Aas Fe
Aas Fe
LB
Subiayanto,
2005,Analisis Logam Berat Co dan Ni Pada Sedimen dan LamunThalassia hemprichii
Di Perairan Pulau Barrang Lompo Kotamadya Makassar, Skripsi Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar.
Metode SSA sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi yang rendah.Teknik ini
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan metode spektroskopiemisi
konvensional. Pada metode konvensional, emisi tergantung pada sumber eksitasi.
Bila eksitasi dilakukn secara termal, maka ia bergantung pada temperatur sumber.
Selain itu, eksitasi termal tidak selalu spesifik dan eksitasi secaraserempak pada
berbagai spesies dalam berbagai campuran dalam suatu spesiesdapat saja terjadi.
Sedangkan dengan nyala, eksitasi unsur-unsur dengan tingkatenergi eksitasi yang
sangat rendah dapat dimungkinkan. Tentu saja perbandingan banyaknya atom-
atom yang tereksitasi terhadap atom yang berada pada tingkatdasar harus cukup
besar, karena metode serapan atom, hanya bergantung padatemperatur. Metode
serapan atom sangatlah spesifik logam-logam yangmembentuk campuran kompleks
dapat dianalisis dan selain itu tidak selaludiperlukan sumber energi yang besar
(Khopkar, 1990).
Besi merupakan salah satu elemen kimiawi yang banyak terdapat di perairan
tanah. Besi di perairan terdapat sebagai Fe2+ dan Fe3+. Analisis spektrofotometri campuran Fe2+ da
n Fe3+ secara umum merupakan metode tidak langsung yang dilakukan secara bertahap.
Pengukuran kadar besi Fe dengan menggunakan AAS perlu dilakukan untuk mengetahui ambang
batas air yang baik itu berapa kadarnya, berdasarkan peraturan yang ada yaitu lebih besar dasri
0.3 mg/L (Yuniati Fitria, 2009).
Yuniati fitria, 2009, Penentuan Konsentrasi Fe2+ Dan Fe3+ Secara Simultan Dengan
Spektrofotometri Tampak Menggunakan Pengompleks Ortho-Fenantrolin. EJurnal
Undip.
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom, atom-atom menyerap
cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya
Spektrometri Serapan Atom (SSA) meliputi absorpsi sinar oleh atom-atom netral
unsur logam yang masih berada dalam keadaan dasarnya (Ground state).. Misalkan
Natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5 nm sedangkan kalium pada
766,5 nm.s inar yang diserap biasanya ialah sinar ultra violet dan sinar tampak.
Prinsip Spektrometri Serapan Atom (SSA) pada dasarnya sama seperti absorpsi
sinar oleh molekul atau ion senyawa dalam larutan.
A= b c& A= a b c
Dimana:
= absortivitas molar ( satuan c dalam Molar)a = absorbsivity ( satuan c dalam g/L
atau ppm) b = panjang medium / panjangnya jalan sinar c = konsentrasi atom-atom
yang menyerap sinar A = absorbans
Underwood, A.L. dan Day R.A. 2001.Analisa Kimia Kualitatif Edisi Keenam .
Erlangga:Jakarta
2. Sumber radiasi
Besarnya cahaya yang diserap oleh suatu atom dalam keadaan dasar sebanding dengan
konsentrasinya. Hal ini berdasarkan Hukum Lambert-Beer yang secara sederhana dirumuskan
sebagai berikut :
A=abC
Keterangan : A = absorbansi/daya serap
a = absorftivitas
b = lebar kuvet (cm)
C = konsentrasi
Wiji, dkk. (2012). Penuntun Praktikum Kimia Analitik
Instrumen. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Dengan cara kurva kalibrasi, yaitu hubungan linier antara absorbansi (sumbu Y) dan
konsentrasi (sumbu X) , kita dapat menentukan konsentrasi suatu sempel.
Ada tiga komponen alat yang utama dalam SSA, yaitu (1) unit atomisasi, berupa nyala api dari
pembakaran bahan bakar tertentu dengan oksidan ; (2) sumber energi, berupahollow cathode;
dan (3) unit pengukur fotometrik, terutama berupa detektor yang dapat mendeteksi intensitas
cahaya yang melaluinya.
Spektroskopi serapan atom ini didasarkan pada interaksi materi dengan cahaya melalui
absorpsi cahaya materi atau senyawa. Ketika suatu atom pada keadaan dasar dikenai sinar maka
atom tersebut akan tereksitasi dari keadaan dasarnya ke tingkat energi yang lebih tinggi. Energi
dari atom yang tereksitasi tersebut dijadikan sebagai dasar pengukuran untuk AAS.
PEMBAHASAN
Spektrofotometer Serapan Atom atau Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) merupakan
salah satu instrument yang dapat menganalisa secara kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisa unsur-
unsur logam dan semi logam dalam jumlah renik (trace), AAS pada umumnya digunakan untuk analisa
unsur, spektrofotometer absorpsi atom.
Pada praktikum kali ini tujuannya adalah untuk memahami prinsip kerja AAS dan menentukan
konsentrasi suatu unsur logam dalam sampel air. Alat AAS yang digunakan adalah AAS Buck Scientific
dan unsur yang akan dianalisis adalah unsur Fe dalam sampel air. Bagian-bagian dari alat AAS yang
berperan dalam menganalisis sampel yaitu:
1. Sumber radiasi (lamo Hallow cathode) , biasanya digunakan lampu logam yang sama untuk unsur yang
akan dianalisis.
2. Atomizer nyala, yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
a. Pipa kapiler, yaitu pipa yang digunakan untuk menyedot larutan yang akan dianalisis
b. Nebulizer, yang berfungsi mengabutkan larutan.
c. Mixing Chamber (kamar pencampur), untuk mencampur kabut dari nebulizer dengan gas asetilen dan
udara.
d. Burner (pembakar), untuk membakar atau mengatomisasi larutan yang tercampur dengan gas pembakar
e. Monokromator, yang berfungsi memisahkan energi yang keluar dari atomizer dalam bentuk spektrum
cahaya berdasarkan panjang gelombangnya.
f. Detektor, yang berfungsi mengubah respon spektrum menjadi sinyal yang dapat diukur.
g. Amplifier, yang berfungsi memperkuat sinyal keluaran dari detector sebagai fungsi absorbansi.
h. Komputer, terpasang hardware dari SSA yang digunakan sehingga sinyal dapat terekam dalam bentuk
digital.
Pada analisis kali ini menggunakan sampel air bersih. Sebelum dilakukan pengukuran terlebih
dahulu dilakukan preparasi larutan standar dan sampel. preparasi sampel berupa air keran didestruksi
terlebih dahulu denhan HNO3 pekat 5 mL sambil dipanaskan. Ada dua cara untuk melakukan destruksi
sampel, yaitu :
Destruksi kering biasanya digunakan untuk sampel yang solid (misalnya batuan), dimana sampel
langsung dipanaskan dalam tanur hingga terbantuk abu
Destruksi basah biasanya digunakan untuk sampel yang lebih lunak (misalnya sayuran), dimana
sampel ditambahkan dengan asam kuat sebagai oksidator dan bila perlu dengan pemanasan.
Dalam praktikum kaloii ini digunakan destruksi basah, karena sampelnya merupakan lunak. Tujuan
penambahan larutan asam kuat HNO3sebagai oksidator adalah untuk mengoksidasi logam sehingga
terpisah dari senyawa lain dalam sampel, selain itu juga untuk mencegah Fe mengendap, sehingga HNO3
dapat berikatan dengan Fe. Sehingga pada analisisi, Fe akan masuk ke nyala api mengalami atomisasi
kemudian dapat dianalisis dengan SSA.
REAKSI : Fe + HNO3 ----> Fe(NO3)2 + H2
Prinsip kerja dari AAS dalam pengukuran tadi adalah larutan baik blanko standar maupun sampel yang
memasuki alat akan dikabutkan terlebih dahulu oleh di nebulizer. Dalam nebulizer ini akan dihasilkan
titik-titik air halus yang akan disemburkan bersama-sama dengan gas asetilen dan udara ke bagian tengah
burner yang menyala sehingga mengalami atomisasi. Kemudian direaksikan dengan sumber eksterna
berupa lampu katoda Fe, sehingga atom-atom pada keadaan dasar membutuhkan energi besar dan akan
menyerap energi dari sumber cahaya tersebut untuk mendapatkan energi. Selanjutnya yaitu menentukan
menentukan konsentrasi Fe dalam sampel. Pada penentuan konsentrasi unsur Fe dalam sampel, dibuat
kurva kalibrasi larutan standar dalam bentuk konsentrasi vs absorbansi dan dicari persamaannya.
Absorbansi 0.04
Linear (Absorbansi) Linear (Absorbansi)
0.02
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
-0.02
Konsentrasi
Pada kurva tersebut jelas bahwa dengan semakin naiknya absorbansi konsentrasi juga semakin tinggi. Hal
ini sesuai dengan hukum lamber beer bahwa Absorbani berbanding lurus dengan konsentrasi.
A= e.b.C
Persamaan pada gambar 1 diperoleh dari hubungan antara konsentrasi Fe vc absorbansi. Persamaan yang
diperoleh untuk kandungan Fe adalah y = 0.023091x - 0.00187 dimana y sebagai absorbansi dan x
sebagai konsentrasi dengan nilai koefesien korelasi R = 0,997. Dimana R merupakan linieritas hasil
pengukuran. Karena nilai R makin mendekati 1 berarti hasil pengukuran tersebut semakin linier. Niali r2
sebesar 0.997 berarti kurva pada gambar 1 tersebut mempunyai keakuratan dalam menentukan
konsentrasi sebesar 99.7 %. Konsentrasi Fe dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan garis regresi y= , dimana y adalah absorban dari sampel, dengan mensubstitusikan data
absorbansi (y) sampel ke dalam persamaan. gradien akan diperoleh konsentrasi sampel air.
KESIMPULAN