1 Latar Belakang
Setiap tindakan pidana kriminal terdapat dua sisi, yaitu pelaku dan korban.
Korban dapat berupa pelaku kriminal, maupun korban yang timbul akibat dari
tindak pidana yang dilakukan oleh pihak lain. Korban tindak pidana merupakan
pihak yang menderita dalam suatu peristiwa pidana. Hukum dalam hal ini menjadi
alat penyeimbang agar pelaku mendapatkan hal yang setimpal. Dalam
menegakkan hukum ada tiga unsur yang harus diperhatikan, yaitu: kepastian
hukum, kemanfaatan dan keadilan. Ketiga unsur tersebut harus ada kompromi,
harus mendapat perhatian secara proporsional seimbang. Tetapi dalam praktek
tidak selalu mudah mengusahakan kompromi secara proporsional seimbang antara
ketiga unsur tersebut. Tanpa kepastian hukum orang tidak tahu apa yang harus
diperbuatnya dan akhirnya timbul keresahan. Tetapi terlalu menitikberatkan pada
kepastian hukum, terlalu ketat mentaati peraturan hukum akibatnya kaku dan akan
menimbulkan rasa tidak adil.
Melaui penulisan studi kasus ini, penulis akan mengangkat salah satu
contoh kasus hukum terkait pidana yang terjadi dalam masyarakat, yaitu kasus
penyebaran konten pornografi yang isinya adalah anak dibawah umur, selain itu
para tersangka yang terdiri dari 4 orang tersebut juga telah melakukan kekerasan
seksual terhadap anak dibawah umur yang jumlah korbanya terlah mencapai 13
orang.
salah satu tersangka, yakni DF (17) alias T-Day diketahui telah mencabuli
hingga 11 anak.Ada penambahan korban sebanyak lima anak selama kurun waktu
2015 sampai dengan 2016, .Kelima korban, yaitu N (5) di Sukabumi, R (9) di
Bogor, E (5) di Sukabumi, Z (4) di Sukabumi, dan S (6) di Depok. Pada 2011, DF
juga mengaku mencabuli enam orang anak, dua di antaranya adalah
keponakannya sendiri. Selain DF, tersangka Wawan (27) yang merupakan
pembuat grup tersebut juga mencabuli dua orang anak. Sehingga total ada 13 anak
yang sementara ini sudah teridentifikasi. Selain DF dan Wawan, tersangka
lainnya, yaitu HDW (16), DS (24) yang menjadi administrator grup Facebook
Official Loli Candy's 18+.
1. Apakah pidana yang dapat dijatuhkan dalam kasus tindak pidana yang
dilakukan oleh 4 orang pelaku yang salah satunya merupakan anak
dibawah umur dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak serta
penyebaran konten pornografi ?
2.1 Kajian Pustaka
Setiap manusia adalah makhluk tuhan yang tak pernah luput dari
kesalahan, kesalahan yang dilakukan dapat berupa perbuatan yang merugikan diri
sendiri maupun orang lain, hal tersebut tak jarang yang mengganggu ketentraman
zidup bermasyarakat. Seseorang yang melakukan kesalahan yang diatur dalam
perundang-undangan hukum pidana dapat diberikan sanksi berupa pidana.
Menurut Andi hamzah , pidana adalah hukuman yang dijatuhkan terhadap orang
yang terbukti bersalah melakukan delik berdasarkan putusan yang berkekuatan
hukum tetap. Pidana adalah penderitaan yang diberikan kepada seseorang yang
telah melakukan kesalahan dan menjalani proses pembuktian sehingga hukuman
ditentukan oleh majelis hakim dalam sebuah putusan di pengadilan.
Dalam hukum, pidana adalah perbuatan pidana yang pada intinya diatur
dalam buku ke II Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan dalam aturan-aturan
lain di luar KUHP, dinyatakan di dalamnya itu sebagai kejahatan yang disebut di
atas ini, karena meliputi pelanggaran-pelanggaran, yaitu perbuatan pidana yang
ada dalam KUHP. Diatur dalam buku ke III, dan di luar KUHP. Dinyatakan dalam
tiap-tiap peraturan tersebut sebagai pelanggaran.1
setiap negara memiliki defenisi yang tidak sama tentang anak. Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Convention on the Right of the Child (CRC) atau
KHA menerapkan defenisi anak sebagai berikut : anak berarti setiap manusia di
bawah umur 18 tahun, kecuali menurut undang-undang yang berlaku pada anak,
kedewasaan dicapai lebih awal". Sedangkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan anak: "Anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan". Semestinya
setelah lahir Undang-Undang Perlindungan Anak yang dalam strata hukum
dikategorikan sebagai lex spesialist, semua ketentuan lainnya tentang defenisi
anak harus disesuaikan, termasuk kebijakan yang dilahirkan yang berkaitan
dengan pemenuhan hak anak.
1. Pengertian anak dari aspek agama, yaitu anak adalah titipan Allah SWT
kepada kedua orang tua, masyarakat, Bangsa dan Negara sebagai pewari s
dari aj aran agama yang kel ak akan memakmurkan dunia. Sehingga anak
tersebut diakui, diyakini dan diamankan sebagai implementasi amalan
yang diterima orang tua, masyarakat, Bangsa dan Negara.
2. Pada dasarnya yang dimaksud dengan tindak pidana anak pengertian anak
dari aspek sosiologis, yaitu anak adalah mahkluk sosial ciptaan Allah SWT
yang senantiasa berinteraksi dengan lingkungan masyarakat, bangsa dan
Negara. Dengan keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya karena berada
pada proses pertumbuhan, proses belajar dan proses sosialisasi dari akibat
usia yang belum dewasa karena kemampuan daya nalar (akal) dan kondisi
fisiknya dalam perubahan yang berada dibawah kelompok orang dewasa.
3. Pengertian anak dari aspek ekonomi, yaitu anak adalah seseorang yang
berhak atas pemeliharaanya dan perlindungan, baik semasa dalam
kandungan dan perlindungan lingkungan hidup yang dapat membahayakan
atau menghambat pertumbuhan dan perkembanganya dengan wajar.
4. Pengertian anak dari aspek politik, yaitu anak sebagai tempat "issue
bargaining". Politik yang kondusif, kebijaksanaan politik muncul dengan
menonjolkan suara-suara yang mengaspirasikan status anak dan cita-cita
memperbaiki anak-anak dari berbagai kepentingan partai politik.
Tindakan kekerasan dapat terjadi dalam situasi yang sangat khusus, misalnya
karena pelaku gelap mata sehingga melakukan tindakan yang menyebabkan
meninggalnya orang lain. Kekerasan merupakan perilaku yang tidak sah atau
perlakuan yang salah. Kekerasan dapat diartikan sebagai perbuatan yang
menyebabkan cedera atau matinya orang lain dan menyebabkan kerusakan fisik
pada orang lain. Kekerasan yang mengakibatkan terjadinya kerusakan adalah
kekerasan yang bertentangan dengan hukum. Oleh karena itu, kekerasan dapat
dikatakan sebuah kejahatan. Ada empat sifat kekerasan yang dapat diidentifikasi,
yaitu: pertama, kekerasan terbuka (overt) yaitu kekerasan yang dapat dilihat
seperti perkelahian. Kedua, kekerasan tertutup (covert) yaitu kekerasan
tersembunyi atau tidak dilakukan langsung seperti perilaku mengancam. Ketiga,
kekerasan agresif yaitu kekerasan yang tidak untuk perlindungan tetapi untuk
mendapatkan sesuatu. Keempat, kekerasan defensif yaitu kekerasan yang
dilakukan sebagai tindakan perlindungan diri.
2.4.1Pengertian Kriminologi
Berbeda halnya dengan Paul Mudigdo dan Mulyono, menurutnya definisi itu
seakan-akan tidak memberikan gambaran bahwa pelaku kejahatan itu pun
mempunyai andil atas terjadinya kejahatan, oleh karena terjadinya kejahatan
bukan semata-mata perbuatan yang ditentang oleh masyarakat, akan tetapi adanya
dorongan dari si pelaku untuk melakukan perbuatan jahat yang ditentang oleh
masyarakat tersebut. Dalam perkembangan kriminologi secara global dikenal dua
prespektif yaitu Aliran Klasik dan Aliran Positif . Aliran klasik dipengaruhi oleh
ajaran agama, hedonism (keinginan), rasionalisme dan lain-lain.
Menurut pandangan aliran klasik ini yang dipelopori oleh Becaria mengatakan
bahwa :
Viktimologi, berasal dari bahasa latin victima yang berarti korban dan logos yang
berarti ilmu. Secara terminologis, viktimologi berarti suatu studi yang
mempelajari tentang korban, penyebab timbulnya korban dan akibat-akibat
penimbulan korban yang merupakan masalah manusia sebagai suatu kenyataan
sosial.6
Korban dalam lingkup viktimologi memiliki arti yang luas karena tidak
hanya terbatas pada individu yang secara nyata menderita kerugian, tetapi juga
kelompok, korporasi, swasta maupun pemerintah, sedangkan yang dimaksud
dengan akibat penimbulan korban adalah sikap atau tindakan korban dan atau
pihak pelaku serta mereka yang secara langsung atau tidak terlibat dalam
terjadinya suatu kejahatan. Viktimologi mencoba memberikan pemahaman,
mencerahkan permasalahan kejahatan dengan mempelajari korban kejahatan
proses viktimisasi dan akibat-akibatnya dalam rangka menciptakan kebijaksaan
dan tindakan pencegahan dan menekan kejahatan secara lebih bertanggungjawab.
6 Dikdik M.Arief Mansyur dan Elisatris Gultom, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan
antaraNorma dan Realita, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, Hlm 34
merupakan suatu cabang ilmu yang mempunya teori dalam kriminologi,
tetapi dalam membahas persoalan korban, viktimologi juga tidak dapat
hanya terfokus pada korban itu sendiri.
7 Hendra Akhdhiat dan Rosleny Marliani, Psikologi Hukum, CV Pustaka Setia, Bandung,
2011,hlm214
Penyimpangan dalam bgentuk gaya hidup yang lain dari perilaku umum
atau biasanya. Penyimpangan ini, anatara lain:
PEMBAHASAN
Dari masalah ini penulis mengambil suatu kasus pelecehan seksual disertai
dengan penyebaran konten pornografi tentang anak. Para tersangka Kasus
pedofilia melalui akun Facebook Official Loly Candy's 18+ diungkap oleh Polda
Metro Jaya.Para tersangka yang berjumlah empat orang ini, yaitu WW als SNL als
MBU (27), DS alias IL INY (24), DF alias TK alias DY (17), dan SHDW Alias
SH DT (16). Diantara para kriminal terdapat suatu hal yang tidak biasa yaitu
terdapat pelaku yang masih di bawah umur. SHDW alias SH DT masih lah
berumur 16 tahun yang dalam hukum masih dilindungi oleh Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak. Namun, ketiga pelaku sudah dianggap dewasa
oleh hukum dan dapat dipidana secara penuh.
Para pelaku tergabung dalam group facebook yang bernama Loly Candys 18+
menawarkan konten pornografi anak dibawah umur. Mereka menerima
permintaan atau order tentang konsep-konsep pornografi tertentu. Nantinya para
tersangka memerankan apa yang diminta oleh pemesan. Saat para pelaku
membuat pesanan mereka mencari korban anak-anak yang masih dibawah umur
untuk dicabuli. Pesanan berasal dari member maupun kenalan dari grup Facebook
lainnya. Selain terhubung dalam grup Official Loli Candy's 18+, para pelaku juga
terhubung dengan pedofil lainnya di berbagai belahan dunia, khususnya di
Amerika Latin dan Amerika Serikat.
Ketika akan bergabung terdapat seleksi awal yaitu bagi mereka yang ingin
bergabung haruslah pernah melakukan pencabulan terhadap anak dibawah umur
sebelumnya. Hal ini untuk membuktikan bahwa mereka benar-benar salah satu
pedofil