Anda di halaman 1dari 58

KomunikasiAuditIntern

(KAI)

PUSATPENDIDIKANDANPELATIHANPENGAWASAN
BADANPENGAWASANKEUANGANDANPEMBANGUNAN
2014
KomunikasiAuditIntern(KAI)

DikeluarkanolehPusatPendidikandanPelatihanPengawasanBPKP
dalamrangkaDiklatFungsionalAuditorDiklatPembentukanAuditorTerampildanAhli

EdisiPertama : Tahun2014




Perevisi : HendraPurnama,Ak.,M.M.T.
Narasumber : NurulMisbah,S.Psi.,M.Psi.
Pereviu : Dr.TrisactiWahyuni,Ak.,M.Ak.
Penyunting : DidikHartadi
PenataLetak : DidikHartadi





PusdiklatwasBPKP
Jl.BeringinII,Pandansari,Ciawi,Bogor16720
Telp.(0251)82490018249003
Fax.(0251)82489868248987
Email :pusdiklat@bpkp.go.id
Website :http://pusdiklatwas.bpkp.go.id
eLearning :http://lms.bpkp.go.id

Dilarangkerasmengutip,menjiplak,ataumenggandakansebagianatau
seluruhisimodulini,sertamemperjualbelikantanpaizintertulisdari
PusatPendidikandanPelatihanPengawasanBPKP
KataPengantar

Peran dan fungsi aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) dalam rangka membantu
manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dilaksanakan melalui pemberian jaminan
(assurance activities) dan layanan konsultansi (consulting activities) sesuai standar, sehingga
memberikan perbaikan efisiensi dan efektivitas atas tata kelola, manajemen risiko, dan
pengendalianinternorganisasi.Selainitu,PeraturanPemerintahNomor60Tahun2008tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah mengatur bahwa pelaksanaan audit intern di
lingkungan instansi pemerintah dilaksanakan oleh pejabat yang mempunyai tugas
melaksanakanpengawasanyangtelahmemenuhisyaratkompetensikeahliansebagaiauditor.
Hal tersebut selaras dengan komitmen pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang
transparan dan akuntabel serta bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme pada berbagai aspek
pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan yang dituangkan dalam Undang
UndangNo.28Tahun1999tentangPenyelenggaraanNegarayangBersihdanBebasdariKKN.

Untuk menjaga tingkat profesionalisme aparat pengawasan, salah satu medianya adalah
pendidikan dan pelatihan (diklat) sertifikasi auditor yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap/perilaku auditor pada tingkat kompetensi
tertentu sesuai dengan perannya sesuai dengan keputusan bersama Kepala Pusat Pembinaan
Jabatan Fungsional Auditor dan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor KEP82/JF/1/2014 dan Nomor KEP
168/DL/2/2014tentangKurikulumPendidikandanPelatihanFungsionalAuditor.

Guna mencapai tujuan di atas, sarana diklat berupa modul dan bahan ajar perlu disajikan
dengansebaikmungkin.Evaluasiterhadapmodulperludilakukansecaraterusmenerusuntuk
menilai relevansi substansi modul terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Modul ini
ditujukan untuk memutakhirkan substansi modul agar sesuai dengan perkembangan profesi
auditor, dan dapat menjadi referensi yang lebih berguna bagi para peserta diklat sertifikasi
auditor.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusiatasterwujudnyamodulini.


Ciawi,30April2014
KepalaPusdiklatPengawasanBPKP


N u r d i n ,Ak.,M.B.A.

Komunikasi Audit Intern i


ii 2014 |Pusdiklatwas BPKP


DaftarIsi

KataPengantar..........................................................................................................................i
DaftarIsi..................................................................................................................................iii
DaftarGambardanTabel.........................................................................................................v
BabI PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. LATARBELAKANG.....................................................................................................1
B. KOMPETENSIDASAR................................................................................................1
C. INDIKATORKEBERHASILAN......................................................................................1
D. DESKRIPSISINGKATMODUL....................................................................................2
E. METODOLOGIPEMBELAJARAN...............................................................................2
BabII PENGERTIANDANKONSEPKOMUNIKASIAUDITINTERN...........................................3
A. MANFAATKOMUNIKASIDALAMAUDITINTERN.....................................................3
B. PROSESKOMUNIKASI...............................................................................................4
C. JENISKOMUNIKASI..................................................................................................6
D. BENTUKDANTEKNIKKOMUNIKASIAUDIT..............................................................7
E. FAKTORPENTINGDALAMKOMUNIKASI...............................................................16
BabIII MEMBANGUNKOMUNIKASI.....................................................................................21
A. PERSIAPANBERKOMUNIKASI................................................................................21
B. MENGEKSPRESIKANDIRISECARAEFEKTIF............................................................23
C. MEMBANGUNKEAKRABANDENGANORANGLAIN..............................................25
D. KOMUNIKASIEFEKTIF,EMPATIK,DANPERSUASIF................................................27
BabIV KOMUNIKASISELAMAPELAKSANAANAUDIT...........................................................33
A. KOMUNIKASIINTERNALTIM..................................................................................33
B. KOMUNIKASIANTARAAUDITORDENGANAUDITAN............................................36
C. KOMUNIKASIAUDITORDENGANPIHAKLAINYANGTERKAIT...............................40
DaftarPustaka........................................................................................................................45

Komunikasi Audit Intern iii


iv 2014 |Pusdiklatwas BPKP
DaftarGambardanTabel

Gambar

Gambar1.1 ProsesKomunikasi....................................................................................................5
Gambar2.2 SuratKonfirmasi......................................................................................................15

Tabel

Tabel2.1 ContohKuesioner...................................................................................................14

Komunikasi Audit Intern v


vi 2014 |Pusdiklatwas BPKP


BabI
PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Untuk memenuhi kompetensi auditor dalam melakukan komunikasi audit, modul Komunikasi
Audit Intern I (KAI I) ini disusun sebagai bahan pembelajaran dalam kegiatan pendidikan dan
pelatihan (diklat) pembentukan auditor ahli sesuai dengan keputusan bersama Kepala Pusat
PembinaanJabatanFungsionalAuditordanKepalaPusatPendidikandanPelatihanPengawasan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor KEP82/JF/1/2014 dan Nomor KEP
168/DL/2/2014tentangKurikulumPendidikandanPelatihanFungsionalAuditor.

B. KOMPETENSIDASAR

Setelah mempelajari modul ini, peserta diklat diharapkan mampu melakukan komunikasi
denganbaikuntukmemperolehinformasidanbuktidalamrangkaauditintern.

C. INDIKATORKEBERHASILAN

Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, maka setelah mengikuti diklat peserta diklat
diharapkan:

1. memiliki pengetahuan mengenai teknik komunikasi dalam rangka perolehan bukti yang
cukupdanvalid;

2. mampu mengkomunikasikan maksud, ide, serta perasaan secara terbuka, jujur, dan
langsung;

3. mampu berkomunikasi dengan baik termasuk melakukan interviu dengan semua level
dalam organisasi yang diawasi guna memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai
efektivitasmanajemenrisiko,pengendalianinternal,danprosestatakelolaorganisasi.

Komunikasi Audit Intern 1


D. DESKRIPSISINGKATMODUL

KerangkabahasanmodulKomunikasiAuditInternIiniadalahsebagaiberikut.

BABI PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, kompetensi dasar, indikator keberhasilan, deskripsi
singkatmodul,danmetodologipembelajaran.

BABII PENGERTIANDANKONSEPKOMUNIKASIAUDIT

Bab ini menjelaskan tentang manfaat komunikasi dalam audit, proses komunikasi,
jenisdanbentukteknikkomunikasi,sertafaktorpentingdalamkomunikasi.

BABIII MEMBANGUNHUBUNGANDENGANPIHAKLAIN

Bab ini menjelaskan tentang mempersiapkan diri untuk berkomunikasi,


mengekspresikandirisecaraefektif,danmembangunhubungan/keakrabandengan
orang lain, dalam rangka menciptakan komunikasi yang efektif, empatik, dan
persuasif.

BABIV KOMUNIKASISELAMAPELAKSANAANAUDIT

Bab ini menjelaskan tentang komunikasi yang harus dibangun selama pelaksanaan
auditbaiksecarainternaltim,denganauditan,dandenganpihaklainyangterkait,
sertateknikkomunikasiyangdapatditerapkanselamapelaksanaanaudit.

E. METODOLOGIPEMBELAJARAN

Materi diklat ini disampaikan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa,
denganmetode:

1. ceramah;

2. curahpendapat;

3. diskusi;

4. latihan/simulasi/peragaan.

2 2014 |Pusdiklatwas BPKP


BabII
PENGERTIANDANKONSEP
KOMUNIKASIAUDITINTERN


IndikatorKeberhasilan
Setelahmengikutipembelajaraninidiharapkanpesertadiklatmemahami
bentukkomunikasidalamrangkapemerolehanbuktiyangcukupdanvalid.

A. MANFAATKOMUNIKASIDALAMAUDITINTERN

Komunikasiadalahpengirimandanpenerimaanberitaantaraduaorangataulebihdengancara
yangtepatsehinggadipahamiapayangdimaksudkan.

Komunikasimerupakanbagianintegraldalamauditintern.Mulaidariperencanaanpenugasan,
pelaksanaanpengujian,hinggapemantauantindaklanjut,semuanyamemerlukanketerampilan
berkomunikasi untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Melalui komunikasi yang baik, akan
diperoleh bukti audit yang cukup dan valid, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam
membuatsimpulanaudit.

Pemahaman audit atau audit intern pada modul ini adalah identik dengan pemahaman
pengawasan intern sebagaimana dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yaitu meliputi audit, reviu,
evaluasi,pemantauan,danpengawasanlainnya.

Dengan menerapkan keterampilan berkomunikasi, pelaksanaan audit akan berjalan secara


efektif dan efisien (efektif dalam arti audit dapat mencapai hasilhasil yang diinginkan; efisien
karenaprosesauditdapatdilaksanakandenganlancarsehinggasumberdayaauditbenarbenar
digunakanuntukmencapaitujuanaudit),dalamhalsebagaiberikut.

1. Memperolehdatadaninformasiyangdiperlukandalampengujianaudit

Audit dapat dipandang sebagai proses pengumpulan dan pengujian informasi untuk
menghasilkansimpulandanrekomendasi.Pemilikdatadaninformasiadalahauditan,jika

Komunikasi Audit Intern 3


perolehandatadaninformasitidakmemadai,makaaudittidakakanmencapaihasilyang
memuaskan.

2. Mengendalikandanmengoordinasikankegiatankegiatantimaudit

Audit dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari individuindividu. Audit juga menjalankan
aktivitasaktivitas yang saling terkait. Komunikasi yang baik dalam tim akan membuat
interaksi individu dan rangkaian aktivitas dalam audit dapat berjalan dengan baik.
Masalahmasalah dapat diselesaikan bersama sehingga hambatan dalam proses audit
dapatdiminimalkan.

3. Meningkatkanmutuaudit

Jikaaktivitasaktivitasdasardalamaudit,sepertipengumpulaninformasi,pengujian,dan
penyampaianhasilauditdapatberjalandenganlancar,makakonsentrasitimauditdapat
diarahkan pada usaha peningkatan mutu audit. Misalnya, jika perolehan informasi
menjadi mudah dan cepat, maka tim audit dapat berkonsentrasi untuk memilih proses
analisisyanglebihtepat.

4. Memperbaikicitraauditorinternal

Selama ini, auditor telah dicitrakan secara keliru, sebagai sosok yang tidak ramah, sibuk
sendiri, bahkan sering dianggap sewenangwenang. Citra tersebut menyulitkan auditor
dalam menjalin kerja sama dengan auditan. Auditan yang mempunyai citra yang keliru
tentang auditor akan cenderung untuk tertutup, tidak mau bekerja sama, menghindar,
bahkan dapat mendorong mereka untuk menghambat pekerjaan auditor. Dengan
keterampilankomunikasiantarpribadi,citrainidapatdikurangi,kemudiandibanguncitra
auditor yang lebih terbuka, siap bekerja sama, dan memosisikan auditan sebagai mitra
dalampelaksanaanauditnya.

B. PROSESKOMUNIKASI

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai transmisi informasi dan pemahaman melalui


penggunaansimbolsimbolbiasaatauumum.Proseskomunikasimerupakantahaptahapantara

4 2014 |Pusdiklatwas BPKP


komunikator dengan komunikan yang menghasilkan pentransferan dan pemahaman makna.
MenurutStephenP.Robbins,proseskomunikasimeliputi7(tujuh)bagian,yakni:

1. sumberkomunikasi(komunikator);

2. pengkodean(encoding);

3. pesan;

4. saluran;

5. pendekodean(decoding);

6. penerima(komunikan);

7. umpanbalik.

Ketujuhbagiandarisuatuproseskomunikasidapatdigambarkansebagaiberikut:

Komunikator Encoding
Pesan

Umpan
Balik Saluran

Komunikan Decoding
Pesan


Gambar2.1 ProsesKomunikasi

Sumber komunikasi atau komunikator mengawali proses komunikasi dengan pesan yang
dikemas dengan pengkodean tertentu berupa simbolsimbol. Pesan adalah sesuatu yang
dikomunikasikan. Semuanya itu disampaikan dengan kemasan kode tertentu. Pengemasan
suatu pesan melalui proses encoding memberikan kontribusi yang berarti atas keberhasilan
suatukomunikasi.Encodingadalahprosesuntukmemilihsimbolsimbolyangdigunakanuntuk
membentukpesan.Simbolsimbolinibisaberbentukverbaldannonverbal.

Kemudianpesantersebutdisampaikanmelaluiberbagaisaluranyangdisebutmediapenyaluran
pesan. Penyaluran pesan secara umum dapat dibagi menjadi saluran tatap muka dan melalui
media. Saluran tatap muka terjadi saat komunikator dan komunikan dapat bertemu langsung
serta bertatap muka tanpa media perantara. Sedangkan contoh komunikasi melalui media

Komunikasi Audit Intern 5


adalah surat, dokumen, telepon, dan email. Pertemuan jarak jauh menggunakan realtime
videoataudikenaldenganteleconference,dapatdigolongkansebagaisaluranmelaluimedia.

Sebelum pesan diterima, komunikan harus menerjemahkan simbolsimbol yang diterima ke


dalamsuatubahasayangdapatdipahamiolehkomunikan.Inilahyangdisebutsebagaidecoding
pesan.Sebagaimanasaatencoding,tahapdecodingjugadipengaruhiolehketerampilan,sikap,
pengetahuan,dansistemsosialbudaya.

Tahapanterakhirdariproseskomunikasiadalahumpanbalik.Tahapinimerupakanpengecekan
ataskeberhasilanprosestransferpesandimaksud.Tahapaninisangatpentingdalamkegiatan
organisasi termasuk kegiatan pelaksanaan audit. Peran pemantauan dan reviu pelaksanaan
audit oleh ketua tim atau pengendali teknis merupakan salah satu media umpan balik atas
penugasanaudit.

C. JENISKOMUNIKASI

Komunikasidapatdiklasifikasikandalamberbagaisudutpandang.Dalammodulini,komunikasi
diklasifikasikan dalam 3 sudut pandang, yaitu menurut cara komunikasi, pihak yang terlibat
dalamkomunikasi,dankodeyangdigunakan.

Klasifikasi komunikasi menurut caranya terdiri atas komunikasi lisan dan tulisan. Komunikasi
lisan adalah komunikasi dimana komunikator menyampaikan pesan secara langsung kepada
pihak komunikan tanpa media berupa tulisan atau teks. Termasuk dalam komunikasi lisan
adalah komunikasi tatap muka, wawancara, komunikasi lewat telepon, dan teleconference.
Sedangkan komunikasi tulisan adalah penyampaian pesan secara tertulis dari komunikator
kepada komunikannya. Termasuk dalam komunikasi tulisan adalah suratmenyurat,
dokumentasi kegiatan dalam bentuk tertulis, pesan singkat/short message service, laporan
tertulis,memo,dansuratelektronik(email).

Klasifikasikomunikasimenurutpihakyangterlibatdalamkomunikasi,adalahsebagaiberikut.

1. KomunikasiIntrapersonal

Komunikasi ini melibatkan diri sendiri sebagai komunikator dan komunikannya.


Contohnya,ketikaberintrospeksidiri,makaakanterjadidialogdidalampikiranseseorang.
Dialoginiadalahbentukdarikomunikasiintrapersonal.

6 2014 |Pusdiklatwas BPKP


2. KomunikasiInterpersonal

Komunikasi ini melibatkan lebih dari satu orang sebagai pihak komunikator dan
komunikan. Misalnya, ketika seorang anggota tim menyampaikan kesulitannya dalam
melaksanakanpengujiankepadaketuatim,makadisiniterdapatduaorangyangterlibat
dalamkomunikasi,satuorangberperansebagaikomunikatordansatuoranglagimenjadi
komunikan. Komunikasi kelompok termasuk dalam jenis komunikasi ini. Contoh
komunikasi kelompok adalah rapat tim audit untuk menyepakati hasil audit atau
presentasihasilauditkepadaparapemimpinauditan.

3. KomunikasiMassa

Komunikasi ini melibatkan pihak komunikan dalam jumlah besar, kepada masyarakat
umum atau biasa kita sebut publik. Contoh komunikasi ini adalah siaran radio, berita
koran,acaraTV,temupers,dansebagainya.

Komunikasijugadapatdiklasifikasikanmenurutkodeyangdigunakan,yaitukomunikasiverbal
dan nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kodekode bahasa
seperti katakata dan kalimat. Contoh komunikasi verbal adalah surat dan percakapan.
Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kodekode
bahasa.Contohkomunikasinonverbaladalahfoto,geraktubuh,sirine,dansebagainya.

D. BENTUKDANTEKNIKKOMUNIKASIAUDIT

Bentukkomunikasiyangumumdigunakandalamauditadalahsebagaiberikut.

1. Wawancara

Wawancaramerupakansuatuprosesinteraksiyangdilakukansecaralisandenganmetode
tanya jawab yang mempunyai tujuan. Wawancara digunakan oleh auditor untuk
memperoleh data ataupun fakta yang diperlukan. Wawancara merupakan alat yang
sangatbaikuntukmemperolehinformasi,pendapat,keyakinan,perasaan,motivasi,masa
depan, ataupun tanggapan seseorang mengenai sesuatu hal, karena auditor dapat
menangkapaksi,reaksiseseorangdalambentukgerakgerik,danekspresisaatwawancara
berlangsung.

Komunikasi Audit Intern 7


2. DaftarPertanyaan/Pernyataan(Kuesioner)

Daftarpertanyaan/pernyataanadalahmetode pengumpulaninformasi yangmengajukan


pertanyaan/pernyataan secara tertulis dan mengharapkan jawaban secara tertulis pula.
Apabila tim audit secara geografis berjauhan atau apabila dibutuhkan data kuantitatif,
teknik kuesioner dapat menjadi media yang paling berguna. Kuesioner memungkinkan
individuuntukmenuliskanapayangmerekarasatidakpantasuntukdiungkapkansecara
lisan.Lebihdariitu,kuesionerdapatdianalisissecaraakuratdandapatmemberikandata
kuantitatifyangsoliduntukmendukungtemuandatakualitatif.

3. Konfirmasi

Konfirmasiadalahpermintaanpenegasankepadapihakketiga,baiksecaralisanmaupun
tulisan,mengenaikebenaransuatudataatauinformasi.Sebagaicontoh,auditormeminta
penegasanatasinformasibahwapihakAdiprovinsilaintelahmenerimakirimanbarang,
maka auditor mengkonfirmasikan ada tidak penerimaan barang yang dilakukan oleh
pihakA.

4. Presentasi

Presentasi adalah penyampaian pesan berupa ide atau gagasan kepada khalayak atau
sekelompokorang.Presentasiadalahkomunikasiyangdilaksanakandengantatapmuka.
Dalampresentasibukanhanyapesanverbalyangdapatditangkap,pesannonverbaljuga
pentinguntukdiperhatikan.

5. Rapat

Rapat adalah komunikasi kelompok yang digunakan untuk bertukar pikiran dalam
memahami sesuatu atau menyelesaikan masalah. Rapat adalah bentuk komunikasi yang
lazim kita temui di dunia kerja. Dalam audit, rapat ini bisa dilaksanakan intern tim, atau
melibatkanpihakauditan.

6. RapatKecil(briefing)

Rapat kecil adalah rapat singkat dimana gagasan dikomunikasikan untuk dilaksanakan,
tanya jawab dilakukan hanya untuk memperjelas gagasan dan mengantisipasi hambatan

8 2014 |Pusdiklatwas BPKP


bukan untuk membahas pokok gagasan. Dalam audit, rapat kecil biasanya dilaksanakan
interntimsebelummemulaipenugasanaudit.

7. LaporanHasilAudit

Laporan hasil audit adalah media penyampaian hasil audit kepada pihakpihak yang
berkepentingan secara tertulis. Setiap penugasan audit harus menghasilkan laporan,
meskipun untuk penugasan yang tidak mencapai tujuan sebagai akibat dari berbagai
faktor,misalnyasangatburuknyasistempengendalianauditanyangmenyebabkanauditor
kesulitandalammenentukanvaliditasdokumendokumenyangditemuinya.

Kecuali bentuk komunikasi audit no. 4 dan 6, bentukbentuk di atas dapat digunakan dalam
rangkamemperolehbuktiyangcukupdanvalid.

Dalam rangka pemerolehan bukti yang mendukung auditor dalam memahami proses bisnis
auditan,auditorharusmampumenggunakanteknikteknikkomunikasiyangsesuai.Berikutini
dibahas beberapa teknik komunikasi yang dapat digunakan auditor antara lain untuk
memperoleh pemahaman mengenai efektivitas manajemen risiko, pengendalian internal, dan
prosestatakelolaauditan.

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan secara lisan dengan
menggunakanmetodetanyajawabyangmempunyaitujuan.Wawancaramerupakanalat
yangsangatbaikuntukmemperolehinformasi,pendapat,keyakinan,perasaan,motivasi,
masa depan, ataupun tanggapan seseorang mengenai sesuatu hal. Wawancara juga
bergunauntukmenangkapaksidanreaksiseseorangdalammembentukgerakgerik,serta
ekspresiseseorangdalampembicaraansewaktutanyajawabsedangberlangsung.Untuk
ituauditorperlumampumembacareaksiyangtimbuldariauditansehinggadapatturut
membantupencarianinformasiyangakandiperoleh.

Selanjutnya dalam proses wawancara selalu ada 2 (dua) pihak yang masingmasing
mempunyaikedudukanyangberlainan,pihakyangsatudalamkedudukansebagaipencari
informasisedangkanpihaklaindalamkedudukannyasebagaipemberimateriinformasi.

Dalamaudit,wawancaramemilikifungsisebagaiberikut.

Komunikasi Audit Intern 9


a. Sebagaimetodeprimer.Apabilawawancaradijadikansatusatunyaalatpengumpul
data atau metode utama dalam serangkaian metode pengumpulan data lainnya,
makametodewawancaramemilikicirisebagaimetodeprimer.

b. Sebagai metode pelengkap. Apabila wawancara digunakan sebagai alat untuk


mencari informasi yang dapat diperoleh dengan cara lain, maka ia akan berfungsi
sebagaimetodepelengkap.

c. Sebagai kriteria. Apabila wawancara digunakan orang untuk tujuan menguji


kebenaran dan kemantapan suatu yang telah diperoleh dengan cara lain, seperti
observasi,daftarpertanyaan,pengujian,makaiaakanberfungsisebagaikriteria.

Suasanapsikologiantarapewawancaradanpihakyangdiwawancaraiperludiperhatikan.
Suasanapsikologidalamwawancaraditandaidengansuasanakerjasamayangbaik,penuh
persahabatan, ramah tamah, saling menghargai, saling memercayai, merasa aman,
nyaman,danmerasatidakterancam.

Suasana ini penting diciptakan dalam suatu wawancara karena hanya dalam suasana
sepertiinilahinformasidapatdiperolehsecarabaikdansesuaidengantujuanwawancara.
Dalam hal ini, tugas seseorang pewawancara tidak terbatas hanya untuk memperoleh
informasi saja, tetapi juga mencari jalan ke arah pembentukan suatu wawancara yang
sebaikbaiknya.

Untukdapatmenciptakansuasanapsikologisyangkondusifsertamemperolehinformasi
yangoptimal,terdapatbeberapahalyangperludiperhatikandalamwawancara.

a. Penampilan pewawancara akan menimbulkan kesan baik atau buruknya pihak


pewawancaradaripihakyangdiwawancarai.

b. Pembicaraanpembukaanyangramahtamahpadapermulaanwawancara.

c. Kemukakan tujuan wawancara dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pihak
yangdiwawancaraidankemukakandengansegalakerendahanhatidanbersahabat.

d. Tariklahminatnyakearahpokokpokokpersoalanyangakanditanyakan.

10 2014 |Pusdiklatwas BPKP


e. Timbulkan suasana yang bebas sehingga pihak yang diwawancarai tidak merasa
tertekan, baik oleh pertanyaan yang diajukan maupun oleh suasana wawancara
yangberlangsung.

f. Pewawancara tidak boleh memerlihatkan sikap yang tergesagesa, sikap kurang


menghargaijawabanatausikapyangkurangpercaya.

g. Berikan dorongan kepada pihak yang diwawancarai, yang dapat menimbulkan


perasaan bahwa ia adalah orang yang penting dan diperlukan sekali dalam kerja
samasertabantuannyauntukmemberikaninformasi.

TeknikWawancara

Berikutiniuraianbagaimanamelakukanwawancara.

a. PertanyaanPembukaan

Pada tahap permulaan dari wawancara hendaknya pertanyaan berkisar pada


masalah yang netral dan ringan. Pertanyaan yang to the point dapat mengejutkan
pihak yang diwawancarai, begitu pula pertanyaan yang terlalu berat. Hal ini dapat
mengakibatkan pihak yang diwawancarai menjadi terkejut dan bersikap menarik
diri,melawan,ataubahkanmenolak.Halinitentunyaharusdihindaridalamsuasana
wawancara.

b. GayaBicara

Gayabicaradalamwawancarahendaknyatersusunbaik,tidakberbelitbelit.

c. NadadanIrama

Penggunaan katakata yang monoton, tidak ada nadanya dapat menimbulkan


suasanayangmembosankandalamwawancara.Nadaberfungsiagarorangyangkita
wawancaraidalamkeadaanbangundandapatmengisyaratkanbagianmanadari
pembicaraanyangpentingdanmemintaperhatianyanglebihbanyak.

Selain nada, irama bicara juga dapat membantu dalam kelancaran wawancara.
Jangan bicara terlalu lambat ataupun terlalu cepat sehingga kesannya mendapat
pertanyaan yang bertubitubi yang dapat mengakibatkan pihak yang diwawancarai
kurangmemilikikesempatanuntukmenyelesaikansuatujawabansecaralengkap.

Komunikasi Audit Intern 11


d. SikapPewawancara

Sikap pewawancara idealnya dapat menimbulkan suasana penuh keakraban,


suasanayangbebasdantidakkakusertapenuhkehangatan.Suasanainitidakakan
diperolehbilamana:

1) pewawancara bersikap sebagai seorang polisi yang menginterogasi seorang


tertuduh;

2) pewawancara bersikap sebagai seorang mahaguru yang sedang memberikan


ceramah;

3) pewawancara bersikap kurang menghargai, kurang percaya, atau berulang


ulangmemberikancelaanterhadapjawabanyangkurangiasenangi.

e. Uraiandengankatakatasendiri(paraphrase)

Peranan pewawancara adalah harus dapat membentuk pihak yang diwawancarai


agardapatmerumuskanketerangannyadalamkatakatayanglebihtepatdanbegitu
juga pewawancara terhadap dirinya sendiri. Tetapi hal ini harus dilakukan secara
hatihati,jangansampaimengubahhitammenjadiputihatausebaliknya.

f. MengadakanPenggalian(probing)

Probingadalahpenggalianyanglebihmendalamdarisuatuwawancara.Halinidapat
dilihat bilamana pihak yang diwawancarai telah memberikan pernyataan atau
jawabanyangcukupjelas,akantetapipewawancarainginmengetahuilebihdalam
mengenaijawabanyangtelahdiberikan.

g. MenyiapkanPerangkatWawancara

Perangkatwawancarayangdapatdipakaiadalahalatrekam,daftarpertanyaan,dan
alat tulis. Jika wawancara menggunakan alat rekam, dapatkan terlebih dahulu
kesediaan dari pihak yang diwawancarai bahwa wawancara akan direkam seraya
menjelaskanmanfaatpenggunaanalatrekamtersebut.

h. MembuatCatatan

Buatlahcatatandarihasilwawancarayangdiperolehagarmendapatkandatayang
seobjektifmungkin.

12 2014 |Pusdiklatwas BPKP


i. MenilaiJawaban

Ketelitian dari pencatatan dan paraphrase tergantung kepada ketepatan penilaian


pewawancara terhadap jawaban ataupun informasi yang diberikan pihak yang
diwawancarai.

2. KomunikasiTertulis

Komunikasitulisanadalahkomunikasiyangdiungkapkankepadakomunikandengancara
tertulis. Komunikasi tertulis ini dituangkan dalam bentuk surat, kertas kerja, memo, dan
laporan. Yang patut diperhatikan dalam komunikasi tertulis adalah penulisan yang baik.
Penulisanharusdiusahakanagartidakmenimbulkansalahpengertianyangdapatmenjadi
hambatandalammelakukankomunikasi.Persyaratanpenulisanyangbaikadalah:

a. ditulisdalamformatataubentukyangmenarik;

b. memilikimaksuddantujuan;

c. menggunakanbahasayangmudahdimengerti;

d. penggunaanbahasayangbaikdanbenar;

e. penggunaan bahasa disesuaikan dengan kemampuan pemahaman dari pihak


pembaca;

f. mencerminkan pengertian terhadap masalahmasalah yang dihadapi atau yang


dituju;

g. hindaripenggunakankataataukalimatyangdapatmembingungkanpembaca;dan

h. menunjukkanbudibahasadankewibawaanpenulis.

Bentukbentukkomunikasitertulisdalamauditantaralainadalah:

a. kertaskerjaaudit;

b. daftarpertanyaan(kuesioner);

c. surat/memo;

d. laporanhasilaudit.

Komunikasi Audit Intern 13


Apabila tim audit secara geografis berjauhan atau apabila dibutuhkan data kuantitatif,
teknik kuesioner dapat menjadi media yang paling berguna. Daftar pertanyaan
memungkinkanindividuanggotatimuntukmenuliskanapayangmerekarasatidakpantas
untuk diungkapkan secara lisan. Lebih dari itu, kuesioner dapat dianalisis secara akurat
dan dapat memberikan data kuantitatif yang solid untuk mendukung temuan data
kualitatif.

Contohkuesioner

Audit dilakukan terhadap proyek pemberantasan hama wereng pada lahan pertanian
seluas30hektardidaerahKabupatenXpadatahunanggaran2013.Kuesionerdiberikan
kepada sejumlah petani berjumlah 90 orang. Contoh pertanyaanpertanyaannya sebagai
berikut.

Jawaban
No. Pertanyaan Ket
Ya Tidak
1. ApakahlahanpertanianyangBapakkelolamemberikanhasilyang
burukkarenaterseranghamawereng?
2. Jenispestisidayangdipakaidalampemberantasanhama:
- alami/organik?
- kimiawi?
3. ApakahselamainiBapaktelahdiberikanpenyuluhanmengenai
pemberantasanhamawerengolehpetugaspenyuluhan?
4. Jikajawabannomor3:ya,apakahfrekuensipenyuluhantelah
diberikansebanyak2kalikeatas?
5. Setelahdilakukanpenyemprotanhama,apakahadapeningkatan
hasilpanen?Sampaijumlahberapaton?
6. Apakahjenispestisidayangdiberikanbenarbenarcocokuntuk
memberantashamawerengsehinggatuntas?
7. Berapakalidalam1(satu)tahunanggaraninidiberikanbantuan
pestisida?
8. Apakahbantuanpestisidadaripemerintahtelahmemadai?
9. Dalamjumlahberapabantuanpestisidayangdibutuhkan?

Tabel2.1 ContohKuesioner

14 2014 |Pusdiklatwas BPKP


Konfirmasiadalahsuratpermintaanpenegasankepadapihakketigamengenaisuatudataatau
informasisehinggaauditorakanmeyakinikebenarandariangkaangkapembukuan,buktibukti
pengeluaran,buktibuktipenerimaan,danbuktibuktilainnya.

Sebagaicontoh,menurutcatatanbendahara,proyekpengadaanpembibitanuntuklahanseluas
20 ha di Kabupaten X menunjukkan saldo Bank XYZ per 15 Februari 2014 sebesar
Rp17.500.000,00. Untuk lebih meyakinkan auditor, apakah saldo bank tersebut sesuai dengan
yangtersimpandibank,makadiadakankonfirmasikepadabankyangbersangkutan.

Contohkonfirmasiyangdibuatdandikirimolehbendaharasebagaiberikut.


Yth.PemimpinBankXYZ
di
KabupatenX


Denganhormat,
Sehubungan dengan adanya audit yang dilakukan oleh Badan Pengawas Daerah Kabupaten X
dengansurattugasNo.ST005.BWD/2014tanggal5Februari2014,makadenganinikamimohon
dapat diberikan keterangan tertulis saldo bank per 15 Februari 2014 atas rekening Proyek
PengadaanPembibitanuntuklahanseluas20hadiKabupatenX,JawaBarat.
Keterangan tertulis tersebut dapat Saudara kirim langsung ke kantor Badan Pengawas Daerah
KabupatenXdenganalamatJlKabupatenX.
Ataskerjasamanya,kamisampaikanterimakasih.


,16Februari2014
BendaharaProyekPengadaanPembibitan
Lahan20haKab.X,JawaBarat


(AliSyamsuddin,S.E.)
NIP.............

Gambar2.2 SuratKonfirmasi

Komunikasi Audit Intern 15


E. FAKTORPENTINGDALAMKOMUNIKASI

Ada dua faktor penting yang harus diperhatikan dalam komunikasi. Pertama, faktor manusia,
danyangkeduaadalahhambatandalamproseskomunikasi.

Manusia adalah faktor penting pertama yang harus diperhatikan karena komunikasi selalu
melibatkanmanusia. Saat seseorang menulis pesanpesan di atas secarik kertas, harus diingat
bahwa pesanpesan tersebut pada akhirnya akan dibaca oleh komunikan untuk mewakili
kehadiranpenulispesan.Penulispesanharusmemerhatikanpilihankatadansusunankalimat
agarkomunikandapatmenangkappesandenganjelasdanmenanggapinyasecaratepat.

Setiap individu memiliki keunikan. Tiap individu memiliki ciri fisik dan psikis yang berbeda,
bahkanorangyangkembaridentiktidakakanpersissamadalamsegalahal.Perbedaanantar
individu harus dimengerti agar dapat melaksanakan komunikasi dengan baik. Individu dapat
berbedadalamhalberikut.

1. CiriFisik

Perbedaan ras hingga perbedaan suku bangsa menyebabkan tiap individu memiliki ciri
fisikyangberbeda.Perbedaanfisikindividudapatterlihatdariwajah,bentuk,danukuran
tubuh.

2. KonsepDiri

Konsep diri adalah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Tiap individu memiliki
konsep diri yang bisa berbeda dengan individu lain. Ada orang yang punya konsep diri,
sayapemalu.,tetapiindividulainpunyakonsepdiri,sayasenangbergaul.Perbedaan
iniseringtidaktampakdalampertemuanyangsingkat.Konsepdiribarubisadinilaikarena
adanyakecenderunganindividuuntukmenghadapisecarakonsistenberbagaisituasiyang
berbedasesuaidengankonsepdiriyangdimilikinya.

3. Keyakinan

Keyakinan yang dimaksud di sini adalah sikap mental atas segala sesuatu yang diyakini
sebagai hal yang benar dan salah. Seseorang bisa memiliki keyakinan yang berbeda
dengan orang lain terhadap masalah yang sama. Sebagai contoh, auditor yakin bahwa

16 2014 |Pusdiklatwas BPKP


suatu penyimpangan dari prosedur baku tidak perlu dilakukan agar tidak terjadi
konsekuensiyangburukbagiorganisasi.Sebaliknya,auditanbisapunyakeyakinanbahwa
jikapenyimpangantidakdilakukan,makaakanterjadikonsekuensiyanglebihburukbagi
organisasi.

4. Kepribadian

Kepribadianadalahsuatuorganisasidinamisdalamdiriindividuyangsistempsikofisiknya
menentukankarakteristik,tingkahlaku,sertacaraberpikirseseorang.1Contohperbedaan
kepribadian adalah adanya tipe kepribadian menurut Carl Gustav Jung yang membagi
kepribadianberdasarkanarahperhatian.Tipetipetersebutadalahintroverdanekstrover.
Jika perhatiannya lebih ditujukan keluar dari dirinya yakni sekelilingnya, maka orang
tersebutdigolongkansebagaitipeekstrover.Jikaperhatiannyalebihdominanditujukanke
dalamdirinyasendiri,makatipekepribadianorangtersebutadalahintrover.

5. SikapdanPerilaku

Secara umum sikap dan perilaku seseorang ditentukan oleh konsep diri dan keyakinan,
tetapi pada kondisi dan situasi tertentu, seseorang dapat bersikap dan berperilaku yang
tidakkonsistendengankonsepdiridankeyakinannya.Halinibiasaterjadisaatseseorang
merasa perlu melindungi dirinya. Sebagai contoh, seseorang seharihari berperilaku
terbuka, tetapi ketika ditanyakan sesuatu yang menyangkut kesalahan yang pernah
dilakukannya,diaberubahmenjaditertutupsekali.

Faktor penting kedua yang perlu diperhatikan dalam komunikasi adalah adanya hambatan
dalam proses komunikasi. Hambatanhambatan tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan
elemenelemenkomunikasiberikutini.

1. Hambatanpadakomunikatordankomunikan

Hambatan ini disebabkan oleh adanya perbedaan individu, perbedaan peran dan
kedudukanorganisasional,sertaperbedaanbudaya.Sebagaicontoh,seorangauditoryang
kurang pengalaman merasakan kecemasan yang tinggi saat harus mewawancarai
pemimpin auditan. Kecemasan tersebut membuat situasi wawancara menjadi sangat
1
KepribadianmenurutdefinisiG.W.AllpontsepertidikutipolehEuisWinartidalambukunyaPengembangan
Kepribadian,2007.

Komunikasi Audit Intern 17


kaku. Auditan pun menjadi bersikap tertutup, karena ingin berhatihati agar
keterangannyatidakmenyulitkandikemudianhari.

2. Hambatanpadakodekodeyangdigunakan

Tiap profesi memiliki istilah teknis yang berbeda. Beberapa memiliki kesamaan istilah
tetapiberbedamakna.Misalnya,istilahkonfirmasibisadiartikanberbedaolehauditordan
auditan. Bagi auditor konfirmasi adalah komunikasi tertulis untuk menegaskan sesuatu,
sedangkan auditan memahami istilah konfirmasi sebagai penegasan terhadap suatu
informasi,tanpamemerhatikanhaltersebutdilaksanakansecaratertulisataulisan.

3. Hambatanpadasalurankomunikasi

Hambatanpadasalurankomunikasiiniumumnyabersifatteknis.Contohnya,wawancara
terganggukarenaruanganyangterlalubising,komunikasiteleponyangtidakjelaskarena
kerusakan pada pesawat telepon, dan pesan singkat yang tidak dapat terkirim karena
sinyalkomunikasiyangburuk.

4. Hambatansituasikomunikasi

Hambatan ini berkaitan dengan suasana psikologis yang terjadi saat komunikasi
berlangsung. Hambatan bisa berupa konflik, prasangka, ketegangan, kekakuan, dan
kebosanan.

Perbedaan antarindividu dan hambatanhambatan komunikasi perlu menjadi pertimbangan


komunikator dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi komunikasi. Misalnya,
ketika komunikator menyadari adanya kemungkinan perbedaan arti pada istilahistilah teknis
yangdigunakan,makadiaperlumengurangipenggunaanistilahteknisataumenjelaskanlebih
lanjutistilahteknistersebut.

Dalam pelaksanaan, komunikator perlu meyakinkan bahwa antara dia dengan komunikan
memiliki pengertian yang sama atas suatu istilah. Selanjutnya, ketika mengevaluasi hasil
komunikasi, komunikator harus memerhatikan umpan balik dari auditan untuk memastikan
bahwaistilahistilahdankalimatkalimat,telahdipahamidenganartiyangsama.

18 2014 |Pusdiklatwas BPKP


Contoh lain, ketika komunikator mengetahui bahwa suhu ruangan terlalu panas dan
menimbulkanperasaantidaknyaman,artinyaterjadihambatanpadasalurankomunikasi,maka
komunikatorperlumemintakesediaankomunikanuntukpindahruangan.

Komunikasi Audit Intern 19


20 2014 |Pusdiklatwas BPKP


BabIII
MEMBANGUNKOMUNIKASI


IndikatorKeberhasilan
Setelahmengikutipembelajaraninidiharapkanpesertadiklatmampumengomunikasikan
maksud,ide,danperasaansecaraterbuka,jujur,danlangsung.

A. PERSIAPANBERKOMUNIKASI

Bagisebagianorang,terutamayangcenderungberkepribadianintrover,berkomunikasisecara
tatapmukaadalahhalyangdapatmenimbulkanperasaantidaknyaman.Bahkansebagiankecil
orangmengalamikesulitan,karenakomunikasibagimerekamenjadihalyangmenegangkandan
mencemaskan.Ketegangandankecemasanakanterlihatolehkomunikan,karenatanpadisadari
geraktubuhdanekspresiwajahakanmencerminkansuasanahatiseseorang.

Beberapapersiapanyangperludilakukanagarseseorangdapatmengendalikandirinyadengan
baiksaatmelakukankomunikasi,terutamakomunikasilisan,adalahsebagaiberikut.

1. Memeriksakeyakinan(confidence)tentangkomunikasi

Keyakinanbersifatnetral,tidakadayangbaik,dantidakadayangburuk.Kitahanyaperlu
mengetahui keyakinankeyakinan apa yang dapat menghambat perilaku kita. Beberapa
keyakinan bersifat menghambat, misalnya keyakinan bahwa setiap orang punya
pandangan sendirisendiri tentang sesuatu hal dan pandangan tersebut tidak bisa
dipertemukan.

Keyakinan tersebut akan menimbulkan ketegangan yang tidak disadari, ketika seorang
komunikator yang memiliki keyakinan seperti itu harus menanyakan bagaimana
pandangan komunikan atas suatu masalah, agar dapat dipertemukan dengan
pandangannya. Keyakinan tersebut membuat dia cemas sehingga komunikasi menjadi
tidak efektif. Jika kita mengetahui adanya keyakinan yang menghambat, kita bisa
mengubahnya dengan keyakinan yang mendukung. Misalnya, dengan membangun
keyakinanbarubahwamemangsulitmempertemukanpandanganyangberbeda,tetapi

Komunikasi Audit Intern 21


jikabisadilakukan,makakitaberkesempatanmendapatkansolusibarubagimasalahyang
ada.

2. Membangunkonsepdiriyangpositif

Sama dengan keyakinan, konsep diri memengaruhi perilaku kita. Sebagai contoh,
seseorangpunyakonsepdiribahwasayatidakpandaimelakukanpresentasi,sayasering
kehilangan katakata jika berhadapan dengan orang banyak. Orang tersebut akan
mengalami ketegangan atau kecemasan saat harus melakukan presentasi. Ketegangan
membuatsulitberbicara,karenadiaakansibukmeredakanketegangan,sehinggalupaapa
yang akan disampaikan. Orang tersebut perlu belajar bagaimana melakukan presentasi
yangbaik,sehinggadiabisamengubahkonsepmenjadisayabisapresentasi.Jikaperlu,
diabisaterusbelajarhinggakekonsepdirisayaahlipresentasi.Membangunkonsepdiri
positif memerlukan proses, tetapi proses tidak akan berjalan, jika kita tidak mau
memulainya.

3. Melepaskanketegangandankecemasan

Ketegangan dan kecemasan bisa dikurangi jika kita mempunyai kendali atas situasi.
Karenanya,kitabisamengurangikecemasandenganpersiapanyangbaik.Kitaperlutahu
suasana yang akan terjadi, siapa komunikan kita, kemudian kita rencanakan tindakan
tindakan kita, dan rencanakan kapan perlu melanjutkan atau menghentikan komunikasi.
Setelahpersiapanoptimalkitalakukan,kecemasanbisadikurangidenganmenghadirkan
suasana hati yang gembira.Suasanahati(mood)dapatdipengaruhiolehmusik,bacaan,
film,ataumelakukanaktivitasyangmenyenangkan.Jikasuasanahatikitagembira,maka
ketegangandankecemasandapatdikurangi.

Komunikasi akan efektif jika emosi kita sedang tenang dan positif. Emosi tetap penting
meskipun komunikasi dilaksanakan secara tertulis, karena pilihan kata dan struktur
kalimatdapatterpengaruholehemosi.

Langkahselanjutnyadalamkomunikasiadalahmengekspresikandirisecaraefektif.

22 2014 |Pusdiklatwas BPKP


B. MENGEKSPRESIKANDIRISECARAEFEKTIF

Komunikator yang mampu mengekspresikan diri secara efektif adalah komunikator yang baik.
Ekspresidiriadalahcaramengungkapkansuasanahati,emosi,danpikirankedalamkatakata,
bahasatubuh,ekspresiwajah,danpenampilan.Jadi,ekspresidirikitadikatakanefektifjikakata
kata, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan penampilan kita dapat mengungkapkan apa yang
menjadisuasanahati,emosi,danpikirankita.Ekspresidiriyangpositiftidaklainadalahperilaku
yangtulus,jujur,terbuka,danspontan.

Perilaku yang tulus, jujur, terbuka, dan spontan akan membuat suasana komunikasi menjadi
kondusif. Orang merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan pihak yang menunjukkan
ketulusan,keterbukaan,danspontanitas.Jikaperilakuinisudahmenjadikebiasaan,makabisa
ditingkatkan menjadi ekspresi simpati dan peduli, sehingga orang akan bersedia
mengungkapkanpikirandanemosiyangsebenarnyakepadakita.

Ekspresidiripadadasarnyatidakakanpernahefektif,jikatidakadaketulusan.Demikianpula,
jikasikapterbukaterhadaporanglainbukanbagiandarisikapmentalkita,makausahaekspresi
diri secara efektif tidak akan berhasil. Jika kita tidak tulus, jujur, terbuka, dan spontan, maka
katakatalisankitamenjaditidakselarasdenganekspresiwajahdangeraktubuhkita.Misalnya,
saatseseorangyangsedangkecewadimintatersenyum,makasenyumnyapastibukansenyum
yangmenyenangkan,melainkansenyumkecut.

Berikut ini disarikan penjelasan Terry Felber dalam bukunya Kiat Praktis Komunikasi dalam
Kehidupan Keluarga dan Profesional (2007) tentang kiatkiat mengekspresikan diri secara
efektif.

1. Wajahadalahcerminpikiran

Caramembacapikiranseseorangadalahdenganmelihatwajahnya.Wajahkitaterdiriatas
ribuan otot sehingga dapat mengekspresikan berbagai emosi dan perasaan. Pastikan
ekspresipositifadadiwajahkita.Ekspresiwajahyangnegatifmengatakan,hiduptelah
membuatku susah., sementara ekpresi wajah positif mengatakan, saya menemukan
kebahagiaandariharikehari.

Komunikasi Audit Intern 23


2. Senyumitumenular,jadilahpenyebarnya

Senyum mengomunikasikan persetujuan, rasa cinta, penghargaan, serta kemurnian.


Senyumjugaekspresibahwakitaadalahorangyangbersyukur.Dalamkomunikasisenyum
adalahcarauntukmendekatkandirikepadaoranglain,membuatmerekanyaman,serta
menyemangatimereka.

3. Tataplahseseorangtepatdimatanya

Mengalihkanpandanganmatadanmenghindarikontakmatamenunjukkanketidaksukaan
atau penolakan dan keraguraguan. Ketika kita benarbenar ingin menjalin komunikasi
dengan orang lain, usahakan sebaik mungkin untuk menatap tepat pada mata mereka.
Memang perlu sekalikali mengerjapkan mata atau mengalihkan pandangan, karena
terlalulamamenatapmataseseorangdapatmenimbulkanperasaantidaknyaman.Tetapi
kitaperlumengomunikasikanrasahormatdanperhatiandenganbeberapakalimelakukan
kontakmata.

4. Berkomunikasilahdenganberhadapanlangsungdenganlawanbicara

Berdiri menyamping apalagi membelakangi menandakan bahwa anda sedang tidak ingin
diajak berkomunikasi, sedang dingin. Berhadapan langsung mengomunikasikan bahwa
andasiapmenerimakehadirantemankomunikasianda.

5. Posturtubuhyangbaikmenunjukkanrasapercayadiri

Posturtubuhyangbaikadalahkeadaanbadandankepalayangtegak.Posisimembungkuk
menunjukkansikapkurangpercayadiri.

6. Berikanjabattanganyangmeyakinkan

Jabat tangan yang baik adalah mengenggam tidak terlalu lemah dan tidak terlalu kuat,
melakukan kontak mata saat berjabat tangan, dan tersenyum. Ini adalah komunikasi
tentangpenghargaan,penerimaankehadiran,danucapanterimakasih.Jabattanganjuga
berartidukungan.

24 2014 |Pusdiklatwas BPKP


7. Berpenampilansebagaiseorangpemenang

Penilaianpertamasaatberkomunikasipastiakandiberikanpadapenampilankita.Kesan
pertamayangpositifakanmemudahkankitamembangunkomunikasi.Jikakesanpertama
negatif, maka perlu upaya lebih agar komunikasi dapat terbangun dengan baik.
Penampilan yang rapi dan bersih cukup untuk membuat kesan pertama yang positif.
SempurnakanpenampilanAnda,makaemosiAndapunakanpositif.

Apayangdisampaikandiatasadalahkomunikasinonverbal,berupabahasatubuhdanekspresi
wajah.Komunikasinonverbalsangatpentingdalamkomunikasilisan.PsikologAlbertMehrabian
mengatakan, 7% pesan dari pembicara disampaikan melalui ucapan, 38% dari intonasi, dan
55%daribahasatubuh.

Halyangpentinguntukdipahamiadalahbahasatubuhdipengaruhifaktorbudaya.Misalnya,di
suatu budaya, postur yang tegap bukan dinilai sebagai percaya diri tapi menunjukkan
keangkuhan,sementaradilingkunganbudayalain,membungkuktidakmenunjukkankesopanan
melainkankelemahan.Jadikitaperlumenyesuaikanbahasatubuhkitadengannilainilaibudaya
yangberbeda.

Kondisi ini tentu berbeda dengan komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan, kita
mengekspresikan diri 100% melalui pilihan kata. Katakata dan kalimat adalah saluran verbal.
Ketikamenuliskitaperlumemerhatikanpilihankata,efektivitaskalimat,alurpikir,aturantata
bahasadanformatpenyajian,karenahalhaltersebutmerepresentasikandirikita.

Surat adalah pengganti kehadiran kita. Jadi jangan mau dihadirkan dengan kesan bodoh,
dangkal,dantidaktahuaturan,hanyakarenasalahmemilihkatadanmenggunakantandabaca.

C. MEMBANGUNKEAKRABANDENGANORANGLAIN

Jikadiri,pengendalianbahasatubuh,ekspresiwajah,danpenampilantelahsiap,makakinikita
siap untuk membangun keakraban dengan orang lain. Keakraban akan terbangun jika kawan
komunikasimerasa:

1. dimengerti/diperhatikan,

2. disambutbaik,

Komunikasi Audit Intern 25


3. merasapenting,dan

4. merasaamandannyaman.

Berikut ini adalah langkahlangkah untuk membangun keakraban yang disarikan dari berbagai
bukureferensi.

1. Tersenyumlah

Senyumkitamengomunikasikanpengertian,sambutan,penghormatan,danmemberikan
keyakinanbahwakitatidakmembahayakan.

2. Sapalahnama,jikakitasudahmengenalnamanya

Sapaannamaakanmembuatkawankomunikasikitamerasadihargaidandisambutbaik.

3. Ucapkansalam

Salam adalah cara kita mengomunikasikan perhatian kita. Salam juga akan memberi
perasaanamandannyaman.Contohsalamadalahselamatpagi,selamatsiang,apakabar,
danassalamualaikum.

4. Bicarakanhalringanyangmerupakanzonanyamannya

Zonanyamanseseorangpadaumumnyaadalahtempattinggal,tempatbekerja,hobi,dan
keluarga. Membicarakan zona nyaman seseorang akan membuat kawan komunikasi kita
merasadimengertidanaman.

5. Jagalahjaraknyamanbagikawankomunikasikita

Secara umum jarak kurang dari satu meter adalah jarak intim, hanya individu yang
dianggapsebagaitemanyangbisamasukzonaini.Jadiberusahalahmendekat,jikaterlihat
reaksi mundur dari kawan komunikasi kita, maka itu berarti kita telah memasuki batas
zona intim, artinya itu bukan jarak nyaman bagi kawan komunikasi kita, jika kita dinilai
bukansebagaiteman.

26 2014 |Pusdiklatwas BPKP


6. Utamakanmendengarkawankomunikasikitaberbicara

Pahamilah kawan komunikasi kita dengan tulus dan terbuka. Menatap mata dan
menganggukangguk adalah cara kita mengkomunikasikan pengertian, sambutan, dan
penghormatan.

7. Berusahalahmencaripersamaan

Keakraban lebih mudah terjalin jika terdapat banyak kesamaan antara komunikator
dengankomunikan.

Yangterpentingdarisemualangkahituadalahketulusanuntukberhubungandenganoranglain.
Jikakitadapatmenjadikanapayangpentingbagioranglainsebagaisesuatuyangpentingbagi
kita,makakeakrabantelahterbangun.

D. KOMUNIKASIEFEKTIF,EMPATIK,DANPERSUASIF

Kita dapat membedakan komunikasi berdasarkan interaksi yang terjalin antara komunikator
dengankomunikannya,yaitukomunikasiefektif,komunikasiempatik,dankomunikasipersuasif.

1. Komunikasiefektif

Komunikasi efektif adalah komunikasi yang bertujuan agar komunikan dapat memahami
pesanyangdisampaikanolehkomunikatordankomunikanmemberikanumpanbalikyang
sesuai dengan pesan. Umpan balik yang sesuai dengan pesan tidak selalu berupa
persetujuan. Komunikan dapat saja memberikan umpan balik berupa ketidaksetujuan
terhadap pesan, yang terpenting adalah dimengertinya pesan dengan benar oleh
komunikan dan komunikator memperoleh umpan balik yang menandakan bahwa
pesannyatelahdimengertiolehkomunikan.

Sebagai contoh, auditor meminta data anggaran kepada auditan. Auditan mengerti
permintaan auditor, tetapi menolak memberikan data tersebut, maka komunikasi yang
terjadi telah efektif. Komunikasi tersebut efektif, meskipun umpan balik tidak sesuai
keinginan auditor, karena pesan telah dimengerti dengan benar dan diberikan umpan
balik.Tugasauditorselanjutnyaadalahmencariinformasihalyangmenyebabkanauditan

Komunikasi Audit Intern 27


menolak memberikan data tersebut dan mencari solusi agar auditor tetap memperoleh
datatersebut.

Terdapatduahalyangperludiperhatikanagarkomunikasimenjadiefektif,yaitu:

a. Keselarasanelemenelemenkomunikasidenganpesan

Elemenelemenkomunikasiharusmendukungisipesan.Elemenelemenkomunikasi
tersebut adalah komunikator, encoding, saluran, decoding, dan komunikannya.
Komunikasiakanefektifjikaterdapatkeselarasanisipesandenganelemenelemen
laindariproseskomunikasi.

b. Minimalisasihambatankomunikasi

Komunikasiakanefektifjikahambatanberhasildiminimalkan.Hambatankomunikasi
dapat terjadi pada tiap elemen komunikasi termasuk pada situasi komunikasi,
sepertitelahdibahaspadaBabII.

2. Komunikasiempatik

Komunikasi empatik adalah komunikasi yang menunjukkan adanya saling pengertian


antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi ini menciptakan interaksi yang
membuat satu pihak memahami sudut pandang pihak lainnya. Sebagai contoh, auditor
meminta kerja sama dari auditan berupa penyediaan data secara lengkap. Setelah
berkomunikasi, akhirnya auditan memahami kebutuhan auditor dan mengerti bahwa
tanpa bantuannya, maka auditor akan mengalami kesulitan dalam penyelesaian tugas.
Dalamkondisiini,auditantelahberempatiterhadapkebutuhanauditor.

Komunikasi empatik bisa dipahami dari kata empati. Empati adalah kemampuan
seseorang untuk mengetahui apa yang dialami orang lain pada saat tertentu, dari sudut
pandang dan perspektif orang lain tersebut2. Jadi komunikasi empatik dapat menjadi
saranauntukmenjalinsalingpengertianantaraduapihak.

2
DefinisidariHenryBackrack,sepertidikutipolehTommySupraptodalambukunya,TeknikJituPersuasidan
Negosiasi,Cetakan1,Yogyakarta:MediaPressindo,2008.

28 2014 |Pusdiklatwas BPKP


Berkaitan dengan audit, komunikasi empatik dapat dijadikan sarana untuk menghapus
salahpersepsiauditanatastujuanaudit.Auditanseringmempersepsikanpekerjaanaudit
sebagai pekerjaan caricari kesalahan. Jika auditor berhasil mengembangkan komunikasi
empatik, maka diharapkan auditan dapat memahami bahwa tujuan utama dari audit
adalahagarauditandapatmenyelesaikantanggungjawabnyasecaralebihefektif.

Agar komunikasi empatik tercipta, maka komunikator harus memperlihatkan halhal


berikut.

a. Ketertarikanterhadapsudutpandangkomunikan

Sikapiniakanmendorongkomunikanuntuklebihterbuka.

b. Sikapsabaruntuktidakmemotongpembicaraan

Banyak informasi yang didapat jika komunikator bersabar untuk memperoleh


penjelasandetaildarisudutpandangkomunikan.Jikainformasiyangdiperolehtelah
cukup dan komunikan hanya berputarputar menjelaskan hal yang sama, maka
komunikator perlu menyampaikan kembali pengertian yang telah didapatnya dan
menarikperhatiankomunikanpadamasalahberikutnya.

c. Sikaptenang,meskipunmenangkapungkapanemosiyangkuat

Beberapasudutpandangbersifatsangatpribadi,sehinggasaatmengungkapkannya
keterlibatan emosi tidak dapat dihindari. Sebagai contoh, komunikan
mengungkapkan kemarahannya saat menceritakan ketidaksetujuannya terhadap
suatukeputusanrapat.

d. Bersikapbebasprasangkaatautidakevaluatif,kecualijikasangatdiperlukan

Untukdapatmemahamisudutpandangoranglain,kitahindarisikapevaluatif.Sikap
evaluatifdapatmembuatkomunikanmenyeleksihalhalyangperludantidakperlu
disampaikan, dengan pertimbangan apakah sudut pandangnya akan diterima atau
tidak,disetujuiatautidak,olehkomunikator.Jikainiterjadi,makakitatidakdapat
mengertisudutpandangkomunikandenganbenar.Sikapevaluatifdiperlukanketika
komunikanmendesakkomunikatoruntukmenilaipandangankomunikan.

Komunikasi Audit Intern 29


e. Sikapawaspadaisyaratpermintaanpilihanatausaran

Sikap ini memperlihatkan adanya dukungan atau bantuan yang bisa diharapkan
komunikan dari komunikator. Pemberian dukungan dan bantuan akan
mengembangkanempatipadadiriauditan,kesiapanuntukmembalasdukungandan
bantuanyangditerimanya.

f. Sikappenuhpengertian

Sebagai contoh, komunikan mendesak untuk memperoleh persetujuan dari


komunikatoratassudutpandangnya.Komunikatortidaksetuju.Komunikatorcukup
menyatakan bahwa dia dapat mengerti sudut pandang tersebut, tidak perlu
menyatakanpersetujuanatauketidaksetujuannya.

3. Komunikasipersuasif

Komunikasi persuasif dapat dilihat sebagai derajat interaksi yang lebih tinggi dibanding
komunikasi efektif dan empatik. Komunikasi persuasif bertujuan untuk membuat
komunikanmemberikanumpanbaliksesuaikeinginankomunikator.Pengertianpersuasif
sendiriadalahperubahansikapakibatpaparaninformasidaripihaklain.3

Dalam audit, komunikasi persuasif banyak digunakan, mulai dari permintaan kesediaan
auditan untuk membantu kelancaran audit, hingga mendorong auditan untuk
melaksanakanrekomendasiaudit.

Agarkomunikasipersuasifterjadi,makakomunikatorperlumengembangkankomunikasi
efektifdanempatik.Komunikasipersuasifdapatdikembangkanmelaluihalhalberikut.

a. Kejelasanpenyampaianpesan

Agarpesandapattersampaikandenganjelas,makaperlumemerhatikankeselarasan
elemenelemenkomunikasidanmeminimalkanhambatankomunikasi.

3
DefinisidariSeverindanTankard,sepertidikutipolehTommySuprapto,ibid.

30 2014 |Pusdiklatwas BPKP


b. Pemahamansudutpandangdankeinginankomunikan

Komunikator dapat meminta komunikan melakukan sesuatu sesuai keinginan


komunikator,hanyajikakomunikanmelihatbahwatindakantersebutsesuaidengan
keinginan si komunikan sendiri. Untuk mengetahui sudut pandang komunikan dan
keinginanauditan,komunikasiempatikdapatdilaksanakanterlebihdahulu,sebelum
meningkatkannyamenjadikomunikasipersuasif.

Dariuraiantentangkomunikasipersuasif,kitadapatmengambilsuatukesimpulanbahwa
syarat komunikasi persuasif adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan
empatik. Komunikasikomunikasi ini dapat dikembangkan jika auditor memiliki
keterampilan untuk menyusun dan menyampaikan pesan dalam kode verbal dan
nonverbal,sertaketerampilanmendengarkan.

Komunikasi Audit Intern 31


32 2014 |Pusdiklatwas BPKP


BabIV
KOMUNIKASISELAMAPELAKSANAANAUDIT


IndikatorKeberhasilan
Setelahmengikutipembelajaraninidiharapkanpesertadiklatmampuberkomunikasi
denganbaiktermasukmelakukaninterviudenganstafpadasemualeveldalamorganisasi
yangdiawasigunamemperolehpemahamanmenyeluruhmengenaiefektivitasmanajemen
risiko,pengendalianinternal,danprosestatakelolaorganisasi..

A. KOMUNIKASIINTERNALTIM

Setelah mempelajari komunikasi dari berbagai aspek, kita siap untuk mempelajari komunikasi
selamapelaksanaan.Komunikasiselamapelaksanaanauditterjadiantara:

1. auditordenganrekanrekaninterntimnya;

2. auditordenganpihakauditan;

3. instansiauditordenganpihakpihakluar.

Berikutinipenjelasanmasingmasingkomunikasitersebut.

Sebelumberhubungandenganpihakluar,auditorharussudahmemilikimekanismekomunikasi
intern yang memadai sehingga tim audit menjadi kompak dan memiliki persepsi serta tujuan
yang sama. Keberhasilan komunikasi internal dalam satu tim audit sangat menunjang
kelancaranpelaksanaanauditsehinggakegiatanauditdapatdiselesaikantepatwaktudantepat
kualitas. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, masingmasing auditor dalam tim audit perlu
memerhatikanaturanperilakuantarauditorberikutini.

1. Penggalangankerjasamayangsehat

Manusia punya kecenderungan untuk menolong sesama. Kecenderungan ini dapat


didoronguntukmunculdalamperilakujikadisadaridenganjelaskeuntunganyangdidapat
daribekerjasama.Paraanggotatimauditharusmenyadaribahwatujuanauditakanlebih
mudahtercapaijikamerekasalingbekerjasama,dibandingbekerjasecaraindividual.

Komunikasi Audit Intern 33


Penggalangan kerja sama yang sehat juga dapat terjadi jika ada suasana saling
menghargai. Para anggota tim saling menyadari kontribusi masingmasing dalam
mencapaitujuanauditdanmenghargaikontribusitersebut.Carapalingcepatmenggalang
kerja sama yang sehat adalah dengan mulai membantu rekan anggota tim untuk
menyelesaikantugasnya.

2. Memilikirasakebersamaandanrasakekeluargaan

Setiap orang memiliki keinginan untuk diterima kehadirannya dalam suatu kelompok.
Ketika sekelompok orang menyadari bahwa mereka memiliki kesamaan tujuan dan
identitas, maka suasana kebersamaan dan rasa kekeluargaan akan timbul. Suasana
tersebutakanrusak,jikaadaindividudalamkelompokmemanfaatkananggotakelompok
lain untuk kepentingan pribadinya dan menonjolkan diri di hadapan auditan dengan
mengecilkankehadirananggotatimlainnya.

Komunikasiinterntimterjadimulaidaritahapperencanaanaudithinggapelaporan.Berikutini
ciriciripentingkomunikasiinterntimyangterjadidalamtahaptahapaudit.

1. KomunikasipadaTahapPerencanaanAudit

Komunikasiinterndalamsatutimumumnyadimulaisaatsurattugasauditditerimatim.
Komunikasiyangterjadipadatahapiniadalahsebagaiberikut.

a. Pengarahan oleh pengendali mutu tentang bagaimana melakukan audit yang baik
dan cara menjalin hubungan yang sehat dan harmonis dengan pihak auditan dan
pihakketigayangrelevan.

b. Pemberian motivasi oleh pengendali teknis agar tiap anggota tim dapat bekerja
secara maksimal dan kompak. Kerja sama yang sehat dan kekompakan akan
memudahkanusahapencapaiantujuantujuanaudit.

c. Penyamaanpersepsiantarapengendaliteknis,ketuatim,dananggotatimtentang
tujuan, ruang lingkup, dan metodologi audit yang dilakukan, serta proses bisnis/
operasiauditan(tatakelola,risiko,danpengendalian).

34 2014 |Pusdiklatwas BPKP


d. Penyusunanprogramauditatauprogramkerjaolehketuatimdibantuparaanggota
tim yang menjadi sarana pembagian tugas dan pengendalian pelaksanaan audit.
Programauditinimerupakankomunikasitertulisbagitimaudit.

2. KomunikasipadaTahapPelaksanaanAudit

Tujuan komunikasi selama pelaksanaan audit antara lain untuk mengetahui apakah tim
audit:

a. melaksanakanprogramauditsebagaimanamestinya,

b. mengidentifikasipermasalahanyangdijumpaidalamaudit,dan

c. mengatasimasalahyangdijumpaidalamaudit.

Salahsatusaranakomunikasiyangpentingdalamtahapiniadalahkertaskerjaaudit,yang
juga merupakan sarana komunikasi tertulis untuk menginformasikan segala hal yang
diperoleh terkait kegiatan audit serta reviu dari ketua tim dan/atau pengendali teknis.
Dari kertas kerja audit dapat diketahui sejauh mana pelaksanaan program kerja audit,
permasalahan apa saja yang dijumpai dalam audit, dan langkahlangkah apa yang telah
ditempuhtimuntukmenyelesaikannya.

3. KomunikasipadaTahapPelaporan

Komunikasi intern tim yang dilakukan pada tahap penyiapan konsep laporan hasil audit
bertujuanantaralain:

a. untukmencapaikatasepakatmengenaiseluruhtemuanauditfinal;

b. untuk memperoleh tanggapan dan persetujuan final dari pengendali teknis bahwa
seluruhtemuanauditobjektifdan/ataurekomendasiyangdiberikanlayakdandapat
dilaksanakan;

c. untuk memastikan bahwa kertas kerja audit telah disusun secara memadai dan
substansikertaskerjaauditnyacukupsebagaibahanuntukmenyusunlaporanhasil
audit.

Komunikasi Audit Intern 35


Komunikasiyangterjadipadatahapiniantaralainadalah:

a. kesepakatantimatashasilhasilaudit;

b. penyusunanlaporanhasilaudit;

c. reviukertaskerjaauditdanlaporanolehpengendaliteknisdanpengendalimutu.

B. KOMUNIKASIANTARAAUDITORDENGANAUDITAN

Komunikasi antara auditor dengan auditan adalah hal yang tidak bisa diabaikan, karena
keberhasilan pelaksanaan audit memerlukan dukungan dan kerja sama dari auditan.
Pengumpulaninformasiterhambatjikaauditanbersikaptertutupdantidakmaubekerjasama.
Komunikasi antara auditor dengan auditan juga perlu untuk mengurangi kesan keliru bahwa
auditor adalah pihak yang mencaricari kesalahan semata yang menjadi sumber terjadinya
sikaptertutup,menghindar,ataumenghambatdariauditan.

Agarterwujudkomunikasiyangbaikdenganauditan,setiapauditorperlumemerhatikanaturan
perilakuauditordalaminteraksidenganpihakauditanyangmeliputihalhalberikut.

1. Menjagapenampilansesuaidengantugasnyasebagaiauditor

a. berpakaianrapi,sederhana,dansopansesuaidengankelaziman

b. gayabicarayangwajar,tidakberbelitbelit,danmenguasaipokokpermasalahan

c. rambuttersisirrapi

d. nadasuarayangwajar,sopan,dantidakmembentakbentak

e. caradudukyangsopan

2. Menjalininteraksiyangsehatdenganauditan

a. berkomunikasisecarapersuasif

b. memperlakukanpihakauditansebagaisubjek,bukanobjek

36 2014 |Pusdiklatwas BPKP


c. memahami kesibukan auditan dengan tetap menjaga kelancaran dan ketepatan
pelaksanaanaudit

3. Menciptakaniklimkerjayangsehatdenganauditan

a. menjaga independensinya terhadap auditan dengan cara menolak melaksanakan


penugasan audit terhadap auditan yang memiliki hubungan pribadi atau
kekeluargaan,keuangan,danhubunganlainnyadengandirinya

b. tidak memanfaatkan auditan sebagai sumber untuk memperoleh keuntungan


pribadi

c. mencariinformasiataudatadengantidakberbelitbelitataumengadaada

d. menumbuhkandanmembinasikappositif

4. Menggalangkerjasamayangsehatdenganauditan

a. tidakmencariinformasidaripihakyangtidakkompetententangmasalahdanatau
orangyangdiaudit

b. tidak membicarakan halhal negatif pihak auditan kepada pihak yang tidak
berkepentingan

c. saling memercayai, menghargai, dan dapat bekerja sama dengan auditan sesuai
dengantujuanaudit

d. bersifat mendidik atau membina terhadap auditan dengan cara membantu,


mendorong, dan membimbing bila ada permasalahan yang timbul dalam
pekerjaannya dengan tidak merusak integritas dan objektivitas dalam pelaksanaan
audit

e. tidakmemberikanperintahyangsifatnyapribadikepadaauditan

Sebagaimanahalnyakomunikasiinterntim,komunikasidenganauditandapatdikaitkandengan
tahapandalamaudit.Berikutiniciriciripentingkomunikasiinterntimyangterjadidalamtahap
tahapaudit.

Komunikasi Audit Intern 37


1. KomunikasipadaTahapPerencanaanAudit

Komunikasi pada awal pelaksanaan audit belum dimaksudkan untuk mendapatkan


informasimengenaisubstansipermasalahanyangakandiaudit.Komunikasipadatahapini
terutama dimaksudkan untuk memperoleh kesamaan persepsi mengenai mekanisme
pelaksanaan audit dan memperoleh kesediaan auditan untuk bekerja sama selama
pelaksanaanaudit.

Dalammelakukankomunikasipadatahapiniauditorperluberusahamenimbulkankesan
positif dari auditan. Kesan positif ini penting didapat agar keengganan auditan untuk
bekerja sama dapat dikurangi. Agar dapat menimbulkan kesan positif tersebut, auditor,
antaralain,perlumemerhatikanhalhalsebagaiberikut.

a. Datangketempatpertemuantepatwaktu.

b. Menjagapenampilandengansebaikbaiknya,antaralain:kerapihanberpakaiandan
kesopanandalamsikapdudukdanberbicara.

c. Selalu mengingat kesepakatan tentang pembagian tugas dan mekanisme jalannya


pembicaraan.

d. Pembicaraanperludiawalidenganperkenalandanpembicaraanhalhalumumyang
menarikagarterciptasuasanayangakrabdansantai.

e. Kepada pihak auditan perlu diberikan kesempatan untuk menyampaikan halhal


yang menurut pendapatnya perlu disampaikan, namun apabila pembicaraan telah
menyimpangterlalujauhdaritujuanpertemuan,auditorperlumengusahakanagar
pembicaraankembalikejaluryangseharusnya.

f. Tim audit harus menghindari pembicaraan yang dapat mempersulit atau


menyinggungperasaanpihakauditan.

g. Auditor yang ditunjuk sebagai notulen hendaknya mengikuti pembicaraan dengan


cermat.

h. Sebelumpembicaraandiakhiriolehpemimpintimaudityanghadir,halhalpenting
yangmunculdimintakanpenegasankembalidaripihakauditan.

38 2014 |Pusdiklatwas BPKP


i. Pada akhir pembicaraan perlu disampaikan kata penutup berupa ucapan terima
kasihdaritimauditataskesediaanbekerjasamadaripihakauditan.

2. KomunikasipadaTahapPelaksanaanAudit

Komunikasi selama pelaksanaan audit antara auditor dengan auditan pada dasarnya
bertujuanagarauditordapatmemperolehbuktiaudityangcukup,kompeten,danrelevan
sebagai dasar untuk menyusun kesimpulan dan rekomendasi. Dalam rangka perolehan
buktiaudit,jangandiabaikanuntukmengomunikasikanjugapermintaandokumensecara
tertulis kepada auditan. Hal ini diperlukan untuk memantau kemajuan pemenuhan
permintaan data dari auditan. Oleh karena itu, permintaan data secara tertulis tersebut
minimal memuat tentang tanggal permintaan, data yang diminta, petugas yang
bertanggungjawabmemenuhipermintaan,danbataswaktupemenuhanpermintaan.

Selama audit berlangsung, terbuka kesempatan untuk melakukan komunikasi antara


auditor dengan auditan. Namun demikian, auditor perlu mempertimbangkan saat yang
tepat. Pertimbangan tentang waktu dilakukannya komunikasi antara lain dengan
memerhatikanhalhalberikut.

a. Komunikasiyangterlaludiniakanberakibatkurangtuntasnyapenyelesaianmasalah,
sedangkan bila terlalu lambat akan berakibat telah basinya (outofdate) masalah
yangbersangkutan.

b. Komunikasi yang terlalu sering akan dapat mengganggu kesibukan auditan,


sedangkan bila terlalu jarang dapat berakibat bertumpuknya masalah yang
dikomunikasikansehinggapenyelesaiannyamenjaditidaktuntas.

3. KomunikasipadaTahapPelaporan

Komunikasi pada akhir pelaksanaan audit terutama bertujuan untuk mendapatkan


tanggapandanpersetujuanfinaldaripihakauditanatasseluruhtemuandanrekomendasi
audit yang diperoleh dan akan dimuat di dalam laporan hasil audit. Pelaksanaan
komunikasi ini hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan
diperlukannya tambahan waktu untuk memperoleh bukti tambahan yang dibutuhkan
sehingga perlu diusahakan agar tidak dilakukan pada waktu pelaksanaan audit benar
benartelahselesai.

Komunikasi Audit Intern 39


Dalammenyusunlaporantersebut,auditorharusmemperolehtanggapanpejabatauditan
yang bertanggung jawab mengenai kesimpulan, fakta, dan rekomendasi auditor, serta
perbaikan yang direncanakan. Salah satu cara yang paling efektif untuk memastikan
bahwa suatu laporan hasil audit intern dipandang adil, lengkap, dan objektif adalah
adanya reviu dan tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab. Sehingga dapat
diperoleh suatu laporan yang tidak hanya mengemukakan fakta dan pendapat auditor
saja, melainkan memuat pula pendapat dan rencana yang akan dilakukan oleh pejabat
yangbertanggungjawabtersebut.

Apabilatanggapandariauditanbertentangandengankesimpulan,fakta,danrekomendasi
dalamlaporanhasilauditintern,danmenurutpendapatauditortanggapantersebuttidak
benar, maka auditor harus menyampaikan ketidaksetujuannya atas tanggapan tersebut
besertaalasannyasecaraseimbangdanobjektif.

Komunikasi tindak lanjut hasil audit bertujuan untuk meyakinkan bahwa auditan benar
benartelahmelakukantindaklanjutrekomendasiauditsecaratepatwaktusesuaidengan
kesanggupan dari auditan. Hal ini sejalan dengan Standar Audit Aparat Pengawasan
Fungsional Pemerintah yang menyatakan bahwa aparat pengawasan fungsional
pemerintahharusmemantautindaklanjutatastemuanbesertarekomendasi.

C. KOMUNIKASIAUDITORDENGANPIHAKLAINYANGTERKAIT

Selaindenganauditan,auditorjugaberkomunikasidenganpihakpihaklainyangterkaitdengan
penugasanaudit.Komunikasidenganpihakpihaktersebutadalahsebagaiberikut.

1. Komunikasiauditordenganinstansiteknis

Tujuan dilakukannya komunikasi auditor dengan instansi teknis yang terkait adalah
sebagaiberikut.

a. Untuk memperoleh informasi yang kompeten tentang suatu permasalahan yang


dijumpaiolehtimaudityangmemerlukanpenjelasan.

Sebagai contoh, auditor meminta penjelasan kepada Kementerian Perhubungan


tentang batas minimal kedalaman suatu sungai untuk dapat dilayari oleh sebuah
kapaldenganbobottertentu.

40 2014 |Pusdiklatwas BPKP


b. Untuk meminta konfirmasi atau penegasan tentang suatu permasalahan yang
didugaakanmenimbulkankontroversidenganpihakauditan.

Sebagai contoh, auditor meminta penegasan kepada Kepala Dinas Kehutanan


tentang tingkat rendemen minimal untuk hasil kayu olahan dibandingkan dengan
kayulog.

Komunikasi dengan instansi teknis terkait pada umumnya dilakukan secara tertulis dan
formal yang ditandai dengan dilakukannya komunikasi dalam bentuk surat menyurat
secara resmi. Namun demikian, untuk halhal yang memerlukan penjelasan secara
panjang lebar dapat juga dilakukan secara lisan melalui pertemuan antara tim audit
dengan pejabat instansi teknis terkait yang hasilnya dituangkan dalam bentuk tertulis.
Komunikasi dengan instansi teknis terkait sifatnya ad hoc (tidak terjadwal) tetapi dapat
dilakukankapansajasepanjangterdapatcukupalasandilakukannyakomunikasitersebut.

2. Komunikasiauditordenganpihakketigayangadahubungankerjadenganauditan

Komunikasi auditor dengan pihak ketiga yang memiliki hubungan kerja dengan pihak
auditan dimaksudkan untuk melakukan konfirmasi tentang suatu data hasil audit guna
memperoleh keyakinan tentang suatu masalah. Komunikasi tersebut pada umumnya
dilakukan secara tertulis. Karena secara formal auditor tidak memiliki hubungan kerja
dengan pihak ketiga tersebut, maka komunikasi ini dilakukan dengan sepengetahuan
auditan,bahkansecaraformalyangmemintainformasiituadalahauditan.Tetapijawaban
pihak ketiga tersebut hendaknya dapat langsung diterima oleh auditor tanpa melalui
auditan.

3. Komunikasiauditordengannarasumber/pakar

Tujuan komunikasi auditor dengan narasumber/pakar pada prinsipnya tidak berbeda


dengantujuankomunikasidenganinstansiteknisterkait,yaitudalamrangkamemperoleh
informasiyangkompetendankonfirmasitentangsuatu permasalahanyangdidugaakan
menimbulkan kontroversi dengan pihak auditan. Komunikasi dengan narasumber atau
pakar perorangan pada umumnyadilakukan secara tertulis dan dilakukan secara formal,
yaitudenganmelakukankomunikasidalambentuksuratmenyuratsecararesmi.Namun
demikian, untuk halhal yang membutuhkan penjelasan secara panjang lebar dan luas,

Komunikasi Audit Intern 41


dapat pula dilakukan secara lisan, yaitu melalui suatu seminar dengan meminta
narasumbersebagaipembicaratentangmasalahyangdiinginkan.Hasilseminartersebut
dituangkandalambentuktertulis.

4. Komunikasiauditordenganinstansipenyidik(kejaksaan/kepolisian)

Komunikasi dengan pihak instansi penyidik dimaksudkan untuk meningkatkan


keberhasilan penanganan penyelamatan keuangan/kekayaan negara/daerah serta guna
meningkatkandayacegahataskemungkinantimbulnyaperbuatanyangdapatmerugikan
keuanganataukekayaannegara/daerahdikemudianhari.

Komunikasi dengan pihak instansi penyidik dapat dilakukan baik secara lisan maupun
secara tertulis dan bersifat formal. Komunikasi secara lisan dapat dilakukan antara lain
berupa:

a. pemaparan(ekspose)indikasiawalpadamasaprosesauditkhususatassuatukasus;

b. pemberian informasi dalam rangka sebagai pemberi keterangan ahli dalam suatu
kasus.

Komunikasisecaratertulisantaralainberupapenyerahanlaporanhasilauditkhususyang
didalamnyamemuatindikasitindakpidanakhususdantindakperdatayangmenimbulkan
kerugiankeuanganataukekayaannegara/daerah.Komunikasiinidilakukansegerasetelah
laporanauditkhususselesaiditandatanganiolehpenanggungjawabaudit.

Selain itu, komunikasi dengan pihak instansi penyidik dapat dilakukan pada saat adanya
permintaan bantuan penyelidikan suatu kasus, misalnya berupa menghitung jumlah
kerugian negara/daerah. Komunikasi dalam rangka pemaparan (ekspose) indikasi awal
dilakukansegerasetelahdiperolehinformasiyangberindikasiadanyatindakpidanayang
menurut pertimbangan tim audit memerlukan pandangan atau pendapat dari pihak
instansi penyidik guna menguatkan tim audit tentang terpenuhinya unsur tindak pidana
dalamkasusyangbersangkutan.

Komunikasi dalam rangka sebagai pemberi keterangan ahli dan pemberian bantuan
penyelidikandilakukansesuaidenganpermintaandaripihakinstansipenyidik,sedangkan
komunikasi berupa penyerahan laporan dilakukan oleh pejabat/petugas yang memiliki
tanggungjawabuntukitusesuaidenganketentuanyangberlaku.

42 2014 |Pusdiklatwas BPKP


Komunikasi dalam rangka pemaparan indikasi awal dilakukan oleh tim audit yang
menanganikasusyangbersangkutan,sedangkanuntukkomunikasidalamrangkasebagai
pemberi keterangan ahli dan pemberian bantuan penyelidikan dilakukan oleh
pejabat/petugasyangditunjuksecarakhususuntukitu.

~~~

Komunikasi Audit Intern 43


44 2014 |Pusdiklatwas BPKP


DaftarPustaka

Baran,StanleyJ.&DennisK.Davis.2010.TeoriKomunikasiMassa:DasarPergolakandanMasa
Depan.Jakarta:SalembaHumanika.

Felber,Terry.2007.KiatPraktisKomunikasi.Jakarta:BhuanaIlmuPopuler.

Mehrabian,Albert.1971.SilentMessages.Belmont,California:WadsworthPub.Co.

PeraturanMenteriPendayagunaanAparaturNegaraNomor5tahun2008tentangStandarAudit
AparatPengawasanInternPemerintah.

Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. 2007. Organizational Behavior. 12th Edition. New
Jersey:PearsonEducation.

Stewart,CharlesJ.&WilliamB.CashJr.2008.Interviewing:PrinciplesandPractices.12thEdition.
NewYork:Irwin/McGrawHillCo.

Suprapto,Tommy.2009.PengantarTeoridanManajemenKomunikasi.Yogyakarta:MedPress.

Winarti,Euis.2007.PengembanganKepribadian.Edisike2.Jakarta:GrahaIlmu.

Komunikasi Audit Intern 45


46 2014 |Pusdiklatwas BPKP

Anda mungkin juga menyukai