Laporan Praktikum Kimia Radiasi - Polimerisasi - Naufal Alif Syarifuddin - TKN'14 - 011400391
Laporan Praktikum Kimia Radiasi - Polimerisasi - Naufal Alif Syarifuddin - TKN'14 - 011400391
DISUSUN OLEH :
NIM : 011400391
KELOMPOK : 7
ACARA : Polimerisasi
YOGYAKARTA
2016
POLIMERISASI DENGAN IRADIATOR DAN MBE
I. Tujuan
Gambar.1 Poliakrilamid
(B-B-B-B)y
Gambar 3.4. Kopolimer Cangkok
Jika dua makromolekul Ax dan By berikatan dan ikatannya terjadi
pada bagian ujung salah satu makromolekul, maka struktur ini disebut
sebagai kopolimer blok. Kopolimer cangkok yang terdiri atas rangkaian
panjang unit monomer yang berbeda membentuk satu jenis makromolekul
yang mempunyai sifat unik. Jadi, suatu kopolimer cangkok dapat
mempunyai kombinasi karakteristik dari kedua polimer yang digabungkan.
Adapun kopolimer randombiasanya hanya memperlihatkan sifat-sifat
intermediate dari kedua monomer. Bila diumpamakan polimer sebagai
suatu logam, maka kopolimer cangkok mempunyai sifat dan keunggulan
seperti logam paduan (alloys). Kopolimer cangkok AxBy dapat dibuat
dengan empat proses kimiawi sebagai berikut:
1. adisi polimerisasi dari suatu vinil monomer B yang diawali
dengan polimer teraktivasi Ax;
2. kombinasi dua radikal bebas dari polimer Ax' dan By';
3. polikondensasi monomer B pada gugus polimer reaktif Ax;
4. kondensasi makromolekul Ax dan By yang keduanya
mengandung gugus-gugus reaktif.
Radiasi dapat dijadikan inisiator/induksi pembentuk radikal bebas
dan ion pada suatu substrat tertentu kemudian radikal atau ion yang
dihasilkan dapat menyebabkan berlangsungnya kopolimerisasi cangkok
(graft-copolymerization). Cara seperti ini biasa disebut pencangkokan
secara iradiasi (radiation grafting). Beberapa aspek yang harus
diperhatikan bila akan menggunakan radiasi dalam aplikasi ke polimerisasi
adalah harga G, metode, mekanisme reaksi, derajat pencangkokan, dan
sumber radiasi.
Berdasarkan proses iradiasi, ada dua metode pencangkokan secara
iradiasi, yaitu iradiasi polimer dan monomer secara bersamaan (sering
disebut teknik simultan, simultaneous radiation grafting) dan iradiasi
secara bertahap (pre-radiation grafting).
Teknik iradiasi simultan baik dilakukan apabila monomer tidak
lebih reaktif daripada polimernya, sehingga dapat dihindarkan terjadinya
homopolimerisasi. Teknik ini dipengaruhi oleh laju dosis radiasi. Tetapi,
laju dosis yang tinggi tidak selalu memberikan hasil pencangkokan yang
tinggi pula karena pada laju dosis tertentu difusi monomer akan menjadi
kurang efisien. Pemilihan pelarut merupakan hal yang penting dalam
metode simultan ini karena menentukan besarnya derajat pengembangan
(swelling) polimer. Derajat pengembangan diperlukan untuk memudahkan
difusi monomer ke dalam matriks polimer.
Pada teknik iradiasi cara bertahap (pre-radiation grafting), polimer
induk diiradiasi terlebih dahulu dalam kondisi vakum atau dalam udara,
kemudian ditambahkan larutan monomer yang ingin dicangkokkan.
Selanjutnya, dilakukan pemanasan pada kondisi bebas oksigen. Oksigen
yang mempunyai orbital kosong akan bertindak sebagai pemangsa
(scavenger) radikal. Penangkapan radikal akan mereduksi jumlah radikal
peroksida yang bertindak sebagai inisiator reaksi pencangkokan.
Mekanisme reaksi rantai pembentukan polimer dalam proses
kopolimerisasi dapat dibagi menjadi tiga tahap utama, yaitu inisiasi,
propagasi, dan terminasi.
Inisiasi. Kekhasan reaksi polimerisasi adalah pada tahap inisiasi.
Pada pencangkokan secara iradiasi, inisiasinya adalah radikal yang
dihasilkan dari proses iradiasi polimer seperti pada Persamaan (3.2) dan
Persamaan (3. 3).
k0
P-H P* + H*
radiasi (3.2)
P*
ki
+ M P-M* (3. 3)
Hukum laju reaksi adalah:
R1 + M
kp
R2 (3.5)
R2 + M
kp
R3 (3. 6)
Secara umum:
Rj + M
kp
Rj+1 (3. 7)
Hukum laju reaksi propagasi adalah:
r j = k p MR j (3.8)
Pada tahap ini bisa terjadi transfer rantai (chain transfer) sebagai berikut:
i. Transfer ke suatu monomer; di sini suatu rantai polimer yang masih aktif
mentransfer radikal bebasnya ke monomer membentuk radikal R 1 dan
kemudian polimer itu tidak aktif lagi (mati).
Rj + M km
Pj + R1 (3. 9)
Hukum laju reaksi: r mj = k m MR j (3.10)
Rj + C kc
Pj + R1 (3.11)
Hukum laju reaksi: r cj = k c CR j (3.12)
Rj + S ks
Pj + R1 (3.13)
Hukum laju reaksi: r sj = k s SR j (3.14)
dengan, k p adalah konstanta propagasi, r j adalah laju reaksi propagasi, k m
adalah konstanta transfer rantai ke monomer, r mj adalah laju transfer rantai ke
monomer, C adalah spesi lain (misalnya bila reaksi pada udara terbuka, maka
oksigen dapat merupakan spesi lain), k c adalah konstanta transfer rantai ke
spesi lain, r sj adalah laju transfer rantai ke spesi lain, k s adalah konstanta
transfer radikal ke pelarut, dan rsj adalah laju transfer radikal ke pelarut.
Terminasi. Terminasi adalah terhentinya aktivitas pertumbuhan rantai pada
polimer, yang terjadi dalam dua mekanisme, yaitu adisi dua polimer yang
tumbuh menjadi satu polimer serta terminasi oleh disproporsionasi.
Adisi (ikatan) dua polimer yang tumbuh menjadi satu polimer.
ka
Rj + Rk Pj+k (3.15)
Hukum laju reaksi:
r aj = k a R j R k (3.16)
Terminasi oleh disproporsionasi, yaitu transfer sebuah atom hidrogen dari salah
satu radikal ke radikal yang lain, kemudian membentuk satu molekul jenuh dan
satu molekul tak jenuh.
kd
Rj + Rk Pj + Pk
(3.17)
Hukum laju reaksi:
r dj = k d R j R k (3.18)
dengan, k a adalah konstanta terminasi adisi, r aj adalah laju terminasi adisi, k d
adalah konstanta terminasi disproporsionasi, dan r dj laju terminasi
diproporsionasi.
Berdasarkan mekanisme reaksi pada Persamaan (3.2) sampai Persamaan
(3.17), maka dapat diperkirakan reaksi yang akan terjadi pada polietilena dalam
penelitian ini, sebagai berikut:
Inisiasi : CH2-CH2-CH2 2 CH2-CH-CH2 + H2
* (
CH2-CH-CH2 + M CH2-CH-CH2
*
M* (
Propagasi : CH2-CH-CH2 + nM CH2-CH-CH2
M* (M)n+1*
Terminasi : CH2-CH-CH2 CH2-CH-CH2 kopolimer cangkok (
+ +
kopolimer
M* (M)n+1* ikatan silang
3.1 Alat
1. Mesin Berkas Elektron 350 keV/10mA
2. Spektrofotometer dengan perangkat lunak Genesys CTA Reader
3. Berbagai piranti gelas
4. Wadah kaca
3.2 Bahan
1. Plastik
2. Monomer Akrilamide
3. Aquadest
4. Neraca analitik.
a. Preparasi Sampel
- Plastik ukuran dipotong-potong dengan ukuran 3 cm x 4 cm,
kemudian ditimbang dicuci dengan larutan aquadest kemudian
dilanjut dicuci dengan alkohol teknis.
b. Iradiasi Sampel
- Larutan sampel disiapkan ke dalam wadah kaca dan diberi label.
Sampel diirradiasi dengan dosis irradiasi sebesar 50 kGy
c. Pencucian dan Pengeringan Poliakrilamida
- Sampel yang telah diirradiasi, sebagian dicuci menggunakan
aquadest dan sebagian lagi dicuci menggunakan aseton. Pencucian
dilakukan hingga diperoleh poliakrilamida yang tidak berlendir.
Kemudian dilakukan pemanasan dalam oven agar diperoleh
poliakrilamida kering.
V. Data Praktikum
VI. Perhitungan
(0,1241 0,1265)
= 100%
0,1265
= 1,9 %
(0,1253 0,1245)
= 100%
0,1245
= 0,64 %
VII. Pembahasan
Yogyakarta, 7 Januari
2017
Pembimbing Praktikan,