Abstrak
Perusahaan minyak dan gas adalah salah satu instansi yang berisiko tinggi terjadinya ledakan atau kebakaran (ILO,
1991). Ledakan dan kebakaran tersebut dapat digolongkan ke dalam kategori bahaya besar, karena dapat
menimbulkan kerugian besar dalam waktu yang singkat. Penyebabnya dapat disebabkan oleh banyak variabel
tergantung dari bentuk fisik suatu material (padat, cair atau gas), sifat fisik (kapasitas panas, tekanan uap,
pembakaran panas, dll) serta kereaktifannya. Kondisi ini sebenarnya dapat diminimalkan dengan upaya pencegahan
dan pengendalian risiko, salah satunya dengan menganalisis konsekuensi dispersi gas, ledakan dan kebakaran yang
diakibatkan oleh kebocoran tangki penyimpanan LPG bermuatan 30 ton tahun 2012 dengan menggunakan metode
penelitian kuantitatif deskriptif. Pada penelitian ini penulis menggunakan 3 skenario terpisah antara propana dan
butana yaitu vapor cloud, jet fire dan BLEVE, karena ketiga skenario ini memungkinkan untuk terjadinya kebocoran
gas. Peneliti melihat kejadian mulai dari yang terkecil hingga terbesar agar efek / dampak yang ditimbulkan dapat
diantisipasi. Analisis ini menggunakan piranti lunak ALOHA (Areal Locations Of Hazardous Atmospheres), dimana
ALOHA dapat memprediksikan seberapa jauh penyebaran dari setiap skenario yang dibuat.
Kata kunci: Konsekuensi Dispersi, Ledakan, Kebakaran, Kebocoran Tangki Penyimpanan, LPG, ALOHA
Abstract
Oil and gas companies are among the high-risk establishments explosion or fire (ILO, 1991). Explosions and fires
can be classified into the category of great danger, because it may cause a big loss in a short time. The cause can be
caused by many variables depending on the physical form of a material (solid, liquid or gas), physical properties
(heat capacity, vapor pressure, burning heat, etc.) as well as its reactivity. This condition can actually be minimized
by preventing and controlling risk, example analyzing the consequences of gas dispersion, fire and explosion caused
by leakage of LPG storage tanks loaded with 30 tons in 2012 by using the descriptive quantitative research methods.
In this study the authors used three separate scenarios namely vapor cloud, jet fire and BLEVE for each propane and
butane, because these are the three possible scenarios for gas release. The purpose is to analyse all these events
ranging from smallest to largest damage order so that effect / impact can be anticipated. This analysis uses software
ALOHA (Areal Locations of Hazardous Atmospheres), where ALOHA can predict how far the spread and the
impact of all the scenarios.
Key words : Consequences of Dispersion, Explosion, Fire, Storage Tank Leak, LPG, ALOHA
*Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (email:
irh4n4@yahoo.co.id)
**Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Gd. C Lt. 1 FKM UI,
Kampus Baru UI Depok 16424 (email: flestari68@gmail.com)
Metode
Penelitian ini dilakukan di PT. X, Jakarta Utara
bulan Desember 2012 - Januari 2013 selama 3
minggu bersifat kuantitatif deskriptif menggunakan
data sekunder. Unit analisis yang digunakan adalah
tangki penyimpanan LPG bermuatan 30 ton
berjumlah 2 buah dengan jumlah volume yang
berbeda, namun peneliti memilih tangki yang
bermuatan lebih besar karena diasumsikan memiliki
efek / dampak yang besar juga. Data yang digunakan
dalam penelitian didapat dari balai metrologi dan
HSE PT. X. Selain itu data yang didapat juga berasal
dari observasi lapangan untuk melihat data fisik dari
LPG dan keadaan disekitar PT. X serta penelusuran
kepustakaan. Asumsi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah isi tangki terpisah antara
propana dan butana. Data yang sudah didapat berupa
data bahan kimia, keadaan atmosfer, data tangki,
kemudian diaplikasikan ke dalam piranti ALOHA Gambar 1. Text Summary ALOHA
dan di proses untuk mendapat hasil output yang yang Sumber : EPA, 2007
berupa jangkauan konsekuensi dari dispersi gas,
ledakan dan kebakaran. Hasil konsekuensi ini dapat Simulasi yang dilakukan adalah jika terjadi
dijadikan sumber penentuan jarak aman bagi pekerja kebocoran karena 3 hal yaitu vapor cloud explosion
atau masyarakat sekitar jika kasus yang (VCE), jet fire dan BLEVE. Pada simulasi kejadian
disimulasikan terjadi. VCE, uap awan yang berasal dari kebocoran pipa
gasket sebesar 0,255 inci dan panjang 2,355 inci
Hasil dan Pembahasan dapat menimbulkan akumulasi penyebaran uap ke
tangki dan dapat menimbulkan kebakaran jika
Penelitian ini membahas mengenai analisis
terdapat ignisi. Simulasi yang kedua yaitu kejadian
konsekuensi dispersi gas, ledakan dan kebakaran
kebocoran pada pipa gasket yang sama dengan VCE
akibat terjadinya kebocoran pada tangki
menimbulkan api jet sebesar 9 m dengan durasi
penyimpanan LPG horizontal dimana terdapat 2
selama 1 jam. Simulasi ketiga karena adanya
tangki dengan kapasitas volume 63.477 liter dan
pemanasan dari luar yang menimbulkan cairan dalam
64036 liter. Tangki horizontal ini memiliki diameter
tangki menguap 100 % sehingga menyebabkan
2,6 m, panjang 12,0611 m, temperatur dalam
tekanan dalam tangki meningkat dan terjadilah
tangki 37,8o F. Data yang diinput peneliti tanggal 13
BLEVE.
Desember 2012 pukul 13.10 WIB. Waktu yang
peneliti buat disesuaikan saat peneliti
mengoperasikan perangkat ALOHA dengan kata lain Simulasi kejadian VCE
waktu dapat dirubah sesuai dengan yang diinginkan. Di salah satu perusahaan tangki penyimpanan
Titik koordinat yang didapat peneliti menggunakan LPG horizontal berisi propana dan butana (dilakukan
google earth adalah 6 o08’ S, 106o54’ E, Elevasi 16 ft penelitian terpisah) mengalami kejadian VCE.
dan jarak dari tangki ke masyarakat sekitar adalah Kejadian ini berawal dari adanya kebocoran pada
107 m. pipa 3 inci, diperkirakan kebocoran pipa berbentuk
rectangular dengan ukuran besar 0,255 inci dan
panjang 2,355 inci. Volume tangki 64036 liter
dengan kapasitas 42,5 % propana (karena isi tangki
campuran). Kebocoran tersebut keluar dan menyebar
di sekitar tangki. Saat itu besar atmosfer di area akibat pemasangan valve yang kurang tepat. Isi
adalah 7 knot dari timur dengan melakukan tangki berisi 43 % dari kapasitas penuhnya yaitu
pengukuran secara langsung. Ada tiga bahaya yang 64.036 liter. Hasil yang didapat yaitu maksimal
dapat terjadi ketika menggunakan simulasi VCE panjang lidah api (max flame length) sejauh 9 m
diantaranya : dengan durasi kebakaran hingga 1 jam. Maksimal
burn rate sebesar 109 kg/menit dan jumlah total yang
terbakar 6449 kg. Berdasarkan pemodelan ALOHA,
Threat zone jet fire yang diperoleh ini menunjukkan
efek dalam waktu 60 detik sebagai berikut : Warna
merah : 12 m dengan > 10 kw/(m2) berpotensi
menimbulkan kematian, warna oranye 17 m dengan >
5 kw/ (m2) menimbulkan luka bakar derajat 2 dan
warna kuning 26 m dengan > 2 kw/ (m2) dapat
menimbulkan nyeri/ kesakitan.
Kasus ledakan BLEVE butana akibat Semakin kecil ukurannya maka akan semakin
overpressure diperkirakan berdampak pada 300 besar tekanan yang ada dalam tangki sehingga
karyawan karena tidak seluruh area BBM terkena dapat menyebabkan besarnya / efek dari suatu
paparan (jumlah karyawan sebenarnya 352 terdiri kebocoran.
dari Depot BBM sejumlah 237 orang dan Depot LPG 7. Kondisi Operasi Pengisian
sejumlah 115 orang) dan sejumlah 43000 penduduk Kondisi operasi yang dilakukan baik saat
dari 81960 penduduk berisiko terkena paparan pengisian atau penyaluran bahan kimia dapat
ledakan. Peneliti mengasumsikan hasil 43000 berpengaruh pada intensitas ledakan. Contoh saat
penduduk didapat dari luasnya paparan yaitu hampir pengisian bahan kimia, jika pengawasan yang
lebih dari ½ wilayah kampung rawabadak yang dilakukan kurang maka kondisi ini justru dapat
terkena. menimbulkan risiko seperti terjadi benturan ke
tangki, penutupan pipa yang kurang tepat,dll.
Variabel yang Berpengaruh terhadap Intensitas
Ledakan atau Kebakaran pada Kebocoran Gas Emergency Response Procedure (ERP)
1. Volume Tangki di PT X
Semakin besar volume tangki penyimpanan, ERP adalah keadaan tidak diharapkan yang
semakin banyak jumlah cairan yang dapat dapat mengancam atau menghambat jalannya
ditampung di dalam tangki tersebut, sehingga kegiatan operasi. ERP yang dilakukan berbeda-
akan meningkatkan intensitas atau besarnya beda antara pekerja, petugas K3L, tim bantuan
ledakan. penanggulangan kebakaran, pengawas K3LL,
2. Bahan Kimia dll. Sistim tanda bahaya disana diantaranya :
Setiap bahan kimia memiliki daya ledak yang Sirine keadaan darurat dibunyikan selama 3
berbeda-beda. Semakin besar daya ledaknya, menit terus menerus dan diikuti
maka semakin besar radius kerusakan yang akan pengumuman pemberlakuan keadaan darurat
ditimbulkan. Hal ini berlaku juga untuk senyawa oleh Incident Commander
campuran seperti LPG, dimana kandungan Sirine tanda aman dibunyikan 1 menit terus-
sebagian besar terdiri dari propana dan butana. menerus dan diikuti pengumuman
Komposisi yang berbeda ini memberikan daya berakhirnya keadaan darurat oleh Incident
ledak yang berbeda pula. Commander
3. Diameter dan Lama Kebocoran Jalur evakuasi yang didapat dengan
Semakin besar diameter yang bocor maka memperhitungkan konsekuensi dari adanya
semakin cepat senyawa bahan kimia tersebut bahaya dispersi gas, ledakan dan kebakaran
keluar dan semakin besar radius ledakan atau dengan ketiga simulasi peneliti menggunakan
kebakaran. Demikian juga dengan lamanya perangkat ALOHA yaitu :
kebocoran, semakin lama maka dampak yang
terjadi semakin besar.
4. Keadaaan Lingkungan Sekitar
Keadaan ini dapat juga mempengaruhi intensitas
dari ledakan atau kebakaran contohnya tangki
timbun yang ada berada di area terbuka atau
tidak dan seberapa besar kecepatan angin di
lingkungan tersebut.
5. Bahan dan Ketebalan Material
Semakin tebal bahan yang digunakan untuk
tangki timbun ini dapat mengurangi terjadinya
ledakan pada tekanan tertentu.
Gambar 8. Jalur Evakuasi dan Assembly Point
6. Safety Valve Release
dengan Konsekuensi ALOHA
Ukuran dari safety valve ini akan mempengaruhi
tekanan yang ada di dalam tangki timbun.
semua kemungkinan yang dapat terjadi pada 12. CVCC. (2010). Fire Extinguisher Training- The
tangki penyimpanan LPG Fire Triangle. Retrieved Januari 15, 2013, from
6. Memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar 13. http://www.cvcc.edu/About_Us/HR/Occupationa
mengenai keadaan gawat darurat seperti bahaya l_Safety/Fire/triangle.cfm.
yang dapat ditimbulkan, jangan mendekati atau 14. Ebadat, V. (2009). Managing Dust Explosion
berkumpul saat terjadi kebocoran / kasus lainnya, Hazards. Chemical Engineering Progress , 35-39.
segera berkumpul di area yang aman. 15. EMI SIG. (2012). HPAC as a Biosafety
Modeling Tool. Retrieved Januari 15, 2013, from
Daftar Pustaka http://orise.orau.gov/emi/training-
1. Anisa, et al. (2011). Dispersion modeling products/default.htm.
approach for quantification of methane. Journal 16. EPA. (2007). ALOHA User’s Manual. New
of Loss Prevention in the Process Industries , York: Washington.
138-145. 17. International. (1996). International Safety Guide
2. Anonymous. (2012). Venezuela’s Largest For Oil Tankers and Terminals. England: British
Refinery Rocked By Explosion . Journal of Oil Library Cataloguing.
Spill Intelegent Report , 35-37. 18. Jusuf. (2012). Kekayaan Energi Indonesia dan
3. API. (2001). Design and Construction of LPG Pengembangannya. Retrieved Desember 26,
Installations. New York: API Publishing Service. 2012, from http://www.setneg.go.id/index.php.
4. Assael, Marc J & Kakosimos, Konstantinos. 19. Lanin, A. (2009). Penilaian Bahaya Kebakaran
(2010). Fires, Explosions and Toxic Gas dan Ledakan pada Tangki Timbun Crude Oil di
Dispersions : Effect Calculation and Risk Dumai Tank Farm PT.Chevron Pacific Indonesia
Analysis. New York : CRC Press. 2009. Depok: FKM UI.
5. Bisri, H. (2011). Analisis Risiko Kebakaran dan 20. Less, F. (1996). Loss Prevention in The Process
Ledakan pada Tangki Penyimpanan Naptha dan Industries : Hazard Identification, Assesment and
Ethylene di PT Candra Asri Petrochemical Control. Oxford: Butterworth-Heinemann.
Tahun 2011. Depok: FKM UI. 21. Lingya Meng, et al. (2012). Experimental study
6. BPS. (2010). Kecamatan Koja Per Kelurahan on leak detection and location for gas pipeline
Tahun 2010. Retrieved Januari 5, 2013, from based on acoustic method. Journal of Loss
http://jakarta.bps.go.id/index.php. Prevention in the Process Industries , 90-102.
7. BREZEE Software, B. (2012). BREEZE Incident 22. Liquified Petroleum Gas. (2009). Retrieved Juli
Analysis. Retrieved Januari 9, 2013, from 18, 2012, from
http://www.BREEZE- http://liguifiedpetroleumgas.blogspot.com/.
software.com/incidenatalyst/. 23. Mustafa. (2010). Analisa Pembuatan Tabung
8. Center for Chemical Process Safety. (2003). Gas Lpg 3 Kg. Jurnal Teknologi .
Guidelines for Fire Protection in Chemical, 24. Nevded, M. (1991). Pencegahan dan
Petrochemical, and Hydrocarbon Processing Perlindungan Terhadap Kebakaran dan
Facilities. New York: Center for Chemical Peledakan In Nevded, M & Imamkhasani,
Process Safety of the American Institute of S.(Eds). Dasar-dasar Keselamatan. Jakarta: ILO.
Chemical Engineers. 25. NFPA. (2001). Liquified Petroleum Gas Code.
9. CHARM software. (2012). Complex Hazardous Batterymarch Park: An International Codes and
Air Release Model. Retrieved Januari 2013, 15, Standards Organization.
from website : http://www.charmmodel.com/ . 26. NIOSH. (2007). NIOSH Pocket Guide to
10. Crowl, D. (2003). Understanding Explosion. Chemical Hazards. Retrieved Desember 27,
New York: Center for Chemical Proses Safety of 2012, from
The American Institute of Chemical Engineers. http://www.cdc.gov/niosh/npg/npgd0524.html.
11. Crowl, Louvar& Joseph.F. (2002). The Second 27. Nurdiansyah, W. (2007). Penilaian Risiko
Edition Chemical Safety Fundamentals With Bahaya Kebakaran dan Ledakan pada Tangki
Applications. New Jersey: Prentice Hall PTR. Timbun Pertamax dan Premium di Depot
Plumpang tahun 2007. Depok: FKM UI.