Makalah Sanitasi Dan Plumbing
Makalah Sanitasi Dan Plumbing
Oleh:
Nama : Riswan Gunawan
Tri Handoko
Alfani Wida Pratama
Hasanudin Damanik
Maulana Ishak
Ivan Susanto
Jurusan/Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan
Dosen : Hj. Andi Marini, ST.
November 2012
BAB 1
SISTEM PLUMBING DAN SANITASI
2.1 Umum
Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan perlatan untuk
menyediakan air bersih ke tempat yang dikehendaki, baik dalam hal kualitas,
kuantitas, dan kontinyuitas yang memenuhi syarat, dan membuang air bekas
(kotor) dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk
mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang diinginkan
(elearning.gunadarma.ac.id, 2011), sedangkan pengertian plambing menurut SNI
03 6481 2000 adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
pemasangan pipa dengan peralatannya di dalam gedung atau gedung yang
berdekatan yang bersangkutan dengan; air hujan, air buangan dan air minum yang
dihubungkan dengan sistem kota atau sistem lain yang dibenarkan
Sistem Plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem
pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang
memenuhi syarat yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan,
standar, tentang peralatan dan instalasinya.
Secara garis besar, peralatan Plambing memiliki dua fungsi utama yaitu (:
a. Menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan
tekanan cukup dan air panas bila diperlukan
b. Membuang air kotor tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian
penting lainnya
Di Indoensia, peraturan yang berlaku mengenai Plambing selain SNI 03-
6481-2000 tentang Sistem Plambing juga diatur dalam SNI 03-7065-2005
tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing.
b. Air bekas : Air buangan yang bersal dari alat plambing lainnya
seperti bak mandi (bath tub), bak cuci tangan bak dapur dan
sebagainya.
c. Air hujan : Air dari atap, halaman dan sebagainya.
d. Air buangan khusus : Air yang mengandung gas, racun dan bahan-
bahan berbahaya yang berasal dari pabrik, air buangan dari
laboratorium, tempat pengobatan, tempat pemeriksaan di rumah
sakit, rumah pemotongan hewan, air yang bersifat radio aktif dan
lain-lain.
2. Sistem pembuangan air
a. Sistem pembuangan air kotor dan bekas
Sistem Campuran : Sistem pembuangan dimana air kotor dan
air bekas dikumpulkan dan dialirkan ke dalam satu saluran.
Sistem terpisah : Sistem pembuangan dimana air kotor dan
bekas masing-masing dikumpulkan dan dialirkan secara terpisah.
Untuk daerah dimana tidak tersedia roil umum yang dapat
menampung air bekas dan air kotor maka system pembuangan air
kotor akan disambungkan ke instalasi pengolahan air kotor terlebih
dahulu.
b. Sistem pembuangan air hujan
Pada dasarnya air hujan harus disalurkan melalui sistem
pembuangan yang terpisah dari sistem pembuangan air bekas dan
air kotor. Bila dicampurkan, kemungkinan apabila saluran tersebut
tersumbat oleh sebab apapun ada kemungkinan air hujan akan
mengakibatkan air balik dan masuk ke dalam alat plambing
terendah dari sistem tersebut.
Gedung harus mempunyai perlengkapan drainase untuk
menyalurkan air hujan dari atap dan halaman atau pekarangan
dengan pengerasan di dalam persil ke saluran air hujan kota atau
saluran pembuangan campuran kota. Pada daerah yang tidak
terdapat saluran tersebut. Drainase atap harus memenuhi ketentuan
berikut :
Ukuran pipa ven yoke harus sama dengan atau lebih besar dari
pada diameter pipa tegak vena tau pipa tegak buanagn (yang
terkecil di antara keduanya).
f. Pipa ven untuk bak penampung
Ukuran pipa ven untuk bak penampung air buangan minimum
harus 50 mm.
2. Penentuan ukuran ven
Ukuran pipa ven didasarkan pada unit beban alat plambing dari pada
pembuangan yang dilayaninya, dan panjang ukuran pada pipa ven
tersebut. (Lihat Tabel 2.1). Bagian pipa ven mendatar, tidal termasuk
bagian pipa ven di bawah lantai, tidak boleh lebih dari 20% dari
seluruh panjang ukurannya.
Sumber: SNI-03-6481-2000
Gambar Berbagai Jenis Kloset Duduk dan Jongkok
Gambar Contoh Jenis Kloset Duduk (kiri) dan Jongkok (kanan)
2. Peturasan
Ditinjau dari kontruksinya, peturasan dapat dibagi seperti kloset, di
mana yang paling banyak digunakan adalah tipe wash-down (Lihat
Gambar 2.7 dan 2.8). Untuk tempat-tempat umum, sering dipasang
peturasan berbentuk mirip talang terbuat dari porselen, plastik, atau
baja tahan karat, dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Dalamnya talang 15 cm atau lebih.
Sumber: SNI-03-6481-2000
Gambar 2.8 Peturasan Palung
3. Fitting Saniter
Beberapa jenis fitting saniter antara lain :
a. Keran air, ada beberapa macam yaitu :
1) Keran air yang dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.
2) Keran air yang dapat dibuka tetapi akan menutup sendiri,
misalnya untuk cuci tangan.
3) Keran air yang laju alirannya diatur oleh ketinggian muka air,
yaitu keran atau katup pelampung.
Gambar Wastafel
Gambar Bath Tub
Gambar Shower
Sumber: NFPA 14, Standar Installation for Standpipe and Hose Systems
2. Sistem sprinkle
Sistem sprinkler harus dipasang terpisah dari sistem perpipaan dan
pemompaan lainnya, serta memiliki penyediaan air tersendiri.
Beberapa definisi mengenai komponen sistem di antaranya:
a. Branch (cabang) adalah pipa di mana sprinkler dipasang, baik
secara langsung atau melalui riser
b. Cross main (pipa pembagi) adalah pipa yang mensuplai pipa
cabang, baik secara langsung atau melalui riser
c. Feed main (pipa pembagi utama) adalah pipa yang mensuplai pipa
pembagi, baik secara langsung atau melalui riser.
Gambar Sprinkle
2.3.1.2 Rumah Susun, dimana dalam setiap unit harus dilengkapi sekurang
kurangnya dengan :
Tabel
1. Sebuah bak 2.3dapur.
cuci Warna Cairan dan Temperatur Sprinkler
2. Sebuah kloset.
3. Sebuah bak mandi atau bak air mandi atau dus.
4. Sebuah tempat cuci tangan.
5. Sebuah pengering lantai.
Disamping itu, setiap unit rumah tinggal harus dilengkapi dengan
bak cuci pakaian atau perlengkapan penyambungan untuk mesin cuci
pakaian, kecuali bila unit rumah tinggal tersebut disediakan untuk
penghuni tidak tetap.
SetiapSumber
rumah :susun
Departemen Pekerjaan
harus juga Umum,
dilengkapi 1987sebuah ruang
dengan
cuci pakaian bersama, dengan perlengkapan alat plambing sebagai berikut:
1. Sebuah tempat cuci pakaian dengan dua bak untuk setiap 10 unit
rumah tinggal, atau
2. Sebuah mesin cuci pakaian untuk setiap 20 unit rumah tinggal.
Bila unit rumah tinggal tersebut hanya merupakan akomodasi tidur,
maka untuk setiap enam unit, harus dilengkapi sekurang kurangnya
dengan :
1. Sebuah kloset.
2. Sebuah bak mandi atau bak air mandi atau dus.
3. Sebuah tempat cuci tangan.
4. Sebuah pengering lantai.
5. Untuk ruang toilet laki laki, jumlah kloset dapat diganti dengan
peturasan (urinoir) tidak lebih dari sepertiga jumlah kloset yang
disyaratkan.
2.3.1.4 Hunian industri, kententuan yang berlaku sama halnya dengan hunian
usaha/niaga, kecuali untuk industri pengecoran logam yang kriteria jumlah
alat plambing harus di sesuaikan dengan Tabel 3.5
Tabel 2.5 Jumlah kloset, bak cuci tangan dan peturasan untuk hunian
industri
2.3.1.5 Hunian Gudang, ketentuan alat plambing minimum sama dengan yang
disyaratkan untuk hunian usaha. Alat plambing juga dapat dipasang pada
bangunan yang berdekatan, jika jarak mendatar dari tempat kerja ke toilet
tidak lebih dari 150 m dan kedua bangunan tersebut berada dibawah satu
pengelolaan.
2.3.1.6 Hunian kumpulan, kecuali hunian ibadah dan sekolah, maka kapasitas
alat plambing minimum ditentukan dengan menggunakan Tabel 3.6
Tabel 2.6 Jumlah kloset, bak cuci tangan dan peturasan untuk hunian
kumpulan
1. Pancaran air minum atau alat sejenis harus disediakan untuk setiap
1000 orang pengunjung atau sekurang kurangnya sebuah alat
plambing sejenis tersebut disediakan pada setiap tingkat bangunan
atau balkon.
2. Bila dalam ruangan proyektor terdapat lebih dari satu proyektor, maka
harus dilengkapi sekurang kurangnya dengan; sebuah kloset dan
sebuah bak cuci tangan di lantai yang bersangkutan dan terletak 6 7
m dari ruang proyektor tersebut.
3. Alat plambing untuk pengunjung dapat pula digunakan oleh
karyawan, akan tetapi setidak -tidaknya fasilitas toilet karyawan harus
sesuai dengan jumlah dan jenis yang disyaratkan untuk karyawan
seperti pada hunian usaha.
4. Fasilitas toilet untuk laki laki dan perempuan harus terpisah dan
mudah dicapai.
2.3.1.9 Hunian lembaga, dimana hunian tersebut berada dalam pengawasan maka
harus dilengkapi dengan alat plambing sekurang kurangnya adalah
sebagai berikut:
1. Sebuah bak cuci dapur.
2. Sebuah kloset.
2.3.1.10 Hunian lembaga lingkup terbatas, dalam hal ini kecuali rumah sakit
maka harus dilengkapi dengan alat plambing untuk tiap lantai sesuai dengan
ketentuan ketentuan sebagai berikut;
1. Sebuah kloset untuk setiap 25 orang penghuni laki laki dan sebuah
kloset untuk setiap 20 orang penghuni perempuan.
2. Sebuah peturasan untuk setiap 50 orang penghuni laki laki.
3. Sebuah bak cuci tangan untuk setiap 10 orang penghuni.
4. Sebuah dus untuk setiap 10 orang penghuni.
5. Sebuah pancaran air minum atau alat plambing sejenis untuk setiap 50
orang penghuni.
Fasilitas toilet untuk karyawan sekurang kurangnya disediakan
dalam jumlah dan jenis yang sama dengan persyaratan hunian usaha,
selain itu fasilitas toilet untuk laki laki dan perempuan harus terpisah dan
mudah dicapai.
2.3.1.11 Rumah sakit, alat - alat plambing yang harus tersedia adalah sebagai
berikut:
1. Sebuah kloset dan sebuah bak cuci tangan untuk setiap 10 tempat tidur.
2. Sebuah dus, bak mandi atau bak air mandi untuk setiap 20 tempat tidur.
Fasilitas toilet untuk karyawan sekurang kurangnya disediakan
dalam jumlah dan jenis yang sama dengan persyaratan hunian usaha dan
terpisah dari fasilitas toilet pasien, selain itu fasilitas toilet untuk laki
laki dan perempuan harus terpisah dan mudah dicapai.
2.3.1.12 Rumah sakit jiwa, harus dilengkapi dengan alat plambing sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Sebuah kloset.
2. Sebuah bak cuci tangan.
3. Sebuah bak mandi atau bak air mandi atau dus untuk setiap 8 orang
paisen.
4. Sebuah pancaran air minum atau alat plambing sejenis untuk setiap 50
tempat tidur.
Fasilitas toilet untuk karyawan sekurang kurangnya disediakan
dalam jumlah dan jenis yang sama dengan persyaratan hunian usaha dan
terpisah dari fasilitas toilet pasien, selain itu fasilitas toilet untuk laki laki
dan perempuan harus terpisah dan mudah dicapai.
2.3.1.14 Kolam renang dan pemandian umum, jumlah dan jenis alat plambing,
sekurang kurangnya harus terdiri dari :
1. Sebuah kloset untuk setiap 60 orang laki laki.
2. Sebuah kloset untuk setiap 40 orang perempuan.
3. Sebuah peturasan untuk setiap 40 orang laki laki.
4. Sebuah bak cuci tangan untuk setiap 60 orang laki laki.
5. Sebuah bak cuci tangan untuk setiap 60 orang perempuan.
6. Sebuah dus untuk setiap 40 orang laki laki.
7. Sebuah dus untuk setiap 40 orang perempuan.
Fasilitas dus untuk mandi di kolam renang umum dan tempat
pemandian umum lainnya, harus dipisahkan untuk laki laki dan
perempuan, harus mudah dicapai oleh semua pengunjung pada setiap saat
dan harus ditempatkan sedemikian rupa sebelum memasuki daerah
pemandian. Untuk sekolah yang mempunyai kolam renang, jumlah dus
sekurang kurangnya harus sepertiga jumlah murid dari kelas yang
terbesar.
2.3.1.15 Rumah makan, kantin dan kafetaria, alat plambing yang harus tersedia
sekurang kurangnya satu mesin cuci atau tempat cuci berbak tiga yang
cocok, untuk mencuci secara efektif dan bersih sebelum alat alat tersebut
dipakai kembali. Untuk mesin cuci atau bak cuci tersebut, harus digunakan
air panas.
2.3.1.17 Hunian sementara, seperti fasilitas toilet sementara untuk pekerja yang
sedang membangun atau mengadakan perubahan, perbaikan,
pembongkaran gedung pada suatu proyek dengan dasar satu unit untuk
setiap 30 orang.
Fasilitas toilet tersebut terdiri dari kloset biasa atau kloset kimia yang
mudah dicapai oleh pekerja dan harus terletak tidak lebih dari empat
tingkat diatas atau dibawah tempat bekerja, serta terlindung dari
pandangan dan bahaya kejatuhan benda. Hunian sementara ini harus
dipelihara sesuai dengan persyaratan kesehatan, sehingga selalu siap pakai.
Bila proyek telah selesai, fasilitas dan sistem pembuangannya harus di
bongkar, sekitarnya harus dibersihkan, didefinisikan dan lubang kloset
tersebut harus ditimbun dengan tanah yang baik dan bersih.
2. Pipa PVC
Pipa PVC biasanya digunakan sebagai sarana utama instalasi air dalam
gedung. Pipa PVC bersifat ringan, berkekuatan tinggi, dan reaktivitas
rendah, menjadikannya cocok untuk berbagai keperluan. Pipa PVC juga
bisa dicampur dengan berbagai larutan semen atau disatukan dengan
pipa HDPE oleh panas,menciptakan sambungan permanen yang tahan
kebocoran.
Gambar 2.16 Pipa PVC
3. Pipa Tembaga
Pipa tembaga umumnya digunakan sebagai penyalur air panas pada
suatu gedung. Pipa ini dipilih untuk menyalurkan air panas karena sifat
konduktornya yang sangat baik dan tahan terhadap korosi.
2. Pressure pipe
Pressure pipe digunakan untuk membawa fluida atau gas pada tekanan atau
temperatur normal, subzero, atau tinggi. Pressure pipe mempunyai ukuran
inchi. Nominal size sampai 36 inchi.
Gambar 2.20 Pressure Pipe
3. Line pipe
Line pipe diproduksi dalam bentuk welded dan seamless. Jenis pipa ini ini
mempunyai ukuran inchi. Digunakan untuk membawa gas, minyak atau
air.
4. Water-well pipe
Diproduksi dalam bentuk welded atau seamless dengan bahan steel.
Digunakan untuk membawa air untuk digunakan di perkotaan maupun
industri. Jenis pipa ini mempunyai ukuran - 96 inchi, dengan berbagai
ketebalan dinding.
Gambar Water Well Pipe
6. Carbon steel
8. Galvanees
7. Chrom Moly
4. Cooper (Tembaga)
Tabel 2.8 Unit alat plambing sebagai beban, setiap alat atau kelompok
Diameter
Unit alat plambing
Alat plambing perangkap
sebagai Beban
Minimum (mm)
1 Kloset : tangki gelontor 75
4
katup gelontor
2 Peturasan :
Ukuran biasa 32
1
Ukuran kecil 25
0,5
7 Pancuran minum 32
0,5
8 Bak mandi :
Berendam (bath tub ) 40-50
3
10 Bidet 32
3
11 Bak cuci, untuk pel 75-100
8
Ukuran besar 2
Ukuran kecil 1,5
50 1
75 2
Gambar Isometri Instalasi Pipa Air Kotor, Air Buangan, dan Ven
2.6.4 Spesifikasi Bahan Dan Perpipaan
1. Spesifikasi Pipa Air Bersih
3. Spesifikasi Pipa Air Hujan, Air Kotor (sewage water), Air Bekas (waste
water) & Air Bekas Dapur (kitchen waste water)
Tabel 2.11 Spesifikasi Pipa Air Hujan, Air Kotor, Air Bekas dan
Air Bekas Dapur
4. Daftar Katup
Tabel 2.12 Daftar Katup
Setiap belokan jalur pipa harus diberi alas beton minimum 900 mm
sebelum dan 900 mm sesudah belokan. Setiap sambungan pipa harus dibiarkan
terbuka selama dilakukan tes
tekanan.
2.6.7 Pemasangan Pipa Air Limbah dan Pipa Logam dalam Tanah
1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
2. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda
keras/tajam.
3. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada
dasar galian dengan adukan semen.
4. Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan.
5. Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.
6. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
7. Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah
kasar.
8. Khusus untuk pipa logam, harus dilapisi flinkote kemudian
dibalut dengan bituminous sheet tebal 2 mm.
2.6.8 Katup
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar,
spesifikasi dan untuk bagian-bagian berikut ini :
a) Sambungan masuk dan keluar peralatan.
b) Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
Diruang Mesin
Ukuran Pipa Ukuran Katup
Sampai 75 mm 20 mm
100 s/d 200 mm 40 mm
250 atau lebih besar 50 mm
lain-lain 20 mm
c) Ventilasi udara otomatis.
d) Katup kontrol aliran keatas dan kebawah.
2.7 Sanitasi
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan
bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia (Wikipedia, 2011). Pengertian lain dari sanitasi
adalah sarana untuk mencegah kontak manusia dari bahaya limbah untuk
meningkatkan kesehatan. Sarana pencegahan dapat berupa solusi engineering
(misalnya selokan dan pengolahan limbah), teknologi sederhana (misalnya septic
tank) atau dengan melakukan pembersihan (http://inspeksisanitasi.blogspot.com,
2011).
Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2002, tidak
3
kurang dari 400.000 m /hari limbah rumah tangga dibuang langsung ke sungai
dan tanah, tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. 61,5 % dari jumlah tersebut
terdapat di Pulau Jawa. Pembuangan akhir limbah tinja umumnya dibuang
menggunakan beberapa cara antara lain dengan menggunakan septic tank,
dibuang langsung ke sungai atau danau, dibuang ke tanah, dan ada juga yang
dibuang ke kolam atau pantai (http://www.dimsum.its.ac.id, 2011).
Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan
penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya
mikroorganisme atau kuman kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia
penyebar penyakit seperti lalat dan tikus.
Suatu badan air seperti sungai atau laut mempunyai kapasitas penguraian
tertentu. Bila air limbah langsung dimasukkan begitu saja kedalam badan air tanpa
dilakukan suatu proses pengolahan, maka suatu saat dapat menimbulkan
terjadinya pencemaran lingkungan (http://www.dimsum.its.ac.id, 2011).
a. Syarat-syarat fisik
Secara fisik air minum harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa (tawar).
b. Syarat-syarat kimia
Air minum tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dan jumlah yang
melampaui batas, adapun beberapa persyaratan kimia tersebut adalah pH,
zat padat total, zat organik sebagai KMn04, CO2 agresif, kesadahan,
kalsium (Ca), besi dan mangan, tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl),
nitrit, fluorida (F), dan logam-logam berat (Pb, As, Se, Cd, Cr, Hg, CN).
c. Syarat-syarat bakteriologis atau mikrobiologis
Air minum tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan parasit
seperti kuman thypus, kolera, dysentri dan gatroenteritis.
d. Syarat-syarat radiologis
Air minum tidak boleh mengandung zat menghasilkan bahan-bahan yang
mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.
2. Persyaratan kuantitatif
Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
segi banyaknya air baku yang tersedia, untuk memenuhi kebutuhan sesuai jumlah
penghuni yang menempati gedung.
3. Persyaratan kontinuitas
Persyaratan kontinuitas untuk penyediaan air bersih sangat erat
hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku untuk air bersih
tersebut dapat diambil terus-terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif
tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan.
b. Water Cooling/AC
c. Kolam Renang, Air Mancur/Taman
3. Kebutuhan yang sifatnya Tetap
a. Air Hidran
Penggunaan Pemakaian
No Satuan
Gedung Air
1 Rumah tinggal 120 Liter/penghuni/hari
1)
2 Rumah susun 100 Liter/penghuni/hari
3 Asrama 120 Liter/penghuni/hari
2)
4 Rumah sakit 500 Liter/tempat tidur pasien/hari
5 Sekolah dasar 40 Liter/siswa/hari
6 SLTP 50 Liter/siswa/hari
SMU/SMK dan lebih
7 80 Liter/siswa/hari
tinggi
8 Ruko/rukan 100 Liter/penghuni & pegawai/hari
9 Kantor/pabrik 50 Liter/pegawai/hari
2
10 Toserba, toko pengecer 5 Liter/m
11 Restoran 15 Liter/kursi
12 Hotel berbintang 250 Liter/tempat tidur/hari
13 Hotel melati/penginapan 150 Liter/tempat tidur/hari
Gedung pertunjukkan,
14 10 Liter/kursi
bioskop
15 Gedung serba guna 25 Liter/kursi
16 Stasiun, terminal 3 Liter/penumpang tiba & pergi
Liter/orang,
17 Peribadatan 5
(belum dengan air wudhu)
Tabel 2.16 Pemakaian Air Minimum Sesuai Penggunaan Gedung
Dari perhitungan diatas kita dapatkan bahwa diameter pipa angkat adalah 65 mm
Dengan kecepatan aliran adalah 2,5 m/s
Untuk mencari besar head pompa yang diperlukan dapat dinyatakan dengan
rumus berikut :
ha = Head statis total, yaitu vertical antara permukaan air sisi keluar
dengan permukaan air sisi isap (m)
hp = Perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua permukaan air
(m)
h1 = Kerugian head pada pipa yang menyangkut panjang pipa, fitting,
katup (valve), dan lain-lain.
2
V
tekanan kecepatan pada lubang keluar pipa ( m )
2g 2 1
P P
Hp 0m
.g
Kerugian Head (Hl)
Head kerugian gesek dalam pipa (hf)
Sebelum mencari head, ditentukan terlebih dahulu apakah aliran yang
terjadi adalah aliran laminer atau aliran turbulen
Dengan menggunakan bilangan Reynolds, yaitu :
v.d
Re
dimana :
Re : Bilangan Reynolds
V : Kecepatan aliran (m/s)
d : Diameter pipa (m)
2
: Viskositas kinematik air (m /s)
0,801.106 m s
Bila Re < 2300, aliran bersifat laminer
Bila Re > 4000, aliran bersifat turbulen
-6 2 o
= 0,801.10 m /s (pada suhu 30 C )
d = 65 mm = 0,065 m
2,5 ms 0,065
maka : Re 202871,4
m
2
dimana :
hf : Head kerugian dalam pipa (m)
: Koefisien kerugian gesek
L : Panjang pipa (m)
d : diameter pipa (m)
2
g : Percepatan Gravitasi (m/s )
v : Kecepatan aliran (m/s)
Untuk mencari kita menggunakan formula Darcy untuk aliran turbulen, dengan
rumusnya adalah :
2
he v
2g
K
Dimana :
he : Head kerugian plumbing accessories (m)
K : Koefisien kerugian
Kerugian plumbing accessories :
he 16,29
2,52 5,2m
2x9,81
x
2,52 50,95m
H 40 0 10,63
2.9,81
2
dimana :
H = Head pompa
t = tinggi gedung
H = 1,5 x 30
= 45 m
Setelah mendapatkan besar head pompa angkat, kemudian dihitung besar
daya pompa dengan menggunakan rumus :
Pp .g.Q.H
p
dimana :
Pp : Daya pompa : (watt)
3
: Kerapatan air : (998,3 kg/m pada suhu 20 C)
2
g H 1 1: t
: Percepatan gravitasi (9,81 m/s )
3
Q : Kapasitas pompa : (m /s)
H : Head total pompa : (m)
p : Efisiensi pompa : (%)
Untuk mencari efisiensi pompa (p), menggunakan grafik yang ada pada gambar
14.3
Berikut ini :
Gambar Grafik p, ns, dan Q
nQ
ns 3
Dimana : H4
3000 0,5
ns 3
111,2
50,95 4
3
Karena kapasitas pompa angkat yang kecil (0,0083 m /s) dan tidak
terdapat dalam grafik efisiensi pompa (gambar 14.3 ) maka perhitungan untuk
menentukan efisiensi pompa dihitung ulang dengan menghitung kapasitas pompa
dengan metode berikut ini :
3
Volume tangki atap (roof tank) adalah sebesar 40 m = 40000 liter
Jangka waktu kerja pompa pengisi kita tentukan sebesar 20 menit
Pompa akan bekerja apabila air dalam roof tank volumenya tinggal 20%
dari volume total roof tank, sehingga volume roof tank menjadi :
40000 liter x 20 % = 8000 liter
Jadi pompa akan bekerja apabila volume roof tank hanya
40000 liter 8000 liter = 32000 liter
Dan kapasitas pompa (Q) adalah : 32000
Jangka waktu kerja pompa pengisi
3000 1,6
ns 3
198,98
50,95 4
Maka dari grafik efisiensi pompa (gambar 14.3 ) kita dapatkan efisiensi
pompa (p) sebesar 65 %
Maka daya pompa adalah :
.g.Q.H
Pp
p
998,3x9,81x0,027x50,9 18455,05watt
5
Pp 0,73
P p 18,45kW 18kW
Tentunya setelah menghitung daya poros (Pp) dihitung juga daya motor yang
digunakan untuk menggerakkan poros tersebut. Rumus yang digunakan adalah :
Pp
Pm 1,
transmisi
15
Pm 1, 18 23kW
0,9
15
1
4
4xA 4x0,01
d 0,112m 112mm 100mm
3,14
Pemeriksaan :
m 3
0,03
0,03ms / s
v 2
3,8 m s 3m / s
2
d v>3m/s maka pipa transfer dengan diameter 100 mm tidak dapat
Akarena
digunakan.
Memang pada sistem instalasi pipa yang umumnya dipergunakan adalah
pompa jenis putar karena mempunyai beberapa kelebihan yaitu :
250Ukurannya kecil dan ringan
251Dapat
1
memompa terus menerus tanpa gejolak ( stabil )
252Konstruksinya sederhana dan mudah dioperasikan.
4.1 KESIMPULAN
Setelah membaca uraian pada pembahasan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa sistem plumbing dan sanitas berperan penting dalam
menciptakan lingkungan gedung yang higienis, sehingga dapat menunjang
kesehatan dan kenyamanan pengguna gedung.
Di Indoensia, peraturan yang berlaku mengenai Plambing selain SNI 03-
6481-2000 tentang Sistem Plambing juga diatur dalam SNI 03-7065-2005 tentang
Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing.
4.2 SARAN
Untuk dapat menunjang kesehatan dan kenyamanan pengguna gedung,
diperlukan perencanaan plambing dan sanitasi yang terintegrasi dengan baik.
Perancangan dan Perencanaan Sistem Plambing dan Sanitasi harus mengikuti
peraturan yang telah ditetapkan oleh otoritas yang berwenang guna mencegah
terjadinya gangguan terhadap aktivitas publik dalam gedung.