PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar pembaca pada umumnya dan
mahasiswa STIE PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG pada khususnya bisa
mengetahui tata cara berpakaian dan berhias menurut Islam, dan juga bisa
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
Seseorang dikatakan berpakaian yang sesuai dalam Islam yaitu seseorang yang
berpakaian sopan dan menutup aurat. Islam tidak menetapkan bentuk atau warna
pakaian untuk dipakai baik ketika beribadah atau di luar ibadah. Islam hanya
menetapkan bahwa pakaian yang baik yaitu pakaian bersih, menutup aurat, sopan dan
sesuai dengan akhlak seorang Muslim.
a. Menutup aurat
Aurat laki-laki menurut ahli hukum ialah dari pusat hingga ke lutut sedangkan aurat
wanita adalah seluruh anggota badannya, kecuali wajah, kedua telapak tangan dan
telapak kaki. Dalam hadist Rasulullah SAW bersabda: "Paha itu adalah aurat."
(H.R. Bukhari)
Pakaian yang tipis sehingga tampak bagian dalam tubuh, tidak memenuhi syarat
menutup aurat meskipun sudah menyelubungi tubuh. Pakaian yang tipis bukan saja
menampakkan warna kulit namun juga menampakkan bentuk tubuh. Rasulullah
SAW bersabda: "Dua golongan ahli neraka yang belum pernah aku lihat ialah, satu
golongan memegang cemeti seperti ekor lembu yang digunakan bagi memukul
manusia dan satu golongan lagi wanita yang memakai pakaian tetapi telanjang dan
meliuk-liukkan badan juga kepalanya seperti bonggol unta yang tunduk. Mereka
tidak masuk syurga dan tidak dapat mencium baunya walaupun bau syurga itu
dapat dicium daripada jarak yang jauh." (H.R Muslim)
Dalam hadist lain, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang memakai
pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan
pada hari akhirat nanti." (H.R. Ahmad, Abu Daud, an-Nasaiy dan Ibnu Majah)
Maksudnya yaitu pakaian yang khusus untuk lelaki tidak boleh dipakai oleh
wanita, begitu juga sebaliknya. Rasulullah SAW mengingatkan hal ini dengan
tegas dalam sabdanya: "Allah mengutuk wanita yang meniru pakaian dan sikap
lelaki, dan lelaki yang meniru pakaian dan sikap perempuan." (H.R Bukhari dan
Muslim)
Rasulullah SAW juga bersabda: "Allah melaknat lelaki berpakaian wanita dan
wanita berpakaian lelaki." (H.R Abu Daud dan Al-Hakim).
5. Memanjangkan pakaian.
Sebagai contoh seperti kerudung atau jilbab yang seharusnya dipakai sesuai
syariah Islam yaitu menutupi kepala dan rambut, tengkuk atau leher dan juga
dada. Allah berfirman bermaksud: "Wahai Nabi, katakanlah (seruhlah) isteri-
isteri dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-perempuan beriman,
supaya mereka memanjangkan pakaiannya menutupi seluruh tubuhnya (saat
mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai
perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan
(ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang." (Al-
Ahzab:59)
Yaitu warna-warna lembut termasuk putih kerana ia nampak bersih dan warna
ini sangat disenangi dan sering menjadi pilihan Rasulullah SAW.
Apabila memakai baju, celana atau hal lainnya, mulailah dari sebelah kanan.
Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah: "Rasulullah suka sebelah kanan
dalam segala keadaan, seperti memakai pakaian, berjalan kaki dan bersuci."
Apabila memakai pakaian atau hal lainnya, mulailah dari sebelah kanan dan
apabila melepaskannya, mulailah dari sebelah kiri.
Bacalah : "Segala puji bagi Allah yang mengkaruniakan pakaian ini untuk
menutupi auratku dan dapat mengindahkan diri dalam kehidupanku, dengan
nama Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia."
B. Adab Berhias
Beberapa ketentuan agama dalam masalah berhias ini antara lain sebagai berikut:
a. Laki-laki dilarang memakai cincin emas.
Sebagaimana larangan yang ditujukan oleh Rasulullah SAW terhadap Ali r.a
b. Jangan bertato dan mengikir gigi.
Pada zaman jahiliyah banyak wanita Arab yang mentato sebagian besar tubuhnya,
muka dan tangannya dengan warna biru dalam bentuk ukiran. Pada zaman sekarang
ini (khususnya di lingkungan masyarakat kita) bertato banyak dilakukan oleh kaum
lelaki. Dengan bertato ini, mereka merasa mempunyai kelebihan dari orang lain.
Adapun yang dimaksud dengan mengikir gigi ialah memendekkan dan merapikan
gigi. Mengikir gigi banyak dilakukan oleh kaum perempuan dengan maksud agar
tampak rapi dan cantik. Rasulullah SAW bersabda;
( )
Artinya: Rasulullah SAW melaknat perempuan yang mentato dan yang minta
ditato, yang mengikir gigi dan yang minta dikikir giginya. (H.R At Thabrani)
c. Jangan menyambung rambut.
Selain hadits yang tersebut didepan (dalam hal menyambung rambut) terdapat pula
riwayat sebagai berikut:
:
( )
Artinya:Seorang perempuan bertanya kepada nabi SAW: Ya Rasulullah,
sesunguhnya anak saya tertimpa suatu penyakit sehingga rontok
rambutnya, dan saya ingin menikahkan dia. Apakah boleh saya
menyambung rambutnya?. Rasulullah menjawab: Allah melaknat
perempuan yang menyambung rambutnya. (H.R Bukhari)
d. Jangan berlebihan dalam berhias.
Berlebihan ialah melewati batas yang wajar dalam hal yang halal. Berhias secara
berlebihan cenderung pada kesombongan dan bermegah-megahan yang sangat
tercela dalam Islam. Setiap muslim dan muslimat harus dapat menjauhkan diri dari
hal-hal yang dapat menyebabkan kesombongan, baik dalam berpakaian maupun
dalam berhias. Menghias wajah dengan riasan terlampau banyak serta
menggunakan perhiasan emas pada leher, kedua tangan dan kedua kaki secara
mencolok termasuk hal yang berlebihan. Perbuatan yang demikian itu tidak lain
bertujuan untuk menarik perhatian pihak lain, terutama lawan jenisnya. Apabila
yang dimaksudkan adalah untuk menarik perhatian suaminya maka hal itu baik
untuk dilakukan. Akan tetapi, apabila yang dimaksud itu semua orang (selain
suami) maka hal itu termasuk perbuatan yang dilarang dalam Islam. Selain
menjurus kepada sikap sombong, berlebih-lebihan termasuk perbuatan tabzir,
sedangkan tabzir dilarang oleh Allah SWT.
Artinya: 26) Dan berikanlah kepada keluarga yang terdekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-
hamburkan (hartamu) secara boros. 27) Sesungguhnya pemborosan itu adalah
saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al
Isra : 26-27)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pakaian merupakan salah satu nikmat sangat besar yang Allah berikan
kepada hamba-Nya, Islam mengajarkan agar seorang muslim berpakaian secara
islami yaitu dengan tuntunan yang telah Allah SWT tetapkan dan Rasulullah
SAW ajarkan.
Selain berfungsi menutup tubuh, pakaian merupakan pernyataan lambang
status seseorang dalam masyarakat. Sebab berpakaian merupakan perwujudan
dari sifat dasar manusia yang mempunyai rasa malu sehingga berusaha selalu
menutupi tubuhnya.
Adab berpakaian adalah cara berpakaian yang sesuai dengan aturan
mengenakan pakaian untuk menutupi aurat yang berlaku di masyarakat. Fungsi
utama berpakaian, yaitu menutup aurat. Islam mengajarkan kepada umatnya
untuk selalu menutup aurat seperti yang telah ditetapkan.
B. Saran
Dengan mengetahui adab berpakaian yang baik diharapkan kita bisa
mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Al- Quran
Kumpulan Hadist
Ensiklopedia Tematis Dunia Islam. Jakarta. Ichtiar Baru Van Hoeven.
http://yahyaayyash.wordpress.com/2008/05/27/adab-berpakaian-pakaian-dan-aurat-
bagi-muslim/
http://kawansejati.ee.itb.ac.id/adab-berpakaian
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-berpakaian-5.html
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..
DAFTAR ISI ..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah .
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Adab Berpakaian dalam Islam .
B. Adab Berhias..
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
Adab Berpakaian
Dan Berhias Menurut Islam
KATA PENGANTAR
Pertama, dan paling utama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT, yang telah memberikan karunia-Nya kepada kita, sehingga kami
dapat menyusun makalah ini. Sholawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Karena tanpa bantuan yang
diberikan makalah ini mungkin tidak bisa selesai dengan baik.
Kami pun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dalam penyampaiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penyusun