BAB I - V Laporan Pak Farid
BAB I - V Laporan Pak Farid
PENDAHULUAN
Pukul 6:00 pagi pada hari Minggu tanggal 11 Desember 2005 sebuah ledakan besar
menghancurkan bagian penting dari depot dan menyebabkannya kerusakan luas pada
rumah dan bisnis di sekitar lokasi. Overfilling salah satu tangki penyimpanan
menyebabkan pelepasan 300 ton bensin tanpa timbal dan menciptakan awan uap yang
sangat besar (> 120.000 m2). Sumber pengapian kemungkinan berasal dari rumah
pompa darurat. Ledakan tersebut menyebabkan tekanan yang besar (> 2bar), sehingga
1
Sebuah laporan awal menerbitkan area yang diidentifikasi menjadi perhatian terkait
terhadap insiden dan saran diberikan kepada otoritas perencanaan mengenai risiko
Penyidik mengatakan alat pengukur dan pengaman yang tidak bekerja menyebabkan
overfill pada tangki penyimpanan bahan bakar 912 yang mengakibatkan bensin tanpa
timbal meluber dan pembentukan awan uap mudah terbakar yang kemudian menyala.
Tujuan dari studi mengenai ledakan di Buncefield ini adalah untuk menganalisa
keselamatan kerja dan pengembangan desain dari tanki berdasarkan API RP 2350 yang
telah dipublikasikan oleh Buncefield Major Incident and Investigation Board (BMIIB)
Berdasarkan studi yang telah dilakukan terdapat beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
Bagaimana rekomendasi yang dapat diberikan agar tidak terjadi kecelakaan yang
serupa?
2
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan laporan mengenai ledakan yang terjadi di depot
pencegahan atau kontrol yang lebih baik terhadap keselamatan kerja, sehingga
kecelakaan serupa tidak terjadi lagi. Selain itu, juga untuk memenuhi tugas yang telah
Batasan masalah yang akan dibahas pada laporan ini mencakup kronologi
kecelakaan, analisa gagalnya fungsi alat ukur dan pengaman pada tanki, analisa
tanki menurut API RP 2350, dan rekomendasi yang dapat diberikan mengenai
kecelakaan tersebut.
sistematika penulisan.
BAB II. Tinjauan pustaka membahas dasar teori hazards oil storage, pembentukan
awan uap, vapor cloud explosion, tank filling procedure, tank overfill protection.
3
BAB III. Pembahasan membahas tentang kronologi terjadinya ledakan di depot
management.
BAB IV. Kesimpulan dari pokok permasalahan yang telah dibahas dari studi yang
telah dilakukan dan saran yang dapat diberikan sebagai masukan agar kesadaran
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Telah lama diketahui bahwa kebakaran atau ledakan awan uap dapat terjadi akibat
tumpahan bahan bakar atau bahan yang mudah terbakar dari tangki penyimpanan di
atas tanah Aboveground Storage Tank (AST's) di peternakan tangki. Penyebab umum
keausan dan korosi, dan hilangnya containment dikarenakan pipa pecah. Bahaya lain
yang tidak selalu dikenali adalah terbentuknya uap mudah terbakar yang dapat
terbentuk dari campuran cairan mudah terbakar yang tersimpan di dalam AST's7. AST
digunakan tidak hanya untuk penyimpanan cairan murni yang mudah terbakar, tetapi
juga untuk campuran cairan yang mudah terbakar, dimana kasusnya dengan tanki air
kotor mengandung campuran air atau minyak. Pada tanki kotor, air dan minyak
dipisahkan. Untuk pemisahan ini, perlu untuk memanaskan campuran minyak atau air,
tetapi hal tersebut terkadang dapat menyebabkan perbedaan suhu antara lapisan yang
terbentuk dan dengan cara tersebut memungkinkan pembentukan uap. Kondisi ini
dapat menyebabkan dua fase meluap pada bagian atas tanki dan selanjutnya
Ledakan awan uap (vapor cloud explosion) bukanlah bentuk umum dari ledakan,
tetapi dikategorikan sebagai ledakan yang paling bahaya dan destruktif dalam industry
kimia dan petrokimia. Ledakan awan uap menjadi bencana dan destruktif karena uap
5
yang terlepas dapat menyebar ke lokasi lain dan ketika kontak dengan sumber
pengapian dapat menyebabkan ledakan besar diikuti dengan kebakaran yang besar.
Serangkaian peristiwa yang mengarah pada kebakaran itu sendiri tidaklah sederhana.
Sebenarnya, awan uap hanya terbentuk apabila jumlah uap yang terlepas cukup.
Begitu, awan uap terbentuk dan menemukan sumber pengapian yang sesuai, hasilnya
dapat menjadi ledakan besar yang umumnya diikuti dengan kebakaran yang besar juga.
Semua faktor yang telah disebutkan sebelumnya dapat terjadi pada peternakan tanki
terajdi adalah jika satu tanki dilahap api, kemungkinan mengendalikan api masih
mudah. Namun, pada sebuah peternakan tanki dimana terdapat banyak tanki yang
terletak bersebalahan, tanki yang berdekatan dapat dengan mudah dilahap api dan dapat
menyebabkan kebakaran sekunder atau ledakan dikarenakan energy yang dilepas dari
kejadian pertama.
Ledakan awan uap mungkin hanya didefinisikan ledakan yang terjadi di luar
ruangan, menghasilkan tekanan berlebih yang dapat merusak. Hal tersebut dimulai
dengan pelepasan sejumlah besar cairan penguapan atau gas yang mudah terbakar darai
tanki penyimpanan, process vessel atau transport vessel atau pipeline. Apabila, awan
uap diizinkan terbentuk lebih dari satu periode waktu dalam suatu area proses,
6
sebagai durasi yang paling memungkinkan untuk menghasilkan ledakan awan uap,
detik dan yang lebih dari 30 menit didokumentasikan. Efek ledakan yang dihasilkan
oleh ledakan uap uap bisa terjadi sangat bervariasi dan ditentukan oleh kecepatan
perambatan api. Dalam kebanyakan kasus, modus perambatan api adalah deflagrasion.
Dalam kondisi yang tidak biasa, detonation dapat terjadi. Deflagration dapat dijelaskan
transportasi molecular dan turbulen. Dalam keadaan tidak adanya turbulensi (kondisi
di bawah laminar atau dekat laminar) kecepatan nyala api untuk hidrokarbon normal
berada pada 5 sampai 30 meter per detik. Kecepatan tersebut terlalu rendah untuk
menghasilkan ledakan overpressure yang signifikan. Jadi di bawah kondisi aliran dekat
laminar, awan uap hanya akan terbakar, dan kejadian itu hanya dijelaskan sebagai
kebakaran besar. Oleh karena itu, turbulensi selalu hadir dalam awan uap. Tes
api sangat tinggi sehingga menghasilkan tekanan ledakan yang kuat. Dalam kondisi
dari deflagration menjadi detonation. Mode penyebaran api ini memiliki kecepatan
yang melebihi kecepatan suara (2 hingga 5 kali kecepatan suara) dan tekanan maksimal
sampai 18 bar (260 psi). Ketika detonation terjadi, turbulensi tidak diperlukan lagi
untuk menjaga kecepatan penyebaran. Hal ini berarti tidak mudah terbakar atau mudah
terbakarnya bagian dari awan uap juga berkontribusi terhadap ledakan tersebut.
7
Sebagai catatan, bagaimanapun juga detonation agar menyebar, bagian awan uap yang
Tugas utama pengawas adalah mengoperasikan dan memantau sistem kontrol yang
Finaline. Peran kunci adalah pengisian dan pengosongan tanki di Hertfordshire Oil
Storage Limited (HOSL). Sistem ATG mampu memberikan pembacaan dari sejumlah
serangkaian alarm yang dapat didengar dan visual untuk mengingatkan pengawas
User high alarm yang dapat dipasang oleh pengawas untuk menunjukkan bahwa
intervensi diperlukan
High level alarm yang dipasang pada level di dalam tanki di bawah level kerja
maksimum.
High-high level alarm yang dipasang di bawah level dimana Independent High
8
2.4. Tank Overfill Protection
Kecelakaan yang disebabkan tanki overfill dalam beberapa tahun terakhir telah
mengakibatkan hilang nyawa dan miliarn dolar dalam kerusakan fasilitas perminyakan
di seluruh dunia. Salah satu insiden terburuk, meluapnya tanki penyimpanan gasoline
di Buncefield Oil Depot (UK), telah dilacak pada kegagalan sistem level kontrol untuk
Practice (RP) 2350 sebagai pedoman yang dapat diterima secara luas untuk overfill
protection telah direvisi. Berikut adalah beberapa key points dari API RP 2350.
Applicability: above ground storage tank (AST) dengan kapabilitas lebih dari 1320
gallons (5000 L) yang menyimpan cairan mudah terbakar kelas I,kelas II, atau kelas
III, dan dapat menerima cairan dari pipa utama atau marine vessel.
berfokus pada overfill protection. SIstem ini harus meliputi prosedur yang
Independence: fitur utama dari API RP 2350 adalah sensor dan alarm yang
digunakan untuk level tanki high-high atau apapun bagian dari Automatic Overfill
9
Protection System (AOPS) mungkin tidak digunakan untuk operasi pengisian tanki
rutin.
Required alarm: high-high alarm (kategori 2 dan 3) dan optional diagnostic alarm
(kategori 3)
shutdown valves atau diversion valves, communications, sensors, dan logic solvers.
Sebuah OPS harus memiliki sumber daya yang tidak dapat terganggu. Penggunaan
Redundancy: strategi umum untuk deteksi level kritis adalah redudansi dari
penerimaan harus diuji setiap tahun. Alarm harus diuji secara berkala. Metode
proof testing harus merangsang situasi overfill sedekat mungkin, tetapi tidak perlu
mengisi tankidi atas maximum working level. Metode yang mungkin digunakan
adalah manual testing, pushbutton testing, self-diagnostic atau devising wet probe
testing.
Floatng roof sensor: sensor yang digunakan pada floating roof tank harus dapat
10
Gambar 2. Tank Categories and Instrumentation
11
BAB III
PEMBAHASAN
Kronologi kejadian yang dijelaskan pada bab ini dirangkum dari berbagai referensi
[1-6]. Sekitar jam 7 malam, tanggal 10 Desember 2005, Tanki 912 mulai menerima
kiriman 8400 m3 bahan bakar motor tanpa timbal. Pada saat mulai diterimanya kiriman
tersebut, catatan pengukur tanki menunjukkan bahwa Tanki 912 berisi 1079 m3bahan
bakar motor tanpa timbal dan jumlah volume tanki yang belum terisi sebesar 4971 m3.
Laju alir ke tanki pada awalnya 550 m3/jam. Dari sekitar pukul 3 pagi pada tanggal 11
Desember 2005 , Automated Tank Gauging System (ATGS) menunjukkan bahwa level
cairan pada tanki 912 tetap statis pada dua per tiga penuh. Selama waktu tersebut, suhu
tanki terus meningkat. Sekitar pukul 05:35 pagi pada tanggal 11 Desember 2005, bahan
bakar di Tank 912 mulai meluap. Lokasi dan gedung perkantoran dilengkapi dengan
kamera CCTV yang merekam gambar dari kabut yang terlihat sesaat sebelum ledakan.
Pernyataan saksi juga menguatkan penyebarannya dari kabut seperti awan dan laporan
mengenai bau bensin. Sekitar pukul 5:53 pagi pada tanggal 11 Desember 2005, laju alir
ke Tanki 912 meningkat menjadi 890 m3 / jam. Sekitar pukul 6 pagi pada tanggal 11
Desember 2005, sekitar 300 metrik ton bensin tanpa timbal meluap dari tanki 912.
Sekitar pukul 6 pagi pada hari Minggu, 11 Desember 2005, ledakan terjadi di
Buncefield. Ledakan pertama diikuti dengan ledakan selanjutnya dan terjadi kebakaran
besar yang melibatkan 20 tanki penyimpanan dengan berbagai ukuran. Plot plan dari
12
lokasi Buncefield ditunjukkan pada gambar 3 dan skema tanki 912 ditunjukkan pada
gambar 4.
Sifat pelepasan cairan memainkan peran penting dalam menentukan luas awan uap
dan jumlah aerosol droplet yang mungkin masuk dalam uap. Sebagai contoh,
pelepasan cairan dari sebuah lubang di dalam tanki dekat tanah akan menghasilkan
volume uap yang relatif kecil dan tetesan cairan dibandingkan dengan pelepasan cairan
dari suatu ketinggian. Seperti yang dijelaskan dalam laporan BMIIB dan Atkinson dan
Gant, tanki Buncefield 912 adalah tanki atap tetap (fixed roof tank) dengan sejumlah
13
ventilasi yang terbuka di dekat tepi tanki pada jarak sekitar 10 m di sekelilingnya.
Ketika tanki overfill, cairan mengalir keluar dari ventilasi terbuka, sedikit menyebar
sebelum mencapai tepi tanki. Sebagian pelepasan cairan diarahkan kembali ke dinding
tanki dan sebagiannya mengalir melewati tepi. Tanki 912 memiliki wind girders di
bagian bawah dinding tanki untuk menstablikan struktur. Jika ada cairan yang jatuh
dekat dinding tanki, akan mengenai girder tersebut dan dialihkan ke luar, menjauh dari
dinding tanki.
14
Ketika semprotan cairan yang terlepas jatuh ke tanah, sebagian besar cairan
terbentuk yang kemudian terbagi menjadi tetesan cairan yang besar. Akan ada juga
pembentukan cairan aerosol dengan berbagai ukuran. Ketika fenomena tersebut terjadi,
udara bercampur dengan cairan dan uapnya juga dihasilkan dari penguapan cairan dan
bercampur dengan udara. Beberapa tetesan cairan tetap tersuspensi di dalam aliran uap
yang mana berdampak pada bund wall atau bagian tanki lainnya di dalam bund. Karena
meningkat. Pelepasan 300 ton gasoline dari tanki 912, dan berdasarkan skenario
pelepasan yang telah dijelaskan, maka ukuran awan uap yang besar dapat terbentuk.
Pada malam Sabtu 10 Desember 2005, Tank 912 di bagian Hertfordshire Oil Storage
Limited (HOSL) dari depot penyimpanan minyak Buncefield diisi dengan bensin.
Tanki mempunyai dua bentuk kontrol level, sebuah alat pengukur yang memungkinkan
pekerja memantau operasi pengisian, dan sebuah independent high level switch (IHLS)
yang dimaksudkan untuk menutup operasi secara otomatis, jika tanki tersebut overfill.
Alat pengukur pertama macet dan IHLS tidak dapat dioperasikan. Oleh karena itu, tidak
ada alat untuk mengingatkan staf ruang kontrol bahwa tanki tersebut berada pada
pengisian level cairan yang berbahaya. Akhirnya, sejumlah besar bensin meluap dari
atas tanki. Awan uap terbentuk yang menyebabkan ledakan dahsyat dan kebakaran
15
Alat pengukur telah macet beberapa kali setelah tanki diservis sejak Agustus 2005.
Bagaimanapun juga, baik site management maupun kontraktor tidak ada yang
memperbaiki sistem tersebut. IHLS membutuhkan padlock untuk menahan tuas check
lever agar diposisi bekerja. Namun, supplier tidak mengkomunikasikan ini dengan
Setelah gagal menahan luapan bensin, masih terdapat secondary containment, yaitu
bund retaining wall di sekitar tanki dan sistem saluran pembuangan dan area tangkapan
bensin. Polutan dari bahan bakar dan cairan pemadam kebakaran bocor dari bund,
mengalir ke luar lokasi dan masuk ke air tanah. Sistem penampungan ini tidak
Kegagalan desain dan perawatan pada kedua sistem overfill protection dan sistem
liquid containment adalah penyebab teknis terjadinya awal ledakan rembesan polutan
ke lingkungan. Namun yang mendasari akar penyebab kegagalan langsung ini adalah
Sistem manajemen yang ada di HOSL yang berkaitan dengan pengisian tanki masih
kurang dan tidak diikuti dengan benar, terlepas dari kenyataan bahwa sistem
16
Tekanan terhadap staff semakin meningkat sebelum kejadian tersebut terjadi.
Lokasi tersebut difasilitasi dengan tiga jaringan pipa, dua diantara staff ruang
kontrol memiliki kontrol terhadap flow rate dan waktu penerimaan. Ini berarti
bahwa staf tidak memiliki cukup informasi untuk mengelola secara tepat
Penyebab langsung kejadian besar ini adalah kegagalan ATG dan IHLS untuk
beroperasi karena level cairan bahan bakar di Tanki 912 meningkat. Ini adalah
penahanan 'sekunder' dan 'tersier. Tanki 912 dilengkapi dengan independent high level
switch baru pada tanggal 1 Juli 2004 yang telah dirancang dan diproduksi oleh TAV
Engineering Ltd. TAV telah merancang swith tersebut sehingga beberapa fungsinya
daapt diuji secara rutin. Sayangnya, switch yang telah didesain, dipasang dan dipelihara
memberikan respon keamanan yang salah. Karena pekerja yang memasang dan
mengoperasikan switch tidak sepenuhnya mengerti cara kerjanya, atau peran penting
Kegagalan ATG adalah penyebab lain terjadinya kecelakaan tersebut. Alat servo
gaugetelah macet (menyebabkan level pengukuran ke garis datar) dan kejadian tersebut
bukan untuk pertama kalinya. Sebenarnya alat tersebut sudah sering macet hingga 14
kali antara 31 Agustus 2005, ketika tanki dikembalikan setelah perawatan, dan 11
17
tersebutdengan menaikkan pengukuran ke posisi tertinggi lalu membiarkannya lagi,
metode tersebut dikenal sebagai stowing. Pada kesempatan lain, Motherwell dipanggil
untuk memperbaiki masalah ini, walaupun penyebab definitif dari macetnya alat
tersebut tidak pernah diidentifikasi dengan benar. Terkdang macetnya alat tersebut
di Buncefield, maka dapat dipelajari beberapa prinsip manajemen safety yang menjadi
akar utama agar pencegahan kejadian serupa tidak akan terulang lagi.
Harus ada pemahaman yang jelas tentang risiko kecelakaan peralatan dan sistem
Pemahaman tersebut harus ada dalam organisasi dari manajemen senior hingga
operator, dan perlu ada diantara semua organisasi yang terlibat dalam penyediaan,
Harus ada sistem dan budaya yang ada untuk mendeteksi kegagalan dalam
peralatan keamanan dan meresponnya dengan cepat dan efektif. Dalam kasus ini,
adal tanda-tanda yang jelas bahwa peralatan tersebut tidak sesuai untuk tujuan,
tetapi tidak ada yang mempertanyakan mengapa, atau apa yang harus dilakukan
18
Waktu dan sumber daya untuk keamanan proses harus tersedia. Tekanan pada staff
dan manajer harus dipahami dan dikelola sehingga mereka memiliki kemampuan
untuk menerapkan prosedur dan sistem yang penting untuk operasi yang aman.
Harus ada sistem audit yang efektif yang menguji sistem manajemen dan
19
BAB V
5.1. Kesimpulan
1. Safety performance dari sebuah organisasi dalam industri bergantung pada sistem
kompleks dari beberapa multi layer proteksi. Layer tersebut mencakup desain,
dan sistem mitigasi. Setiap layer proteksi tersebut harus diperhatikan secara detail
masalah dan sistem manajemen lainnya yang penting untuk mengambil apa yang
level kontrol yang tidak bekerja dengan baik, sehingga terjadi overfill. Sistem level
kontrol yang tidak bekerja disebabkan karena sistem ATG dan padlock pada IHLS
tidak cocok sehingga supervisor gagal mengetahui saat tanki 912 terjadi overfill.
Oleh karena itu, kelalaian dalam menerapkan sistem manajemen keselamatan kerja
dalam memelihara dan menginspeksi peralatan sistem kontrol yang sangat penting
20
dalam sistem pengamanan tanki menjadi penyebab utama terjadinya kegagalan
depot Buncefield.
5.2. Saran
1. Harus ada koordinasi yang baik antara penyedia alat, kontraktor pemasang alat dan
operator sehingga tidak terjadi kesalahan pada pemsangan alat yang disebabkan
2. Perlu dilakukan inspeksi secara rutin terhadap sistem level kontrol pada tanki
karena merupakan sistem pengaman yang penting pada tanki, dan apabila ada
kerja masih kurang, sehingga perlu ditingatkan melalui sistem manajemen yang
baik. Sistem kesalamatan kerja yang diterapkan tidak hanya diterapkan pada
manusianya saja, tetapi juga semua alat yang berkaitan dengan sistem oeprasi harus
21