Anda di halaman 1dari 64

BIODATA PENULIS

Nama : Desi Puspita Sari


NPM : C1B016036
TTL : Bengkulu, 05
September 1997
Prodi : Manajemen

Nama : Gusta Herdayani


NPM : C1B016116
TTL : Manna, 11 Agustus
1998
Prodi : Manajemen

Nama : Ratu Rizqiyah Vitri


NPM : C1B016052
TTL : Kaur, 9 Februari 1998
Prodi : Manajemen

Nama : Yayu Amilia


NPM : C1B016033
TTL : Bengkulu, 13 Maret
1998
Prodi : Manajemen
Nama : Agustian Firmansyah
NPM : C1B113051
TTL : Bengkulu, 23 Agustus
1994
Prodi : Manajemen

Nama : Riki Januarsyah


NPM : C1B113069
TTL : Bengkulu, 02 Januari
1995
Prodi : Manajemen

Nama : Rory Marsuly


NPM : C1B113028
TTL : Bengkulu, 11 Maret1995
Prodi : Manajemen
Kata Pengantar

Bahasa di Indonesia sangat beragam di setiap daerah. Tetapi


bahasa kesepakatan yang di gunakan masyarakat Indonesia adalah
bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia di gunakan sebagai bahasa
untuk berkomunikasi dengan masyarakat daerah lain.

Dengan adanya bahasa Indonesia, masyarakat dari beragam


daerah tidak perlu khawatir tidak bisa berkomunikasi dengan baik
karena bahasa Indonesia dari daerah satu ke daerah lain adalah sama.
Bahasa Indonesia adalah bahasa dengan tingkatan tertinggi dari
bahasa-bahasa lainnya.

Buku ini khusus menjelaskan kedudukan dan fungsi bahasa


Indonesia yang beberapa contohnya dikaitkan dengan daerah
Bengkulu. Kedudukan bahasa Indonesia yang tertinggi serta kuatnya
fungsi dari bahasa Indonesia di Negara Indonesia.

Semoga buku ini dapat berguna bagi pembaca dan memberikan


manfaat bagi peneliti. Dalam penulisan buku ini peneliti sadar
banyak kekurangan maka dari itu peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang membantu bagi pembaca.

Bengkulu, April 2017

Penulis
Daftar Isi

Biodata Penulis

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Gambar

1.1 Latar Belakang .1


1.2 Kedudukan Bahasa Indonesia 7
1.3 Macam Kedudukan Bahasa Indonesia ..8
1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu ..8
2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional .....12
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara .16
4. Bahasa Indonesia sebagai bahasa baku ..21
1.4 Fungsi Bahasa Indonesia 26
1. Fungsi Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri ..27
2. Fungsi Bahasa Indonesia dalam Komunikasi Ilmiah. ...29
3. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Alat Perubahan
Sosial ...32
4. Fungsi bahasa Indonesia sebagai Adaptasi 35
5. Fungsi bahasa Indonesia sebagai Integrasi .39

1.5 Pertanyaan
A. Ganda 48
B. Esai 56
Daftar pustaka 58
Daftar Gambar

Gambar 1.1 Ikrar sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober.. 10


Gambar 1.2 Mahasiswa Universitas Bengkulu yang berasal
dari berbagai daerah di Indonesia 11
Gambar 1.3 Kegiatan belajar mengajar disalah satu sekolah
kejuruan di kota Bengkulu....16
Gambar 1.5 kegiatan upacara bendera memperingati dirgahayu

ke-69 republik Indonesia di provinsi Bengkulu ...20

Gambar 1.6 contoh penggunaan bahasa Negara di

lingkungan provinsi Bengkulu 20

Gambar 1.7 gubernur Bengkulu menyampaikan pidato dengan


menggunakan bahasa Indonesia ..25

Gambar 1.8 penampilan UKM Teater Universitas Bengkulu.... 29

Gambar 1.9 mahasiswa Universitas Bengkulu yang melakukan

aksi untuk menyalurkan aspirasi masyarakat kepada .35


Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

BAB II KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar


di dunia yang memiliki kekhasan sendiri yang menjadi
kekayaannya. Indonesia memiliki beragam kebudayaan, adat
istiadat, tarian daerah, kepercayaan dan bahasa. Wilayah
Indonesia terpencar dari sabang sampai merauke dan
menjadikannya satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).

Dengan dipisahkannya wilayah Indonesia dengan laut


bukannya menjadi penghalang Indonesia tetapi menjadi
penghubung setiap wilayah Indonesia tersebut. Indonesia
tercatat sebagai Negara kepulauan dengan pulau-pulau besarnya
yaitu Sumatra, jawa, kalimantan, Sulawesi, dan papua yang
mana dalam pulau-pulau besar tersebut juga terdapat lebih dari
17 ribu pulau kecil yang memiliki nama dan tidak memiliki
nama.

Kekayaan yang dimiliki Indonesia menjadikan Indonesia


dijuluki sebagai tanah surga karena Indonesia memiliki
pesona keindahan yang tak ada habisnya. Keindahan tersebut
mulai dari kebudayaan setiap daerah yang mana dalam satu
daerah ke daerah lain memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Halaman 1
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Kebudayaan di setiap daerah bisa berbeda-beda karena


adanya perbeda cara pandang setiap daerah itu sendiri serta
adanya pengaruh dari kebudayaan yang masuk lebih dulu
sebelum kebudayaan baru muncul. Kebudayaan tersebut seperti
yang ada di Bengkulu yaitu di adakannya Tabut atau Tabot
setiap 10 Muharam 61 Hijriah untuk mengenang kisah
kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW,
Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan
pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak.

Keberagaman Indonesia tak lepas juga dari banyaknya adat


istiadat yang dimiliki setiap daerah. Keberagaman adat istiadat
ini di jadikan Indonesia sebagai ciri negara Indonesia karena
sulit di temukan di Negara lain. Adat istiadat Indonesia
berhubungan dengan beragamnya kebiasaan suatu daerah dalam
melakukan adat daerah mereka. Adat istiadat yang banyak di
temui yaitu adat dalam perkawinan. Adat istiadat perkawinan di
suatu daerah memiliki ke khasannya masing-masing.

Jika di daerah Bengkulu adat perkawinan yaitu dengan


menggunakan baju khas warna merah di hiasi dengan taburan
manik-manik berbentuk koin emas dan memakai tajuk senada
dengan di iringi dendang menggunakan tabuhan rebana dengan
nyanyian syair atau sholawat. Pengantin biasanya di sandingkan
di atar-atar yang di hiasi dengan daun kelapa yang di bentuk
indah.

Keberagaman Indonesia tidak hanya kebudayaan daerah


dan adat istiadatnya saja tetapi juga berupa tarian daerah yang

Halaman 2
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

sangat beragam. Tarian daerah dari sabang sampai merauke


memiliki ciri tersendiri. Daerah aceh contohnya yaitu tarian
saman yang terkenal memiliki kesulitan dalam menarikannya.
Konsentrasi harus selalu di jaga, jika tidak maka keserasian dari
tari saman tidak akan di dapatkan. Lain halnya dari aceh, daerah
Bengkulu memiliki tarian khas yaitu tari Andun.

Tari andun biasanya di lakukan berpasangan dengan di


iringi suara kelintang yang sesui irama. Tari Andun memerlukan
keselarasan antara gerakan dan irama dari kelintang serta
keanggunan dari penari tersebut. Gerakan dari tari andun sendiri
sangat sederhana namun dalam setiap gerakan tari andun
memiliki makna tersendiri di dalamnya.

Indonesia yang beragam tak terlepas dari keberagaman


kepercayaan yang di anut oleh masyarakatnya. Indonesia sendiri
memiliki 6 agama yang di akui yaitu, Islam, Katolik, Protestan,
Hindu, Budha dan khonghucu. Dalam setiap kepercayaan
tersebut Indonesia membebaskan masyarakatnya untuk
menganut satu kepercayaan yang menurut mereka benar tanpa
adanya pemaksaan dalam menganut agama yang di yakini.

Kebebasan dalam menganut kepercayaannya sendiri


merupakan salah satu bentuk dari toleransi Negara Indonesia.
Walaupun berbeda dalam menganut kepercayaan tetapi
masyarakat Indonesia tetap memiliki sikap toleransi dan sikap
menghargai yang kuat agar Negara Indonesia dapat berdiri
kokoh dalam keberagaman.

Halaman 3
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Negara Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa yang


tidak dimiliki oleh setiap Negara. Walaupun setiap daerah
memiliki bahasa daerahnya masing-masing seperti bahasa rejang
dari Bengkulu utara, bahasa serawai dari Bengkulu selatan,
bahasa sunda dari jawa barat, dan bahasa-bahasa lain dari
seluruh penjuru Indonesia tetapi Indonesia dapat
mempersatukannya dalam bahasa persatuannya yaitu bahasa
Indonesia. Bahasa daerah Indonesia tercatat sebanyak lebih dari
746 bahasa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Tetapi bahasa Indonesia di gunakan sebagai bahasa


komunikasi persatuan yang di gunakan setiap warga Negara.
Orang jawa bertemu dengan orang papua tidak akan sulit untuk
berkomunikasi walaupun bahasa daerah mereka berbeda karena
mereka akan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
komunikasi mereka.

Bangsa Indonesia sepakat untuk menggunakan bahasa


Indonesia sebagai bahasa pengantar, komunikasi serta
perdagangan. Bahasa ini dipilih karena tidak mempunyai
tingkatan dalam penggunaannya. Bahasa Indonesia sendiri
banyak di ambil dari bahasa melayu karena dahulunya kerajaan
dari melayu mendominasi perdagangan di seluruh Indonesia.

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang paling tinggi


dari bahasa-bahasa daerah lain karena bahasa Indonesia di
jadikan sebagai alat komunikasi yang paling banyak di gunakan.
Kedudukan bahasa Indonesia di jadikan sebagai kedudukan
tertinggi karena bahasa daerah tidak bisa di gunakan sebagai

Halaman 4
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

bahasa pengantar dalam berkomunikasi dengan daerah lain


karena bahasa di setiap daerah berbeda-beda. lain halnya dengan
bahasa Indonesia, bahasa Indonesia dapat di jadikan sebagai
bahaa pengantar komunikasi antar wilayah atau daerah karena
bahasa Indonesia dari sabang sampai merauke adalah sama.

Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu


sebagai lambang kebanggaan nasional, sebagai lambing identitas
nasional, sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang
berbeda-beda latar belakang social budaya dan bahasanya, dan
sebagai alat penghubung antar budaya antar daerah. Fungsi
bahasa Indonesia sebagai lambing kebanggan nasional yaitu
bahasa Indonesia memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur
bangsa Indonesia.

Dengan keluhuran yang di cerminkan bangsa Indonesia,


kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya.
Sebagai realisasi kebanggan terhadap bahasa Indonesia, harus
memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu dan acuh tak acuh.
Dalam kata lain kita harus bangga memakai bahasa Indonesia
dan harus memelihara serta mengembangkan bahasa Indonesia
menjadi lebih baik.

Fungsi bahasa Indonesia sebagai lambing identitas nasional


berarti bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas seseorang,
yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia.
Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak
tercermin di dalamnya. Karena identitas suatu bangsa d lihat
dari bagaimana masyarakatnya bertingkah laku dan bersikap

Halaman 5
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

dalam kebiasaanya sehari-hari. Artinya jangan sampai bahasa


Indonesia tidak menunjukan gambaran bangsa Indonesia yang
sebenarnya dengan sikap dan kepribadian bangsa yang baik.

Fungsi bahasa sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat


yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya
mengarah pada penyatuan antara kebangsaan, cita-cita dan rasa
senasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia
merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa
bersaing dan tidak merasa lagi dijajah oleh masyarakat suku
lain.

Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan


menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai
sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah
masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih
tegar dan tidak goyah sedikitpun. Bahkan bahasa daerah
diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.

Fungsi bahasa Indonesia sebagai alat penghubung


antarbudaya antar daerah bermaksud dengan bahasa Indonesia
seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek
kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang
berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
pertahanan, dan keamanan mudah di informasikan kepada
warga.

Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti


akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila

Halaman 6
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan


akan cepat tercapai. Dengan peningkatan pembangunan maka
akan di dapatkan sebuah Negara yang sejahtera.

1.2 Kedudukan Bahasa Indonesia


Pemahaman tentang kedudukan bahasa Indonesia dalam
perkembangan bahasa Indonesia untuk pemersatu Negara
kesatuan republik Indonesia (NKRI) dapat dikaji berdasarkan
rentetan sejarah perkembangan bahasa Indonesia. Secara
historis, awal mula bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu
yang diangkat menjadi bahasa Indonesia.
Seiring perubahan zaman, bahasa digunakan sebagai sarana
pikir, ekspresi, dan saran komunikasi dalam kegiatan kehidupan
manusia. Oleh karena itu, pemahaman terhadap kedudukan dan
fungsi bahasa Indonesia oleh para penggunanya sangat berperan
penting bagi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
antarsuku bangsa, maupun antarnegara.
Bahasa Indonesia mempuyai kedudukan sangat penting,
seperti tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang
berbunyi kami putra dan putrid Indonesia menjunjung bahasa
persatuan bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional; kedudukannya berada
diatas bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-
Undang Dasar 1945 tercantum pasal khusus (Bab XV, Pasal 36)
mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa
bahasa negara ialah bahasa Indonesia.

Halaman 7
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

1.3 Macam Kedudukan Bahasa Indonesia


Ada 4 macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama,
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa pemersatu ;
kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional
; ketiga bahasa indonesia sebagai bahasa Negara ; dan keempat
bahasa indonesia sebagai bahasa baku.
1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa
yang demikian bhinneka karena memungkinkan komunikasi
yang lancar antara anggota masyarakat, sekalipun berasal
dari beraneka ragam suku bangsa. Betapa hebat peranan
bahasa Indonesia untuk membawa kawan-kawan kita di
daerah untuk dapat cepat turut dalam kehidupan nasional
bangsa Indonesia. Persatuan nasional tersebut merupakan
tonggak utama untuk terpeliharanya kemer dekaan bangsa
(Suryohadiprodjo, 1980: 40).
Tanpa hadirnya bahasa Indonesia sulit dibayangkan
dengan alat apakah bangsa Indonesia akan mempersatukan
seluruh kekuatan untuk melawan penjajah dan merebut
kemerdekaan (Suwito, 1983: 483 dan Mahayana, 2008: 38).
Junus (1969:40) menegaskan bahwa bahasa Indonesia
adalah:
a) Bahasa yang digunakan dalam pergerakan kebangsaan
untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, dan
b) Bahasa yang digunakan pada penerbitan-penerbitan
yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita perjuangan

Halaman 8
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

kemerdekaan Indonesia, baik berupa bahasa pers


maupun bahasa dalam karya sastra.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Indonesia


sudah teruji dan terbukti sejak tahun 1908 sejak lahirnya
organisasi Budi Utomo dan puncaknya sumpah pemuda 28
Oktober 1928. Bahasa Indonesia mampu mempersatukan
para pemuda dari seluruh penjuru tanah air dalam hal
berkomunikasi untuk berjuang melawan penjajah. Terlebih
melalui ikrar sumpah pemuda butir ketiga, yaitu

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa


persatuan, bahasa Indonesia

Pernyataan sikap para pemuda Indonesia yang nyata


yang menunjukkan rasa cinta mereka kepada bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia semakin kokoh kedudukannya
sebagai bahasa Negara setelah disahkannya UUD 1945
pada tanggal 18 Agustus 1945. Bahasa Indonesia diakui
sebagai bahasa Negara terdapat dalam Bab XV pasal 36.
Adapun bunyi pasal 36 UUD 1945 adalah Bahasa Negara
ialah Bahasa Indonesia.

Halaman 9
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Gambar 1.1 Ikrar sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober


Demikian pula Bahasa Indonesia memiliki peran hakiki
dalam kehidupan bermasyarakat, mengingat bangsa Indonesia
mempunyai begitu banyak variasi bahasa. Tidak heran jika
bangsa Indonesia memiliki keragaman bahasa, oleh karena
negara Indonesia merupakan negara kepulauan, dari Sabang
sampai Merauke dengan kultur bahasa yang bervariasi di setiap
wilayahnya, ada bahasa Batak, bahasa Minang, bahasa Jawa,
bahasa Manado, dan sebagainya.
Sehubungan dengan situasi variasi bahasa yang terdapat di
Indonesia, tentu bukan perkara mudah untuk membangun
kehidupan sosial yang utuh. Misalkan saja orang batak tentu
tidak akan mampu memahami jika seandainya mitra tuturnya
menggunakan bahasa Minang, begitupun orang Manado tidak
akan bisa memahami bahasa Jawa yang.
Contohnya seperti mahasiswa merantau dari berbagai
daerah untuk belajar di universitas Bengkulu misalnya
mahasiswa yang berasal dari daerah kepahiang dengan bahasa

Halaman 10
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

daerahnya yaitu bahasa rejang , dari daerah jawa dengan bahasa


jawanya dan dari daerah medan dengan bahasa daerahnya.
Apabila mereka masih menggunakan bahasa daerah masing-
masing pada saat berkomunikasi tentu akan membuat
kejanggalan atau bahkan tidak akan terjadi komunikasi yang
baik diantara mereka.
Namun apabila mereka menggunakan bahasa indonesia
yang sejatinya bahasa indonesia adalah bahasa pemersatu dan
telah lama di sahkan pada undang-undang maka hal tersebut
tidak akan terjadi namun sebaliknya mereka dapat
berkomunikasi dengan lancar menggunakan satu bahasa yaitu
bahasa indonesia yang sudah di kenal oleh bangsa kita.

Gambar 1.2 Mahasiswa Universitas Bengkulu yang


berasal dari berbagai daerah di Indonesia

Halaman 11
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional


Bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
Menurut Chaer (2002: 49)
yang artinya bahas indonesia sebagai jati diri bahasa

bangsa indonesia, lambing kebanggaan Indonesia adalah bahasa


nasional, yang berfungsi
bangsa idonesia, identitas nasional dimata sebagai bahasa persatuan
dan bahasa negara. Sebagai
internasional, sarana hubungan antarwarga, bahasa nasional, berfungsi
sebagai identitas
antardaerah, dan antarbudaya, serta
keindonesiaan kita.
pemersatu masyarkat sosial, budaya, suku
Sebagai bahasa persatuan,
bangsa dan bahasa. Pada pasal 25 (1) bahasa merupakan alat komunikasi
verbal antara suku-suku
indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa bangsa di Indonesia. Sebagai
bahasa negara, bahasa yang
resmi Negara dalam pasal 36 undang-undang harus digunakan dalam
komunikasi resmi
dasar Negara kesatuan republik indonesia kenegaraan.

tahun 1945 bersumber dari bahasa yang


diikrarkan dalam sumpah pemuda tanggal 28
oktober 1928 sebagai bahsa persatuan yang
di kembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa.
(2) bahasa indonesia sebagau dimaksud pada ayat (1)
berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggan nasional,
sarana pemersatu berbagai suku bangsa,serta sarana
komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah. (3)
bahasa indonesia sebagai bahasa resmi Negara sebagaimana
dimaskud pada ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi
kenegaraan,pengantar pendidikan,komunikasi tingkat
nasional,transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana
pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan bahasa media massa.

Halaman 12
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Sehingga peran bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa


nasional dan bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) sampai saat ini tidak tergoyahkan. Bahasa
Indonesia masih digunakan secara aktif dalam interaksi
sehari-hari oleh masyarakat Indonesia. Usaha-usaha
pemerintah sejak lahirnya NKRI tahun 1945 untuk
mempertahankan bahasa Indonesia sesuai dengan perannya
sebagai bahasa negara, bahasa resmi, bahasa persatuan, dan
bahasa kesatuan secara terus-menerus telah dilakukan.
Munculnya gejala-gejala yang mengarah kepada
kekhawatiran mulai terancamnya peran bahasa Indonesia
dan menurunnya sikap positif terhadap bahasa Indonesia
menjadi persoalan yang tidak dapat diabaikan begitu saja.
Kenyataan menunjukkan bahwa para pengguna bahasa
Indonesia seperti pejabat pemerintah dan pemimpin
lembaga, guru, dosen, wartawan, pengusaha, mahasiswa
dan pelajar serta pekerja seni masih melakukan kesalahan
dalam penggunaan bahasa Indonesia dan masih memiliki
sikap tidak positif terhadap bahasa Indonesia.
Secara kasat mata juga dapat dilihat pada penggunaan
bahasa asing yang masih tetap ditulis pada papan nama
(kantor, hotel, toko, perumahan, perusahaan, kampus,
sekolah), iklan (di televisi, surat kabar, internet), baliho, dan
sebagainya melanda sampai ke pelosok tanah air. Tatanan
dan aturannya untuk menggunakan bahasa Indonesia sudah
ada dan jelas tercantum dalam undang-undang dan

Halaman 13
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

peraturan yang dibuat oleh pemerintah, namun pada


implementasinnya berbeda.
Upaya mengatasi hal ini diperlukan kekonsistenan para
pejabat pemerintah dan pemimpin lembaga, guru, dosen,
wartawan, pengusaha, pekerja seni, mahasiswa dan pelajar
untuk tetap taat pada cita-cita luhur pendiri bangsa dan
aturan pemerintah dalam menjunjung tinggi harkat dan
martabat bangsa, kedisiplinan mengimplementasikan
aturan, taat asas dalam menerapkan kaidah bahasa
Indonesia, dan bersikap positif terhadap bahasa Indonsia.
Melalui jalur sekolah, keteladanan, organisasi sosial,
agama, dan media massa sikap positif terhadap bahasa
Indonesia akan tertanam dan terbina dengan baik.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara sesuai
yang tertera pada Undang-Undang Dasar 1945, yang di
dalamnya tercantum pasal khusus mengenai ketetapan
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara (H. Alwi Dkk,
1998: 1). Di samping bahasa negara yang ditetapkan dalam
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 36, bahasa Indonesia
juga berstatus sebagai bahasa nasional yang disandangnya
sejak munculnya gerakan kebangkitan nasional pada awal
abad ke- 20, juga berstatus sebagai bahasa persatuan
sebagaimana yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 1928.
(Chaer,2013: 188)
Jika kita menilik dari pendapat di atas, bahasa
sebenarnya sudah mempunyai payung hukum yang sangat
jelas, yang mengindikasikan bahwa sengaja atau pun tidak

Halaman 14
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

disengaja jika seseorang menggunakan bahasa lain selain


bahasa Indonesia yang notabene merupakan bahasa nasional
di konteks formal, jelas dia sudah melanggar hukum. Ihwal
seperti ini kelihatannya sepele, karena tidak mungkin akan
ditetapkannya sanksi untuk keefektifan penggunaan bahasa.
Jadi sanksi sebenarnya bagi pengguna bahasa yang sengaja
mengabaikan tata cara berbahasa adalah lunturnya rasa
nasionalisme dalam dirinya, karena hal tersebut sudah
mengesampingkan nilai-nilai etik dalam disiplin berbahasa.
Seharusnya seluruh masyarakat yang menetap di NKRI
wajib tunduk dengan ketetapan Undang-Undang Dasar
sebagai dasar negara, salah satunya dengan menjunjung
tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa
persatuan, dan bahasa negara. Dengan adanya kenyataan
sepert dilukiskan di atas menunjukkan bagaimana
memprihatinkannya sikap nasionalisme anak bangsa. Ihwal
semacam ini secara nyata sudah tercermin dari segala
bentuk aspek kehidupan berbahasa kita sehari-hari.
Contohnya pada salah satu sekolah di Bengkulu yaitu
SMKN 1 Kota Bengkulu yang belamat di jln. Jati No.41
sawah lebar, kecamatan ratu agung, kelurahan sawah lebar
menggunakan bahasa pengatar pendidikannya yaitu bahasa
indonesia.

Halaman 15
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Gambar 1.3 Kegiatan belajar mengajar disalah satu sekolah


kejuruan di kota Bengkulu.

3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara


Setelah 28 Oktober 1928 tanggal penting lainnya bagi bahasa
Indonesia adalah tanggal 18 Agustus 1945. Pada tanggal tersebut
bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa negara. Ketetapan ini
tercantum dalam pasal 36 UUD 1945 yang berbunyi :

Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia

Bahasa Negara adalah bahasa yang digunakan dalam


administrasi Negara untuk berbagai aktivitas, sesuai ketentuan
yang tertera di dalam Undang-Undang Dasar 1945,Bab XV, Pasal
36. Di dalam kedudukan sebagai bahasa Negara, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai :

1. Bahasa resmi negara


2. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
3. Alat perhubungan dalam tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan pembangunan nasional serta kepentingan
pemerintah
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Halaman 16
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Contoh fungsi bahasa Indonesia di dalam kedudukanya


sebagai bahasa negara adalah sebagai bahasa resmi
kenegaraan.bahasa Indonesia dipakai di dalam segala upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik secara lisan maupun
dalam bentuk tulisan. Dokumen-dokumen, keputusan-keputusan
serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-
badan kenegaraan lainnya seperti Dewan Perwakilan Rakyat dan
Majelis permusyawaratan rakyat ditulis dalam bahasa Indonesia.

Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan


diucapkan dalam bahasa Indonesia. Hanya di dalam keadaan
tertentu, demi kepentingan komunikasi antarbangsa, demikian
pula halnya dengan pemakaian bahasa Indonesia oleh warga
masyarakat kita di dalam hubungan dengan upacara, peristiwa,
dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbale
balik antarpemerintah dan masyarakat berlangsung dengan
mengunakan bahasa Indonesia.

Di dalam kedudukanya bahasa sebagai bahasa negara,


bahasa Indonesia berfungsi pula sebagai bahasa pengantar di
dalam dunia pendidikan. di lembaga-lembaga pendidikan mulai
dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi di seluruh
Indonesia kecuali daerah-daerah bahasa seperti daerah bahasa
Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali, dan Makassar. Di
daerah-daerah bahasa ini bahasa daerah yang bersangkutan
dipakai sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga
pendidikan dasar.

Halaman 17
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Sebagai alat perhubungan tingkat nasional, untuk


kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional
dan untuk kepentingan pelaksanaan pemerintahan. Bahasa
Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal
balik antara pemerintah dan masyarakat luas , alat perhubungan
antardaerah dan antarsuku melainkan sebagai alat perhubungan
dalam masyarakat yang latar belakang sosial budaya dan bahasa
yang sama

Sebagai alat pengembang kebudayaan nasional, ilmu


pengetahuan, dan teknolog, bahasa Indonesia adalah satu-satunya
bahasa yang digunakan untuk membina dan mengembangkan
kebudayaan nasional yang memiliki cirri-ciri dan Identitas
sendiri. Di samping itu bahasa Indonesia juga dipakai untuk
memperluas ilmu pengetahuan dan teknologi modern baik
melalui penulisan buku-buku teks, penerjemahan, penyajian
pelajaran di lembaga-lembaga pendidikan umum maupun melalui
sarana-sarana lain diluar pendidikan.

Dari Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa


Indonesia merupakan bahasa terpenting dikawasan republic kita
ini. Penting tidaknya suatu bahasa didasari ole tiga faktor, yaitu :

1. Jumlah penuturnya
Penutur suatu bahasa yang berjumlah sedikit menutup
kemungkinan bahasa tersebut memiliki peranan yang
penting. Artinya, jika ada dua bahasa yang satu jumlah
penuturnya sedikit dan yang satu memiliki jumlah penutur

Halaman 18
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

yang banyak, maka bahasa dengan jumlah penutur sedikit


akan kurang mendapat perhatian dari penutur lainnya.
2. Luas penyebarannya
Luas penyebarannya suatu bahasa menunjukan banyak hal.
Pertama, bahasa tersebut banyak disenangi oleh pengguna.
Kedua, bahasa tersebut mudah dipelajari dan enak
digunakan. Ketiga, masyarakat penggunanya adalah orang-
orang yang memiliki wibawa, prestasi dan prestise yang
tinggi sehingga masyarakat dari luar bahasa itu berasal akan
merasa bangga jika menggunakan bahasa tersebut.
3. Perannya sebagai sarana Ilmu susastra, dan ungkapan
budaya yang bernilai tinggi
Sebuah bahasa menjadi sangat penting jika memiliki fungsi
atau selalu digunakan dalam penyebaran ilmu pengetahuan,
sastra, dan teknologi. Hanya orang-orang terpelajar yang
selalu berusaha menambah dan mengembangkan ilmu
pengetahuan baik sastra maupun teknologi. Tidak dapat
dibayangkan jika bahasa berfungsi sebagai pengembang
ilmu pengetahuan tersebut tidak ada.
Contoh :
1. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik dengan bahasanya yaitu bahasa
Indonesia. Dalam acara kenegaraan missal : upacara 17
Agustus, di provinsi bengkulu maka pidato pidato dan
dokumen-dokumen resmi kenegaraan harus
menggunakan bahasa Indonesia dan dibacakan
menggunakan bahasa Indonesia.

Halaman 19
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Gambar 1.5 kegiatan upacara bendera


memperingati dirgahayu ke-69 republik
Indonesia di provinsi bengkulu

2. Penggunaan bahasa negara di lingkungan provinsi


Bengkulu bisa dilihat di salah satu nama jalan, yaitu
jalan Pembangunan biasanya jalan-jalan protokol
dinamai dengan nama-nama pahlawan, namun ada juga
yang dinamai dengan mengunakan bahasa negara.

Gambar 1.6 contoh penggunaan


bahasa Negara di lingkungan
provinsi Bengkulu

Halaman 20
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

4. Bahasa Indonesia sebagai bahasa baku


Bahasa baku (bahasa standar) adalah ragam bahasayang
cara pengucapan dan penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah
standar yang telah diterima, dilazimkan, dibakukan. dan diterima
untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-
undangan, surat-menyurat, dan rapat resmi. baku terutama
digunakan sebagai bahasa persatuan dalam masyarakat bahasa
yang mempunyai banyak bahasa. Bahasa baku memiliki 3 aspek
yang saling menyatu, yaitu kodifikasi, keberterimaan, difunsikan
sebagai model.
Bahasa Indonesia baku dan nonbaku mempunyai kode atau
ciri bahasa dan fungsi pemakaian yang berbeda. Kode atau cirri
dan fungsi setiap ragam bahasa itu saling berkait. Bahasa
Indonesia baku berciri seragam sedangkan cirri bahasa Indonesia
nonbaku beragam. Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah
bahasa yang dilakuknan atau yang dianggap baku adalah pemaka
ian bahasa Indonesia baku dengan benar adalah yang mengikuti
kaidah bahasa atau gramatikal bahasa baku.
Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik dan benar
adalah pemakaian bahasa yang sesuai dengan fungsi dan cirri
kode bahasa Indonesia baku. Konsep baik dan benar dalam
pemakaian bahasan Indonesia baik baku maupun nonbaku saling
mendukung, saling berkait. Konsep yang benar adalah pemakaian
bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian bahasa yang
benar.

Halaman 21
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Bahasa baku berfungsi sebagai berikut :

a. Pemersatu sosial, budaya, bahasa


Pemakaian bahasa baku dapat mempersatukan sekelompok
orang menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa.
b. Penanda kepribadian bersuara dan berkomunikasi
Pemberian kekhasan, pemakaian bahasa baku dapat menjadi
pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya.
c. Penambah kewibawaan sebagai pejabat dan Intelektual
Pemakain bahasa baku dapat memperlihatan kewibawaan
pemakainya.
d. Penanda acuan ilmiah dan penulisan tulisan ilmiah
Bahasa baku menjadi kerangka acuan, tolak ukur bagi benar
todaknya pemakaian bahasa seseorang atau sekelompok
orang.

Keempat posisi atau kedudukan bahasa Indonesia itu


mempunyai fungsi keterkaitan antar unsur. Posisi dan fungsi
tersebut merupakan kekuatan bangsa Indonesia dan merupakan
jati diri bangsa Indonesia yang kokoh dan mandiri. Dengan
keempat posisi itu, bahasa Indonesia sangat dikenal dimata dunia
khususnya tingkat regional Asean, dengan mengedepankan posisi
dan funsi bahasa Indonesia . eksistensi bahasa Indonesia
diperkuat dengan latar belakang sejarah yang runtut dan
argumentatif.

Kaidah-kaidah yang digunakan dalam penulisan kata baku


1. Tata bahasa baku Indonesia
2. Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)

Halaman 22
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

3. Buku pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang


disempurnakan (PUEYD)

Ciri-ciri kata atau bahasa baku


1. Bukan merupakan bahasa percakapan
2. Tidak dipengaruhi bahasa daerah
3. Pemakaian imbuhan secara eksplisit (nyata)
4. Tidak dipengaruhi bahasa asing
5. Sesuai dengan konteks
6. Tidak terkontaminasi (rancu)
7. Tidak mengandung arti pleonasme (berlebih-lebihan)
8. Tidak mengandung hiperkorek (berlebihan)

Berikut adalah beberapa contoh bahasa tidak baku dan bahasa


baku :

Bahasa baku Bahasa tidak baku


Khusus Husus
Sabtumembedakan ragamSabtu
Untuk bahasa baku dan tidak baku, kita harus memili
Anak itu menangis Anak itu nangis
Menelpon Nelpon
Itu benar Itu adalah benar
Bagaimana Gimana
Merasa Ngerasa

Kedudukan bahasa baku sangat penting bagi bangsa Indonesia.


Karena sebagai pemersatu bagi negara Indonesia dan untuk
mengetahui benar dan tidaknya bahasa itu digunakan bagi

Halaman 23
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

pemakaian seseorang dalam kesehariannya, dan bagaimana


bahasa ini digunakan untuk berkomunikasi baik secara lisan
maupun tulisan.

Bahasa baku tidak dapat dipakai untuk segala keperluan,


tetapi hanya untuk komunikasi resmi , wacana teknis,
pembicaraan di depan umum, dan pembicaraan dengan orang
yang dihormati. Di luar keempat penggunaan itu, dipakai ragam
takbaku.

Contoh :
1. Penggunaan bahasa baku di provinsi Bengkulu, pada saat
upacara memperingati hari kemerdekaan republic
Indonesia setiap tanggal 17 agustus di lingkup provinsi
Bengkulu yang menjadi inspektur upacara adalah
Gubernur, saat upacara bahasa yang digunakan antara
komandan upacara dan inspektur upacara adalah bahasa
resmi yang baku.
2. Komunikasi resmi antara pejabat negara, orang-orang
penting dan sebagainya mereka menggunakan bahasa
resmi yang baku sebaga alat berkomunikasi

Halaman 24
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Gambar 1.7 gubernur Bengkulu menyampaikan


pidato dengan menggunakan bahasa Indonesia

Karena, bahasa baku merupakan bahasa yang digunakan


hanya dalam pertemuan sangat resmi, oleh karena itu bahasa
baku sulit untuk dicontokan melalui benda mati atau barang
tidak bergerak seperti menamai jalan, gedung, acara formal dan
lain sebagainya

Bahasa Indonesia baku dan nonbaku mempunyai kode


atau cirri bahasa dan fungsi pemakaian yang berbeda. Kode atau
cirri dan fungsi setiap ragam bahasa itu saling berkait. Bahasa
Indonesia baku berciri seragam sedangkan cirri bahasa
Indonesia nonbaku beragam.

Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa yang


dilakuknan atau yang dianggap baku adalah pemaka ian bahasa
Indonesia baku dengan benar adalah yang mengikuti kaidah
bahasa atau gramatikal bahasa baku.

Halaman 25
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik dan benar


adalah pemakaian bahasa yang sesuai dengan fungsi dan cirri
kode bahasa Indonesia baku. Konsep baik dan benar dalam
pemakaian bahasan Indonesia baik baku maupun nonbaku saling
mendukung, saling berkait. Konsep yang benar adalah
pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian
bahasa yang benar.

1.4 Fungsi Bahasa Indonesia


Berkaitan dengan fungsi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia merupakan kebanggaan bagi bangsa Indonesia.
Dengan bahasa Indonesia, bermacam-macam suku bangsa,
bahasa daerah, dan latar belakang budaya dapat bersatu dalam
mengatasi perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia. Dalam
hal ini, kehadiran bahasa Indonesia menjadi alat untuk
membangun komunikasi antardaerah dan antarsuku yang
berbeda latar belakang suku, budaya,dan bahasanya.
Setiap bangsa di dunia memerlukan lambang identitas.
Identitas suatu bangsa ditunjukkan dari bahasanya. Identitas
bangsa Indonesia ialah bahasa Indonesia. Secara lebih tegas
dapat dikatakan bahwa bahasa menunjukkan bangsa. Oleh
karena bahasa Indonesia sebagai lambang identitas, maka
bahasa Indonesia wajib untuk dijunjung tinggi. Bangsa
Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa yang budaya dan
bahasanya berbeda. Perbedaan itu dapat diatasi dengan alat
pemersatu, yaitu bahasa Indonesia.
Dengan bahasa Indonesia yang diakui secara bersama-sama
oleh semua masyarakat Indonesia sebagai bahasa nasional,

Halaman 26
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

mereka merasa memiliki satu kepentingan dan satu tujuan


sehingga perbedaan dan pertentangan akan dapat diatasi.
Setiap negara yang terdiri atas banyak suku bangsa tentu
memiliki kesulitan dalam berkomunikasi, termasuk Indonesia.
Untuk itu, diperlukan satu bahasa yang dapat dipergunakan
untuk berkomunikasi antarsuku yang berbeda, yaitu bahasa
Indonesia. Dengan bahasa Indonesia, mereka dapat berhubungan
antarsuku satu dengan yang lainnya.
Hasil pendayagunaan daya nala sangat bergantung pada
ragam bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan buah
pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa
Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi
sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa
Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan
fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.

Fungsi Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri


Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran
yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya,
seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk
mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk
berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Setelah kita
dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan
diri maupun untuk berkomunikasi.

Halaman 27
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui


tulisannya. Sebenarnya, sebuah karya ilmiah pun adalah sarana
pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk menunjukkan
kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu.
Sebagai contoh lainnya, tulisan penulis dalam sebuah buku,
merupakan hasil ekspresi diri dari penulis buku tersebut. Pada
saat menulis, penulis tidak memikirkan siapa pembacanya.
Penulis hanya menuangkan isi hati dan perasaannya tanpa
memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak.
Akan tetapi, pada saat menulis surat kepada orang lain, kita
mulai berpikir kepada siapakah surat itu akan ditujukan.
Penulis memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang
yang penulis hormati dibandingkan dengan cara berbahasanya
kepada sesama teman. Pada saat menggunakan bahasa sebagai
alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu
mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi
pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Penulis
menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi.
Contoh bahasa Indonesia sebagai alat ekspresi diri yaitu
sebuah teater yang ditampilkan salah satu Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) di Universitas Bengkulu. Kegiatan UKM ini
menjadi salah satu contoh fungsi bahasa sebagai alat ekspresi
diri. Namanya Teater Besurek. Besurek merupakan bahasa
Melayu dialek Bengkulu yang artinya bersurat atau tulisan.
Ketua UKM Teater Basurek Taufik Heriyanto mengatakan,
teater ini berupaya menghimpun para mahasiswa yang ingin
mengaktualisasikan dirinya secara positif dan konstruktif.

Halaman 28
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Dengan adanya teater ini, kami ingin mewadahi, melatih,


serta membentuk setiap insan-insan mahasiswa Unibyang
mempunyai minat atau ingin mengembangkan bakat teater dan
sastra secara umum. Mengingat terjadi kekosongan dalam
menyalurkan keinginan-keinginan tersebut selama ini, ujarnya.
Ia menjelaskan, selama ini kegiatan teater dan seni sastra Unib
tumbuh secara alamiah di kalangan para mahasiswa.
Saat ini, sambung Taufik, Teater Besurek terus melakukan
berbagai kegiatan internal. Diantaranya latihan secara rutin pada
setiap hari Rabu dan Minggu. Tapi kadang-kadang kita latihan
juga sesuai kebutuhan. Dan kita selalu hadir dalam event Temu
Teman atau singkatan dari Temu Karya Teater
Mahasiswa Nusantara secara nasional, imbuhnya.
Salah satu penampilan UKM Teater Universitas Bengkulu :

Gambar 1.8 penampilan UKM Teater


Universitas Bengkulu

Fungsi Bahasa Indonesia dalam Komunikasi Ilmiah


Para ilmuwan, khususnya yang berasosiasi dengan
lingkungan Universitas (perguruan tinggi) merupakan

Halaman 29
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

masyarakat wacana ilmiah. Salah satu yang membedakan


mereka dari masyarakat lain ialah penguasaan bahasa ragam
ilmiah. Dapat dinyatakan bahwa bahasa komunikasi ilmiah
adalah dialek sosial mereka. Hakikat bahasa komunikasi ilmiah
didukung oleh tiga variabel :
1) Kemampuan berpikir kritis (Critical Thinking),
2) Penguasaan bahasa, dan
3) Pengetahuan umum yang luas.
Penguasaan pengetahuan umum tampaknya lebih mudah
dikejar. Dengan cara membaca buku, jurnal, majalah, surat
kabar, ataupun akses melalui internet. Sebaliknya, kemampuan
berpikir kritis, berdebat, beradu argumentasi dalam bahasa
komunikasi ilmiah tampaknya agak sulit ditanamkan kepada
kalangan masyarakat akademik. Masalahnya, paling tidak ada
tiga hambatan kultural yang masih menghantui kalangan
masyarakat akademik kita.
Ketiga hambatan itu harus didobrak dan segera dilakukan
transformasi, yaitu:
1) warisan kultural-edukasional,
2) kompetensi dan performansi linguistik, dan
3) masalah psikologis.
Memerangi ketiga hambatan tersebut perlu dilakukan upaya
pembenahan pendidikan yang serius dan membutuhkan waktu
yang panjang dan lama. Pembenahan pendidikan bukan saja
secara formal pada jenjang pendidikan dasar sampai Universitas
(perguruan tinggi), tetapi harus dimulai sejak dini, yakni
pendidikan dalam keluarga (informal), dan pendidikan dalam

Halaman 30
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

masyarakat (nonformal). Bahasa Indonesia sebagai bidang ilmu


yang diajarkan sejak pendidikan dasar sampai perguruan tinggi,
berfungsi sebagai sarana komunikasi ilmiah, sarana penalaran,
dan berpikir kritis para peserta didik.
Oleh karena itu, dalam pertumbuhan dan perkembangannya,
Bahasa Indonesia saling bersinergi dengan perkembangan
budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang secara
otomatis akan memperoleh dampak pertumbuhan dan
perkembangan pengetahuan, teknologi serta informasi maju.
Dengan demikian, semua produk budaya dan teknologi
akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(IPTEKS), termasuk bahasa dan sastra Indonesia. Dalam hal ini
Bahasa Indonesia sekaligus berperan sebagai sarana berpikir
kritis dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
ipteks (Sunaryo, 1993). Tanpa adanya bahasa, termasuk Bahasa
Indonesia, IPTEKS tidak akan tumbuh dan berkembang.
Sebagai alat komunikasi ilmiah, Bahasa Indonesia juga
bersifat terbuka (transparan). Adanya sifat keterbukaan Bahasa
Indonesia memungkinkan dirinya menjadi bahasa yang modern,
bahasa yang fleksibel, sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan IPTEKS. Dampak keterbukaan itu tampak pada
pertumbuhan dan perkembangan jumlah kosakata, istilah, dan
konsep-konsep keilmuan baru dalam khasanah bahasa
Indonesia.
Contoh fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Komunikasi Ilmiah yaitu membuat manusia Indonesia mampu

Halaman 31
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

berkomunikasi dengan orang dari luar daerah Bengkulu. Apabila


ada keluarga ataupun kerabat yang berasal dari luar daerah
Bengkulu, kita bisa berkomunikasi dengan mereka
menggunakan bahasa Indonesia agar mereka dapat mengerti apa
yang kita bicarakan ataupun yang kita ceritakan.
Misalnya saja, seorang pemandu wisata di Benteng
Malborough di Bengkulu, tidak mungkin pemandu tersebut
menceritakan sejarah Benteng Malborough dengan
menggunakan bahasa daerah Bengkulu, tetapi harus
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi
yang mudah dipahami oleh para pengunjung.

Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Alat Perubahan Sosial


Salah satu syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya
komunikasi, dan Bahasa Indonesia tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Kenyataan ini menunjukkan bahwa Bahasa
Indonesia tidak pernah terlepas dari kehidupan sosial. Dalam
konteks itulah terjadi persentuhan antara tingkah laku berbahasa
dengan norma-norma sosial yang mengatur segala tingkah laku
manusia.
Bahasa Indonesia adalah milik kelompok sosial yang sangat
dibutuhkan, yang memungkinkan para anggotanya untuk saling
berhubungan, berinteraksi, dan bekerja sama. Dengan demikian,
Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah salah satu perwujudan
reaksi manusia terhadap tantangan-tantangan yang muncul
akibat adanya interaksi sosial.

Halaman 32
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Bahasa Indonesia merupakan respon verbal terhadap


stimulus yang datang dari luar. Dapat dikatakan bahwa bahasa
Indonesia merupakan kodrat kedua dari manusia Indonesia, di
samping kodrat kemanusiaannya sebagai kodrat pertama.
Bahasa Indonesia merupakan komponen yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Bahasa Indonesia merupakan
landasan utama pada gambaran mental internal masyarakat
Indonesia yang ditata dalam proses yang disebut berpikir.
Maksud kerangka berpikir di sini adalah bahasa Indonesia
merupakan kerangka kerja penting bagi kemampuan manusia
untuk melakukan penalaran dan proses kreatif. Bahasa Indonesia
memungkinkan masyarakat terlibat dalam proses interaksi
sosial. Tanpa bahasa, formulasi arah dan cita-cita perubahan
sosial tidak mungkin terjadi. Dalam interaksi sosial itulah
bahasa Indonesia memiliki kekuatan untuk melakukan
perubahan sosial.
Seperti halnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(ipteks), pada umumnya bahasa Indonesia adalah sesuatu yang
bersifat netral. Artinya, bahasa itu bisa menjadi baik atau buruk.
Bahasa Indonesia bisa menjadi baik jika dipakai untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membebaskan
kesadaran manusia Indonesia dari keterbelengguannya.
Sebaliknya, bahasa Indonesia bisa menjadi buruk jika
dipakai untuk membelenggu, mengikat, dan menjajah kesadaran
dan berpikir kritis pemakainya terutama jika bahasa Indonesia
dipakai sebagai sarana manipulasi dan indoktrinasi (seperti
tampak pada era orde baru).

Halaman 33
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Dengan demikian, bahasa Indonesia pada dasarnya terarah


pada dua tujuan perubahan sosial. Pertama, ke arah emansipasi,
transformasi, kesadaran lewat konsistensi, dan lewat usaha
untuk membuka selubung eufimisme sosialpolitik yang
cenderung membelenggu kesadaran dan cara berpikir
penuturnya. Kedua, ke arah pembelengguan kesadaran manusia
lewat manipulasi, indoktrinasi, dan kontrol sosial.
Contoh Bahasa Indonesia sebagai alat perubahan sosial
dapat dinyatakan sebagai berikut : orang menggagas
(merumuskan gagasan, pendapat, pikiran, dan lain-lain) dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa. Cita-cita pembebasan dan
perubahan dirumuskan dalam dan melalui bahasa.
Dengan demikian, dinamika pembebasan dan pembaharuan
mengendap dalam kata. Perlu diketahui, pengendapan itu
bukanlah proses mematikan melainkan proses dinamika.
Artinya, begitu dinamika itu terumuskan dalam kata dan bahasa,
dinamika itu tidak mati. Sebaliknya, pengendapan itu adalah
proses dinamis dan menghidupkan.
Begitu dinamika itu terumuskan dalam kata-kata dan
bahasa, maka dinamika itu mentransformasi kata itu, sehingga
kata dan bahasa itu menjadi hidup dan mempunyai daya ungkap
untuk mendorong dan menggerakkan perubahan. Oleh karena
itu, realitas perubahan sosial politik kiranya tidak mungkin tanpa
bahasa. Dengan kata lain, bahasalah yang memungkinkan ada
dan terjadinya gejolak dan perubahan sosial.
Contoh aktual yang terjadi di Bengkulu yaitu, peran
mahasiswa Universitas Bengkulu yang melakukan aksi untuk

Halaman 34
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

menyalurkan aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Keluhan-


keluhan yang disampaikan mahasiswa menggunakan bahasa
Indonesia yang mampu mempengaruhi mahasiswa lainnya untuk
mengikuti aksi yang bertujuan untuk menyampaikan aspirasi
masyarakat. Aksi yang disampaikan oleh para mahasiswa
tersebut diharapkan dapat mengubah keadaan sosial yang
dikeluhkan oleh masyarakat.

Gambar 1.9 mahasiswa Universitas


Bengkulu yang melakukan aksi untuk
menyalurkan aspirasi masyarakat kepada
pemerintah
Fungsi bahasa Indonesia sebagai Adaptasi

Adaptasi adalah penyesuaian terhadap lingkungan,


pekerjaan dan pelajaran (Tim Penyusun KBBI, 1997: 6).
Menurut Eko A. Meinarno dkk, adaptasi adalah proses
penyesuaian diri terhadap lingkungan dan keadaan sekitar (Eko
A. Meinarno dkk, 2011: 66). Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, adaptasi sosial berarti proses perubahan dan
akibatnya pada seseorang dalam suatu kelompok sosial sehingga

Halaman 35
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

orang itu dapat hidup atau berfungsi lebih baik dalam


lingkungannya.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa adaptasi


adalah proses penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitar yang
bertujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dalam
lingkungannya. Berdasarkan pengertian di atas, maka adaptasi
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis
menyangkut hubungan antar individu, antara kelompok, maupun
antara individu dengan kelompok (Soerjono Soekanto, 2009:
62).

Thibaut dan Kelley mengatakan bahwa interaksi sosial


sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika
dua orang atau lebih 10 hadir bersama, mereka menciptakan
suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain
(Soerjono Soekanto, 1984: 4).

Ada dua syarat terjadinya interaksi sosial yakni:

1. Adanya kontak sosial yang dapat berlangsung dalam


tiga bentuk, yaitu antar individu, antar individu dengan
kelompok, dan antar kelompok. Selain itu suatu kontak
dapat pula bersifat langsung atau tidak langsung.
2. Adanya komunikasi, yakni seseorang memberi arti
pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang
ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Halaman 36
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi


terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut
(Soerjono Soekanto, 2009: 62). Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan yang saling
mempengaruhi antar individu, antara individu dengan kelompok
atau antar individu yang menciptakan satu sama lain.

Dalam kaitannya dengan adaptasi orang Jawa di desa Muara


Aman Kecamatan Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara,
penduduk Jawa memodifikasi pola hidupnya yang semula hanya
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari menjadi untuk
kebutuhan masa depan yang lebih panjang dengan perubahan
sistem pertanian mereka.

Pada awalnya proses interaksi yang dijalankan antara orang


Jawa dengan masyarakat Semendo adalah merujuk pada teori
Sosial Exchange yang dicetuskan oleh Thibaut dan Kelley. Teori
ini menyatakan bahwa: Seseorang akan berinteraksi dengan
orang lain oleh karena hal itu dianggapnya menguntungkan
sehingga dia mendapatkan suatu imbalan. Dalam proses ini
sudah tentu ada yang merasa dirugikan atau kecewa.

Kerugian tersebut merupakan biaya yang harus direlakan


misalnya kewajiban, rasa khawatir dan bosan. Kerugian ini
bersumber pada perilaku pihak lain akibat dari dorongan diri
sendiri seperti rasa cinta, persahabatan dan rasa harga diri
(Soerjono Soekanto, 1984: 9).

Halaman 37
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Teori ini memandang suatu hubungan sebagai suatu


transaksi dagang, maksudnya adalah orang berhubungan dengan
orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk 11 memenuhi
kebutuhannya. Teori ini seolah-olah memberikan gambaran
ketika seseorang memasuki suatu kelompok akan memikirkan
laba dan rugi yang akan diterimanya.

Teori lainnya adalah teori yang dikemukakan oleh


Malinowski dan Radcliffe Brown yakni teori fungsional. Teori
fungsional yang dikembangkan oleh Malinowski berawal dari
ketidaksengajaan. Malinowski menggambarkan hubungan
terkait antara sistem Kula pada masyarakat di kepulauan
Trobriand. Etnografi yang ditulis Malinowski mendeskripsikan
tentang berbagai kaitan dan fungsi unsur-unsur kebudayaan
sebagai suatu sistem-sistem sosial.

Malinowski juga menekankan terhadap pentingnya


menguasai bahasa lokal bagi peneliti agar mendapatkan
pengertian mendalam terhadap gejala sosial yang ditelitinya.
Malinowski menekankan pentingnya pencatatan dari apa yang
dilaksanakan oleh warga masyarakat yang sebenarnya, dalam
rangka suatu adat atau pranata, dan agar tidak puas begitusaja
dengan apa yang diterangkan oleh seorang informan mengenai
adat atau pranata yang bersangkutan (Koentjaraningrat,
2007:166).

Malinowski mengembangkan teori fungsional semakin


kompleks dan sampai pada inti teori bahwa segala aktivitas
kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu

Halaman 38
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri makhluk manusia


yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya
(Koentjaraningrat, 2007: 171).

Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa berbagai


sistem tukar menukar yang ada di dalam masyarakat merupakan
alat yang mengikat antara satu dengan yang lain. Dengan adanya
sistem menyumbang akan menimbulkan kewajiban 12 seseorang
untuk membalasnya. Hal inilah yang mengaktifkan kehidupan
masyarakat di mana Malinowski menyebutnya prinsip timbal
balik.

Fungsi bahasa Indonesia sebagai Integrasi

Integrasi Sosial Kamus Besar Bahasa Indonesia


mengartikan integrasi sebagai pembauran hingga menjadi
kesatuan.3 Kata kesatuan mengisyaratkan berbagai macam
elemen yang berbeda satu sama lain mengalami proses
pembauran. Jika pembaruan telah mencapai suatu perhimpunan,
maka gejala perubahan ini dinamai integrasi.

Dalam bahasa Inggris, integrasi (integration) antara lain


bermakna keseluruhan atau kesempurnaan. Jika berbagai
macam elemen yang berbeda satu sama lain merujuk pada
kemajemukan sosial yang telah pula mencapai suatu kehidupan
bermasyarakat, maka proses ini dinamai integrasi sosial.

Dalam sosiologi, integrasi sosial berarti proses penyesuaian


unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat
sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang

Halaman 39
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

memiliki keserasian fungsi. Dengan demikian, ada dua unsur


pokok integrasi sosial.

Unsur pertama adalah pembauran atau penyesuaian,


sedangkan unsur kedua adalah unsur fungsional. Jika
kemajemukan sosial gagal mencapai pembauran atau
penyesuaian satu sama lain, maka kemajemukan sosial berarti
disentegrasi sosial. Dengan kata lain, kemajemukan gagal
membentuk (disfungsional) masyarakat.

Integrasi sosial memang persoalan menarik dan penting


secara akademik. Sekurang-kurangnya, teori-teori sosial
mengenai integrasi, accelerator faktor integrasi sosial, dan
disentegrasi sosial dapat digolongkan ke dalam dua teori induk,
yaitu teori struktural dan teori kultural. Setelah menjelaskan
pokok-pokok teori struktural dan kultural, pembicaraan akan
dilanjutkan dengan menyoroti hasil terapan teori-teori tersebut
dalam menjelaskan tipologi masyarakat di negara berkembang,
entah masyarakat pedesaan maupun pekotaan.

Studi-studi sosial di Indonesia umumnya mengenal


pembedaan masyarakat dalam dua tipologi tegas, yaitu
masyarakat pedesaan dan perkotaan. Desa dibayangkan dan
diperkenalkan sebagai wilayah sosial dengan karakteristik khas
masyarakatnya, seperti mengutamakan harmonisasi ketimbang
konflik, mematuhi nilai tradisional, memiliki semangat
kolektivitas, kekeluargaan, dan berbagai karakteristik sopan-
santun atau ramah-tamah lainnya.

Halaman 40
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Kota digambarkan sebagai wilayah yang dihuni oleh


masyarakat berkarakteristik individualis, egois, kompetitif,
produktif, dan berbagai karakteristik manusia modem lainnya.
Hubungan sosial masyarakat pedesaan biasanya didasarkan pada
kekuatan ikatan tali persaudaraan, kekeluargaan dan ikatan
perasaan secara psikologis.

Hubungan-hubungan sosial pedesaan mencerminkan


kesatuan-kesatuan kelompok yang didasari hubungan
kekerabatan atau garis keturunan. Terkadang desa dihuni oleh
beberapa kelompok kerabat atau keturunan, terkadang pula
hanya dihuni oleh warga dari garis keturunan yang sama. Latar
belakang perpaduan beberapa orang atau kelompok suku atau
keturunan di pedesaan ialah karena didorong oleh upaya untuk
memenuhi kebutuhan yang sama dari sekumpulan individu, dan
perasaan senasib bahwa mereka dapat memenuhi hajat
kehidupan masing-masing.

Situasi ini oleh Cooley disebut community atau masyarakat


setempat (selanjutnya disebut komunitas). Menurut Cooley,
identitas sosial komunitas adalah (1) anggota-anggota kelompok
secara fisik berdekatan satu sama lain; (2) jumlah anggotanya
kecil; (3) kelanggengan hubungan antar anggota-anggota
kelompok; dan (4) keakraban relasi sosial.4 Keakraban relasi
sosial antar anggota kelompok bergantung pada intensitas
kontak langsung antar anggota.

Keakraban relasi sosial berjalan seiring dengan proses


homogenasi cita-cita kelompok, dan berpengaruh langsung

Halaman 41
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

terhadap kelanggengan kehidupan bersama. Jika keakraban


relasi sosial telah terjalin sedemikian lama, maka menciptakan
keakraban sosial itu sendiri menjadi tujuan masyarakat
pedesaan. Dengan demikian jelas bahwa hubungan-hubungan
antara individuindividu sebagai anggota kelompok tidak semata
hanya didasarkan atas perjanjian, peraturan-peraturan yang ada
dan pola perilaku yang berhasil diciptakan yang telah disepakati
bersama.

Akan tetapi yang paling penting bagi kelanggengan bagi


hubungan itu adalah terletak pada tinggi atau rendahnya rasa
kesetiaan dan pengabdian dari setiap anggota terhadap kesatuan
kelompok yang diselenggarakan menurut pola perilaku dan
norma yang telah diakui bersama. Kelangsungan kehidupan
masyarakat pedesaan sangat dipengaruhi oleh kekuatan ikatan
sosial, larangan dan kewajiban yang digariskan sebagai adat
istiadat.

Derajat ikatan sosial dapat diukur dengan seberapa kuat


nilai-nilai solidaritas dan sentimen masyarakat. Jika solidaritas
dan sentimen diakui secara terbatas, lokalitas (daerah asal),
maka kehidupan masyarakat disebut community sentiment. Oleh
Mac Iver dan Charles H. Page, unsur-unsur community
sentiment antara lain adalah:

1. Seperasaan: Unsur seperasaan akibat bahwa seseorang


berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya dengan
sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut,
sehingga kesemuanya dapat menyebutkan dirinya sebagai

Halaman 42
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

kelompok kami, perasaan kami dan lain sebagainya.


Perasaan demikian terutama timbul apabila orang-orang
tersebut mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama di
dalam memenuhi kebutuhankebutuhan hidupnya. Unsur
seperasaan tersebut harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan
kehidupan dengan altruism, yang lebih menekankan pada
perasaan solider dengan orang lain. Pada unsur seperasaan,
kepentingan-kepentingan si individu diselaraskannya
dengan kepentingan kepentingan kelompoknya, sehingga
dia merasakan kelompoknya sebagai struktur sosial
masyarakatnya.
2. Sepenanggungan: Setiap individu sadar akan perannya
dalam kelompok dan keadaan masyarakat sendiri
memungkinkan bahwa perannya dalam kelompok dan
keadaan masyarakat sendiri memungkinkan bahwa
peranannya tadi dijalankan, sehingga dia mempunyai
kedudukan yang pasti dalam darah dagingnya sendiri.
3. Saling memerlukan: Individu yang tergabung dalam
masyarakat setempat merasakan dirinya tergantung pada
communitynya yang meliputi kebutuhan fisik maupun
kebutuhan-kebutuhan psikologisnya.

Kelompok yang tergabung dalam masyarakat setempat tadi,


memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik seseorang, misalnya atas
makanan dan perumahan. Secara psikologis, individu akan
mencari perlindungan pada kelompoknya apabila dia berada
dalam ketakutan, dan lain sebagainya. Kesadaran sosial

Halaman 43
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

komunitas pedesaan terwujud pada kebiasaan, tradisi, perilaku


tertentu dan bahasa yang khas.

Dalam Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial,


Abdulsyani (1984) menandaskan tingkat-tingkat kesadaran
kelompok sebagai berikut:

1. Tingkat kesadaran akan tujuan-tujuan kelompok yang telah


disepakati bersama. Untuk itu berarti kesadaran bisa
ditingkatkan melalui usaha menanamkan keyakinan
terhadap anggota-anggota kelompok, bahwa suatu tujuan
yang ingin dicapai adalah merupakan tujuan dari seluruh
anggota kelompok juga.
2. Tingkat kesadaran suatu kelompok terhadap seluruh
anggotanya, artinya menanamkan rasa tanggung jawah
kelompok terhadap seluruh anggotanya, seperti jaminan
hidup, jaminan keamanan, dan sebagainya. Dengan
demikian diharapkan dapat pula menimbulkan rasa
tanggung jawab anggota-anggotanya terhadap
kelompoknya.
3. Tingkat perasaan saling ketergantungan antara sesama
anggota kelompok, artinya jika antara sesama anggota
kelompok itu mempunyai rasa saling membutuhkan dalam
usaha pencapaian tujuannya, maka hal itu suatu pertanda
bahwa persatuan kelompok tersebut relatif lebih langgeng
keberadaanya.
4. Tingkat aktivitas interaksi antara anggota-anggota
kelompok, artinya jika aktivitas interaksi antara sesama

Halaman 44
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

anggota kelompok itu Iemah, maka akan semakin sedikit


pula manfaatnya bagi usaha pencapaian tujuantujuan dari
kelompok yang bersangkutan.

Nilai solidaritas dan sentimen masyarakat pedesaan


dianggap dapat memberikan kehidupan tenteram dan damai.
Inilah sebabnya mengapa kepercayaan terhadap tokoh sakti dan
cerita tradisional begitu mudah diterima oleh masyarakat
pedesaan. Dengan kata lain, bentuk dan corak kehidupan masa
lampau menjadi bagian kesadaran sosial masyarakat pedesaan.
Menurut Koentjaraningrat 6 bagi masyarakat pedesaan, nilai
solidaritas merupakan kebutuhan umum yang dinilai lebih tinggi
daripada kebutuhan individu.

Koentjacaraningrat juga menyebutkan bahwa solidaritas


terwujud dalam bentuk bekerja bakti untuk umum, gotong
royong, yang dianggap suatu hal yang sangat terpuji dalam
sistem hukum pedesaan. Demikian pula bahwa hak-hak individu
tidak secara jelas dan tajam untuk diutamakan.

Ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan yang demikian


inilah oleh Ferdinand Tonnies disebut Gemeinschaft. 7 Tonnies
kemudian melangkah atau meramal lebih jauh. Bagi dia,
Gemeinschaft lambat laun akan bergeser ke bentuk lain yang
mencerminkan nilai-nilai kelembagaan sosial yang lebih teratur
dan terkoordinasi. Hubungan-hubungan sosial akan diatur oleh
wadah khusus atau, lebih tepatnya, organisasi sosial.

Halaman 45
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Dalam keadaan normal, mula-mula perkembangan ini tidak


menganggu stabilitas kehidupan masyarakat, apalagi
perkembangan tersebut tidak meninggalkan nilai kepuasan batin
dan sosial. Namun demikian, sebagaimana ditenggarai oleh
Koentjaraningrat,8 organisasi-organisasi baru yang komplek itu
turut memandulkan kepekaan jiwa tolong menolong masyarakat
pedesaan, dan lambat laun namun pasti mendorong kemunculan
jiwa individualis.

Pada masyarakat yang individualistik, kebutuhan umum


dikalahkan oleh kebutuhan individu. Kerja bakti dianggap tak
banyak berguna. Hak-hak individu dipertahankan secara tegas
dan tajam, sedangkan hasil kerja individu bemilai tinggi.
Perhitungan yang berlaku adalah perhitungan ekonomis.
Kepuasan batin dan sosial bertukar pasang dengan kepuasan
ekonomis dan politik.

Kehidupan demikian, oleh Tonnies, disebut Gesellschaft


atau boleh dinamai masyarakat pekotaan. Dengan demikian,
peralihan dari Gemeinschaft ke Gesellschaft adalah peralihan
yang menyimpan risiko alineasi sosial kalau bentuk masyarakat
baru itu dipersepsi sebagai ancaman terhadap stabilitas
masyarakat lama. Inilah sebabnya orang desa umumnya
menganggap bentuk kehidupan Gemeinschaft lebih baik
ketimbang Gesellschaft.

Sebaliknya orang kota menganggap Gesellschaft adalah


bentuk masyarakat yang paling cocok. Sebabnya, Gesellschaft
dibayangkan bakal lebih mampu menjamin kesejahteraan

Halaman 46
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

individu. Sementara itu kehidupan kelompok pada masyarakat


perkotaan lebih didasarkan atas kemauan yang diatur oleh cara
berpikir yang rasional, dan segala sesuatunya dinilai atas dasar
untung dan rugi.

Mengenai hubungan antara orang perorangan dalam suatu


kelompok dianggap sebagai alat untuk mencapai tujuan-
tujuannya. Sebaliknya dalam kehidupan kelompok pada
masyarakat pedesaan biasanya didasarkan atas ikatan hubungan
batin dan perasaan yang tumbuh secara alami. Segala sesuatunya
dinilai atas dasar rasa cinta dan kepuasan batin.

Hal ini berarti tujuan hidup baru dapat dicapai apabila orang
perorangan sebagai anggota kelompok dan masyarakat telah
mendapatkan kepuasan batin. Sedangkan harta kekayaan
bukanlah suatu ukuran yang dapat menjamin bagi seseorang
untuk dapat hidup senang, puas dan bahagia.

Halaman 47
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

1.5 PERTANYAAN:

A. PILIHAN GANDA
1. Sumpah pemuda di ikrarkan pada tanggal . . .
a. 27 november 1938
b. 27 november 1938
c. 28 oktober 1928
d. 18 oktober 1928
2. Didalam adaptasi tentu ada interaksi sosial antara individu
dan individu atau individu dan kelompok . sebutkan dua
syarat terjadinya interaksi sosial . . .
a. Kontak sosial dan komunikasi
b. Kecemburuan sosial
c. Tidak dipengaruhi bahasa asing
d. Penanda acuan ilmiah dan penulisan tulisan ilmiah
3. Percampuran beberapa kelompok sosial yang mengambil
bentuk interseksi atau persilangan ini akan memebawa
dampak berupa . . .
a. Status sosial
b. Kesenjangan sosial
c. Peran sosial
d. Integrasi sosial

4. Hakikat bahasa komunikasi ilmiah didukung oleh tiga


variabel, kecuali :
a. Kemampuan berpikir kritis (Critical Thinking)
b. Penguasaan bahasa
c. Pengetahuan umum yang luas

Halaman 48
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

d. Pantang menyerah

5. Sebuah buku, karya ilmiah, teater termasuk ke dalam fungsi


bahasa sebagai :
a. Fungsi bahasa Indonesia sebagai Alat Ekspresi Diri
b. Fungsi bahasa Indonesia sebagai Komunikasi Ilmiah
c. Fungsi bahasa Indonesia sebagai Perubahan Sosial
d. Fungsi bahasa Indonesia sebagai Kontrol Sosial
6. Fungsi bahasa indonesia dalam kedudukan sebagai Bahasa
Nasional meliputi empat aspek berikut ini, kecuali...?
a. Sebagai Lambang kebanggaan Nasional
b. Sebagai alat pemersatu seluruh bangsa Indonesia
c. Sebagai salah satu sarana untuk berdialog
d. Sebagai alat penghubung antar budaya dan antar daerah
7. Ikrar ketiga sumpah pemuda 1928 dengan bunyi kami
putra dan putri indonesia menjunjung bahasa persatuan,
Bahasa Indonesia. Hal tersebut temasuk ke dalam...?
a. Fungsi Bahasa Indonesia
b. Fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia
c. Kedudukan Bahasa Indonesia
d. Lambang kebanggaan Nasional

8. Fungsi ini memungkinkan masyarakat indonesia yang


beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda
bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan,
cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Pernyataan ini termasuk
ke dalam fungsi...?

Halaman 49
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

a. Sebagai alat pemersatu bangsa


b. Sebagai alat perhubungan
c. Sebagai pemersatu budaya bangsa
d. Sebagai pemersatu masyarakat daerah
9. Kedudukan Bahasa Indonesia tercantum dalam...?
a. Ikrar sumpah pemuda
b. UUD 1945 Bab XV dan Ikrar ketiga sumpah pemuda
c. Teks Proklamasi dan Pembukan UUD 1945
d. Batang Tubuh UUD 1945
10. Bahasa negara adalah bahasa yang digunakan dalam
administrasi negara untuk berbagai aktivitas,hal sesuai
ketentuan yang tertera di dalam . . .
a. Undang-undang dasar 1945, Bab XV, Pasal 35
b. Undang-undang dasar 1945, Bab XV, Pasa 36
c. Undang-Undang dasar 1945, Bab XX, Pasal 35
d. Undang-undang dasar 1945, Bab XX, Pasal 36
11. Berikut adalah fungsi bahasa baku, kecuali?
a. Pemersatu, sosial, budaya, bahasa
b. Penanda kepribadian bersuara dan berkomunikasi
c. Penambah kewibawaan sebagai pejabat dan
intelektual
d. Pelengkap bahasa sehari-hari agar menjabervariasi
12. Apa yang dimaksud dengan pleonasme didalam cirri-ciri
bahasa baku?
a. Berlebihan
b. Berlebih-lebihan
c. Nyata

Halaman 50
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

d. Tidak dipengaruhi bahasa asing


13. Di bawah ini yang termasuk fungsi bahasa indonesia,
kecuali . . .
a. Bahan pelajaran
b. Alat ukur komunikasi
c. Fungsi demokratis
d. Fungsi sosial
14. Ada berapa keduduakan bahasa Indonesia
a. 6
b. 7
c. 1
d. 4
15. Dibawah ini yang merupakan kedudukan bahasa Indonesia
adalah
a. Bahasa persatuan
b. Bahasa sosial
c. Bahasa sehari-hari
d. Bahasa terpadu
16. Salah satu contoh fungsi sebagai alat ekspresi diri, kecuali

a. Karya ilmiah seorang ilmiah
b. Tulisan penulis dalam sebuah buku
c. Berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya
d. Penguat jiwa
17. Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara adalah
a. Resmi
b. Pengantar di dunia pendidikan

Halaman 51
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

c. a dan b nenar
d. semua salah
18. kaidah yang digunakan dalam penulisan kata baku adalah
a. kaidah agama
b. pancasila
c. tata bahasa baku indonesia
d. kaidah kehendak
19. ada berapa fungsi bahasa Indonesia
a. 3
b. 7
c. 4
d. 2
20. Unsur pertama dalam integrasi adalah
a. Pengendalian
b. Pelatihan
c. Pembauran atau pengeluaran
d. Perubahan pola piker
21. Yang bukan contoh bahasa baku di bawah ini adalah
a. Gimana
b. Bagaimana
c. Khusus
d. Merasa
22. Ada berapa unsur pokok integrasi sosial
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

Halaman 52
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

23. Meurut Eko.A. Meinarno dkk, adaptasi adalah


a. Penyesuain diri terhadap lingkungan dan keadaan
sekitar
b. Perubahan pola piker seseorang
c. Pengangguran
d. Tindakan yang berubah
24. Bunyi sumpah pemuda alinea ke 3
a. Berbangsa satu bangsa Indonesia
b. Bertumpah darah satu tanah air Indonesia
c. Berbahasa satu bahasa Indonesia
d. a, b dan c salah
25. Bahasa persatuan Indonesia adalah
a. Bahasa melayu
b. Bahasa Indonesia
c. Bahasa daerah
d. Bahasa jawa

ESAI

1. Jelaskan mengapa bahasa indonesia digunakan sebagai


bahasa pengantar pendidikan !
2. Mengapa bahasa indonesia di jadikan sebagai bahasa
pemersatu bangsa ? Jelaskan !

3. Bahasa sebagai alat control social merupakan sebagai suatu


sarana untuk dapat mempengaruhi sikap. Mengapa
demikian?
4. Jelaskan fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
ilmiah!

Halaman 53
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

5. Sebutkan 4 kedudukan bahasa Indonesia!

Halaman 54
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Kunci Jawaban :
Pilihan ganda
1. C
2. A
3. D
4. D
5. A
6. C
7. C
8. A
9. B
10. B
11. D
12. B
13. C
14. D
15. A
16. D
17. C
18. C
19. C
20. C
21. A
22. B
23. A
24. C
25. B

Halaman 55
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

ESAI

1. Telah dijelaskan pada pasal 25 ayat (3) bahasa indonesia


sebagai bahasa resmi Negara sebagaimana dimaskud pada
ayat (1) berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan,
pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional,
transaksi dan dokumentasi niaga, serta sarana
pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan bahasa media massa. Hal ini bermaksud
agar mempermuda proses belajar mengajar antara pengajar
dan siswanya yang kemungkinan besar berasal dari derah
yang berbeda-beda dengan ragam bahasa daerah mereka
masing-masing maka diharuskan untuk menggukan bahasa
pengatar pendidikan yaitu bahasa indonesia.
2. Karena Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
Indonesia sudah teruji dan terbukti sejak tahun 1908 sejak
lahirnya organisasi Budi Utomo dan puncaknya sumpah
pemuda 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia mampu
mempersatukan para pemuda dari seluruh penjuru tanah air
dalam hal berkomunikasi untuk berjuang melawan penjajah.
Terlebih melalui ikrar sumpah pemuda butir ketiga, yaitu
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia merupakan pernyataan sikap
para pemuda Indonesia yang nyata yang menunjukkan rasa
cinta mereka kepada bahasa Indonesia.

3. Karena, kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri


atau masyarakat. Berbagai penerangan, informasi
pendidikan disampaikan melalui sebuah bahasa. Buku-

Halaman 56
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

buku, majalah, surat kabar dan lain-lainmerupakan suatu


alat kontrol sosial.
4. Bahasa Indonesia sebagai bidang ilmu yang diajarkan sejak
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, berfungsi
sebagai sarana komunikasi ilmiah, sarana penalaran, dan
berpikir kritis para peserta didik.
5. Ada 4 macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama,
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa pemersatu ;
kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
nasional ; ketiga bahasa indonesia sebagai bahasa Negara ;
dan keempat bahasa indonesia sebagai bahasa baku.

Halaman 57
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Daftar Pustaka

Alwasilah,A.Chaedar.1997.Politik bahasadanPendidikan.Bandung:
RemajaRosdakarya.

Anshori,DadangS.danSumiyadi.2009. WacanaBahasa:Mengukuhkan
IndentitasBangsa.Bandung: JurusanPendidikanBahasadan
SastraIndonesiaFPBSUPI.

Dendy,Sugono.2009.MahirBerbahasa
IndonesiadenganBenar.Jakarta: GramediaPustakaUtama.

Gani,A.Ramlan.2014.SukaBerbahasa Indonesia.Jakarta:Referensi.

Moulina Bella. Makalah fungsi dan kedudukan bahasa indonesia


sebagai bahasa Nasional.
http://gogreenbella.wordpress.co./2012/04/30/tantangan-berbahasa-
indonesia-di-masa-kini/

Putri, Rahma. 2010.


http://rahmaekaputri.blogspot.com/2010/09/fungsi-dan-kedudukan-
bahasa-indonesia.html.

Rosidi, Ajip. 2010. Bahasa Indonesia Bahasa Kita. Jakarta: Pustaka


Jaya

Susetyo. 2005. Bahasa dalam Komunikasi Formal. Bengkulu: Unit


Penerbitan FKIP Unib

Halaman 58
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia BAB II

Trianto, Agus. 2008. Teori Belajar Bahasa Kedua. Bengkulu: Unit


Penerbitan FKIP Unib

Adul, M. Asfandi. 1981. Bahasa Indonesia Baku dan Fungsi Guru


dalam Pembinaan Bahasa Indonesia. Surabaya: Penerbit PT Bina
Ilmu.

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1992. Peranan Bahasa Indonesia dalam


Modernisasi Kebudayaan Indonesia. Dalam Bambang

Kaswanti Purwo, PELLBA 5. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma


Jaya.

Maryanto. 2011. Prospek Keberaksaraan Bahasa Persatuan, Koran


Tempo, Jakarta, 21 Oktober 2011.

Halaman 59

Anda mungkin juga menyukai