Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Kata koligatif berasal dari kata latin colligare yang berarti
berkumpul bersama. Sifat koligatif bergantung pada pengaruh
kebersamaan (kolektif) semua partikel dan tidak bergantung pada sifat
dan keadaan partikel masing-masing. Jadi, sifat koligatif larutan adalah
sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi
hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan.
Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Zat yang paling sering
digunakan untuk pelarut adalah air, karena air merupakan pelarut
yang paling baik. Zat-zat yang tidak terlarut dalam air dapat larut
dalam pelaut organik yang bersifat nonpolar. Semua zat terlarut
apapun jenisnya akan memiliki sifat koligaif jika telah bercampur
dengan pelarutnya.

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh titik didih larutan setelah penambahan zat


terlarut?

2. Bagaimana cara mengetahui proses terjadinya kenaikan titik didih ?

1.3Tujuan Percobaan
1. Mengetahui pengaruh titik didih larutan setelah penambahan zat
terlarut.
2. Mengetahui Proses terjadinya kenaikan titik didih.

1
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian

Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada
suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya.
Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik
didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Dari hasil penelitian,
ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut
murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel - partikel zat terlarut dalam
suatu larutan menghalangi peristiwa penguapan partikel - partikel pelarut.
Oleh karena itu, penguapan partikel - partikel pelarut membutuhkan
energi yang lebih besar. Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih
pelarut murni di sebut kenaikan titik didih yang dinyatakan dengan (\Delta
Tb)

Titik didih adalah suhu (temperatur) dimana tekanan uap sebuah zat
cair sama dengan tekanan external yang dialami oleh cairan. Sebuah
cairan di dalam vacuum akan memiliki titik didih yang rendah
dibandingkan jika cairan itu berada di dalam tekanan atmosphere. Cairan
yang berada di dalam tekanan tinggi akan memiliki titik didih lebih tinggi
jika dibandingkan dari titik didihnya di dalam tekanan atmosphere.

Tb = m Kb
Tb = Tb pelarut Tb larutan

Tb = titik didih
Tb = kenaikan titik didih larutan
m = molalitas
Kb = ketetapan kenaikan titik didih molal

2
BAB III
PRAKTIKUM

3.1 Alat dan bahan:


1. Kacang Hijau
2. Gula Merah
3. Air
4. Panci

3.2 Cara Kerja:


1. Siapkan Kacang Hijau, gula merah, air dan panci!
2. Didihkan air, lalu masukkan gula dan kacang hijau!
3. Didihkan air dan gula merah bersama-sama, lalu masukkan kacang
hijau!
4. Didihkan air, kacang hijau, dan gula merah bersama-sama!
5. Bandingkan Keempukan kacang hijau pada setiap perlakuan!

3.3 Hasil Pengamatan


Panci 1 Panci 2
Kacang hijau yang dimasukkan Kacang hijau yang dimasukkan
setelah air mendidih lebih empuk bersama air yang di didihkan
membutuhkan waktu lama untuk
menjadi empuk

3.4 Kesimpulan
Air mendidih secara normal pada suhu 100C. Kacang hijau dapat
menjadi empuk dengan bantuan absorpsi air pada suhu lebih dari 100C.
Jika air belum mendidih, absorpsi air ke dalam dinding sel kacang hijau
akan sulit dan sangat lambat sehingga kacang hijau menjadi tidak empuk.
Saat air ditambahkan gula, air akan mendidih di atas 100C, sehingga
absorpsi air pada kacang hijau agak lambat karena dinding sel kacang
hijau belum hancur. Hal ini berarti penambahan gula menyebabkan titik
didih air mengalami kenaikan. Gejala ini disebut kenaikan titik didih.

Anda mungkin juga menyukai