100%(5)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (5 suara)
6K tayangan2 halaman
Tiga mahasiswa membentuk kelompok dengan nama "Kemandirian Ku" yang terdiri dari Nurfaidah, Aninda, dan Fikasari. Mereka membahas kisah Akbar, seorang anak muda yang memutuskan untuk hidup mandiri setelah ayahnya jatuh sakit dan tidak mampu membiayai pendidikannya. Akbar bekerja dan memulai bisnis keripik singkong untuk mendanai kuliahnya. Walaupun menghadapi hinaan, Akbar
Tiga mahasiswa membentuk kelompok dengan nama "Kemandirian Ku" yang terdiri dari Nurfaidah, Aninda, dan Fikasari. Mereka membahas kisah Akbar, seorang anak muda yang memutuskan untuk hidup mandiri setelah ayahnya jatuh sakit dan tidak mampu membiayai pendidikannya. Akbar bekerja dan memulai bisnis keripik singkong untuk mendanai kuliahnya. Walaupun menghadapi hinaan, Akbar
Tiga mahasiswa membentuk kelompok dengan nama "Kemandirian Ku" yang terdiri dari Nurfaidah, Aninda, dan Fikasari. Mereka membahas kisah Akbar, seorang anak muda yang memutuskan untuk hidup mandiri setelah ayahnya jatuh sakit dan tidak mampu membiayai pendidikannya. Akbar bekerja dan memulai bisnis keripik singkong untuk mendanai kuliahnya. Walaupun menghadapi hinaan, Akbar
Akbar adalah Seorang anak yang hidup di keluarga yang berkecukupan
dimana setelah lulus SMA kedua orang tuanya tidak mampu menyekolahkannya ke jenjang yang lebih tinggi di sebabkan ayahnya jatuh sakit sehingga tidak dapat berkerja untuk menafkahi keluarganya. Ibunya bekerja sebagai tukang cuci yang upahnya hanya cukup untuk makan sehari-hari . Hidup mandiri adalah jalan yang ingin ditempuh akbar. ia tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya, Lahir sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara. Dia tidak mau membebani orang tuanya sehingga memutuskan untuk tidak langsung melanjutkan ke bangku kuliah. Dengan kondisi ekonomi orang tua yang terpuruk, memaksakan kuliah akan semakin membebani orang tuanya. Dia tidak mau terus meminta dan dia ingin mandiri. Walaupun memutuskan untuk tidak langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Akbar tetap berharap nantinya bisa kuliah dan mendapat gelar sarjana. ia pun memilih bekerja untuk memperoleh uang hingga mencukupi biaya kuliahnya nanti. Akhirnya ia bekerja sebagai karyawan dipabrik pembuatan keripik yang tak jauh dari rumahnya, setelah beberapa bulan bekerja. Ia berfikir untuk memulai usaha sendiri. Menurutnya, seseorang menjadi karyawan maka dirinya tidak bisa mandiri karena selalu bergantung pada orang lain. Dengan tekad dan kemandirian tersebut, Akbar lalu Menjalankan berbagai macam usaha. Dia mengalami jatuh bangun dan hinaan dari orang- orang di sekitarnya ketika memulai usaha sendiri. Usaha pertama yang dia jalani adalah bisnis keripik singkong, setelah ia bekerja dipabrik pembuatan kripik ia belajar banyak cara pembuatan keripik, ibunya turut membantu dalam usahanya tersebut . ia berkeliling desanya untuk mendagangkan kripiknya. Namun usahanya tersebut tidak berlangsug lama. Dia sempat dipandang sebelahmata dan dihina. Walau mendapat banyak cibiran, Akbar tidak pernah putus asa. Ia tak habis pikir, mengapa orang-orang di sekitarnya tidak suka dengan apa yang dia lakukan. Padahal dia hanyalah anak muda yang berusaha mencari uang sendiri dengan berusaha keras. Namun berbagai sindiran dan hinaan itu membuat Akbar menjadi semakin keras dan tidak mudah jatuh. Ia memutar otak bagai mana usahanya dapat berjalan dengan baik segala usaha ia lakukan, dengan melakukan percobaan-percobaan. Akhirnya ia menambahkan rasa pedas manis pada produk keripik singkongnya. Ia pun mendagangkannya ketiap-tiap toko. Selang beberapa hari pesananyapun semakin banyak. Untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola bisnisnya, Akbar merealisasikan keinginan untuk meneruskan kuliah. dia masuk ke Jurusan Manajemen Universitas Hasanuddin Makassar. Ia menggunakan tabungan hasil usahanya untuk bisa meneruskan ke bangku kuliah. dengan mengambil jurusan ini maka ilmu yang didapat nanti akan membantu mengelola usaha yang dirintis. Saat di bangku kuliah rezeki Akbar mulai terbuka lebar, ia mulai menjual keripik beraneka rasa berbahan baku singkong yang dibungkus pelastik. ia mendagangkan kripik Memakai bakul, ia menawarkan keripiknya ke kampus dan teman-temannya dia menggunakan cara berjualan seperti ibu-ibu di pasar yang menggendong dagangan. Ia memberi merk keripiknya keripik mana lagi Dalam sebulan, respon atas keripik itu mulai bermunculan. Kebanyakan mengomentari penyedap rasa yang amat dominan. Setelah itu dia langsung memperbaikinya karena kalau tidak, maka dia akan kehilangan pelanggan. Akbar juga mulai mengenal selera pelanggan. Ternyata pelanggannya lebih banyak yang menyukai keripik dengan kepedasan dari level 3 sampai 5. Tetapi ada juga yang level 10. Dalam menjalankan usahanya, ia berharap kepercayaan pelanggan tetap terjaga . Akhirnya usahanya semakin berkembang Akbar memiliki 30 karyawan dan omsetnya tidaklah main-main. Karena sikap kemandirian akbar akhirnya ia dapat menjadi orang sukses dan membanggakan kedua orangtuanya. Walaupun jalan yang ia hadapi cukup panjang namun ia tidak pernah mau merepotkan kedua orangtuanya.