak perlu ditolak bila Kontraktor dapat menunjukkan dengan
pengujian bahwa beton yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan.

Gambar 2.5. Agregat Halus

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
11
Tabel 2.1. Ketentuan Gradasi Agregat
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Kasar Halus
Inch Standard Ukuran Nominal Ukuran Nominal Ukuran Nominal Ukuran Nominal Ukuran Nominal Ukuran Nominal
Halus
(in) (mm) maksimum 1 in maksimum in maksimum 3/8 in maksimum 1 in maksimum in maksimum 3/8 in
(40 mm) (20 mm) (10 mm) (40 mm) (20 mm) (10 mm)
2 50 100 - - 100 - -
1 37,5 85-100 100 - - 100 -
20,0 0-25 85-100 - 45-80 95-100 -
14,0 - 0-70 100 - - 100
3/8 10,0 100 0-5 0-25 85-100 - - 95-100
3/16 5,0 89-100 - 0-5 0-25 25-50 35-55 30-65
No.8 2,36 60-100 - - 0-5 - - 20-50
No.16 1,18 30-100 - - - - - 15-40
No.30 600 m 15-100 - - - 8-30 10-35 10-30
No.50 300 m 5-70 - - - - - 5-15
No.100 150 m 0-15 - - - 0-8* 0-8* 0-8*

*Dinaikan 10 % jika menggunakan Batu Pecah

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-12
Air
Air yang digunakan dalam campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan kimia dan organik seperti minyak, garam,
asam, basa, atau gula. Air yang diketahui bisa diminum dapat digunakan tanpa
pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan, maka
harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen tambah pasir
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling atau air
minum. Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar
dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan
mortar dengan air suling atau air minum pada periode perawatan yang sama.
Air yang digunakan berasal dari lokasi sekitar proyek.
Zat Aditif
a. Plastocrete RT 6 Plus
Plastocrete RT6 Plus adalah admixture beton yang bersifat mengurangi air
(water reducing) dan memperlambat waktu set (set retarder) yang sangat
efisien dan ekonomis dengan berbagai macam penggunaan dosis. Sesuai
dengan A.S.T.M. C 494-92 Type D

Gambar 2.6. Zat Aditif Plastocreter RT 6 Plus

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau
13
b. Sikament NN
Sikament NN adalah cairan Superplasticizer yang sangat efektif dengan
aksi ganda untuk produksi beton yang mengalir atau bahan untuk mengurangi
air beton untuk membantu menghasilkan kekuatan awal dan kekuatan akhir
tinggi. Bebas klorin. Sesuai dengan ASTM C 494-92 Type F.

Gambar 2.7. Zat Aditif Sikament- NN


c. Silica Interplas Z
Silica interplas-Z adalah suatu adiktif injeksi semen dalam bentuk bubuk,
bekerja dengan cara menambah volume gembung udara mikro dalam
campuran yang kemudian menghasilkan pengembangan volume campuran
basah dan meningkatkan kemudahan dalam pengaliran tanpa menimbulkan
segeregasi. Kegunaan dari aditif ini yaitu untuk penggunaan pada proses
Grouting dikarenakan dapat menahan daya tarik menarik (kohesi) dalam
Grouts.

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau
14
Gambar 2.8. Zat Aditif Silica Interplas - Z
d. Sikabond- NV
Sikabond NV adalah cairan aditif berbentuk Bonding agent yang
digunakan untuk menyambungkan antara pengecoran beton lama dan beton
baru ataupun untuk menambah daya rekat pada mortar dengan membasahi
terlebih dahulu.

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau
15
Gambar 2.9. Zat Aditif sikabond NV
Baja Tulangan
Ada 2 jenis baja tulangan, yaitu tulangan polos (plain bar) dan tulangan ulir
(deformed bar), yaitu :
a. Tulangan ulir
Berdasarkan SNI ( dalam Wahyudi, 1999 :33), digunakan simbol D untuk
menyatakan diameter tulangan ulir. Sebagai contoh, D-10 dan D-19
menunjukkan tulangan ulir berdiameter 10 mm dan 19 mm. Tulangan ini
tersedia mulai dari diameter 10 hingga 32 mm, meskipun ada juga yang lebih
besar, tetapi umumnya diperoleh melalui pesanan khusus. Bedasarkan
ketentuan SNI T-15-1991-03 pasal 3.5 (dalam Wahudi, 1999 : 33) baja
tulangan ulir labih diutamakan pemakaiannya untuk batang tulangan. Salah
satu tujuan dari ketentuan ini adalah agar struktur beton bertulang tersebut
memiliki keandalan terhadap efek gempa, Karena antara lain terdapat lekatan
yang lebih baik antara beton dengan tulangannya.
Tabel 2.2. Dimensi Efektif Tulangan Ulir
Diameter Berat Keliling Luas Penampang
(mm) (kg/m) (cm) (cm2)
10 0,67 3,14 0,785
13 1,04 4,08 1,33
16 1,58 5,02 2,01
19 2,23 5,96 2,84
22 2,98 6,91 3,80
25 3,85 7,85 4,91
32 6,31 10,05 8,04
36 7,99 11,30 10,20
40 9,87 12,56 12,60

b. Tulangan polos (Plain)


Baja tulangan ini tersedia dalam beberapa macam diameter tetapi karena
ketentuan SNI (dalam Wahyuidi, 1999 : 32), hanya memperkenankan
pemakaiannya untuk sengkang dan tulang spiral, pemakiannya terbatas. Saat

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau
16
ini tulangan polos yang mudah dijumpai adalah hingga diameter 16mm,
dengan panjang standar 12 meter.
Tabel 2.3. Dimensi Efektif Tulangan Polos
Diameter Berat Keliling Luas penmpang
(mm) (kg/m) (cm) (cm2)
6 0,222 1,88 0,283
8 0,395 2,51 0,503
10 0,617 3,14 0,785
12 0,888 3,77 1,13
16 1,58 5,02 2,01

Untuk melindungi tulangan terhadap bahaya kebakaran dan korosi


disebelah luar tulangan harus diberi tebal minimum beton. Tebal selimut
beton bervariasi tergantung pada tipe konstruksi dan kondisi lingkungan.
Berdasarkan pasal 3.16.7 SNI, tebal selimut beton bertulang yang tidak
langsung berhubungan dengan cuaca atau tanah adalah tidak boleh lebih
kecil dari 20 mm untuk pelat, dinding, dan pelat berusuk yang
menggunkan diameter tulangan lebih kecil dari D-36, sert 40 mm untuk
balik dan kolom. Jika beton tersebut berhubungan langsung dengan tanah,
tebal selimut minimum adalah 40-50 mm, tergantung dari diameter
tulangannya, tetapi jika beton tersebut dicor langsung ditanah tanpa
adanya lapisan dasar atau lantai kerja, tebal selimut beton minimum 70
mm. (L.Wahyudi, 1999:32)

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau
17
Gambar 2.10. Baja Tulangan Polos dan Ulir
B. Konstruksi Khusus
Beton Prategang adalah jenis beton dimana tulangan bajanya ditarik
ditegangkan terhadap betonnya. Penarikan ini menghasilkan sistem
kesetimbangan pada ketegangan dalam (tarik pada baja dan tekan pada beton)
yang akan meningkatkan kemampuan beton menahan beban luar. Karena beton
cukup kuat dan daktail terhadap tekanan dan lemah terhadap tarikan maka
kemampuan menahan beban luar dapat ditingkatkan dengan pemberian
pratekanan. Konsep beton prategang memperlakukan beton sebagai bahan yang
elastis. Beton prategang pada dasarnya adalah beton yang ditransformasikan dari
bahan yang getas menjadi bahan yang elastis dengan memberikan tekanan terlebih
dahulu (Pratekan) pada bahan tersebut. Pada keseluruhan desain struktur beton
prategang, pengaruh dari prategang dipandang sebagai keseimbangan berat sendiri
sehingga batang yang mengalami lenturan seperti plat, transversal beam dan
gelagar tidak akan mengalami tegangan lentur pada kondisi pembebanan yang
terjadi.

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau
18
Aufaa Rozaan (1311052009)
Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau
19
Gambar 2.11. Penggunaan Beton Prategang

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau
20
Keuntungan Prestressed terhadap Reinforced Concrete
1. Prestressed concrete lebih mampu mengeliminasi retak akibat tension secara
efektif dibandingkan dengan reinforced concrete.
2. Material yang digunakan dalam konstruksi dapat lebih digunakan secara
maksimal (optimasi material).
3. Dapat dipakai pada bentang-bentang yang besar
4. Bentuknya langsing, berat sendiri lebih kecil, lendutan lebih kecil

Gambar 2.12. Perbandingan Prestressed Concrete dan Reinforced Concrete

Jenis Penampang Struktur Dalam Konstruksi Prestressed Concrete


Beberapa bentuk penampang yang seringkali digunakan dalam konstruksi
beton prategang diantaranya:
1. Penampang I simetris
2. Penampang I tidak simetris
3. Penampang T
4. Penampang T terbalik
5. Penampang box girder
Dalam pemilihan penampang struktur yang akan dibangun, ada beberapa hal
yang harus diperhitungkan, baik dari segi biaya maupun dari segi kekuatan
penampang dalam menahan beban yang akan dikerjakan padanya. Penampang
persegi panjang adalah yang paling ekonomis dari segi bekisting, Tetapi jarak kern
kecil dan lengan momen yang tersedia untuk baja terbatas. Beton dekat garis berat
dan pada sisi tarik tidak efektif dalam menahan momen, terutama pada tahap

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
batas. Penampang persegi tidak seefisien penampang-I dalam penggunaan
penampang beton. Hal ini bisa dilihat dari perbandingan yang terlihat dibawah ini.
Tabel 2.4. Parameter Prestressed Concrete
Jenis Penampang
Parameter Satuan
Penampang-I Persegi Panjang

(mm) 180 109

Jarak pusat batas gaya tekan dari


serat atas (m) 66 55
Lengan momen batas a untuk
406 417
Kopel penahan (m)
Tarikan batas baja (mm) 1001 1001
Momen penahan batas (km-m) 406 417

Cara Pemberian Tegangan


Cara Pemberian Tegangan Prestressed concrete dibedakan menjadi 2 type,
yaitu:
1. Pre-Tensioning dimana compressive force diinduksi ke dalam struktur beton
dengan menggunakan high strength steel tendon yang ditarik diantara 2 ujung
abutment.
2. Post-Tensioning dimana compressive force diinduksi ke dalam struktur beton
dengan menggunakan high strength steel tendon yang dipasang dalam ducts
embedded dalam beton. Tendon distressing setelah beton dicor dan dicuring
sampai kuat tekan beton yang disyaratkan.
Material Yang Digunakan Dalam Konstruksi Prestressed Concrete
Beton
Material yang digunakan secara umum sama dengan bahan konstruksi beton
umum yaitu K-500 dengan bahan yang telah diatur dalam spesifikasi umum
Divisi 7 Seksi 7.2 mengenai Beton Prategang
Baja (Tendon)
Baja (tendon) yang dipakai untuk beton prategang dalam prakteknya ada tiga
macam yaitu sebagai berikut :
1. Kawat tunggal (wires), biasanya digunakan untuk baja prategang pada
beton prategang dengan system pratarik (pre-tension).

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
2. Kawat untaian (strand), biasanya digunakan untuk baja prategang pada
beton pratengang dengan system pascatarik (post-tension).
3. Kawat batangan (bar), biasanya digunakan untuk baja prategang pada
beton prategang dengan system pratarik (pre-tension).

(a) Kawat tunggal (wires) (b) Untaian Kawat (strand)

(c) Kawat batangan (bars)

Gambar 2.13. Bentuk Kawat Baja (Tendon)


Ducts
Ducts merupakan selimut yang berbentuk spiral yang digunakan sebagai
pembungkus kabel strand yang berfungsi untuk mencegah korosi pada kabel
strand. Luas ducts harus lebih besar 2.25 kali luas kabel strand pada sistem
post- tensioning. Jenis ducts yang memiliki interlocking seam biasanya
digunakan untuk struktur tendon yang bounded. Sedangkan untuk struktur
tendon yang unbounded digunakan tendon polos. Struktur tendon bounded
adalah dimana setelah diberi gaya prategang tendon digrouting, sedangkan
unbonded tidak digrouting seperti pada struktur kabel pada jembatan cable
stayed.

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Coefficient of angular friction menggambarkan kemampuan ducting untuk
mareduksi gesekan antara ducting dengan strand dimana besar kecilnya
koefisien tergantung sudut alignment pemasangan tendon.
Coefficient of wobble friction menggambarkan kemampuan ducting untuk
mareduksi gesekan antara ducting dengan strand dimana besar kecilnya
koefisien tergantung panjang tendon yang diproduksi di pabrik, semakin
panjang tendon maka Coefficient of wobble friction semakin besar.

Gambar 2.14. Detail Ducts

Adapun material yang digunakan dalam pekerjaan post-tensioning pada


proyek ini adalah sebagai berikut.
1. Beton K500
2. Strand dengan spesifikasi
Type of strand = low relaxation (seven wire)
Ultimate strength of strand = 1860 N/mm2 / 26.5 ton
Steel Grade = 270
Modulus Elasticity of Strand = 193060 N/mm2
3. Ducts
Duct yang digunakan dalam proyek jembatan perawang memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
Coefficient of angular friction = 0.2000/radian
Coefficient of wobble friction = 0.1000/m

C. Pelengkap
Kayu
Kayu secara umum adalah suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari
tumbuhan dalam alam. Karena itu kayu merupakan salah satu bahan
konstruksi yang pertama dalam sejarah umat manusia dalam proyek ini kayu
dan papan berfungsi sebagai kayu non konstruksi. Dimana kayu dan papan

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
disini dimanfaatkan sebagai penyangga, bekisting, mal, dan alat bantu dalam
kelancaran pembuatan konstruksi jembatan. Jadi tidak dibutuhkan kayu
dengan kelas yang rendah.

Gambar 2.15. Kayu


Multiplek
Papan Multiplek dibuat dari serutan kayu yang dilapiskan secara vertikal dan
horizontal secara berselang seling antar lapisan, dan antar lapisan tersebut di
press dengan tekanan tertentu dan di lem. biasanya digunakan sebagai bahan
furniture dan konstruksi bangunan.Dalam proyek pembangunan Jembatan ini,
multiplek yang digunakan yaitu dengan ukuran 244 cm x 122 cm x 0,9 cm
yang digunakan untuk pembuatan bekisting

Gambar 2.16. Multiplek


Paku
Paku berfungsi dalam menyambung bahan dari kayu, papa, triplek dan
sejenisnya. Dalam proyek pembangunan keberadaan paku menjadi cukup

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
penting karena dengan paku sambungan berbahan kayu disa dibuat. Seperti
pembuatan bekisting dan lainnya. Pengadaan paku pada proyek ini dipesan
dari toko bangunan disekitar lokasi proyek dengan ukuran sebagai berikut :
- Paku berukuran 2 inch dan 2,5 inch
- Paku berukuran 3 inch dan 4 inch

Gambar 2.17. Paku

Kawat Bendrat
Kawat Bendrat adalah baja tipis yang cukup elastis yang berfungsi mengikat
sambungan atau joint dari baja tulangan. Terkadang juga digunakan dalam
mengikat bekisting dan lainnya. Kawat bendrat didatangkan dari Toko
Bangunan sekitar lokasi proyek.

Gambar 2.18. Kawat


2.6.2. Peralatan Bendrat

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Peralatan merupakan sarana prasarana yang dapat menunjang kegiatan
proyek, tanpa peralatan suatu proyek tidak dapat berjalan dengan lancar,
1. Batching Plan
Batching plan merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur/memproduksi
beton dalam produksi yang besar. Batching plant digunakan agar produksi beton
ready mix tetap dalam kualitas yang baik, sesuai standar, nilai slump test dan
strength-nya stabil sesuai yang diharapkan. Untuk itu, komposisi material harus
terkendali. Beton ini didapatkan dengan cara mencampur agregat halus (pasir),
agregat kasar (kerikil), atau jenis agregat lain, dan air, dengan semen portland atau
semen hidrolik yang lain, kadang-kadang dengan bahan tambahan (additif) yang
bersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu
kesatuan yang homogen Adapun bagian-bagian batching plant antara lain:
1. Cement silo, berfungsi untuk tempat penyimpanan semen dan menjaga semen
agar tetap baik.
2. Belt conveyor, berfungsi untuk menarik bahan/material (agregat kasar dan
agregat halus) ke atas dari bin ke storage bin.
- Bin, berfungsi sebagai tempat pengumpulan bahan/material (agregat kasar
dan agregat halus) yang berasal dari penumpukan bahan di base camp
dengan bantuan wheel loader untuk di tarik ke atas (storage bin).
- Storage bin, digunakan untuk pemisah fraksi agregat. Storage bin dibagi
menjadi 4 (empat) fraksi, yaitu: agregat butir kasar (split), butir menengah
(screening), butir halus (pasir), dan fly ash.
3. Timbangan pada alat batching plant dibagi menjadi 3 (dua) macam, yaitu:
timbangan untuk agregat, timbangan untuk semen, dan timbangan untuk air.
4. Dosage pump, digunakan untuk penambahan bahan admixture seperti retarder.
5. Tempat penampungan air yang berfungsi sebagai supply kebutuhan air pada
ready mix.

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Gambar 2.19. Batching Plan
2. Form Traveler
Form traveler adalah alat konstruksi yang digunakan pada pembangunan
jembatan cast in situ dengan menggunakan metode box balanced cantilever.
Fungsi utama form traveler adalah sebagai bekisting berjalan sehingga
pengecoran beton struktur dek jembatan bisa dilakukan dengan segmental pada
lokasi dimana pemasangan shoring tidak memungkinkan, seperti di atas
sungai/laut dan di atas lembah Form traveler yang digunakan di pekerjaan
jembatan segmental pada umumnya menggunakan tipe overhead dan underslung.
Jembatan cable-stayed dan balanced cantilever di Indonesia hampir semuanya
menggunakan form traveler tipe overhead. Perbedaan utama antara tipe overhead
dan underslung terletak pada posisi rangka utama form traveler tersebut. Form
traveler tipe overhead memiliki rangka utama di atas dek, sementara tipe
underslung memiliki rangka utama di bawah dek.

Gambar 2.20. Form Traveler


3. Launching Gantry
Gantry adalah alat berat yang terletak diatas struktur jalan layang. Fungsi dari alat
tersebut adalah untuk mengangkut benda-benda yang sangat berat yaitu seperti box
girder pada proyek jalan laying atau jembatan. Launching gantry memiliki bagian

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
yang bernama winch, winch tersebut yang memiliki fungsi untuk mengangkut beban
berat tersebut. Winch dapat bergerak naik-turun, kanan-kiri, dan depan-belakang.
Launching gantry salah satu dari berbagai jenis girder launchers. Girder diluncurkan
dari span satu menuju span yang dituju menggunakan trolley yang bergerak diatas re1
longitudinal, setelah girder sampai pada posisi launching gantry, lalu launching
gantry yang membawa balok girder tersebut bergerak secara transversal menuju
bearing pad dimana balok tersebut akan diletakkan, setelah pekerjaan erection girder
pada satu span tersebut selesai lalu gantry bergerak maju. (kristijanto & Supani,
2007)

4. Bore Pile Machine Gambar 2.21. Launching Gantry

Bore Pile Machine adalah alat bantu untuk pekerjaan pondasi jenis borepile
yang mana pada umumnya berbentuk mesin crane borepile. Mesin borepile ini
terdapat dua sistem yaitu sebagai berikut :
a. Sistem Drydilling
tanah dibor dengan menggunakan mata bor spiral dan diangkat setiap interval
kedalaman 0,5 meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang
ditentukan.
b. Sistem Washborring
tanah dikikis dengan menggunakan mata bor cross bit yang mempunyai
kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Pengikisan tanah dibantu
dengan tiupan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan pompa sentrifugal 3.
Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis terdorong keluar dari lubang bor.
Setelah mencapai kedalaman rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor
dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap
berlangsung terus sampai cutting atau serpihan tanah betul-betul terangkat

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi
sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari
lubang bor. Dengan bersihnya lubang bor diharapkan hasil pengecoran akan baik

Gambar 2.22. Borepile Machine


5. Ponton
Ponton adalah suatu jenis kapal yang dengan lambung datar atau suatu kotak
besar yang mengapung, digunakan untuk mengangkut barang dan ditarik dengan
kapal tunda atau digunakan untuk mengakomodasi pasang-surut seperti pada
dermaga apung. Dalam pelaksanaan konstruksi penggunaan ponton digunakan
sebagai media alat berat darat yang akan bekerja di wilayah perairan untuk
kebutuhan pekerjaan konstruksi apabila dibutuhkan.

Gambar 2.23. Ponton


6. Crane

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Crane adalah salah satu alat berat (heavy equipment) yang digunakan sebagai
alat pengangkat dalam proyek kontruksi. Crane bekerja dengan mengangkat
material yang akan dipindahkan, memindahkan secara horizontal, kemudian
menurunkan material ditempat yang diinginkan
. Alat ini memilki bentuk dan kemampuan angkat yang besar dan mampu
berputar hingga 360 derajat dan jangkauan hingga puluhan meter. Crane biasanya
digunakan dalam pekerjaan pekerjaan proyek, pelabuhan, perbengkelan, industri,
pergudangan dll.

7. Excavator Gambar 2.24. Kawat


Excavator atau ekskavator adalahBendrat
alat berat yang yang terdiri dari beberapa
bagian yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Alat berat yang biasanya
didominasi warna kuning tersebut terdiri dari bahu (boom), lengan (arm),
keranjang atau alat keruk (bucket), kabin dan tracker. Kabin berada di atas tracker
yang hadir dilengkap dengan roda rantai. Pada umumnya alat berat ekskavator
digerakkan dengan tenaga hidrolis mesin diesel dan berjalan di atas kaki roda
rantai.

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Gambar 2.25 Excavator
8. Trailer
Trailer adalah alat berat berkapasitas besar diatas dumptruck yang berfungsi
untuk mengangkut, dan memindahkan alat berat dengan kapasitas yang lebih
kecil ke jangkauan wilayah tertentu jika diperlukan, kapasitas dari trailer ini
biasanya bisa mengangkut beban > 10 ton.

9. Three Wheel Roller Gambar 2.26. Trailer


Three Wheel Roller sering juga disebut Macadam Roller, untuk
menambah bobot alat ini, roda silinder baja yang kosong diisi
dengan zat cair (minyak atau air), bahkan dalam kondisi tertentu
kadang-kadang diisi dengan pasir.Berat mesin penggilas ini
berkisar antara enam sampai 12 ton. Alat berat ini umumnya
berfungsi untuk memadatkan tanah dengan cara mekanis.

Gambar 2.27. Three wheel Roller

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
10. Tandem Roller
Tandem roller adalah sebagai alat pemadat lapisan perkerasan aspal sesaat
setelah campuran aspal dihampar (suhu pemadatan biasanya berkisar antara 110
1200C). Tandem roller melakukan pemadatan awal sebanyak satu passing dan
pada saat finishing akhir sebanyak satu passing pula. Pada saat pemadatan awal,
passing pertama dilakukan tanpa menggunakan air, dengan tujuan supaya
penurunan campuran aspal akibat pemadatan bagus dan pori-pori campuran aspal
saling mengisi. Passing kedua dilakukan dengan menggunakan air, dengan tujuan
mempercepat pengerasan campuran aspal/pendingin. Alat ini mempunyai berat
8.1 Ton.

11. Buldozer Gambar 2.28. Tandem


Buldozer berfungsi sebagai alat pembersih
Roller lapangan, biasanya dengan cara
menggusur material agar lapangan siap digunakan untuk proyek. Bulldozer
memiliki blade di bagian depan. Blade inilah yang dapat memotong dan
menggusur material-material (tanah, dll) yang dianggap mengganggu.

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Gambar 2.29. Buldozer
12. Dump Truck
Dump Truk adalah alat angkutan yang sangat umum digunakan didalam
proyek konstruksi. Alat ini sangat efisien dalam penggunaannya karena
kemampuan tempuhnya yang jauh dengan volume angkut yang besar yaitu rata-
rata 5 m3. Fungsi dari dump truk adalah untuk mengangkut material seperti tanah,
pasir, dan batuan pada proyek konstruksi. Namun, alat ini juga memiliki
kekurangan karena memerlukan alat lain untuk pemuatan.

Gambar 2.30. Dump Truck


13. Pickup Truck
Pickup Truk adalah alat angkutan yang sangat umum digunakan didalam
proyek konstruksi. Alat ini sangat efisien dalam penggunaannya karena
kemampuan tempuhnya yang jauh dengan volume angkut kapasitas rendah.
Fungsi dari dump truk adalah untuk mengangkut material seperti tanah, pasir, dan
batuan dalam skala kecil pada proyek konstruksi.

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Gambar 2.31. Pickup Truck
14. Watertank truck
water tank truck adalah sebagai alat penyedia air. Alat-alat berat yang
menggunakan air dalam pengoperasiannya, akan disuplai dari alat ini. Selain itu
water tank truck bisa digunakan langsung sebagai alat penyiram pada saat
pengerjaan pemadatan tanah yang bertujuan untuk memudahkan terjadinya proses
pengikatan antara material yang satu dengan yang lain, sehingga didapatkan
kepadatan yang optimum.

15. Bar Cutter Gambar 2.32. Watertank Truck


Bar Cutter adalah alat / mesin yang di gunakan untuk memotong besi dengan
ketelitian yang baik sesuai dengan perencanaan kerja. Cara kerja alat ini adalah
baja yang akan dibengkokkan dimasukkan di antara poros tekan dan poros
pembengkok kemudian diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang
diinginkan dan panjang pembengkokkannya. Ujung tulangan pada poros
pembengkok dipegang dengan kunci pembengkok. Kemudian pedal ditekan
sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan
pembengkokkan yang diinginkan.

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Gambar 2.33. Bar Cutter
16. Bar Bender
Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan baja tulangan
dalam berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan. Bar bender adalah alat /
mesin yang di gunakan untuk menekuk besi ulir / beton dengan diameter yang
sesuai dengan kapasitas mesin. Cara kerja alat ini adalah baja yang akan
dibengkokkan dimasukkan di antara poros tekan dan poros pembengkok
kemudian diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang diinginkan dan
panjang pembengkokkannya. Ujung tulangan pada poros pembengkok dipegang
dengan kunci pembengkok. Kemudian pedal ditekan sehingga roda pembengkok
akan berputar sesuai dengan sudut dan pembengkokkan yang diinginkan. Bar
bender dapat mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan mudah dan rapi.

Gambar 2.34. Bar Bender


17. Concrete Vibrator

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Concrete Vibrator adalah suatu alat dimana berfungsi untuk memadatkan
adonan beton yang baru akan dituang dari concrete mixer ke lokasi pengecoran
sehingga tidak menimbulkan rongga dan lubang agar mutu beton yang diharapkan
tercapa dengan cara penggetaran secara mekanis.

Gambar 2.35. Concrete Vibrator


18. Compressor
Compressor adalah alat peniup dengan tekanan udara yang tinggi. Fungsi
compressor adalah untuk membersihkan permukaan pada beksiting pembesian
sebelum dilaksanakan pengecoran agar beton yang dihasilkan tidak mengandung
kotoran seperti debu, sisa kawat pemotongan, dll.

Gambar 2.36. Compressor


19. Generator Set

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Generator set adalah sebuah Perangkat yang mampu menghasilkan Daya
Listrik yang merupakan seperangkat atau gabungan antara Generator atau
Alternator dan Engine yang dapat digunakan sebagai Alat Pembangkit Listrik.
Generator Set terdiri atas Mesin Engine (Motor Penggerak) dan juga Generator /
Alternator, seperti yang telah di jelaskan sebelumnya. Mesin Engine yang satu ini
menggunakan bahan bakar berupa Solar (Mesin Diesel) atau dapat juga
menggunakan Bensin, sedangkan untuk Generatornya sendiri merupakan sebuah
gulungan kawat yang di buat dari tembaga yang terdiri atas kumparan statis atau
stator dan di lengkapi pula dengan kumparan berputar atau rotor.

Gambar 2.37. Generator Set


20. Peralatan Las TIG
Pengelasan adalah proses dimana untuk menyambungkan dua logam atau baja
yang tidak menyatu dengan bantuan suatu peralatan. Dalam proyek ini digunakan
suatu sistem pengelasan TIG. Las gas tungsten (las TIG) adalah proses pengelasan
dimana busur nyala listrik ditimbulkan oleh elektroda tungsten (elektroda
takterumpan) dengan benda kerja logam.

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Gambar 2.38. Peralatan Las TIG
21. Shoring
Shoring adalah suatu perancah sistem lengkap yang dapat dibongkar pasang
dan dapat dibentuk mengikuti bentuk konstruksi secara praktis yang memudahkan
dari segi mutu, waktu dan biaya pelaksanaan dilapangan.

Gambar 2.39. Pelaksanaan Shoring


22. Waterpass
Waterpass atau alat sipat datar berguna untuk melakukan pengukuran elevasi
dan sekaligus mengecek hasil pekerjaan, dan waterpass juga digunakan untuk
menentukan beda tinggi yang nanti akan menentukan berapa volume galian dan
timbunan yang dapat dihitung.

Gambar 2.40. Waterpass


23. Total Station

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Total Station adalah instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran sudut
yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak
yang dinamakan dengan sudut vertikal. Dimana sudut sudut tersebut berperan
dalam pelaksanaan dilapangan.

Gambar 2.41. Waterpass

24. Peralatan Jacking Force


a. Monostrand Jacking
Monostrand Jacks adalah alat yang digunakan pada penarikan tendon pada
struktur jembatan yang terdiri dari 3-4 strand.

Gambar 2.42. Monostrand Jacking


b. Multistrand Jacking
Multistrand Jacks adalah alat yang digunakan pada penarikan tendon pada
struktur jembatan yang terdiri dari > 6 strand.

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Gambar 2.43. Multistrand Jacking

c. Hydraulic Pump
Hydraulic pump merupakan alat untuk membaca gaya pategang yang
diberikan pada jacking force.

Gambar 2.44. Hydraulic Pump


25. Peralatan lainya
a. Ember

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Ember adalah alat bantu dalam suatu pekerjaan proyek. Fungsi ember
adalah untuk menampung material tertentu seperti pasir, air, kerikil dalam
jumlah yang terbatas.

Gambar 2.45 Ember


b. Gerobak
Gerobak adalah alat bantu dalam suatu pekerjaan skala kecil dalam
proyek . Fungsi gerobak adalah untuk mengangkut dan memindahkan suatu
material dalam kapasitas yang terbatas

Gambar 2.46. Gerobak


c. Sekop

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Sekop adalah alat bantu dalam suatu pekerjaan skala kecil dalam proyek.
Fungsi cangkul adalah untuk menggali suatu pekerjaan tanah yang dimensi
pekerjaannya sempit, kecil dan terbatas dengan cara konvesional tenaga
manusia

Gambar 2.47. Sekop

d. Kaka tua
Kaka tua adalah alat bantu dalam suatu pekerjaan skala kecil proyek.
Fungsi kakatua adalah untuk mengikat kawat secara manual pada pekerjaan
perangkaian tulangan dilapangan.

Gambar 2.48. Kakatua

e. Meteran

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Meteran adalah alat bantu dalam suatu pekerjaan proyek. Fungsi meteran
yaitu sebagai alat mengukur dimensi benda datar dengan ukuran tertentu.

Gambar 2.49. Meteran

Tabel 2.5. Daftar Peralatan

Daftar Peralatan
Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan)
Pulau Bintan Pulau Dompak Multiyears
Jumlah Alat
Jenis Alat Kapasitas
(Unit)
2 (Set) 4
FORM TRAVELER 240 TON
(Header)
LAUNCHING GANTRY 1 UNIT 100 TON

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
PONTON 3 UNIT 120 FEET
PONTON 1 UNIT 100 FEET
BORE FILE MACHINE 1 UNIT
FLYING HAMMER 1 UNIT 20 TON
THREE WHEEL ROLLER 1 UNIT 60 TON
TANDEM ROLLER 1 UNIT 10 TON
BULLDOZER 1 UNIT 155 HP
COMPRESSOR 2 UNIT 180 CFM & 60 CFM
CONCRETE MIXER 2 UNIT 0.50 M3
CRANE 5 UNIT 25 TON & 50 TON
DUMP TRUCK 4 UNIT 3 4 M3
EXCAVATOR 2 UNIT 0.9 M3
PLAT BED TRUCK 4 UNIT 5 TON
GENERATOR SET 6 UNIT 60 KVA & 100 KVA
CONCRETE VIBRATOR 4 UNIT 6M
WATER PUMP 4 UNIT 6 X 12 M
WATER TANKER 1 UNIT 6000 LITER
TRAILER 2 UNIT 20 TON
WELDING SET 4 UNIT 300 A
PICK UP TRUCK 2 UNIT 3 TON
BAR BENDER 3 UNIT 32 MM, 42 MM
BAR CUTTER 3 UNIT 32 MM, 42 MM
SHORING PERI UP 3 SET
ALAT SURVEY 1 SET TS, Sifat Datar

2.6.3. Tenaga Kerja


Sebelum melaksanakan suatu proyek, perencanaan tenaga kerja yang akan
dibutuhkan adalah suatu factor penentu keberhasilan dan kelancaran suatu proyek.
Perencanaan ini menyangkut jumlah dan jenis tenaga kerja yang dipakai dan dari
mana tenaga kerja tersebut akan didatangkan.
Dalam pelaksanaan suatu proyek tenaga kerja dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
A. Tenaga Kerja Terdidik dan Terlatih

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
Tenaga kerja terdidik dan terlatih yaitu merupakan tenaga kerja yang
mempunyai pendidikan dan keahlian lapangan yang baik dan mempunyai
pendidikan yang baik untuk menunjang keahlian dibidangnya. Contohnya site
manager, pelaksana lapangan, bendaharawan, administrasi dll. System
pembayaran yang dilakukan dalam pemakaian tenaga kerja terdidik dan terlatih
ini adalah system kontrak yang pembayarannya dilakukan setiap bulannnya.
B. Tenaga Kerja Terlatih
Tenaga kerja terlatih yaitu tenaga kerja yang mempunyai pengalaman
lapangan yang baik terhadap suatu pekerjaan tertentu, contohnya mandor dan
kepala tukang. System pembayaran yang digunakan dalam pemakaian tenaga
kerja terlatih ini adalah system kontrak dan dilakukan pembayaran bulanan.
C. Tenaga Buruh atau harian
Merupakan tenaga kerja yang dipakai atau digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan kasar dilapangan. Contohnya tukang batu dan tukang besi. Tenaga ini
didatangkan dari daerah setempat atau dari sekitar lokasi proyek tersebut, system
pembayaran yang digunakan adalah system harian yang dibayarkan setiap
minggunya, tenaga kerja di proyek-proyek konstruksi secara umum dapat
dibedakan menjadi tenaga ahli dan tenaga terampil dengan tenaga buruh kasar.
Selain itu ditinjau dari aspek organisasi, tenga kerja dibedakan menjadi tenaga
kerja sendiri ( dikenal dengan sebutan karyawan tetap maupun tidak tetap ), dan
tenaga harian lepas.
Ditinjau dari organisasi proyek tenaga kerja dapat pula dibagi menjadi
beberapa bagian antara lain :

1. Karyawan Tetap
Yaitu tenaga personil inti dari suatu perusahaan yang sangat penting dalam
struktur organisasi proyek, dan mempunyai tugas serta mempunyai peranan
penting dalam suatu proyek sekaligus mempunyai tanggung jawab masing-
masing dalam melaksanakan tugasnya
2. Karyawan Tidak Tetap (Outsourching)
Yaitu tenaga kerja yang mempunyai ikatan dalam suatu kegiatan selama
proyek berjalan, dan tenaga kerja ini bertugas membantu dari tenaga

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-
personil inti dalam melaksanakan suatau kegiatan atau pekerjaan dan
sewaktu-waktu dapat diganti dengan tenaga yang lain.
2.6.4. Lokasi Kerja
Tempat kerja yang tersedia relatif aman dan nyaman. Direksi kit
kontraktor dibangun pada sisi dompak sebagai pusat informasi dari pekerjaan
yang ada dilapangan.Selain itu dibangun pula gudang khusus didekat lokasi
proyek yang berfungsi untuk menyimpan material dan peralatan. Untuk material
yang tidak dipengaruhi oleh cuaca diletakkan dipinggir dan sekitar proyek
tersebut.
2.6.5. Waktu Kerja
Lama waktu pelaksanaan proyek ditentukan oleh kontraktor pelaksana.
Waktu pekerjaan utama yang umum berlaku pada proyek ini adalah dari jam 07.30
WIB (pagi) hingga jam 17.00 WIB (sore hari).

Aufaa Rozaan (1311052009)


Proyek Pembangunan Jembatan I (Lanjutan) P. Bintan P.Dompak, Provinsi Kep. Riau II-

Anda mungkin juga menyukai