Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PERAWATAN DI RUMAH DENGAN

PROSES PENYEMBUHAN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)


DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN TAHUN 2017

Kuslan Sunandar, SKM.,M.Kep.,Sp.Kom1 Arie Sulistiyawati, S.Kep. Ners.,M.Kep2 Surati Ragil


Saputri, S.Kep3 123 STIKes Dharma Husada Bandung. Jl. Terusan Jakarta 75 Bandung

ABSTRAK

Pendengaran merupakan salah satu panca indera yang memegang peranan penting sebagai fungsi
pendengaran. Menurut Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2015 prevalensi gangguan pendengaran
yaitu penderita OMSK sebesar 1.7 dengan rata-rata usia antara 7-18 tahun. Kejadian tersebut di Jawa
Barat menempati peringkat ke 13 sebesar 1,89%. Menurut data UPT Puskesmas Pasundan penderita
OMSK pada kasus lama sebanyak 1.5%. Faktor yang mempengaruhi OMSK tersebut adalah
kepatuhan pasien terhadap proses penyembuhan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan
kepatuhan pasien dalam perawatan di rumah dengan penyembuhan Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK) di UPT Puskesmas Pasundan. Jenis penelitian deskriptif correlation pendekatan waktu Cross
Sectional. Jumlah populasi sebanyak 804 orang. Teknik sampling Purposive Sampling dengan
menggunakan rumus minimal sampling sehingga diperoleh sampel 85 orang. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner. Analisis yang digunakan yaitu univariat dan bivariat dengan uji chi square.
Hasil penelitian yang didapatkan sebagian besar 74,1% tingkat kepatuhan yang tidak patuh dan proses
penyembuhan OMSK 74,1% menunjukan pasien sembuh>14 hari. Uji statistik chi square diperoleh p-
value 0,000 artinya ada hubungan yang signifikan. Sarannya diharapkan kepada pasien yang tidak
patuh, hendaknya disiplin minum obat yang diberikan oleh dokter, dan tidak melakukan aktivitas
berenang selama proses penyembuhan OMSK.

Hearing is one of the five senses that plays an important role as a function of hearing. According to
the Bandung Health Office in 2015 the prevalence of hearing loss that people with Omsk of 1.7 with
an average age between 7-18 years. The incident in West Java was ranked 13 -1.89%. According to
data from patients UPT Puskesmas Pasundan Omsk at 3.7% of new cases and Omsk old cases as
much as 1.5%. Factors affecting the Omsk is patient adherence to the healing process. This study to
determine Relationship Of Patient In Adherence With Care At Home With The Healing Process
Chronic Suppurative Otitis Media (OMSK) At Upt Puskesmas Pasundan Years 2016. The type of this
research is a descriptive correlation study with cross sectional approach. The study population of 804
people. Mechanical sampling purposive sampling with minimal sampling using the formula in order
to obtain samples of 85 people. The research instrument used questionnaire. The analysis is
univariate and bivariate with chi square test. Results of the study were obtained mostly 74.1%
adherence rate is not compliant and the healing process OMSK showed 74.1% of patients recover>
14 days. Chi-square test was obtained p-value of 0.000 means that there is a significant relationship.
Advised is expected that non adherent patients, should discipline to take medicine provided by your
doctor, and do not perform activities such as swimming during the healing process OMSK.

Kata Kunci : Kepatuhan, OMSK, Pasien, Penyembuhan, Perawatan, Proses

STIKes Dharma Husada Bandung v


PENDAHULUAN Di Indonesia prevalensi OMSK adalah 3,1%
populasi. Usia terbanyak penderita infeksi
Pendengaran sebagai salah satu indera, telinga tengah adalah usia 7-18 tahun, dan
memegang peranan yang sangat penting ditemukan insiden Otitis media Supuratif
karena perkembangan bicara sebagai Kronik (atau yang oleh orang awam dikenal
komponen utama komunikasi pada manusia sebagai "congek") sebesar 3% dari penduduk
sangat tergantung pada fungsi pendengaran. Indonesia, dengan kata lain dari 220 juta
Gangguan pendengaran merupakan defisit penduduk Indonesia diperkirakan terdapat 6,6
sensorik yang paling sering pada populasi juta penderita OMSK (Kemenkes, 2015).Hasil
manusia, mempengaruhi lebih dari 250 juta survey cakupan indra pendengaran pada tahun
orang di dunia. Menurut perkiraan WHO pada 2015 diperkirakan data OMSK di Jawa Barat
tahun 2015 terdapat 278 juta orang menderita sebesar 1,89% dan menduduki peringkat ke 13
gangguan pendengaran. Gangguan dari 21 pola penyakit rawat jalan setelah ISPA
pendengaran salah satunya disebabkan oleh (5,45%) dan Diare (6,51%). Rata-rata
penyakit infeksi seperti berasal dari infeksi golongan umur bagi penderita OMSK yaitu
virus, jamur dan bakteri. Penyakit infeksi terjadi pada usia antara 7-18 tahun dengan
merupakan penyakit yang sering menyerang rata-rata pasien mengalami infeksi telinga
usia anak dan remaja. Infeksi bakteri dapat yaitu 2,52%. Sedangkan menurut data Dinas
memerlukan perawatan dengan antibiotik dan Kesehatan Kota Bandung tahun 2014
jika dibiarkan tidak terawat, infeksi-infeksi ini gangguan pendengaran sebanyak 1.20%, dan
dapat menjurus ke komplikasi-komplikasi ditemukan penderita OMSK yang tersumbat
serius yang salah satunya adalah Otitis media oleh edema sebanyak 1.8%, sedangkan
Supuratif Kronik (Paparella, 2014). penderita OMSK dengan sumbatan/tumor
Otitis media Supuratif Kronik adalah suatu telinga sebanyak 2.12%. sedangkan data di
radang kronis telinga tengah dengan perforasi tahun 2015 prevalensi pasien dengan
Membran timpani dan riwayat keluarnya gangguan pendengaran sebanyak 1.7% dan
sekret dari telinga (ottorhea) lebih dari 2 penderita OMSK dengan kasus baru sebanyak
bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. 3.7%, sedangkan pasien OMSK dengan kasus
Sekret mungkin encer atau kental, bening atau lama sebanyak 1.5%, artinya kasus baru lebih
berupa nanah (Soepardi, 2013). Jenis Otitis banyak ditemukan dibandingkan kasus lama
media supuratif kronis dapat terbagi 2 jenis, (Dinkes Kota Bandung, 2015).
yaitu OMSK tipe benigna dan OMSK tipe Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
maligna. Otitis media merupakan masalah Tala (2010) dalam penelitiannya di RSUP H.
utama sebelum antibiotik ditemukan pada Adam Malik Medan antara bulan Agustus
pertengahan 1930-an dan sampai sekarang 2010 mendapatkan hubungan antara jenis
masalah Otitis media masih sering muncul OMSK, proses sakit, dan derajat jenis
dibelahan dunia (Paparella, 2014). perforasi Membran timpani terhadap jenis
Menurut data WHO 2014, hasil survey gangguan pendengaran. Secara umum 64
prevalensi di perkirakan beban global penyakit pasien yang ikut serta dalam penelitiannya
dari OMSK dapat mencapai 65 sampai 330 ditemukan 62,5% adalah tuli konduktif, 1,6%
juta orang dengan telinga kering. Adapun adalah tuli saraf, dan 35,9% adalah tuli
laporan WHO pada tahun 2015 mengenai campuran. Penelitian yang dilakukan antara
OMSK, prevalensi OMSK berkisar kurang Januari 2008 sampai Desember 2008 di Dhaka
dari 3,1% pada Negara maju seperti Denmark, terhadap 150 penderita OMSK, didapatkan
Filandia, UK, dan USA. Negara yang memiliki 80,8% mengalami tuli konduktif, 17,7
prevalensi rendah termasuk Brasil dan Kenya mengalami tuli campuran, dan 4% adalah tuli
(1-2%). Prevalensi tinggi (2-4%) dilaporkan sensorineural (Tala, 2010).
berada di angola, Cina, Malaysia, Nigeria, Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
Filipina, Korea Selatan, Thailan, dan Otitis media akut menjadi Otitis media kronis
Vietnam.Prevalensi tertinggi (lebih dari 6 %) yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi
di temukan di Greenland, India, Tanzania, tidak adekuat, dan kepatuhan perawatan
Kepulauan Solomon. Pada Negara dirumah seperti ketetesan air, pengaruh kuman
berkembang, penderita OMSK di dominasi virulensi yang tinggi, daya tahan tubuh yang
oleh usia muda. rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk. Gejala
Otitis media supuratif kronis antara lain

STIKes Dharma Husada Bandung 6


otorrhoe yang bersifat purulen atau mukoid, (155 orang), Pneumonia (60 orang), Gastriitis
terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, (42 orang), Gout (38 orang), neuralgia (9
rasa penuh di telinga dan vertigo (Djaafar, orang), Myalgia (20 orang), dan
2014). Conjunctivitiss (12 orang) (Data PKM
Cara penanganan untuk OMSK adalah yang Pasundan, 2015)
paling ringan yaitu dengan cara dinasehatkan Berdasarkan data kasus tersebut OMSK
untuk memberikan obat tetes telinga yaitu peringkat ke 3 setelah ISPA dan Diare. Studi
dengan antibiotik, jangan mengorek telinga, pendahuluan yang dilakukan wawancara
air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, terhadap 10 orang penderita OMSK ditemukan
dilarang berenang dan segera berobat bila 8 dari 10 orang yang melakukan perawatan di
menderita infeksi saluran nafas atas. Bila rumah menurut paparan pasien bahwa
fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan telinganya sering kemasukan air pada saat
operasi rekonstruksi mandi dan sering berenang, ketidakpatuhan
(miringoplasti,timpanoplasti) untuk mencegah pasien disebabkan karena kurang teratur dalam
infeksi berulang serta gangguan pendengaran pemberian antibiotik, seperti pasien lupa
(Djaafar, 2014) dalam pemberian antibiotik di rumah.
Pemberian antibiotika pada dasarnya tidak Sedangkan 2 orang lainya dapat memelihara
lebih dari 14 hari dan harus disertai pengobatan perawatan yang baik seperti tepat
pembersihan sekret profus. Bila terjadi dalam pemberian antibiotik dengan baik,
kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan menutup telinganya dengan kapas kering dan
faktor penyebab kegagalan yang ada pada tidak terkena air. Banyaknya jumlah pasien
penderita tersebut. Antimikroba dapat dibagi dengan penderita OMSK yang berobat ke
menjadi 2 golongan. Golongan pertama daya Puskesmas UPT Puskesmas Pasundan
bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi pengobatan otitis dipengaruhi oleh kepatuhan
kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, penderita terutama dalam menjaga kebersihan
misalnya golongan aminoglikosida dengan liang telinga, rata-rata pasien yang melakukan
kuinolon. Golongan kedua adalah antimikroba pengobatan usia antara 7-18 tahun. Adapun
yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya alasan untuk melakukan penelitian di UPT
paling baik. Peninggian dosis tidak menambah Puskesmas Pasundan, karena berdasarkan
daya bunuh antimikroba golongan ini survey data OMSK dari Dinkes Kota Bandung
(Soepardi, 2013) yang diketahui dari 73 Puskesmas yang ada di
OMSK dapat menyebabkan gangguan Kota Bandung, hanya Puskesmas Pasundan
pendengaran sehingga menimbulkan dampak data OMSK terbanyak yaitu 804 kasus/tahun,
yang serius terutama bagi anak-anak, karena sedangkan data di Moch.Ramdhan yang
dapat menimbulkan pengaruh jangka panjang termasuk Puskesmas Jejaring UPT yang sama
pada komunikasi anak, perkembangan bahasa, bahwa diketahui data OMSK hanya 24
proses pendengaran, psikososial dan kasus/tahun, oleh karena itu peneliti tertarik
perkembangan kognitif serta kemajuan untuk melakukan di UPT Puskesmas
pendidikan. Komplikasi intra kranial yang Pasundan.
serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi Berdasarkan fenomena dan latar belakang
akut dari OMSK berhubungan dengan diatas peneliti tertarik untuk melakukan
kolesteatoma seperti abses ekstradural, abses penelitian yang berjudul Hubungan
subdural, tromboflebitis, meningitis, abses kepatuhan pasien dalam perawatan di rumah
otak dan hidrosefalus otitis (Djaafar, 2014). dengan penyembuhan Otitis media Supuratif
UPT Puskesmas Pasundan merupakan Kronik (OMSK) di UPT Puskesmas Pasundan
Puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan tahun 2016.
Regol terletak di jalan Pasundan No. 99 Kota
Bandung dan memiliki dua Puskesmas jejaring METODOLOGI PENELITIAN
yaitu Puskesmas Mochammad Ramdhan dan
Puskesmas Pasirluyu. Berdasarkan data 10 Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah
penyakit terbesar di UPT Puskesmas Pasundan penelitian kuantitatif dengan jenis rancangan
pada dalam satu bulan terakhir tahun 2015 deskriptif correlation yaitu penelitian yang
yang ditemukan data kasus dapat dirinci dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan
sebagai berikut OMSK (804 orang), ISPA antara dua variabel atau lebih, tanpa
(655 orang), Diare (656 orang), Hipertensi melakukan perubahan tambahan, atau

STIKes Dharma Husada Bandung 7


manipulasi terhadap data yang memang sudah diketahui maka hendaknya dilakukan
ada (Nursalam 2014). Jenis penelitian dalam perhitungan sampel menggunakan rumus
penelitian ini digunakan untuk mengukur minimal sampling yaitu sebagai berikut :
hubungan antara dua variabel yaitu mengukur (1 /2)2 (1 )
hubungan antara kepatuhan pasien dengan =
2 + (1 /2)2 (1 )
proses penyembuhan pada pasien Otitis media
Supuratif Kronik (OMSK). 804 (1,96)2 0,5(1 0,5)
=
Pendekatan waktu yang digunakan pada 804(0,1)2 + (1,96)2 0,5(1 0,5)
772,16
penelitian ini yaitu pendekatan waktu Cross =
Sectional yaitu jenis penelitian yang 9,04
menekankan waktu pengukuran atau observasi = 85 Orang
data variabel independen dan dependen hanya Keterangan :
satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel n = besar sampel 85
independen dan dependen di nilai secara N = jumlah populasi (804 orang)
simultan pada suatu saat jadi tidak ada tindak Z(1-/2) = nilai sebaran normal baku
lanjut. Studi ini akan diperoleh prevalensi atau dengan tingkat
efek suatu fenomena (variabel dependen) kepercayaan 95% (1,96)
dihubungkan dengan penyebab (variabel d = besar penyimpangan 10%
independen) (Nursalam 2014). Pendekatan (0,05)
waktu pengumpulan data dalam penelitian ini P = proporsi kejadian 50% (0,5)
baik untuk mengetahui hubungan kepatuhan (Agus Riyanto, 2011).
dengan proses penyembuhan pada pasien
Otitis media Supuratif Kronik (OMSK) Berdasarkan perhitungan sampel minimal
variabel perawatan di rumah dan variabel diatas diketahui jumlah sampel dalam
penyembuhan penyakit Otitis media Supuratif penelitian ini sebanyak 85 orang yang
Kronik (OMSK) dalam waktu yang sama dan ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan
sekaligus. eksklusi sebagai berikut :
Inklusi
Hipotesis Penelitian a. Pasien OMSK
Ho diterima: Tidak ada Hubungan kepatuhan b. OMSK tipe aman
pasien dalam perawatan dirumah dengan Eksklusi
proses penyembuhan pada pasien Otitis media a. Pasien yang memiliki penyakit lain
Supuratif Kronik (OMSK) b. Pasien yang menolak
Ha diterima: Ada Hubungan kepatuhan c. Gangguan pendengaran atau congek
pasiendalam perawatan dirumah dengan
proses penyembuhan pada pasien Otitis media Instrumen Penelitian
Supuratif Kronik (OMSK) Penelitian ini menggunakan dua instrument
kepatuhan yaitu instrument kuesioner
Populasi dan Sampel digunakan dengan pertanyaan menggunakan
Populasi Penelitian skala likert dengan mencakup soal yang
Populasi dari penelitian ini adalah semua diambil dari perawatan dan pengobatan
jumlah kunjungan pasien OMSK di UPT PKM (penatalaksanaan) dalam melakukan
Pasundan sebanyak 804 orang pertahun. pengobatan di rumah seperti memahami
Sampel Penelitian ketentuan intruksi dokter, teratur dalam
Pengambilan sampel yang digunakan dalam pemberian antibiotik. Sedangkan untuk
penelitian ini adalah dengan tekhnik Non instrumen proses pengobatannya dilakukan
Probability Sampling yaitu Purposive dengan menggunakan lembar cheklis yang
Sampling. Pengambilan sampel dengan menegaskan antara kesembuhan pasien 14
Purposive Sampling, yaitu di dasarkan pada hari dan >14 hari.
suatu pertimbangan tertentu yang di buat oleh
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat Teknik pengumpulan, Pengolahan dan
populasi yang sudah diketahui sebelumnya Analisis Data
yaitu menggunakan rumus minimal sampling Tekhnik Pengumpulan Data
dengan alasan karena jumlah populasi yang

STIKes Dharma Husada Bandung 8


Tehnik pengumpulan data yang digunakan Tabel 3.2 Harga Tafsiran kategori
dalam penelitian ini adalah menggunakan Nilai (%) Kategori
pendataan langsung dengan cara pemeriksaan kemampuan
menggunakan autoskop dan wawancara 0 Tidak ada
dengan responden untuk mencari keterangan 1-25 Sebagian kecil
tentang kepatuhan terhadap perawatan di 26-49 Hampir separuhnya
rumah. Teknik pengumpulan data ini terdiri 50 Separuhnya
dari data primer yaitu data yang diambil 51-75 Sebagian besar
langsung dari responden menggunakan 76-99 Hampir seluruhnya
kuesioner, dan hasilnya dapat dilakukan 100 Seluruhnya
analisis. Sedangkan untuk data sekunder yaitu Sumber : Arikunto 2014.
data yang dilihat dari data register yaitu
jumlah pasien OMSK sebanyak 804 orang. Analisa Bivariat
Dalam statistik, informasi yang diperoleh Analisa bivariat pada penelitian ini yang
dipergunakan untuk proses pengambilan digunakan yaitu analisis uji chi square
keputusan, terutama dalam proses pengolahan bertujuan untuk mengetahui hubungan
data terdapat langkah-langkah yang harus kepatuhan pasien dalam perawatan di rumah
ditempuh, diantaranya : Editing data, Coding dengan penyembuhan Otitis media Supuratif
(Pengkodean), Data Entry (Pemasukan Data), Kronik (OMSK).
Cleaning Data (Pembersihan Data) Berdasarkan data yang di hubungkan
antara variabel kepatuhan dan variabel proses
Analisis Data penyembuhan menunjukan p-value sebesar
Analisa Univariat 0,000<0,05 yang artinya pada penelitian ini
Analisa Univariat adalah analisa data yang menunjukan ada hubungan yang signifikan
diperoleh dari hasil pengumpulan serta antara kepatuhan dengan proses penyembuhan.
disajikan dalam bentuk tabel , yang digunakan Tabel silang yang digunakan yaitu 2x2. Rumus
dalam penelitian ini adalah distribusi frekuensi Uji Chi-Square sebagai berikut :
persentase dilakukan dengan membagi (0 )2
frekuensi (f) dengan jumlah seluruh observasi 2 =
(N) dan dikali 100. Rumus distribusi frekuensi
(Sugiyono, 2014) Sumber : (Arikunto, 2013)
Keterangan:
x = 100% x2 : Nilai Chi kuadrat

Keterangan : fo : Frekuensi yang diobservasi
X = hasil presentase fh : frekuensi yang diharapkan
f = frekuensi hasil pencapaian
N = jumlah seluruh observasi dimana :
100% = bilangan genap
Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukan fe =
data berdistribusi normal yaitu data yang
Keterangan:
digunakan pada penelitian ini adalah nilai
fe = frekuensi yang diharapkan
mean dengan skor 14,00. Maka peneliti
fk = jumlah frekuensi pada kolom
melakukan pengkategorian jika variabel
kepatuhan dengan hasil ukur patuh14 dan fb = jumlah frekuensi pada baris
T = jumlah keseluruhan baris atau
jika tidak patuh<14.
Setelah melakukan analisis peneliti kolom
Hasil akhir uji statistik pada penelitian
mendeskripsikan hasil penelitian tersebut
ini yaitu menunjukan keputusan uji Ho ditolak,
kedalam tafsiran harga kategori yang terlihat
dengan tingkat kepercayaan 95%. Ketentuan
pada tabel sebagai berikut :
pengujian dengan Chi Square adalah p value
alpha (0,05) maka ada hubungan yang
signifikan antara kedua variabel pada
penelitian ini (Notoatmodjo, 2010).

STIKes Dharma Husada Bandung 9


HASIL PENELITIAN DAN yang signifikan antara kepatuhan dengan
PEMBAHASAN proses penyembuhan.

Tabel 4.1 Gambaran Tingkat Kepatuhan Pembahasan


Dalam Perawatan Pada Pasien Otitis media Gambaran Tingkat Kepatuhan Dalam
Supuratif Kronik (OMSK) di UPT Perawatan Pada Pasien Otitis media
Puskesmas Pasundan n=85 Supuratif Kronik (OMSK) di UPT
Puskesmas Pasundan
Tingkat F % Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan
Kepatuhan dari 85 orang, sebagian besar 74,1%
Patuh 22 25,9 menunjukan pasien tidak patuh terhadap
Tidak Patuh 63 74,1 perawatan OMSK dirumah. Ketidakpatuhan
Total 85 100 tersebut disebabkan karena pasien tidak pernah
berobat dan terkadang lupa untuk minum obat
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 yang diberikan oleh dokter. Hal tersebut sesuai
diketahui tentang tingkat kepatuhan pasien hasil jawaban kuesioner dengan responden
dalam perawatan Pasien Otitis media Supuratif yang paling banyak menjawab tidak pernah.
Kronik (OMSK) di UPT Puskesmas Pasundan Selain itu sebagian responden tidak patuh
didapatkan sebagian besar 74,1% yaitu tidak dalam menggunakan obat tetes telinga dan
patuh. tidak patuh menutup telinga pada saat mandi
sehingga OMSK dipengaruhi oleh perilaku
Tabel 4.2 Gambaran Proses Penyembuhan responden untuk disiplin dalam kepatuhan
Pada Pasien Otitis media Supuratif Kronik yang telah ditentukan oleh dokter yang salah
(OMSK) di UPT Puskesmas Pasundan n=85 satunya selalu telinga jangan kemasukan air.
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh, yang
Proses F %
berarti disiplin dan taat. Niven (2008)
Penyembuhan
Sembuh14 Hari 22 25,9 mendefinisikan kepatuhan pasien sejauh mana
Sembuh>14 Hari 63 74,1 perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang
Total 85 100 diberikan oleh petugas kesehatan atau dokter.
Sedangkan menurut Hartono, (2014)
Pada tabel 4.2 menunjukan hasil penelitian mengartikan kepatuhan adalah perubahan
tentang proses penyembuhan pasien Otitis sikap dan tingkah laku seseorang untuk
media Supuratif Kronik (OMSK) di UPT mengikuti permintaan atau perintah orang lain.
Puskesmas Pasundan didapatkan sebagian Rata-rata usia pasien yang tidak patuh yaitu
besar 74,1% yaitu sembuh>14 hari. <18 tahun sebanyak 42 orang (71,2%) hal
tersebut dilihat dari data responden yang
Tabel 4.3 Hubungan Tingkat Kepatuhan tercantum dalam kuesioner hasil dapat dilihat
Dengan Proses Penyembuhan Pada Pasien (terlampir). Hal ini pada usia muda OMSK
Otitis media Supuratif Kronik (OMSK) di yang termasuk didalamnya pada organ
UPT Puskesmas Pasundan n=85 telinganya yaitu tuba Eustachius merupakan
salah satu struktur pada usia muda <18 tahun
Proses Penyembuhan Total
P yang masih belum berkembang sempurna.
value
Tingkat Sembuh14 Sembuh>14
Pada usia tersebut, panjang tuba lebih pendek,
Kepatuhan 0,000 lebar, dan horizontal, sehingga translokasi
Hari Hari
f % f % f % bakteri dari daerah tenggorokan ke telinga
Patuh 22 100 0 0 22 100 0,000
tengah lebih mudah terjadi. Usia juga kerap
dihubungkan dengan penggunaan rokok, yang
Tidak Patuh 0 0 63 100 63 100
dapat menjadi sumber infeksi (Paparella dan
Levine, 2012).
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa terdapat Berbeda dengan yang dinyatakan oleh Djaafar
hubungan antara tingkat kepatuhan yang tidak (2014) bahwa OMSK berhubungan dengan
patuh dengan proses penyembuhan yaitu ketulian yang secara signifikan 50,6%
100%. Uji statistik menunjukan p-value didominasi oleh meningkatnya usia maka
0,000<(0,05). Artinya terdapat hubungan secara alamiah akan terjadi penurunan
kemampuan fungsi untuk merawat diri sendiri

STIKes Dharma Husada Bandung 10


maupun berinteraksi dengan masyarakat keluar cairan (nanah), telinga tidak terlihat
sekitarnya dan akan semakin bergantung pada tanda-tanda infeksi, telinga tidak sulit
orang lain. Masa tua ditandai oleh penurunan menerima suara dari luar, tidak terdapat sekret
fungsi fisik dan rentan terhadap berbagai hijau kebiruan, sekret tidak berbau busuk,
penyakit. Kondisi fisik yang melemah serta tidak terdapat kelenjar pembengkakan pada
daya tahan tubuh yang menurun telinga dan tidak mengalami vertigo.
mempermudah datangnya penyakit. Pada usia Parry (2011) menyatakan bahwa Otitis media
lanjut terjadi kemunduran sel-sel karena proses Supuratif Kronik dimulai penyakit telinga
penuaan yang berakibat pada kelemahan yang diketahui dari faktor-faktor penyebabnya
organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai dengan demikian seiring waktu pengobatan
penyakit terutama penyakit degeneratif. haruslah dievaluasi, perubahan-perubahan
Kepatuhan dilihat berdasarkan karakteristik anatomi yang menghalangi penyembuhan
pekerjaan responden yang mayoritas 50 orang serta menganggu fungsi, dan proses infeksi
(74.6%) pasien tidak patuh terhadap proses yang terdapat ditelinga. Bila didiagnosis
penyembuhan OMSK. Hal ini sebagian besar kolesteatoma, maka mutlak harus
responden bekerja dan terikat oleh jam kerja, dilakukan operasi, tetapi obat-obatan
sehingga kesempatan untuk datang ke dapat digunakan untuk mengontrol infeksi.
fasilitas kesehatan menjadi terbatas, Selain itu sistem pertahanan pejamu yang
sedangkan dalam penelitian ini mereka yang bertujuan untuk mengeliminasi proses infeksi
bekerja sebagian besar diluaran rumah dan akan menyebabkan terbentuknya jaringan
tidak terikat jam kerja. Sehingga responden granulasi dan polip pada telinga tengah. Siklus
yang bekerjapun tetap memiliki kesempatan inprosessi, ulserasi, dan pembentukan jaringan
dan ketersediaan waktu yang sama dengan granulasi yang terus berulang pada akhirnya
responden yang tidak bekerja untuk akan menyebabkan kerusakan pada struktur
melakukan pengobatan OMSK yang tulang pendengaran.
dijalaninya. Proses penyembuhannya yaitu akan membantu
Berdasarkan asumsi peneliti yang sesuai dalam penyembuhanya jangka waktunya
dengan hasil jawaban kuesioner menyatakan dalam 14 hari. OMSK dicirikan dengan
bahwa sebagian besar pasien tidak patuh untuk adanya sekret purulen yang persisten melalui
menggunakan obat tetes telinga dari dokter, Membran timpani yang perforasi ataupun
karena pasien datang ketempat pengobatan tympanostomy tube yang tidak respon dengan
akan sangat menyita waktu apalagi dengan terapi medikamentosa (Kenna dan Latz, 2011).
proses nya waktu pengobatan, sehingga dalam Asumsi peneliti yang sesuai dengan hasil
pengobatan yang melalui proses tersebut jawaban responden bahwa pada telinga pasien
merupakan beban, karena hal ini menyangkut masih terlihat tanda-tanda infeksi pada telinga
biaya yang harus dikeluarkan dalam satu kali yaitu >14 hari, menurut pernyataan pasien ia
jalan. tidak patuh dalam minum obat, selalu
berenang serta tidak menutup telinga pada saat
Gambaran Proses Penyembuhan Pada mandi.
Pasien Otitis media Supuratif Kronik Hasil penelitian Anggraeni (2013) tentang
(OMSK) di UPT Puskesmas Pasundan otitis media supuratif kronis dan tonsilitis
Berdasarkan hasil penelitian yang kronis serta karies dentis dan perilaku kuratif
didapatkan dari 85 orang tentang proses ibu yang menunjukan hasil anamnesis,
penyembuhan Otitis media Supuratif Kronik pemeriksaan fisik, dan kunjungan rumah,
(OMSK) menunjukan sebagian besar 74,1% didapatkan bahwa pasien menjalani
yaitu sembuh>14 hari. Hal tersebut karena pengobatan diklinik Kiara, diberi pengobatan
hilang timbulnya sekret pada telinga dengan antibiotik amoksisilin, dan tidak dilakukan
meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan toilet telinga. Karena tidak merasa puas
karena proses peradangan yang menetap atau dengan pelayanan yang diberikan serta pasien
kekambuhan ini ditambah dengan efek tidak patuh dalam proses penyembuhan di
kerusakan jaringan, penyembuhan dan Rumah.
pembentukan jaringan parut. Secara umum Selain dari proses penyembuhan kepatuhan di
proses penyembuhan pada OMSK misalnya rumah OMSK juga dapat dilihat dari penyebab
pasien sembuh 14 hari artinya diketahui fisiologisnya yaitu Bakteri aerob penyebab
telinga pasien tidak terasa sakit, telinga tidak OMSK antara lain : pseudomonas

STIKes Dharma Husada Bandung 11


aeruginosa, proteus mirabilis, stafilokokus Berdasarkan tabel 4.4 diketahui jawaban
aureus, stafilokokus epidermidis, responden yang didiagnosa oleh dokter bahwa
streptokokus hemolitikus, difteroid, pasien yang tidak patuh dalam proses
streptokokus viridan, proteus dan enterobakter penyembuhan sebesar 63% yaitu telinga
sp. Hal ini sejalan dengan hasil jurnal pasien rata-rata menunjukan masih terasa sakit
Nursiah (2013) pola kuman aerob penyebab sehingga pendengaran juga menurun. Kondisi
OMSK dan kepekaan terhadap beberapa yang pasien rasakan kemungkinan merupakan
antibiotika di bagian THT adam malik medan suatu peradangan pada telinga. Bagian telinga
yang menemukan hasil bahwa Pada dasarnya yang sering mengalami peradangan yaitu
keberhasilan pengobatan penyakit infeksi telinga luar dan telinga tengah.
bakteri dengan Berbagai kondisi penyakit pada telinga dengan
Antibiotik merupakan hasil akhir dari 3 gejala seperti nyeri dan gangguan pendengaran
komponen, yaitu penderita, bakteri dan diantaranya OMSK. Penyakit tersebut
antibiotika. Hal ini disebabkan karena merupakan kondisi ringan yang dapat sembuh
penyakit infeksi bakteri adalah manifestasi dalam waktu sekitar 14 hari. Jika pengobatan
klinik dari interaksi antara penderita dan sudah dijalankan sesuai anjuran dokter.
bakteri. Adapun untuk pengobatan infeksi Namun, jika memang tidak mengalami
dibutuhkan antibiotika yang tepat dan daya perbaikan yang berarti, artinya pasien tidak
tahan tubuh penderita itu sendiri. Memilih patuh dalam proses penyembuhan di rumah
antibiotika yang tepat dapat dilakukan diantaranya pasien berenang, saat mandi
berdasarkan sekurang-kurangnya mengetahui telinga pasien sering kemasukan air, kebiasaan
jenis bakteri penyebab penyakit dan akan lebih pasien mengorek kuping dengan cotton bud.
baik lagi apabila disertai dengan adanya Sebagian responden masih ada keluar cairan
hasil uji kepekaan pemeriksaan (nanah) pada telinga yaitu 75,3% artinya
mikrobiologi. Ketidak patuhan penderita apabila warna cairan bukan kuning, melainkan
dalam perawatan, kuman yang resisten, warna lainnya seperti coklat atau putih.
bentuk anatomi telinga, adanya komplikasi, Namun pada beberapa kasus cairan kuning
menyebabkan kesulitan dalam hal pengobatan tetap ada, itu bisa diakibatkan oleh gendang
dan perawatan penderita OMSK. telinga yang pecah. Apabila cairan sudah
terlalu banyak dan menumpuk pada bagian
Hubungan Tingkat Kepatuhan Dengan dalam telinga tengah pasien, maka gendang
Proses Penyembuhan Pada Pasien Otitis telinga beresiko pecah. Apabila memang
media Supuratif Kronik (OMSK) di UPT gendang telinga pecah, otomatis cairan akan
Puskesmas Pasundan keluar dari telinga, cairan berwarna. Memang
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan jika dilihat dari sisi pasien sebenarnya
bahwa uji statistik chi square menunjukan p- gendang telinga masih dapat sembuh sendiri
value 0,000<(0,05). Artinya terdapat untuk jangka waktu beberapa minggu saja.
hubungan yang signifikan antara kepatuhan Namun memang kondisi tersebut sangat kecil
dengan proses penyembuhan. Hal tersebut kemungkinan terjadinya, pendengaran
bahwa pasien yang tidak patuh artinya proses seharusnya tetap tidak terganggu dan jika rasa
penyembuhan >14 hari. Berikut jawaban sakit dapat tiba-tiba hilang dengan sendirinya,
responden yang didiagnosa oleh dokter terlihat dikarenakan lubang tersebut sudah
pada tabel sebagai berikut : memungkinkan tekanan pada bagian dalam
telinga menghilang.
Tabel 4.4 Proses Penyembuhan Pada Terlihat tanda-tanda infeksi pada pasien
Pasien sebesar 89,4% artinya telinga yang mengalami
Proses Ya Tidak kondisi kesehatan keluar cairan kuning namun
No
Penyembuhan f % f % tidak berbau pada pasien adalah tanda infeksi
1. Telinga Sakit 54 63,5 31 36,6
telinga tengah dan yang harus diketahui
2. Keluar cairan pada
64 75,3 21 24,7 apakah infeksi tersebut sudah menyebabkan
telinga (nanah)
3. Terlihat tanda- kebocoran di gendang telinga atau belum.
76 89,4 9 10,6
tanda infeksi Terapi yang dibutuhkan untuk menyembuhkan
kondisi kesehatan telinga ini tidaklah terlalu
sulit, bahkan bisa dibilang mudah. Namun
terapi ini memang membutuhkan ketelitian

STIKes Dharma Husada Bandung 12


dan juga kesabaran dari pihak orang tersebut. dari pada menetap. Keadaan kronis ini lebih
Selain minum obat serta menggunakan tetes berdasarkan keseragaman waktu dan stadium
telinga, tetap perlu diberikan kontrol ulang dari pada keseragaman gambaran patologi.
menuju dokter spesialis telinga hidung Ketidakseragaman ini disebabkan karena
tenggorokan. Itu semua perlu dilakukan proses peradangan yang menetap atau
dengan tujuan melihat perkembangan dari kekambuhan ini ditambah dengan efek
proses penyembuhan yang terjadi akibat kerusakan jaringan, penyembuhan dan
infeksi telinga tengah. pembentukan jaringan parut. Secara umum
Disebutkan jika 2 hingga 3 kali potensi infeksi proses penyembuhan pada OMSK dapat di
dapat terjadi, khususnya pasien OMSK yang lakukan dengan cara diketahui telinga pasien
sedang terserang penyakit pilek, biasanya tidak terasa sakit, telinga tidak keluar cairan
telinga mereka akan kena infeksi. Tentu saja (nanah), telinga tidak terlihat tanda-tanda
terdapat alasan, di mana alasan utama ini infeksi, telinga tidak sulit menerima suara dari
terjadi karena sistem antibodi pada pasien luar, tidak terdapat sekret hijau kebiruan,
masih belum sempurna dan juga telinga pasien sekret tidak berbau busuk, tidak terdapat
masih belum sempurna apabila dibandingkan kelenjar pembengkakan pada telinga dan tidak
dengan telinga normal, khususnya pada mengalami vertigo (Helmi, 2012).
pencegahan benda asing yang masuk ke dalam Prinsip pengobatan tergantung dari jenis
telinga. Benda asing memang merupakan salah penyakit dan luasnya infeksi, dimana
satu pencetus infeksi telinga juga, termasuk pengobatan dapat dibagi atas beberapa tipe
bakteri. yaitu tipe pertama OMSK tipe Aman yaitu
Tanda atau gejala peringatan utama terjadinya diberikan terapi konservatif atau dengan
infeksi telinga yaitu rasa nyeri pada telinga medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus
yang cukup tajam. Ini merupakan tanda utama, menerus, maka diberikan obat pencuci telinga,
selain cairan kuning yang keluar dari telinga berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari. Tipe
juga. Pasien mungkin akan merasa benar- kedua yaitu OMSK Tipe Tuba timpani Aktif
benar tidak nyaman ketika mereka berbaring, Keadaan ini harus dilakukan pembersihan
jadi sangat besar kemungkinan pasien akan liang telinga dan kavum timpani (toilet
mengalami kesulitan tidur. Sementara itu, telinga). Tujuan toilet telinga adalah
masalah lain yang juga mengikuti adalah membuat lingkungan yang tidak sesuai
gangguan pendengaran, pusing, demam, dan untuk perkembangan mikroorganisme,
hidung yang tersumbat. karena sekret telinga merupakan media
Sejalan dengan hasil penelitian Risya (2016) yang baik bagi perkembangan
Hubungan kepatuhan dengan keberhasilan mikroorganisme (Fairbank, 2012).
terapi berbasis kombinasi insulin dan obat Dilanjutkan pada tipe berikutnya yaitu tipe
antidiabetik oral di Instalasi Rawat Jalan yang ketiga pengobatan OMSK Tipe
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Atikoantral Pengobatan yang tepat untuk
Banjarmasin. Hasil penelitian menunjukan ada OMSK maligna adalah operasi antara lain :
hubungan yang positif dan signifikan antara mastoidektomi sederhana, mastoidektomi
kepatuhan dengan keberhasilan terapi berbasis radikal, mastoidektomi radikal dengan
kombinasi insulin dan obat antidiabetik oral. modifikasi (operasi bondy), timpanoplasti.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan Menurut Hartono (2014) Kepatuhan
Otitis media akut menjadi Otitis media kronis berobat merupakan hal yang penting untuk
yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi keberhasilan suatu pengobatan, terutama
tidak adekuat, dan kepatuhan perawatan pengobatan yang memerlukan jangka waktu
dirumah seperti ketetesan air, pengaruh kuman tertentu dan seseorang dapat dikatakan patuh
virulensi yang tinggi, daya tahan tubuh yang terhadap orang lain apabila orang tersebut
rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk. Gejala dapat mempercayai (belief), menerima
Otitis media supuratif kronis antara lain (accept) dan melakukan (act) sesuatu atau
otorrhoe yang bersifat purulen atau mukoid, permintaan dan perintah orang lain. Penelitian
terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, ini, maka kepatuhan adalah perilaku yang
rasa penuh di telinga dan vertigo (Djaafar, mengikuti pedoman dan standar yang telah di
2014). tetapkan yaitu kepatuahn klien terhadap factor
Pada dasarnya Otitis media supuratif kronis yang dapat mempengaruhi proses
lebih sering merupakan penyakit kambuhan penyembukan pada penyakit Otitis media

STIKes Dharma Husada Bandung 13


Supuratif Kronik (OMSK). Kepatuhan 3. Bagi Profesi Keperawatan
penderita adalah suatu manifestasi dari suatu Diharapkan hasil penelitian ini dapat
sikap dan perilaku yang berkaitan erat dengan dijadikan sumbangan kualitas pelayanan
motivasi. keperawatan dengan cara mempromosikan
dibidang kesehatan dalam asuhan
Keterbatasan Penelitian keperawatan dengan metode yang lebih
Penelitian ini masih terbatas dalam hal jurnal tepat yaitu cara penanganan pada pasien
dan teori yang dikembangkan belum cukup penderita Otitis media Supuratif Kronik
memenuhi dan menyelesaikan masalah yang (OMSK)
ada yaitu tentang OMSK, sehingga peneliti 4. Bagi Penelitian Selanjutnya
kesulitan dalam mengakses jurnal yang sejenis Diharapkan dapat menemukan fenomena
dan jurnal yang ditemukan hanya menyerupai yang lain terkait kepatuhan pengobatan
tidak sama dengan apa yang diharapkan oleh OMSK diantaranya tentang pengaruh
pihak terkait yaitu peneliti sendiri. Selain itu pendidikan kesehatan terhadap tingkat
data yang dikumpulkan hanya diketahui kepatuhan pasien dalam proses
berdasarkan hasil observasi dengan cara penyembuhan OMSK.
melihat diagnosa dokter umum dan belum
secara khusus ditemukan data secara relevan DAFTAR PUSTAKA
oleh peneliti sendiri, sehingga pada saat Antonelli, 2013. Assesment Of Peripheral And
pengumpulan data peneliti dibantu oleh dokter Central Auditory. Function' In : Bailey BJ.
umum.
Arikunto 2010. Prosedur penelitian suatu
SIMPULAN DAN SARAN pendekatan praktik. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Simpulan Baratawidjaja, 2009. Imunologi Dasar, Edisi
1. Gambaran tingkat kepatuhan dalam Kedelapan. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
perawatan pada pasien Otitis media Kedokteran Indonesia
Supuratif Kronik (OMSK) menunjukan Chen et al., 2007; Kum-Nji, Melloy, dan
sebagian besar (74,1%) pasien tidak patuh.
Herrold, 2012. Komplikasi Penyakit
2. Gambaran proses penyembuhan pada
pasien Otitis media Supuratif Kronik Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan
(OMSK) menunjukan sebagian besar Leher. Dalam: Jilid 2, edisi 13, Alih
(74,1%) pasien sembuh>14 hari, Bahasa: Staff Ahli Bagian THT RSCM-
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara FKUI, Jakarta, Binapura Aksara
kepatuhan dengan proses penyembuhan Dhilon, 2012. The Ear Otorrhoea. In: Ear
perawatan OMSK p-value 0,000 Nose and Throat and Head and Neck
Surgery. Churchill Livingstone. London.
Saran
1. Bagi Pasien Dhingra, 2014. Disease of ear, nose and
Diharapkan kepada pasien yang tidak patuh throat.Fourth edition. New Delhi. Elsiever
dalam pengobatan, hendaknya disiplin Data PKM Pasundan, 2015. Data Tahunan
minum obat yang diberikan oleh dokter, 2014-2015.
dan tidak melakukan aktivitas berenang Dinkes Kota Bandung, 2015. Data Gangguan
selama proses penyembuhan OMSK
Pendengaran dan OMSK
tersebut, sehingga pasien dapat sembuh
dalam waktu 14 hari. Djaafar, 2014. Kelainan Telinga Tengah
2. Bagi Puskesmas dalam Soepardi EA, Iskandar N (Ed) Buku
Diharapkan bagi puskesmas agar dapat Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
memberikan penyuluhan kepada pasien Tenggorok Kepala Leher. Edisi kelima.
OMSK secara rutin tentang tanda dan Balai Penerbit FK UI. Jakarta.
bahaya dari OMSK tersebut, sehingga Fairbank, 2012. A Documentary History Of.
pasien patuh dalam proses melakukan
Chinese Communism. London.
penyembuhan OMSK perawatan di rumah.
Helmi, 2012. Perjalanan Penyakit dan
Gambaran Klinik Otitis Media Suppuratif

STIKes Dharma Husada Bandung 14


Kronik. Dalam: Pengobatan Non Operatif Susilo, 2010. Kelainan Telinga Luar dalam
Otitis Media Supuratif, Editor Helmi dkk, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Balai Penerbit FK-UI, Jakarta. Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed.
Kemenkes, 2015. Data Prevalensi Gangguan ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas
Pendengaran dan OMSK. Indonesia. Jakarta.
Niven, 2008. Psikologi Kesehatan Pengantar Tala, 2010. Hubungan Antara Jenis OMSK
untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Dengan Gangguan Pendengaran. Diunduh
Lain. Alih Bahasa Agung Waluyo; Editor : dari
Monica Ester. Edisi 2. Jakarta : EGC. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456
Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian 789/38669/5/Chapter%20I.pdf. Diakses
Kesehatan (Edisi Revisi) Jakarta. EGC. pada tanggal 17 September 2016 (Jurnal
, 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Online)
Jakarta : Rinerka Cipta. WHO, 2014. Data Prevalensi gangguan
Nursalam 2014. Konsep Penerapan Metode pendengaran dan OMSK.
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Nursiah, 2012. Pola Kuman Aerob Penyebab
OMSK dan Kepekaan Terhadap. Beberapa
Antibiotika di Bagian THT FK USU/RSUP
H. Adam Malik Medan.
Paparella dan Levine, 2012. Penyakit Telinga
Tengah dan Mastoid dalam Adams GL,
Boies LR, Higler PA (Ed). Boies Buku Ajar
Penyakit THT. Edisi keenam. EGC. Jakarta.
, 2014. Penyakit Telinga Tengah dan
Mastoid, Editor Effendi H, Santosa K,
Dalam : Boies Buku Ajar Penyakit THT,
Alih Bahasa : Dr. Caroline Wijaya, Edisi 6,
Jakarta, ECG
Parry et al., 2011. Middle Ear, Chronic
Suppurative Otitis, Medical.
Probst dan Grevers, 2013. Otitis Media With
Effusion In : Basic Otorhinolaryngology.
Stutgart. Newyrk. Thieme
Riyanto, 2011 Aplikasi Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Soepardi, 2013. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala &
Leher. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Edisi 6, Jakarta. EGC
., 2014. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Hidung, Tenggorokan, Kepala & Leher.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Edisi 6, Jakarta. EGC.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

STIKes Dharma Husada Bandung 15

Anda mungkin juga menyukai