Anda di halaman 1dari 3

IDE USAHA IMITASI

Usaha imitasi adalah suatu usaha yang dijalankan oleh seorang wirausahawan dengan
memulainya dari meniru ide-ide orang lain, meniru barang-barang yang telah dihasilkan
orang lain, ataupun meminjam nama hak paten yang telah dimiliki oleh orang lain dalam
menjalankan usaha yang serupa.
Usaha imitasi banyak ditemui di Indonesia, contohnya barang imitasi yang kita kenal
dengan istilah KW. Mahalnya harga barang branded asli/original membuat para usahawan
mengembangkan ide untuk menciptakan barang yang serupa dengan menggunakan merk
yang sama tetapi kualitas di bawah barang aslinya dan hasilnya barang ini sangat digemari
oleh sebagian masyarakat Indonesia, karna dengan harga yang jauh lebih murah mereka
mendapatkan barang yang hampir serupa dengan barang brand aslinya.
Usaha imitasi juga merupakan tiruan dari ide-ide usaha yang sudah ada, baik Meniru
teknik, desain, proses, pelayanan, pola pemasaran dll yang sudah ada. Misal: usaha warnet
yang mulanya merupakan usaha yang hanya beberapa orang yang menjalankan dengan
seiring kebutuhan komunikasi dan internet masyrakat dan pangsa pasar yang masih luas,
maka kini banyak yang membuka usaha warnet.
Warabala atau franchising juga merupakan salah satu ide usaha imitasi, dimana
pemilik warabala memberika izin untuk menggunakan hak intelektualnya, dalam nama,
merek dagang, produk, atau jasa dan sistem operasi usaha kepada pembeli warabala. Atas
pemberian hak itu, pihak franchisor menerima franchise atau royalty fee atau lainnya dari
pihak franchisee.
Beberapa usaha imitasi kini masih menjanjikan jika seseorang ingin memulai
usahanya. Dengan meniru ide-ide seseorang tidak menutup kemungkinan kita dapat
mengembangkan ide-ide tersebut sehingga kita pun dapat menciptakan ide baru dan membuat
produk baru. Karna salah satu kunci suksesnya suatu usaha adalah ciri khas yang dihasilkan
dari produk yang dihasilkan ataupun pelayanan dan lain-lain.

Tahapan Memulai Usaha


Ada beberapa tahapan untuk memulai usaha sehingga usaha tersebut berkembang,
sehingga walaupun untuk memulai usaha belum mempunyai ide/gagasan, usaha tersebut bisa
dilakukan mengingat kesempatan dan peluang usaha yang ada.
(1.) Tahap Imitasi dan Duplikasi (Imitating and Duplicating);
(2.) Tahap Duplikasi dan Pengembangan (Duplicating and Developing);
(3.) Tahap Menciptakan Sendiri Barang dan Jasa Baru yang Berbeda (Create
New and Different)

1. Tahap Duplikasi (Imitating and Duplicating)


Pada tahap imitasi dan duplikasi para wirausaha mulai meniru usaha
yang sudah ada. Meniru teknik, desain, proses, pelayanan, pola
pemasaran dll yang sudah ada. Dengan meniru usaha yang sudah ada
dimana usaha tersebut masih memiliki peluang dan pangsa pasar maka
usaha tersebut dapat berjalan.
Misal:
Usaha warnet, dengan meningkatnya kebutuhan internet dan belum
semua orang berlangganan internet maka jasa tersebut masih dapat
berkembang lancer. Tergantung lokasi dan kebutuhan masyarakat sekitar
yang masih membutuhkan jasa internet.
Usaha mi ayam, banyak orang menyukai mia ayam, walaupun penjual mi
ayam sangat banyak akan tetapi permintaan produk tersebut juga masih
tetap banyak, baik mi ayam yang dijual keliling dengan rombong, caf
maupun restoran siap saji.

2. Tahap Duplikasi dan Pengembangan (Duplicating dan


Developing)
Setelah tahap duplikasi yaitu hanya meniru usaha yang sudah ada
maka tahap selanjutnya adalah tahap duplikasi dan pengembangan. Pada
tahap ini para pengusaha mulai mengembangkan produk yang ada
dengan kreativitas dan diversifikasi. Dengan member sedikit perubahan
tampilan produk : diberi warna, gambar yang lagi populer, bentuk yang
beraneka ragam dll. Dengan adanya tambahan kreativitas produk
tersebut maka akan mengubah tampilan produk sehingga tampak
berbeda dan lain daripada yang sudah ada.
Misal :
Saat ini sandal jepit merupakan barang produksi masal dan hampir
setiap orang memakainya, akan tetapi sandal jepit tersebut dapat
ditambah assesori, gambar dan warna yang menarik agar pembeli tertarik
, ingin mencoba dan pada akhirnya membeli produk tersebut. Untuk
target konsumen anak-anak sandal jepit tersebut diberi warna yang
cerah seperti merah, hijau, kuning dan diberi gambar tokoh kartun
seperti : Angry Bird, Tom and Jerry, Micky Mouse dan lain-lain. Dengan
adanya tampilan yang berbeda walaupun bentuk nya sama yaitu sandal
jepit maka konsumen akan tertarik dan ingin memberli produk tersebut.
Kue Donat
Biasanya kue donat terbuat dari tepung akan tetapi karena ingin
mengembangkan sesuatu yang sudah ada maka dimodifikasi bahan dari
ketela rambat dengan diberi hiasan anaeka buah-buahan selain yang
sudah biasa yaitu diberi toping keju, mesis, kacang dll.

3. Tahap Menciptakan Sendiri Barang dan Jasa Baru yang


Berbeda (Create New and Different)

Setelah melalui tahap duplikasi dan pengembangan biasanya para


pengusaha ingin menciptakan produk yang berbeda dari yang lain
sehingga tercipta produk hasil ciptaan sendiri. Mereka sudah bosen
meniru dan memodifikasi produk yang sudah ada, sehingga mereka ingin
menciptakan dan merealisasikan ide/gagasan yang dimilikinya. Produk ini
yang nantinya merupakan ciri khas dari penciptanya.

Misal :
Karena tinggal di daerah dekat sentra penghail pisang maka mempunyai
ide menciptakan tas dari serat pelepah pisang.
Saat ini masyarakat banyak yang beralih ke menu-menu berbahan dasar
buah dan sayur maka membuka usaha resto khusus vegetarian

Anda mungkin juga menyukai