Prinsip Dasar Kultur Tumbuhan PDF
Prinsip Dasar Kultur Tumbuhan PDF
Pendahuluan
Tumbuhan dialam bebas sangat bervariasi dan kompleks dalam
melangsungkan siklus hidupnya. Untuk dapat mempertahankan generasinya
tumbuhan harus memperbanyak diri baik secara vegetatip ataupun generatip.
Perbanyakan generatip dimulai dari pertemuan antara gamet jantan dan gamet
betina dari tanaman induk. Peleburan kedua gamet tersebut menghasilkan
sebuah sel yang disebut zygot, zygot selanjutnya tumbuh dan berkembang
menjadi tumbuhan utuh. Sel-sel vegetatip tumbuhan seperti yang terdapat pada
akar, batang dan daun, secara alamiah juga mempunyai kemampuan yang mirip
dengan zygot, yaitu dapat berkembang menjadi tanaman utuh, sehingga
kelangsungan generasinya tetap terjaga. Kemampuan sel-sel vegetatip selain
zygot untuk berkembang menjadi tanaman utuh menjadi topik yang sangat
menarik perhatian para peneliti. Topik penelitian yang sangat menarik tersebut
dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik kultur jaringan.
Pendahuluan
Salah satu pembeda sel tumbuhan dengan sel hewan adalah adanya
dinding sel pada sel tumbuhan. Dinding sel tumbuhan selain berfungsi memberi
bentuk pada sel juga sebagai barier mekanik yang mengisolasi sel-sel dengan
lingkungan luarnya. Pada kenyataannya sel satu dengan lainnya yang menyusun
jaringan, meskipun secara fisik dibatasi oleh membran plasma dan dinding sel,
tidak terisolasi dan masih dapat berhubungan lewat plasmodesmata (symplast).
Implikasi dari kenyataan tersebut adalah adanya kontinuitas sitoplasmatik, atau
dengan kata lain, informasi genetik yang terdapat dan berawal dari zygot tentulah
tersebar keseluruh sel-sel penyusun tubuh tumbuhan. Sel tumbuhan dengan
demikian haruslah mengandung seluruh informasi yang diperlukan untuk tumbuh,
berkembang, dan berkembang biak, sel demikian disebut totipoten.
L KALUS
EMBRIOGENETIK
EMBRIOGENESIS
ORGANOGENESIS
L
CAULOGENESIS
L
RHIZOGENESIS
PLANTLET
Ringkasan
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa dengan mengisolasi sel,
jaringan dan organ dari tanaman induknya, kemudian menumbuhkannya pada
medium kultur, akan mengakibatkan bagian-bagian tanaman tersebut mengalami
stres. Kondisi stres tambahan seperti cold shock, heat shock, starvation, osmotik,
dan hormon menyebabkan dibebaskannya gen-gen yang bertanggung jawab
terhadap totipotensi.
Tes Formatif 1.
1. Prinsip kultur jaringan didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel
tumbuhan mempunyai kemampuan untuk beregenerasi menjadi tanaman
lengkap kembali, sel demikian disebut
a. Autonom
b. Totipoten
c. Autotrof
d. potensi sel
2. Eksplan yang digunakan sebagai bahan tanam pada kultur jaringan
disyaratkan harus diambil dari bagian tanaman yang masih muda,
eksplan tersebut mengadung sel-sel yang bersifat meristematis artinya
adalah:
a. telah mengalami dediferensiasi
b. telah mengalami diferensiasi
c. aktip membelah
d. kalus
3. Proses perkembangan sel-sel pada eksplan menjadi plantlet didalam
kultur jaringan diawali dengan proses:
a. Morfogenesis
b. Organogenesis
c. Embryogenesis
d. dediferensiasi
4. Induksi dediferensiasi pada kultur jaringan dapat dilakukan dengan stres,
setelah sel-sel mengalami dediferensiasi, pertumbuhannya menjadi tidak
terkendali, hal ini dkebabkan karena:
a. sel-selnya membentuk kalus
b. sel-selnya bersifat embriogenik
c. pengaruh medium kultur
d. sel bersifat totipoten
5. Proses reinisiasi dari pembelahan sel pada kultur jaringan disebut:
a. Diferensiasi
b. Dediferensiasi
c. siklus sel
d. morfogenesis
Pendahuluan
Membahas sejarah perkembangan kultur jaringan tidak dapat lepas dari
sejarah perkembangan pengetahuan tentang sel. Dimulai dari penemuan
mikroskop oleh Zakarias Jansen pada 1590, seorang pembuat kacamata dari
Belanda, yang kemudian disempurnakan oleh Anthoni van Leeuwenhoek.
Penemuan dan pengembangan mikroskop memungkinkan kita melihat struktur
tubuh tumbuhan secara detail, seperti yang dikemukan oleh Robert Hooke
seorang ahli matematika, dia menyamakan sel sebagai building block dari
jaringan hidup. Pada tahun 1838-1839 seorang ahli botani, MV. Schleiden dan
Theodore Schwann (ahli zoologi) lebih memusatkan perhatiannya pada
kehidupan sel yang pada akhirnya melahirkan konsep totipotensi sel.
Teknik kultur jaringan yang semula digunakan untuk membuktikan teori
totipotensi sel selanjutnya berkembang, selain menunjang ilmu-ilmu dasar seperti
embriologi, fisiologi, biokimia dan genetika, sekarang terbukti dapat diaplikasikan
pada bidang agroindustri dan farmasi.
MORFOGENESIS IN VITRO
1950-1960 1. Organogenesis (penemuan sitokinin)
2. Kultur sel (suspensi sel)
3. Embriogenesis somatic
HAPLOIDY IN VITRO
1.Kultur anther (pollen embriogenesis)
2.Kultur mikrospora (anorogenesis)
3.Kultur ovule (ginogenesis)
4.Hibridisasi interspesifik dan kultur embrio
PROTOPLAS
1970-1980 1. Isolasiprotoplas
2. Kultur protoplas
3. Tanaman regenerasi dari protoplas
4. Fusi protoplas
5. Hibridisasi somatic
REKAYASA GENETIKA
1. Identifikasi gen (teknologi rekombinasi DNA)
2. Isolasi gen
3. Kloning gen
4. Transformasi sel
5. Ekspresi gen
6. Tanaman transgenic
6. Penyelamatan embrio
Kultur in vitro tumbuhan dapat digunakan untuk menyelamatkan
embrio yang secara normal abortif, kegagalan membentuk embrio ini
disebabkan karena adanya inkompatibilitas. Pada postzygotic
incompatibility, setelah terjadi pembuahan terbentuklah zygot, tetapi zygot
ini tidak dapat diterima oleh endosperm sehingga embrio tidak dapat
berkembang dan mengalami keguguran, misalnya terdapat pada hasil
persilangan antara Solanum melongena dengan Solanum khasianum.
Embrio dapat diselamatkan (embryo resque), dipisahkan dari tanaman
induknya dan ditanam secara in vitro dibawali kondisi aseptik pada
medium yang telah diketahui komposisinya.
Pada beberapa jenis tanaman, embrio dan cadangan
makanannya sangat tidak berkembang sehingga tidak dapat
berkecambah, misalnya pada biji anggrek, hanya terdiri dari kumpulan
sel-sel yang sederhana. Untuk perkecambahan embrionya sangat
tergantung pada suplai gula dari luar, dilingkungan alamiahnya
disediakan oleh jamur Mycorrhiza yang hidup secara simbiotik didalam biji
anggrek. Karena infeksi oleh jamur ini tidak dapat terjadi pada semua biji
yang terdapat didalam buah anggrek, maka tidak semua biji dapat
berkecambah. Dengan teknik kultur in vitro, biji anggrek dikecambahkan
diatas medium secara aseptik, sehingga semua biji yang terdapat didalam
buah anggrek dapat berkecambah.
Latihan soal-soal 2.
1. Siapa orang pertama yang membuktikan teori totipotensi sel, bagaimana
teori tersebut dibuktikan?.
2. Sebutkan urutan perkembangan teknik kultur jaringan yang dicapai dari
awal pertamakali dikemukakan sampai sekarang?.
3. Jelaskan dengan singkat manfaat kultur jaringan ditinjau dari segi
agribisnis!
4. Jelaskan dengan singkat keunggulan teknik kultur mikrospora pada
pemuliaan tanaman!
5. Jelaskan apa pentingnya kultur embrio?.
Petunjuk jawaban latihan soal-soal
1. Ingat sejarah perkembangan teknik kultur jaringan dan pembuktian
totipotensi sel !.
2. Ingat sejarah perkembangan teknik kultur jaringan!.
3. Ingat manfaat teknik kultur jaringan!
4. -sda-
5. -sda-
Ringkasan.
Sejarah perkembangan kultur jaringan tidak dapat lepas dari sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan tentang Sel dan Botani. Berbagai teknik
didalam kultur jaringan dikembangkan sejalan dengan diketemukannya zat
pengatur tumbuh dan kemajuan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi oleh sel
dan jaringan tanaman. Teknik kultur jaringan semula ditujukan untuk pembuktian
totipotensi sel. Sekarang terbukti teknik tersebut dapat diaplikasikan untuk
berbagai keperluan, yang pada prinsipnya dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan umat manusia.
Tes formatif 2
1. Setelah percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Haberlandt,
percobaan untuk membuktikan totipotensi sel akhirnya berhasil dilakukan,
hal ini dimungkinkan karena
a. Digunakan eksplan jaringan
b. Selnya sudah mengalami diferensiasi
c. Menggunakan kultur suspensi sel dari kalus
d. Menggunakan kultur kalus
2. Rangkaian pencapaian teknologi kultur jaringan adalah sebagai berikut :
a. kultur sel - kultur protoplas - kultur anther - kultur jaringan
b. kultur sel - kultur organ - kultur jaringan - kultur protoplas
c. kultur sel - kultur jaringan - kultur organ - kultur anther
d. kultur sel - kultur organ - kultur jaringan - kultur anther
3. Produksi metabolit sekunder dapat dilakukan dengan kultur :
a. kultur suspensi sel
b. kultur organ
c. kultur embrio
d. kultur protoplas
4. Keuntungan diterapkannya teknik kultur mikrospora adalah
a. diperoleh hibrida unggul
b. diperoleh tanaman homozygote
c. diperoleh tanaman bebas virus
d. dapat menyelamatkan embrio
5. Kultur in vitro tanaman dapat ditransport kemana saja tanpa melalui
proses karantina, hal ini dimungkinkan karena
a. merupakan bibit unggul
b. aseptis
c. diperbanyak dalam waktu singkat
d. merupakan perbanyakan vegetatip