Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN UMUM LAPANGAN

2.1. PT. Pertamina EP Asset 4


Pertamina EP Asset 4 Cepu Field merupakan perusahaan BUMN
2
penghasil minyak dan gas dengan wilayah kerja seluas 15.972 km . Indikasi
awal adanya minyak bumi telah diketahui sejak tahun 1870 setelah dilakukan
pemetaan geologi permukaaan yang berupa rembesan minyak pada
puncak antiklin Kampung Minyak. Produksi awal dilakukan oleh
perusahaan minyak Muara Enim Co, pada tahun 1896.

Gambar 2.1.
(PT. Pertamina EP Asset 2)
Peta Situasi Migas Sumatera Selatan

Secara geografis, Pertamina EP Asset 2 Sumbagsel Prabumulih Timur


0 0 0 0
terletak diantara koordinat 02 50 03 40 LS dan 103 00 104 30 BT dan
letaknya kira-kira 90 km barat daya Palembang (Gambar 2.1.). Formasi geologi
yang terdapat di Prabumulih adalah Formasi Muara Enim, Formasi Air Benakat,
Formasi Gumai, Formasi Batu Raja, Formasi Talang Akar dan Formasi Lahat.
Kegiatan eksplorasi dan produksi di Prabumulih meliputi lapangan Y,
Prabumulih Barat, Lembak, Kemang, Talang Jimar, Hibiscus, Tanjung
Tiga Barat, Tanjung Miring Barat, Beringin, Kuang, Merbau, Pagar Dewa,
Prabumenang, Periterium, Lavatera, Pemaat, Karang Dewa dan Tasim.

2.2. Tinjauan Geografis Lapangan Y


Lapangan Y termasuk dalam wilayah kerja Pertamina Aset Prabumulih
Timur, berjarak 30 km di sebelah tenggara kota Prabumulih dan dikelilingi oleh
Lapangan Tanjung Tiga di sebelah barat, Lapangan Tanjung Miring Timur di
sebelah selatan, dan lapangan Tanjung Miring Barat-Tangai di sebelah baratdaya,
(Gambar 2.2).
Lapangan Y ditemukan melalui pemboran eksplorasi oleh BPM pada
bulan September 1938 dan dikembangkan sebanyak 33 sumur sampai tahun 2011.
Dari hasil pemboran eksplorasi sebanyak 13 sumur, 5 sumur posisinya di luar
area Y dengan hasil yang terbukti menghasilkan gas ekonomis sedangkan yang
lainnya dinyatakan sebagai sumur kering.

Lapangan Y

Gambar 2.2.
(PT. Pertamina EP Asset 2)
Letak Lapangan Y

2.3. Tinjauan Geologi Lapangan Y


Lapangan Y terletak di dalam jalur Anti Klinorium Limau, sub
Cekungan Palembang Cekungan Sumatra Bagian Selatan. Posisi Lapangan
Y terhadap peta tektonik Cekungan Sumatera Selatan adalah di sebelah Barat
Daya dibatasi oleh Pegunungan Bukit Barisan, di sebelah Tenggara oleh
Tinggian Lampung dan di sebelah Timur Laut oleh Paparan Sunda yang
juga sebagai batuan induk sedimen di cekungan ini.
Sedangkan cekungan Sumatera Tengah di sebelah Barat Laut telah
disepakati sebagai batasnya Pegunungan Cekungan Sumatera Selatan.
Batuan dasar yang mengontrol bentuk cekungan Sumatera Selatan ini
adalah batuan- batuan Malihan dari batuan yang berumur Pra-Tersier.
Sedangkan sedimen- sedimen tersier yang ada umumnya kaya akan
hidrokarbon, diendapkan tidak selaras di atasnya.
Sedimen-sedimen tersier tersebut diawali oleh endapan non-marine
Formasi Lahat yang kemudian diikuti dengan siklus transgresi dan regresi dari
Formasi Talang Akar sampai dengan Formasi Muara Enim. Sedangkan tektonik
utama yang mempengaruhi pembentukan sedimen ini terjadi pada awal Tersier,
Oligosen Tengah dan pada Plio Pleistosen. Tektonik yang terakhir ini yang
mempengaruhi penjebakan minyak bumi dan membentuk bentang alam saat ini
di Sumatera Selatan. Hasil akhir dari tektonik ini adalah perlipatan dan patahan
dari sedimen Tersier yang membentuk beberapa Anti Klinorium yang paralel
dengan arah umum Pulau Sumatera.

2.3.1. Stratigrafi Umum Lapangan Y


Secara umum, stratigrafi Lapangan Y dapat dilihat pada Gambar 2.3.
(kolom stratigrafi) yang berturut-turut dari tua ke muda adalah:
1. Batuan Dasar (BSM)
Batuan dasar di Cekungan Sumatera Selatan khususnya di daerah Y
disusun oleh berbagai jenis Malihan dengan umur yang berbeda-beda.
Kelompok batuan ini pada umumnya disebut Pra-Tersier.

2. Formasi Lahat (LAF)


Secara umum Formasi Lahat diendapkan tidak selaras di atas batuan
dasar. Lithologinya terdiri dari konglomerat di bagian bawah, batupasir, batu
lempung tufaan, dan kadang-kadang disisipi oleh lapisan tipis batubara. Formasi
ini ditafsirkan berumur Eosen sampai Oligosen awal dan diendapkan di
lingkungan kontinental terutama pada daerah lekukan dari paleo-topografi batuan
dasar.

3. Formasi Talang Akar (TAF)


Formasi ini berumur oligosen Atas. SPRUYT (1957, vide Pulunggono,
1966) membagi Formasi Talang Akar menjadi anggota Gritsand (GRM) dan
anggota Transition Member (TRM), di Lapangan Y dijumpai pada
kedalaman lapisan L1 ke bawah dengan ketebalan sekitar 400 m. Lithologi
utamanya adalah batu pasir dengan beberapa sisipan batu lanau dan batubara.

4. Formasi Baturaja (BRF)


Setelah pengendapan Formasi Talang Akar dan semakin berkurangnya
sedimentasi material klastik, kondisi lingkungan menjadi stabil dan
memungkinkan pengendapan batu gamping terumbu maupun batu gamping
klastik dari Formasi Baturaja.
Di Lapangan Y, Formasi Baturaja Adalah zona A1 dan A2 dan dijumpai
pada kedalaman sekitar 1500 m dengan ketebalan 50 m. pada umumnya kurva
SP- nya datar yang mungkin disebabkan oleh porositas dan permeabilitas yang
sangat kecil.

5. Formasi Gumai (GUF)


Transgresi terus berlanjut dan mencapai puncaknya pada saat pengendapan
Formasi Gumai yang berumur Miosen Bawah sampai Miosen Tengah.
Lithologinya terdiri dari serpih laut dengan sisipan tipis batu gamping dan napal.

6. Formasi Air Benakat (ABF)


Pada Miosen Atas fase regresi diawali dengan pengendapan Formasi Air
Benakat yang berupa batu lempung, batupasir, dan batubara. Formasi ini
diendapkan di lingkungan payau. Di Lapangan Y dijumpai sebagai
lithologi batu lempung dengan sisipan-sisipan batu pasir dan batu lanau, banyak
mengandung cangkang-cangkang moluska.

7. Formasi Muara Enim (MEF)


Di Lapangan Y, Formasi Muara Enim tersingkap di permukaan dan
dijumpai sampai kedalaman sekitar 350 m. lithologinya terdiri dari batu pasir
berselang-seling dengan serpih dan batu lanau. Indikasi hidrokarbon tidak
ditemukan di dalam formasi ini.

8. Formasi Kasai (KAF)


Formasi ini diendapkan tidak selaras di atas formasi Muara Enim setelah
tektonik regional pada Plio-Pleistosen. Lithologinya adalah batupasir, batu
lempung dan kerakal yang bersifat tufaan. Formasi ini ditafsirkan berumur
Pleistosin.
Gambar 2.3.
(PT. Pertamina EP Asset 2)
Stratigrafi Lapangan Y
2.4. Geofisika dan Geologi Struktur Lapangan Y
Struktur ini terbentuk pada Pliocene-Pleistocene ketika terjadi
compressional forces karena adanya akselerasi dari oceanic crust disebelah barat
pulau Sumatra. Struktur ini terletak persis di atas basement high yang disebut
Lapangan Y High, yang dibatasi oleh dua patahan yang memanjang dari timur
ke barat dengan dimensi secara lateral mempunyai panjang 6 km dan lebar kira-
kira 3 km. Dipuncak struktur berkembang batugamping BRF yang mengandung
gas cukup besar, sedangkan Formasi Talangakar TRM dan GRM yang terletak di
bawahnya adalah juga penghasil minyak dan gas utama didaerah ini.
Struktur Lapangan Y diproduksikan dari lapisan batupasir TAF sebagai
penghasil minyak dan batugamping BRF sebagai penghasil gas yang digunakan
untuk support gaslift untuk sumur produksi sampai sekarang (status September
2011), sedangkan potensi gas lapisan batupasir GUF belum diproduksikan.
Selama ini pengembangan Struktur Ogan lebih diprioritaskan pada blok utara,
sedangkan di blok selatan hanya dilakukan pemboran 4 sumur, hal ini
disebabkan hasil

2.5. Karakteristik Reservoir Lapangan Y


Reservoir Lapangan Y merupakan saturated reservoir. Kondisi awal
dinyatakan sebagai tekanan awal reservoir (Pi) dan temperatur awal reservoir (Ti)
dapat diperkirakan dari data survey tekanan dan temperatur dari hasil uji Pressure
Build Up (PBU) dan survey tekanan statik. Gambar 3.1. menunjukkan hubungan
tekanan terhadap waktu.
Gambar 2.4.
Profil Tekanan Reservoir Struktur Lapangan Y lapisan A

2.5.1. Karakteristik Batuan


Karakteristik batuan di Struktur Lapangan Y diperoleh dari analisa
sumur X-32 lapisan A, A2 dan B pada zona interest. Evaluasi sifat fisik batuan
reservoir tersebut sedang berjalan.

2.5.2. Sifat Fisik Fluida


Sifat fisik fluida reservoir diperoleh dari hasil pengujian laboratorium
sampel fluida hidrokarbon (PVT) sumur X-14. Tabel III-1. adalah Tabulasi Data
PVT Struktur Lapangan Y, dan Komposisi Komponen Fluida Reservoir
Struktur Lapangan Y dapat dilihat pada Tabel III-2. & Tabel III-3. merupakan
parameter sifat fisik fluida reservoir Struktur Lapangan Y, Gambar 3.2. sampai
dengan Gambar 3.4. berturut-turut adalah hubungan kelarutan gas di dalam
minyak terhadap waktu, hubungan faktor volum formasi minyak terhadap tekanan
dan hubungan viskositas minyak terhadap tekanan. Dari data komposisi
komponen fluida reservoir ( C7+ mol % >20) , API gravity (<40) dan GOR(<300
sm3/m3), maka sample well tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis fluida
reservoir struktur Lapangan Y adalah Black Oil.
Tabel II-1.
Tabulasi Data PVT Struktur Lapangan Y

X-14

Gambar 2.5.
Grafik Rs Vs Tekanan Struktur Lapangan Y

Gambar 2.6.
Grafik Bo Vs Tekanan Struktur Lapangan Y
Gambar 2.7.
Grafik o Vs Tekanan Struktur Lapangan Y

2.5.3. Mekanisme Pendorong


Berdasarkan data produksi, dari hasil plotting Recovery efficiency (%) vs
Original Pressure Efficiency ref. Shatter & Thakur, dapat dilihat pada Gambar
3.5. dan hasil plotting tertera pada Gambar 3.6. maka mekanisme pendorong
seluruh lapisan (a0, A, A2, B dan C) didominasi oleh solution gas drive.

Gambar 2.8.
Grafik Reservoir pressure trends Vs Recovery efficiency (%)
Gambar 2.9.
Hasil Plotting Reservoir pressure trends Vs Recovery efficiency

Berdasarkan referensi diatas, pola drive mechanism untuk layer a0 (all), A


dan B cenderung dominan mengikuti pola nomor 2 (dua) yaitu Solution Gas Drive
Reservoir.

Anda mungkin juga menyukai