Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Otot

disusun oleh :

NAMA : MUNADRY ASLAM

NIM : 071404007

KELAS/KLP : A / II

Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada asisten / koordinator asisten, maka

dinyatakan diterima.

Makassar, Mei 2008

Koordinator Asisten Asisten

( HERMAYANTI, S.Pd. ) ( NUR RAHMI )


NIM. 051404063

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

( Drs. ADNAN, M.S.)


NIP. 131772272
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jaringan otot adalah jaringan kontraktil yang tersusun atas tiga jenis otot yang
berbeda: otot rangka (skeletal) atau otot lurik (striated) yang menghasilkan gerakan
sadar; otot polos (smooth) yang memengaruhi hampir semua gerakan tak sadar,
misalnya peristaltis pada saluran pencernaan; dan otot jantung (cardiac) yang
membentuk otot pada jantung.
Jaringan otot bertanggung jawab untuk pergerakan tubuh, terdiri atas sel-sel
otot yang terspesialisasi untuk melaksanakan kontraksi dan berkonduksi
(menghantarkan impuls). Di dalam sitoplasmanya ditandai dengan adanya sejumlah
besar elemen-elemen kontraktil yang disebut miofibril yang berjalan menurut panjang
serabut otot. Pada beberapa jenis otot, miofibril terdiri atas lempeng-lempeng terang
dan gelap secara bergantian. Semua segmen gelap letaknya bersesuaian, demikian pula
dengan segmen terangnya. Miofibril tersusun atas protein-protein kontraktil yaitu aktin
dan miosin.
Melalui praktikum ini, kita akan mengamati berbagai jenis jaringan otot yang
menyusun tubuh hewan. Dalam hal ini, yang diamati adalah struktur histologi dari
jaringan otot tersebut.
Praktikum ini meliputi pengamatan otot-otot yang ada pada tubuh kita. Struktur
utama yang akan diamati pada ketiga jenis jaringan otot ini adalah endomisium,
miofibril, dan inti. Khusus pada otot lurik (streated teased muscle) juga akan diamati
pita gelap dan pita terang, sedangkan pada otot jantung (cardiac muscle) akan diamati
sinsitium dan discus interkalaris.
Melalui praktikum ini, kita akan mengamati serta membandingkan letak inti
dari ketiga jaringan otot tersebut sehingga kita dapat mengetahui perbedaan antara
ketiga jenis otot tersebut.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengamati berbagai jenis jaringan otot yang
menyusun tubuh hewan seperti :
1. Mengamati struktur histologi jaringan otot lurik.
2. Mengamati struktur histologi jaringan otot polos.
3. Mengamati struktur histologi jaringan otot jantung.
C. Manfaat
Setelah melakukan praktikum ini, manfaat yang dapat diperoleh adalah
mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan struktur jaringan otot yang menyusun
tubuh hewan seperti :
1. Struktur jaringan otot lurik
2. Struktur jaringan otot polos
3. Struktur jaringan otot jantung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pergerakan, baik internal maupun eksternal, merupakan ciri khas semua hewan.
Pergerakan merupakan karakteristik penting bagi organisme yang harus memperoleh
makanan jadi, bukan membuatnya sendiri dari bahan-bahan mentah sederhana.
Kontraksi otot barangkali merupakan cara pergerakan paling signifikan pada semua
avertebrata dan merupakan dasar bagi semua lokomosi dan sebagian besar pergerakan
internal pada vertebrata (Fried, 2005).
Pada dasarnya, jaringan otot terdiri atas sel-sel otot yang sering disebut
serabut-serabut otot. Jaringan otot pada dasarnya juga mengandung jaringan ikat yang
biasanya menyelubungi otot (Adnan, 2006).
Menurut Adnan (2008), berdasarkan sifat-sifat morfologis dan fungsionalnya,
otot dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu :
1. Otot polos, terdiri atas kumpulan sel-sel fusiformis dengan inti tunggal.
2. Otot rangka yaitu otot-otot yang terdiri atas berkas-berkas sel silindris yang sangat
panjang dan berinti banyak serta memperlihatkan adanya garis-garis melintang.
3. Otot jantung, terdiri atas sel-sel individual yang panjang atau cabang-cabang yang
berjalan sejajar dengan yang lain. Pada tempat perhubungan ujung ke ujung,
terdapat discus interkalaris.
Otot-otot yang menggerakkan rangka dikenal sebagai otot rangka; dikenal juga
sebagai otot lurik dan otot sadar (volunter). Seperti yang ditunjukkan oleh nama-nama
itu, otot rangka melekat ke tulang, berada di bawah kontrol sadar, dan memiliki pola
pita-pita yang saling berpotongan jika dilihat di bawah mikroskop. Unit dasar otot
adalah sel otot, atau serabut otot. Akan tetapi, otot rangka memiliki beberapa tingkat
organisasi di atas maupun di bawah tingkat seluler. Serabut-serabut otot mengelompok
dalam gelendong-gelendong yang disebut fasikulus. Gelendong-gelendong tersebut,
bersama-sama dengan jaringan ikat, saraf, dan pembuluh darah, membentuk otot, yang
dikelilingi oleh lapisan kuat fasia di bawah kulit (Fried, 2005).
Serabut otot sendiri merupakan sel yang panjang dan langsing, dengan banyak
nuklei (inti) dan sebuah membran sel yang disebut sarkolema. Di dalam masing-
masing serabut , terdapat gelendong-gelendong serupa batang yang disebut miofibril.
Masing-masing miofibril mengandung pola berulang dari struktur-struktur yang
terlihat di miofibril sebagai pita-pita yang saling berpotongan dengan warna berbeda.
Pita-pita tersebut terdapat pada berbagai miofibril dari satu serabut tunggal,
menyebabkan lurik-lurik yang tampak pada serabut otot rangka (Fried, 2005).
Otot polos terdiri atas sel-sel yang berbentuk kumparan panjang (30 200 m)
pada ujung penampang melintang , setiap sel otot polos memiliki sebuah inti yang
terletak di tengah. Di dalam berkas otot polos, sel-sel fusiformis saling menutupi.
Berkas-berkas tersebut tersusun menjadi beberapa lapisan. Di dalam berkas tersebut
sel-sel dibungkus oleh endomisium padat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen.
Fasikulus dibungkus oleh jaringan penyambung yang disebut perimisium, dan berkas
otot polos dibungkus oleh epimisium yang memisahkan berkas otot yang lebih besar
(Adnan, 2008).
Otot polos tersusun oleh sel-sel yang berbentuk kumparan halus dengan satu
nukleus yang terletak di tengah berbentuk oval dan mempunyai fibril-fibril homogen.
Sel-sel tersebut tersusun dalam lapisan-lapisan yang terikat dengan jaringan ikat
fibrosa (Radiopoetro, 1990).
Otot jantung terutama tersusun atas sel-sel lurik bernukleus tunggal. Sel-sel itu
cenderung bercabang dan membentuk jaringan dengan sel-sel lain. Persambungan
antara dua sel semacam itu dicirikan oleh adanya cakram interkalar (intercalated disk),
yakni suatu adaptasi yang terpasang ketat dari dua membran yang menawarkan
resistensi relatif minimal terhadap lewatnya potensial aksi dari satu sel ke sel lainnya.
Percabangan sel-sel tersebut dan mudahnya potensial aksi lewat di antara sel-sel itu
mirip dengan sistem saraf, serta memungkinkan depolarisasi merambat ke seluruh
bagian jantung dan menginduksi kontarksi sel-sel kamar jantung secara nyaris
bersamaan (Fried, 2005).
Otot jantung bersifat lurik dan involunter berkontraksi secara ritmis dan
automatis. Mereka hanya terdapat pada miokard (lapisan otot pada jantung) dan pada
pembuluh darah yang besar yang secara langsung berhubungan dengan jantung. Pada
daerah khusus yang disebut diskus interkalaris. Setiap sel mempunyai panjang sekitar
1x00 micrometer dan panjang 15 micrometer, ujungnya terbelah dua yang terletak
pada sel yang berdekatan. Serat otot jantung dibungkus suatu sarkolema tipis mirip
yang terdapat pada otot rangka, dan sarkoplasma yang penuh mitokondria. Miofibril-
miofibril terpisah oleh deretan mitokondria yang mengakibatkan gambaran gurat-gurat
memanjang yang nyata. Gambaran lurik melintang pada miofibril, dengan gurat-gurat
A,1,2,N dan M sebagaimana pada otot rangka juga nyata tetapi guratnya tidak sejelas
terdapat pada otot rangka . Intinya lonjong panjang dan terdapat di tengah serat
diantara miofibril-miofibril yang divergen. Sekitar inti terdapat daerah sarkoplasma
berbentuk gelandong dengan banyak mitokondria (Iqbal, 2007).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah :
Hari / tanggal : Jumat, 25 April 2008
Waktu : Pukul 09.00 s.d. 11.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III timur FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Mikroskop
2. Preparat awetan streated teased muscle
3. Preparat awetan non streated teased muscle
4. Preparat awetan cardiac muscle
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan mikroskop
2. Pengamatan I:
a. Mengamati secara seksama penampang melintang otot lurik. Memperhatikan
keberadaan endomisium, inti, miofibril, keping A dan keping I.
b. Mengamati secara seksama penampang membujur otot lurik. Memperhatikan
keberadaan endomisium, inti dan miofibril.
c. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
3. Pengamatan II :
a. Mengamati secara seksama penampang melintang otot polos.Memperhatikan
keberadaan endomisium, inti dan sel otot polos.
b. Mengamati secara seksama penampang membujur otot polos. Memperhatikan
keberadaan endomisium dan inti.
c. Menggambar hasil pengamatan yang diperoleh.
4. Pengamatan III :
a. Mengamati secara seksama penampang melintang otot jantung.
Memperhatikan perpanjangan serabut otot, endomisium, discus interkalaris
dan inti.
b. Mengamati secara seksama penampang membujur otot jantung,
memperhatikan posisi inti dan endomisium.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Pengamatan I
Otot Lurik Keterangan
1. endomisium
2. pita anisotropik
3. inti sel otot lurik
4. keping H
5. keping Z
6. pita isotropik
7. miofibril

Pengamatan II
Otot Polos Keterangan
1. sarkolema
2. sarkoplasma
3. inti sel otot polos
Pengamatan III
Otot Jantung Keterangan
1. endomisium
2. discus interkalaris
3. percabangan
4. inti sel otot jantung
B. Pembahasan
1. Pengamatan I
Pengamatan ini dilakukan pada preparat streated teased muscle atau otot
lurik. Pada pengamatan ini ditemukan adanya endomesium yang merupakan
jaringan ikat longgar yang berada di antara serabut-serabut otot. Selain itu juga
ditemukan miofbril yang merupakan komponen yang menyebabkan otot dapat
berkontraksi. Pada miofibril otot lurik ini, terdapat pita terang yang disebut juga
pita isotropik (pita I), pita gelap atau pita anisotropik (pita A), keping Z dan keping
H. Keping Z merupakan garis-garis pada otot rangka yang dihasilkan dari barisan
garis Z yang merupakan tepi setiap sarkomer di sejumlah miofibril. Pita I
merupakan filamen tipis melekat pada garis Z dan memanjang kedalam ke arah
pusat sarkomer. Filamen tebal terpusat dalam sarkomer. Pada otot yang beristirahat,
ada suatu daerah di dekat tepi sarkomer tempat filamen tipis dan tebal saling
bertumpuk. Pita A merupakan daerah pusat lebar tempat filamen tipis dan tebal
saling bertumpuk. Keping Z merupakan daerah sempit di tengah pita A yang hanya
ditempati oleh filamen tebal.
Otot rangka terdiri atas serabut-serabut yang diselubungi oleh jaringan
yang dinamakan endomisium. Serabut otot rangka ini berwana merah atau putih,
tergantung pada pigmen mioglobin dalam serabut otot tersebut. Otot rangka
mencakup semua otot yang melekat pada rangka.
2. Pengamatan II
Pengamatan ke dua ini dilakukan pada preparat non streated teased muscle
atau otot polos. Pada pengamatan ini terlihat bahwa otot polos tersusus atas
sarkolema, inti sel, myofibril,sel otot polos, dan endomesium. Otot polos terdiri atas
sel-sel yang berbentuk kumparan panjang pada ujung penampang melintang, setiap
setiap kelompok sel otot polos memiliki sebuah inti yang terletak di tengah..
Walaupun serabut otot polos mungkin tersusun sebagai untaian-untaian yang
terinervasi secara independen dan tersusun dengan longgar (misalnya otot-otot
siliaris dan iris pada mata, dan otot-otot piloerektor yang menyebabkan rambut
berdiri tegak), serabut otot polos umumnya terdapat dalam kelompok-kelompok
yang tersusun rapat pada organ-organ semisal usus, uterus, dan ureter. Di dalam
berkas sel otot polos, sele-sel fusiformis saling mentupi. Berkas-berkas tersebut
tersusun menjadi beberapa lapisan. Di dalam berkas tersebut sel-sel dibungkus oleh
endomisium padat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen.
Sel otot polos dapat tersebar di dalam jaringan penyambung pada organ
tertentu misalnya prostat, dan fesikula seminalis. Mereka dapat berkelompok untuk
membentuk berkas otot yang kecil misalnya muskulus erector pili di dalam kulit
atau menjadi jaringan yang menonjol dari suatu organ misalnya uterus.
Miofibril pada otot polos homogen dan tersusun menurut panjang otot
polos. Panjang otot polos kurang lebih 1 . Di dalam miofibril terdpat struktur-
struktur yang lebih halus yang dapat disebut miofilamen. Miofilamen tidak
menunjukkan adanya garis isotrop dan anisotropy seperti pada otot rangka. Di
dalam sel otot polos, berkas-berkas miofilamen tersusun silang menyilang secara
melintang membentuk suatu jalinan seperti kisi-kisi.
3. Pengamatan III
Pengamatan ini dilakukan pada pereprat cardiac muscle atau otot jantung.
Sel otot jantung tidak bersatu menjadi sel sinsitium seperti otot rangka, tetapi
membentuk suatu hubungan kompleks di antara juluran-julurannya yang melebar.
Serabut otot jantung dewasa menunjukkan suatu pola bergaris melintang,
dimana setiap serabut otot mengandung inti satu atau dua yang terletak pada bagian
tengah. Selain itu pada otot jantung terdapat garis-garis khusus yang disebut discus
interkalaris yang merupakan hubungan atau pertemuan antar serabut otot yang
dibentuk oleh membran sel pada ujungnya yang saling berhubungan dengan erat
dan saling berkaitan melalui kompleksa tautan (junction complex). Fungsi dari
discus intekalaris adalah menyediakan tempat perlekatan yang kuat antara sel-sel,
meneruskan tarikan antara sel-sel, dan memngkinkan terjadinya komunikasi listrik
antar sel-sel yang berdekatan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah
sebagai berikut:
1. Pada otot lurik terdapat pita sejajar dengan inti lebih dari satu dan terletak di bagian
perifer. Miofibril mengandung pita isotropik dan pita anisotropik. Di antara serabut
otot terdapat jaringan ikat longgar yang disebut endomisium.
2. Pada otot polos, tidak mempunyai serat yang melintang. Inti lonjong dan terletak di
tengah, mempunyai miofibril yang homogen sehingga tidak tampak adanya pita
gelap dan pita terang serta mempunyai sel yang berbentuk gelendong.
3. Pada otot jantung, terdapat percabangan, mempunyai bentuk yang silindris dan
memiliki serabut memanjang. Intinya terletak di tengah, pada tempat tertentu
terdapat discus interkalaris yang merupakan pertemuan antar serabut otot dan di
antara serabut-serabut otot terdapat endomisium.
B. Saran
Sebaiknya laboratorium melengkapi preparat awetan untuk menjamin
kelancaran praktikum. Selain itu praktikan dianjurkan untuk bekerja sama dengan
anggota kelompoknya dalam melakukan praktikum agar tujuan dari praktikum ini
dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2008. Struktur Hewan. Makassar : Makassar State University Press.

Adnan, Halifah Pagarra.2006. Struktur Hewan. Makassar : Makassar State University


Press.

Fried, George Hademenos.2005.Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.

Iqbal, M. 2007. Jaringan Otot. http://bio-um.blogspot.com/2007/04/jaringan-otot.html.


Diakses pada tanggal 22 April 2008.

Radiopoetro.1990. Zoologi. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai