Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari
segala sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan
kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang
membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun
diatas permukaan bumi, kedudukannya di alam semesta serta sejarah
perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang. Geologi
dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang kompleks, mempunyai
pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang
ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari
benda-benda sekecil atom hingga ukuran batuan, benua, samudra, cekungan dan
rangkaian pegunungan.

Di bumi terdapat suatu proses ataupun fenomena geologi yang


memberikan dampak bagi kehidupan organisme di dalamnya baik
secara langsung maupun tidak langsung, baik dampak yang buruk
maupun dampak yang baik. Dalam memahami proses-proses tersebut,
ilmuwan telah melakukan berbagai penelitian-penelitian ilmiah yang
akhirnya menghasilkan berbagai teori-teori tentang perkembangan
bumi. Teori perubahan pada muka bumi merupakan teori yang cukup
populer untuk dikembangkan, salah satunya adalah teori mengenai
perubahan bentuk muka bumi.

Bumi pada awalnya merupakan satu kesatuan yang disebut pangea,


seiring dengan berjalannya waktu sampai saat ini bumi telah berubah
menjadi beberapa bagian. Perubahan bumi ini diakibatkan oleh bumi
yang bersifat dinamis, teori ini disebut sebagai teori pengapungan
benua yang dikemukakan oleh Alfred Wegener (1915). Perubahan bumi
ini diakibatkan oleh pergerakan dari lempeng-lempeng, pergerakan
lempeng-lempeng ini akan menghasilkan batas-batas lempeng. Batas

1
lempeng dibagi menjadi 3 yaitu batas lempeng konvergen, divergen,
dan transform. Ketiga lempeng saling berkesinambungan dan akan
saling memperngaruhi terhadap keadaan bumi. Salah satunya adalah
pergerakan lempeng yaitu divergen, lempeng-lempeng bumi akan
bergerak saling menjauh yang diakibatkan oleh arus konveksi. Jika
batas lempeng divergen lebih dominan dibanding pergerakan lempeng
lain maka dataran akan semakin luas.

1.2 Rumusan Masalah


Apa yang dimaksud dengan divergen ?
Bagaimana proses divergen pada lempeng ?
Apa saja produk hasil proses divergen ?

1.3 Tujuan Makalah


Untuk mengetahui pengertian divergen.
Untuk mengetahui proses divergen pada lempeng.
Untuk mengetahui produk hasil proses divergen.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyebab Lempeng Bergerak


Penyebab lempeng bergerak adalah adanya gaya-gaya yang bekerja pada
lempeng, yaitu:
a. Ridge-push
Lempeng bergerak menjauh dari batas divergen, mendingin dan mengental.
Pendiginan dasar laut mereda ketika ketika bergerak, dan penurunan ini
membentuk lereng yang luas pada punggungan bukit tengah samudra. Bahkan
yang lebih penting bahwa lereng membentuk dasar mantel litosfer. Mantel
mengental mengubah mantel astenosfer menjadi mantel litosfer.

b. Slab-pull
Proses dimana litosfer yang dingin masuk ke dalam dengan sudut yang curam
ke arah mantel yang panas sehingga menyebabkan bagian dari dasar lempeng
tersebut menjauh dari puncak punggungan bukit dan turun ke dalam mantel.
Slab- pull menyebabkan puncak punggungan bukit bergerak menjauh dari
lempeng samudera. Slab-pull menyebabkan pergerakan lempeng yang cepat.

c. Trench-suction
Gaya ini memiliki tenaga minor tetapi mungkin menjadi hal penting dalam
gerak divergen benua. Benua yang berbeda pada ujung tepi lempeng tidak
dapat digerakkan oleh slab-pull, karena bukan pada lempeng obduksi.
Namun dapat digerakkan oleh ridge-push dari belakang, atau trench-
section dari depan. Gaya-gaya tersebut lebih lambat dari subduksi lempeng

2.2 Teori Tektonik Lempeng


Teori tektonik lempeng pada dasarnya adalah suatu teori yang menjelaskan
mengenai sifat-sifat bumi yang dinamis yang disebabkan oleh gaya yang berasal

3
dari dalam bumi. Konsep dari tektonik lempeng, lapisan kerak bumi (litosfir)
terpecah-pecah dalam 12 lempeng utama yaitu
Lempeng pasifik
Lempeng amerika
Lempeng eurasia
Lempeng afrika
Lempeng austria
Lempeng antartika
Lempeng nazca
Lempeng cocos
Lempeng filipina
Lempeng arab
Lempeng caribbean
Lempeng juan de fuca

Batas-batas dari ke 12 lempeng tersebut diatas dapat dibedakan berdasarkan


interaksi antara lempengnya sebagai berikut:
a) Batas Konvergen:
Batas konvergen adalah batas antar lempeng yang saling bertumbukan.
b) Batas Divergen:
Batas divergen adalah batas antar lempeng yang saling menjauh satu dan
lainnya.
c) Batas Transform:
Batas transform adalah batas antar lempeng yang saling berpapasan dan
saling bergeser satu dan lainnya menghasilkan suatu sesar mendatar jenis
strike slip fault.

4
Gambar1, Peta Tektonik di seluruh dunia
(Sumber; https://ocyfis.files.wordpress.com/2008/09/lempeng-tektonik.pdf)

5
BAB III
DIVERGEN
3.1 Pengertian Divergen

Gambar 2, Divergen
(Sumber; http://staff.uny.ac.id)

Batas lempeng Divergen merupakan ciri linear yang ada di antara dua lempeng
tektonik yang saling menjauh. Divergen adalah pergerakan lempeng baik pada
lempeng samudera (oceanic plate) dan lempeng benua (continental plate),
pergerakan lempeng ini bergerak saling menjauh. Gaya yang bekerja pada gerak
ini adalah gaya tensional (tarikan).

Divergen ini menyebabkan naiknya magma dari pusat bumi yang akan
membentuk lantai samudera atau kerak samudera. Contohnya adalah Mid Oceanic
Ridges (MOR) di dasar samudera Atlantik yang membujur dari Utara ke Selatan
di sepanjang Samudera Atlantik , membatasi benua Eropa dan Afrika dengan
benua Amerika. Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan Litosfer menipis,
terbelah dan membentuk batas divergen.
Pada lempeng samudera, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut
(Seafloor spreading).

6
Pada lempeng benua,proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan
(rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh
tersebut.

Fenomena yang terjadi,sebagai berikut :


Pembentukan tanggul dasar samudera ( Mid Oceanic Ridges ) di sepanjang
tempat perenggangan lempeng lempeng tersebut.
Aktivitas laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal (lava
bantal) dan hamparan leleran lava encer.
Aktivitas gempa.

3.2 Proses Divergen Pada Lempeng


1) Proses Pembentukan Cekungan Samudera
Dari gambar dibawah dapat kita ketahui bahwa gerakan konvergen adalah gerak
antar lempeng dimana masing masing lempeng saling mendekat satu sama lain
hingga saling menabrak. Gerakan divergen adalah gerakan antar lempeng dimana
masing-masing lempeng saling menjauh satu sama lain. Sedangkan gerakan
transform adalah gerakan dimana antara satu lempeng dengan lempeng lainnya
bersinggungan. Dari ketiga macam jenis gerakan utama ini, proses pembentukan
cekungan samudera berkaitan erat dengan tiga gerakan ini, terutama gerakan
divergen.

Gambar 3, Proses divergen


(Sumber : https://www.scribd.com)

7
Gambar 4, Pembentukan
lantai samudera
(Sumber : USGS, 2001)

Secara umum atau sederhana, langkah langkah pembentukan cekungan samudera


adalah sebagai berikut:
Proses penarikan
Penipisan kerak kontinen
Terbentuk lembah / rift
Terpisahnya kontinen
Pergeseran pada tepi
Pengangkatan
Erupsi lava basaltik
Sedimentasi pada tepi kontinen
Deskripsi gambar pembentukan lantai samudera yang bersumber dari USGS, 2001
Gambar A
Pada mulanya, arus konveksi pada mantel menyebabkan kerak kontinen
bergeser kearah samping dan menjauhi satu sama lain (divergen). Pada proses
divergen ini, kerak kontinen mengalami penipisan sehingga magma dapat
mengintrusi ke atas. Akibat dari intrusi ini adalah kerak mengalami partial
melting, uplift dan munculnya struktur dike.
.
Gambar B.
Karena adanya arus konveksi yang terus menerus terjadi kerak terus
mengalami proses divergen. Proses divergen yang terus menerus menyebabkan
zona uplift mengalami sesar. Sesar ini berjenis sesar normal dan terus
berkembang hingga membentuk rekahan-rekahan yang sangat panjang.

8
Semakin lama, zona pemekaran ini membentuk lembah pemekaran (rift
valleys).

Gambar C.
Gerakan divergen yang terjadi terus menerus menyebabkan semakin
terbukanya rift valleys. Lama kelamaan rift valleys akan tergenang oleh air.
Adanya faktor erosi juga menyebabkan lereng-lereng tererosi membentuk
dataran rendah sehingga rift valleys meluas. Sedimen hasil erosi ini akan
terakumulasi pada rift valley yang akan terbentuk.

Tahap selanjutnya
Pergerakan divergen terus berlangsung. Kemudian akibat erosi dan gaya-gaya
arus konveksi yang menyebabkan lempeng-lempeng semakin menjauh
menyebabkan Kerak semakin menipis. Sehingga magma keluar melalui kerak
yang tipis ini. Magma yang keluar terus berkembang dan mendorong batuan
yang ada disampingnya, yang kemudian mendingin, dan membeku, tenggelam
dibawah laut membentuk kerak samudera baru. Pergerakan ini akan terus
berlangsung menyebabkan terbentuknya cekungan samudera yang luas.
Proses pembentukan cekungan samudera ini mirip dengan yang terjadi pada
samudera atlantik yang memisahkan antara benua Amerika dengan Afrika dan
Eropa.

Contoh rift valley yang paling popular adalah great rift valley Afrika . Afrika,
sebuah benua di atas globe bumi, saat ini sedang mengalami peretakan benua yang
terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai lembah retakan besar
(Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur Afrika saat ini sedang
memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah Retakan Besar Afrika Timur ini
adalah sebuah gejala fragmentasi benua melalui peretakan benua (continental
rifting) yang kelak akan memusnahkan benua melalui pembentukan samudera.
Tidak hanya di Afrika Timur, retakan benua ini juga menerus ke Asia Barat
sehingga kita sebut saja Lembah Retakan Besar Afrika-Timur Asia Barat.

9
Gambar 5, Rift Valley di Afrika
(Sumber; https://www.scribd.com)

10
Gambar 6, Proses terbentuknya rift valley
(Sumber; http://www.coolgeography.co.uk)

Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik
di Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Barat daya. Pembukaan lembah
retakan besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam jalur
lembah retakan besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu danau terbesar
di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi pembukaan samudera),
Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di Israel-Palestina. Bahwa lembah
retakan besar ini masih aktif membelah Afrika Timur dan Asia Baratdaya,
dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan vulkanisme hingga kini. Misalnya, pada
tahun 2005, hanya dalam dua hari tiba-tiba di Ethiopia, yang duduk di jalur ini,
terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar 6 meter. Juga semua episentrum gempa
di Afrika Timur dan Asia Baratdaya berkonsentrasi di jalur Lembah Retakan
Besar ini.

2) Ciri Topografi Cekungan Samudera

11
Gambar 7, Topografi Dasar Samudera
(Sumber; Sapiie, Benyamin.2012. Tektonofisik. ITB)
a) Batas Benua ( Continental Margin)
Continental shelf memiliki lebar dari beberapa kilometer hingga lebih dari
300 KM dengan kemiringan yang landai dan sebagian besar ditutupi laut
hingga kedalaman 180 M.
Ke arah laut, adalah lereng benua (continental slope), kemiringan 2 derajat
sampai 3 derajat di sepanjang batas batas pasif (passive margin) di
cekungan Atlantik
Submarin Canyoon berbentuk menyerupai selokan (Gully) yang di gerus
oleh erosi. Lereng ini adalah tepi continental shelf pada kedalaman 1400
hingga 3200 M.
Continental Rise menunjukkan permukaan dengan lereng rendah hingga ke
dasar samudera . lebar topografi ini sekitar 200-500 km. pada batas luarnya,
topografi ini mencapai kedalaman 5000 m sehingga merupakan batas
dengan cekungan samudra.
b) Dasar Cekungan Samudra (Ocean-basin-floor)
Ocean-basin floor berada pada kedalaman 4500-5500m
Topografi ini dapat dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu
a) Abyssal plain dan hill
b) Oceanic rise
c) Seamount
Abyssal hill adalah bukit kecil yang tingginya dapat mencapai dari beberapa
puluh meter hingga beberapa ratus meter dari dasar samudra
Oceanic rise adalah area dengan luas ratusan kilometer dimana
permukaannya naik beberapa ratus meter di atas dasar samudra
Seamount adalah bukit terisolasi dengan tinggi 1000 m atau lebih dari dasar
samudra. Beberapa seamount juga terdapat di continental rise, namun lebih

12
banyak terdapat di litosfer samudra. Tinggi seamount dapat mencapai 3300
m dari dasar dengan lebar 40 km. Seamount di pasifik berbentuk kerucut
(conical) dengan lereng yang curam dan identifikasi sebagai gunungapi
basaltik yang sudah tidak aktif lagi.
c) Sistim Punggungan Tengah Samudera (Mid-oceanic-ridge)
Punggungan tengah samudera merupakan rangkaian punggungan di bawah
laut dengan panjang sekitar 70.000 km.
Permukaan pemantang samudera ini tidak rata ( ruggedness ) seperti di
Mid-Atlantic Ridge
Lebar punggungan ini mencapai 2000-2400 km. puncak tertinggi terletak
pada kedalaman 1500-2000 m
Pada pematang tersebut terdapat ciri depresi yang menyerupai
palung,dinamakan axial rift.
a. Axial rift ditemukan oleh Marie Tharp, di tahun 1955. Bentuk lahan
tersebut ( landform ) diduga sebagai tempat terpisahnya kerak ( pulling
apart of crust ).
b. Tharp juga menemukan episenter gempa dangkal yang posisinya
dengan mid-atlantic ridge,dan beberapa diantaranya terletak pada axial
rift.
Karena retaknya kerak (crustal fracturing) akibat tektonik aktif yang
menghasilkan gempa,maka episenter gempa tersebut dapat digunakan untuk
menentukan penyebaran punggungan tengah samudera di seluruh dunia
(dengan tanpa eksplorasi topografi dasar samudera ).
Penemuan hubungan gempa dengan axial rift memberikan bukti bahwa
axial rift adalah tempat kerak bergeser dengan kerak lainnya. Sekarang
axiaL rift dikenali sebagai batas pemekaran lempeng dimana litosfer
samudera baru terbentuk.
Di cekungan Pasifik ditemukan lereng atau punggungan sempit dan panjang
berarah barat-timur pada lantai samudera. Bentuk ini saling paralel satu
sama lainnya,yang saat itu dinamakan fracture zone. Fracture zone tersebut
sekarang dinamakan sesar transform yang menjadi batas aktif antara
lempeng litosfer.
Axial rift terpecah menjadi beberapa bagian, dimana ujung pecahan ini merupakan
pergeseran (offset) axial rift sepanjang fracture zone. Pergeseran axial rift
sepanjang zona ini dapat mencapai 600 km

13
3) Bagaimana dengan indonesia?
Jika dilihat pada peta tektonik, Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng
tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific.
Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai
Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasifik di utara Irian dan
Maluku utara. Serta proses divergen di indonesia hanya terjadi pada samudra
Hindia yaitu pada lempeng Indo-Australia.

Gambar 8, Lempeng di Indonesia


(Sumber: http://ciloty-brotherhoodz.blogspot.co.id)

Lempeng yang terdapat di Indonesia, yaitu;


1. Lempeng Eurasia adalah lempeng tektonik terbesar ketiga yang berada di
daerah Eurasia, daratan yang terdiri dari benua Eropa dan Asia. Pada Sisi
selatannya inilah dibatasi langsung oleh lempeng Indo-Australia.
2. Lempeng Indo-Australia ialah nama untuk dua lempeng tektonik yang
termasuk benua. Lempeng Australia dan samudra di sekelilingnya yang
memanjang ke barat laut sampai termasuk anak benua India dan perairan di
sekelilingnya. Pada sisi barat dayanya inilah berbatasan dengan
pulau Sumatera dan Kalimantan di Indonesia.

14
3. Lempeng Pasifik ialah lempeng tektonik samudra di dasar Samudra Pasifik.
Di bagian barat ada batas konvergen yang mensubduksi di bawah Lempeng
Eurasia.

3.3 Produk Hasil Divergen


1) Pengertian Ofiolit
Ofiolit merupakan penggalan kerak samudera dan lapisan mantel atas di
bawahnya yang telah terangkat atau terpindahkan dan tersingkap di bagian
tepi kerak benua. Kata ofiolit berasal dari Bahasa Yunani ophios (ular) dan lithos
(batu).Istilah ofiolit pada awalnya digunakan oleh Alexandre Brongniart (1813)
untuk menyebut susunan batuan hijau (serpentin dan diabas) di pegunungan
Alpen. Steinmann (1927) mengubah penggunaan istilah ini sehingga mencakup
serpentin, lava bantal, dan rijang (Trinitas Steinmann). Berdasarkan pengamatan
di pegunungan Alpen. Istilah ini sangat jarang digunakan sampai sekitar akhir
tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an. Sejak saat itu ofiolit sudah dianggap
sebagai kerak samudera yang merupakan hasil pemekaran lantai samudera.

Identifikasi ini berdasarkan pada dua penelitian penting :


Pengamatan pita anomali magnetik pada lantai samudera, sejajar dengan sistem
pemekaran samudera, yang menurut penafsiran Vine dan Matthews (1963)
mewakili pembentukan kerak baru pada pematang samudera dan dan kerak
lama yang bergerak menjauhi pematang itu.
Pengamatan atas kompleks dike berlapis pada Ofiolit Troodos di Cyprus oleh
Gass dan kawan-kawan (1968), yang haruslah dibentuk oleh 100 % terobosan
magma baru, karena tidak ada batuan dinding yang lebih tua terawetkan di
dalam kompleks tersebut. Moores dan Vine (1971) menyimpulkan bahwa
kompleks dike berlapis di Troodos hanya dapat terbentuk oleh proses yang

15
sama dengan pemekaran kerak samudera sebagaimana diusulkan oleh Vine dan
Matthews (1963).

Nilai penting ofiolit berhubungan dengan keterdapatannya di dalam sabuk


pegunungan seperti Alpen atau Himalaya, dimana ofiolit tersebut
mendokumentasikan pernah adanya cekungan samudera yang sekarang telah
dimakan oleh proses penunjaman (subduksi). Pandangan ini merupakan salah satu
pembangun dasar teori tektonik lempeng, dan ofiolit selalu memainkan peran
penting dalam teori tersebut.

Ofiolit dapat terbentuk sebagai "nappe" (intact thrust sheet) atau


sebagai melange (campuran fragmen tektonik). Pada tumbukan sabuk orogenik,
ofiolit umumnya berada dibawah kerak benua tua. Pada Sirkum Pasifik Sabuk
Orogenik, ofiolit umumnya berada dibawah kompleks akresi muda. Misalnya,
kompleks akresi "Jurassic Tamba" yang ditindih oleh "Late Paleozoic Yakuno
Ophiolites", yang pada gilirannya digantikan oleh "Early Paleozoic Oeyama
Ophiolites" serta Ofiolit muda "Mikabu dan Setogawa-Mineoka Ophiolites"
mendasari kompleks akresi Jurassik di daerah pesisir Pasifik.

Macam-macam jenis ofiolit diidentifikasi berdasarkan komposisi kimia dari


batuan dan mineralnya. Mantel peridotit adalah residu refraktori setelah terjadi
ekstraksi basaltik yang mencair melalui proses pelelehan parsial dalam mantel.
Akumulasi Ofiolit kebanyakan menunjukkan variasi sistematis dalam urutan
kristalisasi mineral yang sesuai dengan keragaman batuan dari mantel peridotit
yang mendasarinya. Contohnya dari kristalisasi mineral olivin, selanjutnya dari
plagioklas melalui klinopiroksen ke ortopiroksen yang dapat diartikan bahwa
telah terjadi peningkatan derajat pelelehan.

Pada beberapa kompleks ofiolit dimensinya bisa mencapai lebih dari 10 km,
bahkan ada yang sampai 500 km. Pada suatu kompleks ofiolit, basal dan gabro
biasanya telah teralterasi, dan peridotit sebagian besar telah berubah warna
menjadi menjadi hitam, serta teralterasi menjadi serpentinit. Ofiolit diperkirakan

16
sebagai suatu lembaran kerak samudera yang terdorong oleh obduksi kerak
benua.

2) Kelompok Batuan Ofiolit

Gambar 9, Kelompok batuan ofiolit


Sumber; Museum geologi

Kelompok batuan ofiolit yaitu:


1. Peridotit
Peridotit biasanya membentuk suatu kelompok batuan ultramafik yang
disebut ofiolit, umumnya membentuk tekstur kumulus yang terdiri dari atas
harsburgit, lerzolit, werlite dan dunit. Peridotit tersusun atas mineral
mineral holokristalin dengan ukuran mesium kasar dan berbentuk anhedral.
Komposisinya terdiri dari olivine dan piroksen. Mineral asesorisnya berupa
plagioklas, hornblende, biotit dan garnet (William, 1954).

2. Dunit
Menurut William (1954), bahwa dunit meupakan batuan yang hamper murni
olivine (90-100%), umumnya hadir sebagai forsterit atau kristolit, terdapat
sebagai sill atau korok-korok halus (dalam dimenai kecil). Sedangkan
Waheed(2002), menyatakan bahwa dunit memiliki komposisi mineral hamper
seluruhnya adalah monomineralik olivin (umumnya magnesia olivin), mineral
asesorisnya meliputi : kromit, magnetit, ilmenit dan spinel.
Pembentukan dunit berlangsung pada kondisi padat atau hampir padat (pada

17
temperature yang tinggi) dalam larutan magma dan sebelum mendingin pada
temperature tersebut, batuan tersebut siap bersatu membentuk massa olivine
anhedral yang saling mengikat (Williams,1954). Terbentuk batuan yang
terdiri dari olivine murni (dunit) misalnya, membuktikan bahwa ;arutan
magma (liquid) berkomposisi olivine memisah dari larutan yang lain (Wilson,
1989). Menurut sanders dan Norry (1989), dunit merupakan anggota dari
kompleks ofiolit, pembentukan dunit terjadi pada sekuen mantel bagian
bawah, sekuen ini berkomposisi sebagian besar atas peridotit dan peridotit
yang terserpentinisasi serta berasosiasi dengan harsburgit, lerzolit, dan dunit.
Sedangkan menurut Clague dan Straley (1977), menyatakan bahwa dunit
dijumpai pada bagian paling bawah dari kompleks ofiolit (mantel bagian atas)
membentuk tekstur kumulus.

3. Serpentinit
Serpentinit merupakan batuan hasil alterasi hidrotermal dari batuan
ultramafik, dimana mineral-mineral olivine dan piroksen jika alterasi akan
membentuk mineral serpentinit. Serpentinit sangat umum memiliki komposisi
batuan berupa monomineralik serpentinit, batuan tersebut dapat terbentuk dari
serpentinisasi dunit, peridotit (Waheed, 2002). Serpentinit tersusun oleh
mineral grup serpentin >50% (Williams, 1954). Menurut Hess (1965) dalam
Ringwood (1975), bahwa pada prinsipnya kerak serpentinit dapat dihasilkan
dari mantel oleh hidrasi dari mantel ultramafik (mantel peridotit dan dunit).
Dibawah pegunungan tengah samudera (mid oceanic ridge) pada temperature
<500o. serpentin kemudian terbawa keluar melalui migrasi litosfer.

4. Basal
Basalt adalah salah satu batuan beku bersifat basa yang terbentuk dari proses
pembekuan magma di permukaan atau dekat permukaan bumi. Karena
terbentuk pada permukaan bumi maka termasuk ke dalam batu ekstrusif
(vulkanik).

5. Gabro
Gabro adalah batuan beku intrusif, berwarna gelap, dan tersusun atas kristal-
kristal mineral yang berukuran kasar (coarse-grained). Batuan ini selalu

18
berwarna hitam atau hijau gelap karena mineral utamanya adalah plagioklas
dan augit. Gabro adalah batuan yang paling melimpah pada kerak samudera.

6. Lava Bantal
Lava bantal terbentuk akibat dari lava hasil erupsi lelehan yang langsung
kontak dengan fluida (masa air, bisa di laut atau danau). Pembekuan yang
cepat karena kontak dengan masa air menyebabkan mineral-mineralnya tidak
terbentuk dengan baik, dan membentuk geometri mirip bantal sehingga
disebut lava bantal atau pillow lava.

7. Rijang
Rijang merupakan batuan sedimen yang di endapkan di laut dalam,
Perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti diatom
dan Radiolaria. Endapan tersebut dihasilkan dari hasil pemadatan dan
rekristalisasi dari lumpur silika organik yang terakumulasi pada lautan yang
dalam. Saat organisme tersebt mati cangkang mereka di endapkan perlahan di
dasar laut dalam yang kemudian mengalami akumulasi yang masih saling
lepas. Beberapa perlapisan rijang belum tentu berasal dari bahan organik, bisa
saja berasal dari Prasipitasi silika yang berasal dari dapur magma yang sama
pada basaltik bawah laut (lava bantal) yang mengalami presipitasi bersama
dengan perlapisan rijang.

Batuan ultramafik merupakan batuan yang kaya mineral mafik (mineral


ferromagnesia) dengan komposisi utama batuannya adalah mineral olivine,
piroksen, hornblende, mika dan biotit, sehingga batuan ultramafik memilki indeks
warna >79% dan sebagian besar berasal dari plutonik (Waheed 2002). Menurut
Burger (2000) dalam Nuhsantara (2002), komposisi kimia penyusun batuan
ultramfik, sebagai berikut : SiO2 (38-45%), MgO (30-45%), Fe2O3 dan FeO (7-
10%), Al2O3 (0.3-0.5%), Cr2O3 (0.2-1.0%), NiO (0.2-0.3%), CaO (0.01-.02%),
O (0.1-0.3%), NaO (0.00-1.00%), K2O (0.00-0.30%), H2O (10-14%). Total
diekspresikan dalam Fe2O3 dan FeO.

Contoh Batuan Ofiolit di Indonesia

19
Contoh 10, Batuan ofiolit di indonesia
Sumber ; Museum geologi

Gambar 11, Contoh ofiolit di Indonesia


(Sumber; Museum geologi)

Kompleks Ofiolit di Indonesia


Dari sudut pandang ilmu kebumian, daerah Jawa Barat sangat menarik
untuk dipelajari karena geologi daerah ini dikontrol oleh hasil aktifitas tumbukan
dua lempeng yang berbeda jenis. Lempeng yang pertama berada di bagian utara
berkomposisi granitis yang selanjutnya dinamakan sebagai lempeng benua

20
Eurasia, selanjutnya lempeng yang kedua berada di selatan berkomposisi basaltis
yang selanjutnya dinamakan sebagai lempeng Samudra Hindia-Australia. Kedua
lempeng ini saling bertumbukan yang mengakibatkan lempeng samudra
menunjam di bawah lempeng benua. Zona tumbukan (subduction zone),
membentuk morfologi menyerupai lembah curam yang dinamakan sebagai palung
laut (trench). Di dalam palung ini terakumulasi berbagai jenis batuan terdiri atas
batuan sedimen laut dalam (Pelagic sediment), batuan metamorfik (batuan
ubahan) dan batuan beku berkomposisi basa hingga ultra basa (ofiolit).
Percampuran berbagai jenis batuan di dalam palung ini dinamakan sebagai batuan
bancuh (batuan campur aduk) atau dkenal sebagai batuan melang.
Jejak-jejak aktifitas tumbukan lempeng masa lampau (paleosubduk) dapat
dilihat di daerah Ciletuh, Sukabumi. Di daerah ini tersingkap batuan
melangeCiletuh yang berumur Kapur dan merupakan salah satu batuan tertua di
Jawa yang dapat diamati di permukaan. Daerah lain di Jawa yang juga memiliki
batuan sama adalah daerah Karangsambung di Kebumen, Jawa tengah dan
Pegunungan Jiwo di Bayat, Jogyakarta.

3) Proses Munculnya Ofiolit di Tepi Benua

Gambar 12, tempat terbentuknya ofiolit


(Sumber; Museum geologi)

21
Menurut Dietz (1963), proses pemekaran dasar samudera dapat membawa
gabungan batuan yang terdapat di pematang tengah samudera ke tepi benua.
Hutchinson (1973), mengemukakan bahwa pengalih tempatan ofiolit ke tepi
benua meliputi dua cara yaitu yang pertama pengalih tempatan secara obduksi,
yaitu pemotongan kerak samudera yang tersusun dari ofiolit lengkap oleh kerak
benua, dan yang kedua pengalih tempatan ofiolit lengkap akibat benturan dua
massa kerak benua atau dua massa kerak samudera. Berdasarkan konsep diatas
maka, ofiolit tidak dapat ditemukan di setiap daerah.

4) Sebaran Batuan Ofiolit di Indonesia

Gambar 13, Sebaran batuan ofiolit di Indonesia


(Sumber ; Museum geologi)

Perkembangan terbentuknya Indonesia, dan penyebab terdapatnya ofiolit di


Indonesia yaitu:
45 juta tahunyang lalu lengan Sulawesi utara membentuk jalur ofiolit timur.
40 juta tahun yang lalu laut Sulawesi dan laut suhu terbentuk.

22
30 juta tahun yang lalu ofiolit Sulawesi timur yang berasal dari lempeng
samudera hindia di selatan bergerak kearah utara mendekati Sulawesi barat.
Benua mikro yang berasal dari pinggiran benua Australia juga bergerak kea
rah utara barat laut.
25 juta tahun yang lalu jalur ofiolit bertubrukan dengan Sulawesi barat dan
bagian utara samudera hindia terperangkap dan membentuk laut banda.
20 juta tahun yang lalu benua mikro bertubrukan dengan jalur ofiolit
Sulawesi timur,dan laut Maluku terbentuk sebagai bagian dari laut
Filipina,laut cina selatan mulai membuka dan jalur tunjaman di utara
serawak-sabah mulai aktif.
10 juta tahun yang lalu benua mikro bertubrukan dengan jalur ofiolitdi
Sulawesi tenggara,tunjaman ganda terjadi di kawasan laut Maluku, laut
serawak terbentuk di utara Kalimantan.
5 juta tahun yang lalu benua mkro bertubruk dengan jalur ofiolit Sulawesi
timur dan mulai aktif tunjaman miring di utara irian jaya papua nugini

23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Divergen adalah batas antar lempeng yang bergerak saling menjauh satu dan
lainnya.
Pergerakan lempeng divergen yang terjadi pada lempeng samudera ditandai
adanya Mid Oceanic Ridge (MOR). Pergerakan lempeng divergen yang terjadi
pada lempeng benua ditandai dengan terbentuk lembah atau rift valley
Produk hasil proses divergen yaitu; ofiolit.

4.2 Saran
Penulis menyarankan kepada mahasiwa teknik perminyakan untuk membaca
makalah ini agar menambah wawasan tentang batuan sedimen.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis
menyarankan pembaca untuk juga membaca dari refensi lain .
Penulis mengharapakan kritik dan saran dari pembaca

24
DAFTAR PUSTAKA

Sapiie, Benyamin.2012. Tektonofisik. Bandung:ITB


http://id.wikipedia.org/wiki/Ofiolit
http://www.womenoceanographers.org/Default.aspx?pid=28EF75D5-D130-
46c0-947E-5CCBC627B0EE&id=KathrynGillis
http://earthfactory.wordpress.com/2009/06/14/tektonik-regional-jawa-
barat/#more-16
http://media.unpad.ac.id/thesis/270110/2008/140710080056_1_3375.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Ofiolit
Sumber: http://ciloty-brotherhoodz.blogspot.co.id
https://id.wikipedia.org/wiki/Lembah_Celah_Besar
https://www.scribd.com/doc/135916325/Proses-Pembentukan-Cekungan-
Samudera
http://staff.uny.ac.id
http://www.coolgeography.co.uk
https://en.wikipedia.org/wiki/Great_Rift_Valley
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/55/Great_Rift_Valley.png
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e6/Great_Rift_Valley_NA
SA.jpg

25
LAMPIRAN

26

Anda mungkin juga menyukai