Anda di halaman 1dari 9

Praktikum Teknologi Bahan Alam

Pulp dan Kertas


Galih Prasetyo / Aisah Cory Prasono / Annisa Qolbi Dzahab / Isda Qur’ana Yuni S .
D500190102 / D500190106 / D500190110 / D500190111
1D
I. TUJUAN

1. Mempelajari proses pulping dari bahan pembuat pulp menggunakan natrium hidroksida.
2. Menguji bilangan kappa sampel pulp.
III. Cara Kerja

1. Persiapan bahan tanpa pelepasan pectin Dimulai dengan ampas tebu dicuci untuk menghilangkan kotoran
lalu dijemur pada paparan sinar matahari hingga kering.

• 2. Pembuatan Blanko Dimulai dengan Aquades sebanyak 210 mL ditambahkan larutan KMnO4 25 mL dan
larutan H2SO4 ke dalam gelas beker 600 mL. Kemudian kondisikan pada suhu ruangan lalu diaduk selama 10
menit dengan stirer. Setelah ditambahkan larutan KI 6 mL lalu dititrasi dengan larutan Na2S2O3 yang telah
dimasukan kedalam buret. Titrasi dihentikan ketika terjadi perubahan warna dari ungu menjadi bening lalu
dicatat volumenya.

• 3. Proses pulping Proses pulping dimulai dengan ampas tebu dijemur di bawah sinar matahari hingga kering lalu
dipotong kecil-kecil. Kemudian ampas tebu ditimbang sebanyak 1,5 gram kemudian dimasukkan ke dalam gelas
beker dan ditambahkan larutan NaOH 25% sampai beratnya 20 gram diaduk merata dengan waktu pengadukan
5 menit. Pindahkan sampel ke wadah kaca untuk melakukan proses pulping. Pemanasan dilakukan dengan
waktu pemanasan 30, 60, 90, 120, dan 150 menit pada suhu 120°C. Ampas tebu yang telah dipanaskan
dikeluarkan dan didinginkan hingga mencapai suhu ruang. Residu dan filtrat disaring menggunakan kertas saring
lalu pulp dicuci dengan aquades.
• 4. Penentuan Bilangan Kappa Untuk menguji bilangan kappa dimulai dengan pulp kering diletakkan kedalam
gelas beker lalu ditambahkan 230 mL aquades. Kemudian dimasukkan 25 mL KMnO4 dan 25 mL H2SO4. Reaksi
dijalankan pada suhu ruangan. Lalu diaduk selama 10 menit dengan stirer. Setelah itu ditambahkan 6 mL larutan
KI lalu dititrasi dengan larutan Na2S2O3 yang telah dimasukkan kedalam buret. Titrasi dihentikan ketika terjadi
perubahan warna dari ungu menjadi bening lalu dicatat volumenya.
IV. Pembahasan
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan pulp yaitu konsentrasi larutan pemasak, dengan konsentrasi
larutan pemasak yang makin besar, maka jumlah larutan pemasakan yang bereaksi dengan lignin semakin banyak. Suhu,
dengan meningkatnya suhu, maka akan meningkatkan laju delignifikasi (penghilangan lignin). Namun jika suhu di atas 160
menyebabkan terjadinya degradasi selulosa. Waktu pemasakan, semakin lama waktu pemasakan akan menyebabkan reaksi
hidrolisis lignin makin meningkat. Waktu pemasakan yang terlalu lama akan menyebabkan selulosa terhidrolisis sehingga
dapat menurunkan kualitas pulp. Ukuran bahan baku, semakin kecil ukuran bahan baku akan menyebabkan luas kontak
antara bahan baku dengan larutan pemasak semakin luas, sehingga reaksi lebih baik. kecepatan pengadukan, pengadukan
berfungsi untuk memperbesar tumbukan antara zat-zat yang bereaksi sehingga reaksi dapat berlangsung dengan baik.
Pada praktikum yang telah dilakukan dengan variasi waktu 30 menit, 60 menit, 90 menit, 120 menit, 150 menit dan
diperoleh nilai titrasi blanko sebesar 28,3 ml. pada variasi waktu yang dilakukan perhitungan dan masing masing didapat
data. Pada waktu 30 menit diperoleh massa pulp kering sebesar 2,071 gram, titrasi sample sebesar 13 ml, factor koreksi
sebesar 0,999340992, bilangan kappa sebesar 10,1932 dengan kadar lignin sebesar 1,5289917%. Pada variasi waktu 60
menit diperoleh massa pulp kering sebesar 1,658 gram, titrasi sample sebesar 13,1 ml, factor koreksi sebesar 0,999345298,
bilangan kappa sebesar 10,1266 dengan kadar lignin sebesar 1,5190049%. Pada variasi waktu 90 menit diperoleh massa
pulp kering sebesar 1,766 gram, titrasi sample sebesar 13,5 ml, factor koreksi sebesar 0,999362522, bilangan kappa sebesar
9,8603 dengan kadar lignin sebesar 1,4790565%. Pada variasi waktu 120 menit diperoleh massa pulp kering sebesar 1,517
gram, titrasi sample sebesar 14,1 ml, factor koreksi sebesar 0,999388357, bilangan kappa sebesar 9,4608 dengan kadar
lignin sebesar 1,4790565%. Pada variasi waktu 150 menit diperoleh massa pulp kering sebesar 1,990 gram, titrasi sample
sebesar 14,4 ml, factor koreksi sebesar 0,999401276, bilangan kappa sebesar 9,2611 dengan kadar lignin sebesar
1,3891678%.
IV. Pembahasan
IV. Pembahasan
Dari grafik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin lama
waktu pemasakan pulp maka bilangan kappa semakin kecil. Dan semakin
kecil bilangan kappa maka kadar lignin yang terlepas dari pulp tinggi.
Pelepasan lignin dipengaruhi lama waktu pemasakan, semakin lama
waktu pemasakan, maka kadar lignin yang terekstrak semakin banyak.
Semakin tinggi kadar lignin yang terlepas maka kualitas pulp akan
meningkat. Selain itu tingkat kebasaan larutan pemasakan NaOH juga
akan semakin berkurang karena lignin yang larut lebih banyak. Pengaruh
konsentrasi NaOH yaitu jika bilangan kappa dan kadar ligninnya bernilai
kecil maka pulp yang dihasilkan akan berkualitas baik. Lignin akan
memberikan warna kuning pada pulp, semakin banyak lignin yang
terlepas, maka warna pulp yang dihasilkan akan semakin putih dan
semakin bagus kualitasnya.
IV. Pembahasan
Perbedaan variasi NaOH antara kelompok 1D dengan 1C. NaOH
yang dipakai pada kelompok 1C sebesar 25% sedangkan kelompok 1D
sebesar 20%. Penrunan bilangan kappa dipengaruhi oleh konsentrasi
NaOH yang diberikan, dimana semakin tinggi konsentrasi NaOH dapat
merusak struktur lignin pada bagian kritalin dan amorf. Semakin besar
bilangan kappa maka semakin besar kadar lignin yang ada pada pulp.
Hasil percobaan praktikum antar kelompok 1D dan 1C menggunakan
ampas tebu dengan masing masing variasi NaOH 25% dan 20%.
Diperoleh hasil yang berbeda dan grafik yang sama. Data yang di dapat
kelompok 1C menit ke 30 menit bilangan kappa sebesar 8,9948
dengan kadar lignin sebesar 1,3492. Sedangkan pada kelompok 1D pada
menit ke 30 menit bilangan kappa sebesar 10,1932 dengan kadar lignin
sebesar 1,5289.
IV. Pembahasan
Kelompok 1C pada menit ke 60 menit bilangan kappa sebesar 8,7950 dengan kadar lignin
sebesar 1,3192. Sedangkan pada kelompok 1D pada menit ke 60 menit bilangan kappa sebesar
10,1266 dengan kadar lignin sebesar 1,5190. Kelompok 1C pada menit ke 90 menit bilangan
kappa sebesar 8,5286 dengan kadar lignin sebesar 1,2793. Sedangkan pada kelompok 1D pada
menit ke 90 menit bilangan kappa sebesar 9,8603 dengan kadar lignin sebesar 1, 4790. Kelompok
1C pada menit ke 120
menit bilangan kappa sebesar 8,3288 dengan kadar lignin sebesar 1,2493. Sedangkan pada
kelompok 1D pada menit ke 120 menit bilangan kappa sebesar 9,4608 dengan kadar lignin
sebesar 1, 4719. Kelompok 1C pada menit ke 150 menit bilangan kappa sebesar 8,1957 dengan
kadar lignin sebesar 1,2293. Sedangkan pada kelompok 1D pada menit ke 150 menit bilangan
kappa sebesar 9,2611 dengan kadar lignin sebesar 1, 3891. Berdasarkan jurnal yang ada kadar
lignin akan menurun seiring dengan penambahan konsentrasi NaOH, namun pada praktikum yang
telah dilakukan didapat hasil pada konsentrasi NaOH yang tinggi yaitu 25% di dapat bilangan
kappa dan kadar lignin yang lebih besar dibanding konsentrasi NaOH ysng konsentrasinya 20% hal
ini dikarenakan human error saat melakukan penyaringan dan saat pengmbilan data massa pulp
kering
V. Kesimpulan
Dari praktikum pulp dan kertas yang sudah dilakukan, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Semakin lama waktu pemasakan pulp maka bilangan kappa semakin
kecil dan pelepasan lignin berkurang. Semakin besar bilangan kappa
maka kadar lignin dalam pulp semakin rendah.
2. Semakin lama waktu pemasakan maka, kadar lignin yang
terekstraksi akan semakin banyak dan semakin banyak lignin yang
terlepas, maka warna pulp yang dihasilkan akan semakin putih dan
semakin bagus kualitasnya.
3. Konsentrasi NaOH membantu pelepasan lignin pada proses pulping,
apa bila bilangan kappa dan kadar lignin punya nilai kecil maka
proses pulping baik dan dihasilkan

Anda mungkin juga menyukai