Modul I SP2KP PDF
Modul I SP2KP PDF
MODUL I
APLIKASI NILAI-NILAI PROFESIONAL DALAM
PRAKTIK KEPERAWATAN
I. DESKRIPSI MODUL
II. KOMPETENSI
III. TUJUAN
1. Konsep Keperawatan:
Pengertian Keperawatan
Pengertian Praktik Keperawatan
Pengertian Asuhan Keperawatan
Pengertian Nilai- nilai Keperawatan
5. Konsep Caring:
Pengertian caring dalam asuhan keperawatan
Komponen caring
Hubungan interpersonal yang menunjukkan perilaku caring
Aplikasi caring sebagai nilai dalam praktik keperawatan
7. Sosialisasi Profesional:
Pengertian
Model-model sosialisasi profesional
Sosialisasi pada tempat kerja
Langkah-langkah sosialisasi profesional
V. METODA
1. Ceramah
2. Studi kasus
3. Diskusi
4. Simulasi
5. Penugasan
VI. MEDIA
1. AVA
2. Flipchart/whiteboard
VII. EVALUASI
1. Pre test : pilihan ganda
2. Post test : uji tulis
Nancy J. Brent. 2001. Nurses and the Law A Guide to Principle and
Apllication. W.B Saunders Company.
Ginger Schafer Wlody. 2007. Legal and Etichal Aspects of Critical Care
Nursing. ,Philadephia. W.B Saunders Company.
http://www.nic.edu/nursing/NIGO/nursing-value-ethics-outline.pdf
IX. LAMPIRAN
1. Lembar Bacaan
2. Penugasan
LEMBAR BACAAN
I. PENGERTIAN KEPERAWATAN
Prinsip Etik
1. Respek
2. Otonomi
5. Konfidensialitas /Kerahasiaan
6. Keadilan /Justice
7. Kesetiaan
2. Pilihan
3. Martabat
4. Akuntabilitas
B. Kumpulkan fakta-fakta
Kasus 1
Ny A, dirawat di ruang A RS Citra Lestari. Dibesuk oleh keluarganya diluar
jam besuk. Keluarga tersebut memaksa perawat jaga untuk diizinkan
masuk. Tetapi perawat tidak mengizinkan. Akhirnya keluarga tersebut
langung masuk ke kamar pasien. Melihat situasi tersebut perawat
langsung menegur dengan kata-kata kasar dan membentak.ibu ini bukan
jam besuk, sudah diberitahukan berkali-kali ibu tetap tidak mau dengar.
Ibu tidak tahu aturan dan tidak tahu etika, pasien butuh. Istirahat,
dst....dst.....!!!
Kasus 2
Di suatu RS Cemerlang, perawat A, sedang serah terima di depan pasien
dan tiba-tiba perawat B menceritakan bahwa kemarin habis membeli baju
murah dan discountnya 75% murah banget. Perawat A menanggapi,
discountnya sampai kapan? Ada perhiasan nggak? Dan apalagi? Dan
pasien terus menyimak pembicaraan perawat tersebut. Perawat A,
kembali ke ruang jaga perawat dan bertanya kepada perawat C, bapak Z
yang akan di Chest X Ray yang mana ya? Perawat C menjawab, Itu
Bapak di bed 3 yang botak dan cerewet itu.
Saat pulang Perawat D menceritakan pasien di depan lift bahwa pasien
yang dirawatnya cerewet, punya istri lebih dari satu dst. Sehingga orang
disekitarnyapun mendengar tentang pasien tersebut.
Kasus 3
Tn B, 47 thn, dirawat di RS Sukasari dengan diagnosa Gagal Jantung
Kongestif. Sudah beberapa hari pasien tidak mau makan dan minum.
Pasien menolak semua makanan dan minuman dan intervensi yang
diberikan. Dan Dokter menganjurkan untuk memasang Naso Gastrik Tube
(NGT). Perawat tersebut akhirnya memaksa pasien untuk dipasang NGT.
Informed consent adalah dokumen yang legal dalam pemberian ijin atas
dasar pengertian terhadap prosedur tertentu dalam tatanan pelayanan
kesehatan (Aikin, 2004). informed concent dapat diartikan sebagai
persetujuan prosedur tindakan medik dan atau invasif yang bertujuan
untuk melindungi tenaga medik jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan
akibat dari tindakan tersebut. Selain itu dapat melindungi pasien terhadap
intervensi/tindakan yang akan dilakukan
2. Dokter
Berperan sebagai pemberi penjelasan/informasi jika berhalangaan
dapat diwakilkan kepada dokter lain dengan sepengatahuannya
V. STUDI KASUS
Kasus 1
Tn Z, 65 tahun, dirawat di RS Indah dengan diagnosa medis stroke non
hemoragik, dirawat sudah lebih dari satu bulan dengan berbagai terapi
dan terpasang beberapa alat bantu seperti ventilator, syringe pump
dengan obat titrasi intravena, dll. Namun tidak ada kemajuan dan diduga
harapan hidupnya sudah tidak ada, mungkin Brain Death? Keluarga
meminta apabila terjadi sesuatu tidak perlu dilakukan tindakan apapun.
Dalam instruksi dokter ditulis DNR.
Kasus 2
Ny A, 35 tahun, dirawat di RS Sabar Hati dengan diagnosa medis fracture
femur dextra/ Patah tulang paha kanan, dengan perdarahan hebat. Hb: 7
gr%. Rencana dilakukan transfusi darah 500 cc. Sementara ada pasien
Ny. A, 36 thn yang dirawat di rumah sakit tersebut yang mendapat tranfusi
darah juga. Perawat A, dengan terburu-buru langsung meminta darah ke
bank darah RS tanpa memberikan identifikasi yang lengkap seperti No.
Med Rec, dll hanya menyebutkan nama pasien saja. Darah lansung
diberikan karena setelah di darah cek namanya sesuai dengan nama
pasien. Namun setelah 50 cc darah tersebut masuk, pasien mengalami
reaksi anafilaktik.
Kasus 3
Seorang perawat pelaksana di ruang rawat Anak, memberikan cairan
tanpa memperhatikan kebutuhan cairan pada anak. Dalam catatan terapi
medik dituliskan kebutuhan cairan via intra vena 1200 cc/ 24 jam, tetapi
dalam pelaksanaannya anak tersebut mendapatkan cairan 2000cc/ 24
jam . Dari data catatan perawatan ditemukan catatan pemberian cairan
hanya ditulis jumlah cairan masuk selama 24 jam, tetapi tidak terdapat
catatan secara rinci seperti jumlah, waktu, jenis cairan dan cairan keluar.
I. PENGERTIAN
2. Competence (kemampuan)
Competence (kemampuan), memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa
tanggung jawab terhadap profesi.
5. Commitment
Komitmen dalam melakukan tugas secara konsekwen dan
berkualitas terhadap karier yang dipilih
V. STUDI KASUS
Kasus 1
Tn. A, 56 tahun dipindahkan dari ICU ke ruang kelas tiga. Saat ini
kondisi klien cukup tenang, sekitar jam 22.00 WIB istri klien datang
dengan membawa seperangkat peralatan tidur. Perawat jaga malam
menegur dengan nada tinggi, Apakah ibu tidak tahu peraturan Rumah
Sakit? Siapa yang mengijinkan ibu masuk ? Pasiennya marah pada
perawat jaga dengan ungkapan kasar, Suster tidak punya perasaan
dan menyebabkan perawat semakin marah serta memanggil keamanan
untuk mengusir istri pasien untuk segera membawa peralatan tidurnya
keluar dari ruang perawatan.
Kasus 2
Ny. MM, 60 tahun, masuk ke Rumah Sakit karena keluhan kelumpuhan
pada sisi kanan tubuh. Selama ini pasien tinggal sendirian di rumahnya,
sementara anak-anaknya tinggal di luar kota. Setiap satu jam pasien
memanggil perawat dengan menggunakan bel. Perawat TT saat dinas
malam mendapat panggilan merasa kesal dan marah serta mematikan
bel, dan mengatakan seharusnya ibu saatnya tidur dengan nada tinggi.
Saat serah terima jaga pagi hari, pasien melaporkan bahwa bahwa
perawat TT tidak mau membantunya saat ingin BAK dan minum serta
marah-marah.
Kasus 3
Tn. DD, 38 tahun, di rawat diruang internal dengan kasus Kanker Paru
Stadium 4. Telah mendapat terapi kemo sebanyak 6 seri satu tahun yang
lalu. Kondisi pasien saat ini, kesadaran menurun, Tensi; 60/palpasi, Nadi;
120x/menit, RR; 30 x/menit, Suhu menurun, konjungtiva anemis, akral
dingin, keluarga tidak ada yang menunggu dan perawat ruangan sibuk
dengan HPnya. Saat perawat manajer melakukan supervisi; pasien
terlihat kotor, bau, sekret banyak, ngorok dan terlihat kegawatan
pernapasan.
I. PENGERTIAN
Isu utama dalam perawatan holistik terkait dengan hubungan pasien dan
keluarga. Keluarga merupakan suatu sistem yang dinamik. Dalam
keadaan stress maka sistem keluarga cenderung mempertahankan
keseimbangan/ homeostasis. Efek utama yang mempengaruhi
keseimbangan tersebut antara lain disebabkan karena meningkatnya
stress pada anggota keluarga, takut terhadap kematian, reorganisasi
peran keluarga.
Kasus 1:
Kasus 2 :
SOSIALISASI PROFESIONAL
1. PENGERTIAN
Sebagian besar lulusan baru merasa tidak siap dengan tanggung jawab
posisi pertamanya. Walaupun ada kegiatan orientasi, tetapi memerlukan
waktu, lulusan mungkin mempunyai harapan yang tidak realistik dari
dirinya dan orang lain. Selama beberapa hari praktik didapat perbedaan
dimana ideal pendidikan tidak mungkin semua dapat dicapai di praktik.
Hal ini menimbulkan konflik dan merasa bersalah.