Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1. Sejarah PT. Waskita Karya


Didirikan pada tanggal 1 Januari 1961 PT. Waskita Karya merupakan
salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka di Indonesia yang
memainkan peran utama dalam pembangunan negara. Berasal dari sebuah
perusahaan Belanda bernama "Volker Aannemings Maatschappij NV", yang
diambil alih berdasarkan Keputusan Pemerintah No.62/1961, PT. Waskita
Karya pada awalnya adalah perkembangan yang hanya berhubungan dengan
air seperti reklamasi, pengerukan pelabuhan, dan irigasi.
Selama rentang waktu tahun 1973, status hukum Waskita Karya telah
berubah menjadi PT "Persero". PT. Waskita Karya sendiri lebih familliar
dengan panggilan "Waskita" karena lebih mudah untuk diucapkan. Sejak saat
itu, perusahaan mulai mengembangkan usahanya sebagai kontraktor umum
terlibat dalam berbagai kegiatan pembangunan yang lebih luas termasuk jalan
raya, jembatan, pelabuhan, bandar udara, bangunan, tanaman selokan, pabrik
semen, pabrik dan fasilitas industri lainnya.
Pada tahun 1980, PT. Waskita Karya mulai melakukan berbagai
proyek dengan melibatkan beberapa alat teknologi yang sudah canggih.
Transfer teknologi dilakukan melalui aliansi bisnis dalam bentuk kerjasama
operasi dan joint venture dengan perusahaan asing terkemuka. Prestasi yang
luar biasa dan bukti signifikan adalah membangun bandara kebanggaan
nasional yaitu bandara Soekarno-Hatta, Reaktor Serbaguna Siwabessy, dan
Muara Karang PLTU di Jakarta. Memasuki tahun 1990, PT. Waskita Karya
telah menyelesaikan beberapa bangunan bertingkat dengan baik dan telah
memperoleh reputasi seperti BNI City 46 (bangunan tertinggi di Indonesia),
Kantor Bangunan Bank Indonesia, Graha Niaga Tower, Plaza Mandiri
Tower, Shangri-La Hotel dan beberapa bangunan apartemen bertingkat di
Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia.
Kinerja yang telah dicapai oleh PT. Waskita Karya dibedakan dalam
pembangunan jangka panjang jembatan beton yang menggunakan sistem free

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi I 5


cantilever yang telah berhasil menyelesaikan tiga jembatan: Raja Mandala,
Rantau Berangin, dan IV Barelang. Prestasi besar lainnya yang menggunakan
teknologi serupa dicapai dalam pembangunan "Pasteur-Cikapayang-Surapati"
yaitu melakukan peninggian jalan dan kabel untuk jembatan di Bandung.
Kisah sukses yang sama juga dicapai dalam pembangunan bendungan besar
beberapa seperti Pondok, Grogkak, Tilong, Gapit, dan Sumi, Pembangunan
diselesaikan lebih cepat dari jadwal dengan hasil kualitas memuaskan.
Upaya yang selalu mengutamakan kualitas dibandingkan dengan yang
lainnya telah memungkinkan PT. Waskita Karya dalam memperoleh
sertifikasi ISO 9002:1994 pada bulan November 1995 dan mendapatkan
pengakuan internasional yang meyakinkan di Sistem Manajemen Mutu ISO
diterapkan oleh perusahaan dan titik awal menuju era global persaingan. Pada
bulan Juni 2003, Waskita telah berhasil memperbarui Sistem Manajemen
Mutu dan mampu memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000. Hal ini menjadi
indikasi yang kuat tentang bagaimana perusahaan memahami dan selalu
berusaha untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan. Selama krisis
ekonomi yang melanda beberapa daerah di dunia pada tahun 1997,
Perusahaan yang tidak terhitung khususnya dalam bidang industri konstruksi
menderita kerugian besar dan didorong ke dalam kebangkrutan. Namun, PT.
Waskita Karya 47 merupakan satu-satunya yang memiliki daya tahan dan
kekuatan untuk bertahan hidup melalui krisis parah tersebut.
Dengan menggunakan implementasi strategi yang tepat, sistem
manajemen, dan adanya struktur organisasi merupakan bukti bukti yang kuat
kalau PT. Waskita Karya dapat menahan semua cobaan di saat kondisi sulit.
Mereka juga memiliki moto perusahaan yaitu " Onward through high quality
performance" yang telah ditanam di hati dan pikiran semua orang yang
bekerja di perusahaan. Hal ini menghasilkan motivasi yang kuat dalam
kehidupan kerja orang-orang yang selalu bersedia untuk memberikan kinerja
terbaik dari mereka untuk kemajuan perusahaan. Dengan segala cara tingkat
kepercayaan untuk tumbuh menjadi perusahaan besar dan kuat berkembang
di era globalisasi dan otonomi daerah, PT. Waskita Karya mengakui perlunya
untuk melakukan konsolidasi dan introspeksi melalui tindakan nyata.

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi I 6


Untuk memungkinkan memberikan orientasi yang jelas dalam
menentukan tujuan perusahaan dalam memasuki milenium ketiga, PT.
Waskita Karya telah dirumuskan visi, misi, filosofi kerja, dan budaya
perusahaan yang telah menjadi milik perusahaan selama lebih dari lima belas
tahun.

2.2. Visi dan Misi PT Waskita Karya


2.2.1. Visi
Menjadi perusahaan Indonesia terkemuka di bidang industri
Konstruksi, Rekayasa, Investasi, Infrastruktur dan Property/Realty

2.2.2. Misi
Meningkatkan nilai perusahaan yang berkelanjutan melalui :
1. Sumber daya yang kompeten,
2. Sistem dan teknologi terintegrasi,
3. Sinergi dengan mitra usaha,
4. Inovasi,
5. Diversifikasi usah.

2.3. Budaya PT Waskita Karya


Setiap manusia di Waskita memiliki sikap dan perilaku, yang
didasarkan pada kreativitas, dinamis, militansi, dan tanggung jawab dalam
menjalankan tugas profesionalnya. PT Waskita Karya (Persero) suka
mengadakan program orientasi pegawai baru yang diselenggarakan oleh Biro
Sumber Daya Manusia (SDM), program orientasi dilakukan melalui
pengenalan terhadap nilai-nilai budaya perusahaan, sejarah, visi dan misi
perusahaan, sistem dan prosedur yang ada, fasilitas yang ada (fisik dan non
fisik), business process perusahaan, peluang dan kesempatan karir yang ada
maupun wawasan dari para senior yang telah berhasil dalam karirnya ( meet
the star), serta kunjungan ke proyek-proyek yang dikemas melalui class
training. Setelah itu pegawai baru akan menjalankan masa On Job Training

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi I 7


(OJT) selama 6 enam) bulan sebelum akhirnya mendapatkan Permanen
placement.

2.4. Organisasi Perusahaan


2.4.1 Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Mohamad Hasan
Komisaris Independen : Victor S. Sirait
Komisaris Independen : M. Aqil Irham
Komisaris : Arif Baharudn
Komisaris : R. Agus Sartono
Komisaris : Danis Hidayat Sumadilaga

2.4.2 Jajaran Direksi


Direktur Utama : M. Choliq
Direktur : Agus Sugiono
Direktur : Tunggul Rajagukguk
Direktur : Desi Arryani
Direktur : Adi Wibowo
Direktur : Nyoman Wirya Adnyana

2.4.3 Komite Audit


Ketua Komite Audit : Victor S. Sirait
Anggota : R. Agus Sartono
Anggota : Hengky Z. P. Tampubulon
Anggota : Tjahjo Winarto

2.4.4 Organisasi Proyek


Kepala proyek : Kwatantra Rili S, ST
Sekertaris K3LMP : 1. Silviana Safitri
2. Hadi Mulyana
3. Suhendi

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi I 8


Kasie, TEK&ADKON : Victor Anton, ST
ADKON : Nur Aziz
Staff ADKON : 1. Firnandi Lucky
2. Bagus Setiawan

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi I 9


Gambar 2.1. Strutur Organisasi PT Waskita Karya

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi I 9


2.4.4 Tugas, Kewajiban, Wewenang, Tanggung jawab dan Hak
1. Komisaris
Komisaris merupakan organ Perusahaan yang berfungsi untuk melakukan
pengawasan secara umum dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam
menjalankan kepengurusan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
a. Tugas :
1. Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap
kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi
termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka
Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
Perseroan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS,
serta peraturan perundang-undangan serta peraturan yang berlaku
dibidang Pasar Modal di Indonesia, untuk kepentingan Perseroan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, serta melakukan
tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran
Dasar, perundang-undangan dan/ atau keputusan RUPS
2. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota Dewan
Komisaris harus:
Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan
serta prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, pertanggung jawaban, serta
kewajaran;
Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung jawab
dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat
kepada Direksi untuk
b. Kewajiban
Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris berkewajiban untuk
:
1. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan
pengurusan Perseroan;
2. Menelaah, memberikan pendapat dan persetujuan Rencana Jangka
Panjang Perseroan dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 10


Perseroan, serta rencana lainnya, yang disiapkan Direksi, sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar ini;
3. Mengikuti, mengawasi perkembangan kegiatan Perseroan,
memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap
masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan;
4. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala
menurunnya kinerja Perseroan disertai saran mengenai langkah
perbaikan yang harus ditempuh;
5. Mengusulkan kepada RUPS penunjukan Akuntan Publik yang
akan melakukan pemeriksaan atas buku-buku Perseroan;
6. Meneliti dan menelaah serta memberikan tanggapan atas laporan
berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta
menandatangani Laporan Tahunan;
7. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada RUPS
mengenai Laporan Tahunan, apabila diminta;
8. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan
salinannya;
9. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya
dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain;
10. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah
dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS;
11. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan
dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan serta peraturan yang berlaku
dibidang Pasar Modal di Indonesia, Anggaran Dasar, dan
keputusan RUPS.
c. Wewenang
Dewan Komisaris berwenang untuk:
1. Memeriksa buku-buku, surat-surat, dokumen lainnya, persediaan
barang-barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas
(untuk keperluan verifikasi) dan lainlain surat berharga sera
mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi;

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 11


2. Memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau
tempat-tempat lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh
Perseroan;
3. Meminta keterangan/ penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat
lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan
Perseroan dan Direksi harus memberikan semuaketerangan/
penjelasan yang berkenaan dengan Perseroan sebagaimana
diperlukan Komisaris
4. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan
dijalankan Direksi;
5. Meminta Direksi dan/ atau pejabat lainnya dibawah Direksi
dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri Rapat Dewan
Komisaris;
6. Mengangkat dan memberhentikan seorang Sekretaris Dewan
Komisaris
7. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar;
8. Membentuk Komite Audit, Komite Risiko dan Asuransi, dan
Komite lainnya jika dianggap perlu dengan memperhatikan
kemampuan Perseroan;
9. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka
waktu tertentu aras beban Perseroan, jika dianggap perlu dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku;
10. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan
tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;
11. Menghadiri Rapat Direksi dan memberikan pandangan-
pandangan tehadap hal-hal yang dibicarakan;
12. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan serta
peraturan yang berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia,
Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS;
d. Tanggung Jawab

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 12


Setiap Anggota Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh secara
pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan, kecuali anggota
Dewan Komisaris yang bersangkutan dapat membuktikan:
1. Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-
hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
Perseroan;
2. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun
tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang
mengakibatkan kerugian dan;
3. Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul
atau berlanjutnya kerugian tersebut;
e. Hak
Dewan Komisaris berhak untuk:
1. Mendapatkan honorarium dan tunjangan/fasilitas termasuk
tantiem dan santunan puma jabatan yang jenis dan jumlahnya
ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Melakukan pembagian kerja di antara para anggota Dewan
Komisaris yang diatur oleh mereka sendiri, dan untuk kelancaran
tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh seorang Sekretaris
Dewan Komisaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris;
3. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri
dari jabatannya dengan kewajiban memberitahukan secara tertulis
mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan.

2. Direksi
a. Tugas pokok Direksi adalah :
1. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan
dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili
Perseroan baik didalam maupun diluar Pengadilan tentang segala

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 13


hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan,
Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.
2. Dalam melaksanakan tugasnya Direksi wajib mencurahkan
tenaga, pikiran,
3. perhatian dan pengabdiannya secara penuh pada tugas , kewajiban
dan pencapaian tujuan Perseroan.
4. Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi hrs mematuhi
AD Perseroan dan peraturan perundang-undangan serta wajib
melaksanakan prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran.

b. Kewajiban
1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan
Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan
usahanya.
2. Menyiapkan pada waktunya RJPP, RKAP dan rencana kerja
lainnya, berikut perubahannya serta menyampaikannya paling
lambat 60 (enam puluh) hari sebelum tahun buku baru dimulai
kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan.
3. Memberikan penjelasan kepada Dewan Komisaris mengenai
RJPP dan RKAP.
4. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah
RUPS, dan Risalah Rapat Direksi.
5. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggung jawaban
pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan perseroan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Dokumen
Perseroan.
6. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk
diaudit.
7. Menyampaikan Laporan Tahunan setelah ditelaah oleh Dewan
Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 14


setelah tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS untuk
disetujui dan disahkan .
8. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan
Tahunan.
9. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang telah
disahkan oleh RUPS kepada Menteri yang membidangi Hukum
dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
10. Menyampaikan pemberitahuan perubahan susunan Pemegang
Saham, Direksi dan Dewan Komisaris kepada Menteri yang
membidangi Hukum dan Hak Asasi Manusia.
11. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah
RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat
Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan perseroan serta
dokumen perseroan lainnya.
12. Menyimpan ditempat kedudukan perseroan:Daftar Pemegang
Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan
Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan
dokumen keuangan perseroan serta dokumen perseroan lainnya.
13. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern,
terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan
pengawasan.
14. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali
diminta oleh Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham seri A
Dwiwarna, dengan memperhatikan peraturan
perundanganundangan serta peraturan yang berlaku dibidang
Pasar Modal di Indonesia.
15. Menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan
perincian dan tugasnya. Memberikan penjelasan tentang segala
hal yang ditanyakan atau yang diminta anggota Dewan Komisaris

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 15


dan para Pemegang Saham seri A Dwiwarna, dengan
memperhatikan peraturan perundangan-undangan serta peraturan
yang berlaku dibidang Pasar Modal di Indonesia.
16. Menyusun dan menetapkan blue print organisasi Perseroan.
17. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar ini dan yang
ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
c. Wewenang
1. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan.
2. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili
perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau
nbeberapa anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau
kepada seorang atau beberapa orang pegawai perseroan baik
sendiri sendiri amupun bersama-sama atau kepada orang lain dan
mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili
perseroan kepada kepala cabang atau kepala perwakilan di dalam
atau di luar negeri.
3. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan
termasuk penetapan gaji, pensiun/jaminan hari tua dan
penghasilan lain bagi pekerja Perseroan berdasarkan peraturan
perundang-undangan, dg ketentuan penetapan gaji, pensiun atau
jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja yang
melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-
undangan, harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
4. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan berdasarkan
peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-
undangan.
5. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perseroan.
6. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai
pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat
Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 16


Perseroan, termasuk tetapi tidak terbatas pada optimalisasi
pemanfaatan aset Perseroan, dengan pembatasan-pembatasan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan,
anggaran dasar dan/atau keputusan RUPS
d. Tanggung Jawab
1. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha
Perseroan dg mengindahkan perundang-undangan18.
2. Setiap anggota Direksi bertanggungjawab penuh secara pribadi
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan, kecuali apabila
anggota Direksi yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa :
Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya.
Telah melakukan pengurusan dg itikad baik dan kehatihatian
untuk kepentingan dan sesuai dg maksud & tujuan Perseroan.
Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung
maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang
mengakibatkan kerugian.
Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau
berlanjutnya kerugian tersebut.
3. Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi diluar yang
diputuskan oleh rapat Direksi menjadi tanggung jawab pribadi
yang bersangkutan sampai dengan tindakan dimaksud disetujui
oleh rapat Direksi.
4. Salah seorang anggota direksi ditunjuk oleh rapat direksi sebagai
penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG
5. Direksi harus menyampaikan informasi mengenai identitas,
pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan dewan komisaris di anak
perusahaan/ perusahaan patungan dan/atau perusahaan lain,
termasuk rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat
internal maupun rapat gabungan dengan Dewan Komisaris) serta
fasilitas dan/atau tunjangan lain yang diterima dari BUMN yang

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 17


bersangkutan dan akan perusahaan/perusahaan patungan BUMN
yang bersangkutan, untuk dimuat dalam laporan tahunan BUMN.
6. Direksi wajib melaporkan kepada BUMN mengenai kepemilikan
sahamnya dan/atau keluarganya (istri, suami dan anak-anaknya)
pada BUMN yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk
perubahannya.
1. Anggota Direksi diberi gaji berikut fasilitas dan/atau tunjangan
lainnya termasuk santunan purna jabatan yang jumlahnya
ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut dapat dilimpahkan
kepada Dewan Komisaris.
2. seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari
jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis maksudnya
tersebut kepada Perseroan, perseroan wajib menyelenggarakan
RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota
direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari
setelah diterimanya surat pengunduran diri, dalam hal perseroan
tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud, maka dengan lampaunya kurun waktu tersebut,
pengunduran diri anggota direksi menjadi sah tanpa memerlukan
persetujuan RUPS, namun perseroan wajib menyampaikan
laporan/ pengunduran diri tersebut dalam RUPS yang akan datang
3. sebelum pengunduran diri berlaku efektif, anggota direksi yang
bersangkutan tetap berkewajiban menyelesaikan tugas dan
tanggungjawabnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan serta peraturan yang berlaku dibidang pasar
modal di Indonesia
4. Direksi yang mengundurkan diri baru bebas dari tanggung jawab
setelah memperoleh pembebasan tanggung jawab dari RUPS
Tahunan
3. Komite Audit
Komite Audit terdiri dari satu orang Komisaris Independen dan
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota lainnya yang berasal dari luar

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 18


PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Komite Audit diketuai oleh Komisaris
Independen yang juga merangkap sebagai anggota Komite Audit. Tugas
dan Tanggung Jawab Komite Audit adalah membantu Komisaris dalam
hal :
a. Melakukan review atas laporan efektifitas pengendalian internal
perusahaan.
b. Melakukan review atas upaya manajemen dalam menindaklanjuti
rekomendasi auditor internal (SPI) berkaitan dengan pengendalian
internal.
c. Membuat rekomendasi mengenai sistem pengendalian manajemen
perusahaan serta pelaksanaannya.
d. Meyakinkan penerapan prinsip-prinsip akuntansi secara konsisten
dalam penyusunan laporan keuangan.
e. Meneliti pengumuman pendahuluan, laporan keuangan interim, dan
hasil pengujian analis.
f. Meneliti laporan keuangan tahunan dan meyakinkan bahwa laporan
telah lengkap dan konsisten dengan laporan sebelumnya.
g. Meneliti hasil audit laporan keuangan oleh auditor eksternal.
h. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur pengkajian yang
memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan oleh Perusahaan,
termasuk laporan-laporan keuangan, proyeksi (forecast) dan informasi
keuangan lainnya yang disampaikan baik kepada Pemegang Saham
maupun Regulator.
i. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh
Satuan Pengawasan Intern (SPI). Untuk memenuhi tugas tersebut,
Komite Audit melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut :
Mengevaluasi pelaksanaan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan
(PKPT) dan mendorong tindak lanjutnya.
Mengevaluasi kebijakan pengawasan SPI dan penyusunan PKPT.
Mengevaluasi hasil temuan-temuan SPI dan memberikan masukan-
masukan perbaikan yang diperlukan.

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 19


Membahas kebutuhan peningkatan kuantitas dan kualitas sumber
daya manusia SPI dalam rangka pemberdayaan SPI.
Mengkaji kecukupan Piagam Auditor Internal.
Berkoordinasi dengan SPI dalam rangka menyamakan persepsi dan
operasi intern SPI.
Mengadakan koordinasi dan kerjasama antara Komite Audit, SPI
dan Auditor Eksternal.
Atas persetujuan Komisaris, Komite Audit dapat melakukan
konsultasi dengan Direksi untuk menyarankan bidang-bidang yang
perlu diaudit sebelum Direksi melakukan finalisasi rencana audit
internal tahunan.
Menilai peranan dan pelaksanaan tugas Auditor Eksternal.
Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan
perundangundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan.
Membuat rencana kegiatan tahunan Komite Audit yang disetujui
oleh Komisaris.
Memberikan masukan kepada Komisaris tentang penyusunan dan
penyempurnaan Piagam Komite Audit secara berkala.
Komite audit wajib menyampaikan laporan kepada Komisaris. Laporan
yang disampaikan berupa :
a. Laporan atas aktivitasnya yang disampaikan secara berkala sekurang-
kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali.
b. Laporan khusus yang berisi temuan yang diperkirakan dapat
mengganggu kegiatan Perusahaan. Laporan khusus wajib disampaikan
kepada Komisaris selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak
tanggal temuan diketahui, dan dalam tempo paling lama 3 x 24 jam
disampaikan oleh Komisaris kepada Menteri BUMN.
c. Komite Audit membuat Laporan Tahunan kepada Komisaris
mengenai pelaksanaan kegiatan Komite Audit dan dimuat pada

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 20


Laporan Tahunan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, antara lain berkait
dengan hal-hal :
Pelanggaran yang dilakukan oleh Perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku (jika ada)
Kesalahan/kekeliruan penyajian laporan Keuangan, Sistem
Pengendalian Internal dan Independensi Auditor Eksternal (jika
ada)
Kajian atas pelaksanaan paket remunerasi Komisaris dan Direksi
sesuai dengan keputusan RUPS.

2.5. Nilai Budaya Perusahaan


Insan PT Waskita Karya (Persero) Tbk adalah manusia berintegritas
dan professional yang mampu memanfaatkan dan mengembangkan
keterampilan bisnis, manajemen dan teknologi untuk kemajuan perusahaan
dan kesejahteraan umat manusia. Perumusan budaya perusahaan tersebut
dalam kesehariannya dianut dalam semua aspek kegiatan sebagai berikut :
IPTEX
1. Integrity (Integritas) :
a. Jujur
b. Adil
c. Disiplin
2. Profesionalism (Profesionalisme) :
a. Ahli di bidangnya
b. Menjalankan hak dan kewajiban
c. Bekerja efektif dan efisien
3. Team Work (Kerjasama) :
a. Terbuka
b. Komunikatif
c. Peduli
4. Excellence (Unggul) :
a. Kreatif dan inovatif
b. Responsif dan proaktif

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 21


c. Tangguh dan militan

2.6. Kode Etik dan GCG


2.6.1. Kode Etik
Dalam Prosedur inti Waskita di Bidang Etika dan Perilaku PT
Waskita Karya (Persero) Tbk berisi persyaratan yang harus dilaksanakan dan
larangan yang harus dihindari sebagai implementasi terjemahan prinsip Good
Corporate Governance (GCG) adalah: Transparansi, Akuntabilitas,
Responsibility, Independence, dan Keadilan.
1. Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan pengambilan
keputusan dan mengungkapkan informasi yang relevan mengenai
perseroan secara akurat dan tepat waktu.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah pertanggung jawaban kinerja pimpinan perseroan
secara transparan dan wajar. Perseroan mengenal 3 (tiga) tingkatan
akuntabilitas dalam setiap aktivitas perseroan. Ketiga jenis akuntabilitas
tersebut adalah :
a. Akuntabilitas Korporasi
Akuntabilitas Korporasi adalah pertanggung jawaban atas aktivitas bisnis
yang dijalankan. Masing-masing organ perseroan dapat dimintai
akuntabilitas masing-masing sesuai tugas dan tanggungjawab dengan
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Akuntabilitas Tim
Akuntabilitas Tim adalah pertanggung jawaban suatu unit kerja/bisnis
atas tercapai/tidak tercapai tugasnya.
c. Akuntabilitas Individual
Akuntabilitas Individual adalah pertanggung jawaban atas aktivitas
kinerja individu yang dijalankan dalam perseroan.
3. Responsibilitas
Responsibilitas adalah kepatuhan pengelolaan perseroan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Responsibilitas juga diikuti

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 22


komitmen untuk menjalankan aktivitas bisnis sesuai dengan standar etika
yang baik.
4. Independensi
Independensi adalah kemandirian perseroan yang dikelola secara
professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manapun.
5. Fairness
Fairness adalah kewajaran, keadilan dan keseteraan di dalam memenuhi
hak-hak stakeholders.
Tujuan dan formulasi tujuan Waskita Prosedur di Bidang Etika
dan Perilaku ini tidak hanya untuk memastikan perusahaan yang harus
mematuhi semua peraturan perusahaan dan perundang-undangan terkait,
namun memberikan panduan bagi perusahaan atau karyawan untuk
melakukan interaksi berdasarkan pada nilai-nilai moral yang merupakan
bagian dari budaya perusahaan. Dengan demikian, etika bisnis dan etika
kerja yang dijalankan merupakan bagian dari budaya perusahaan.

2.6.2. Good Corporate Governance (GCG)


PT Waskita Karya (Persero) Tbk berkomitmen untuk menerapkan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara menyeluruh dan konsisten
dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.
Corporate Governance pada dasarnya terdiri dari pelaksanaan, fungsi
tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dari perusahaan yang
terdiri oleh Rapat Umum Pemegang Saham ("RUPS"), Dewan Komisaris dan
Direksi. Sebagai Anggaran Dasar, Direksi bertugas menjalankan segala
tindakan yang berkaitan dengan manajemen Perseroan untuk kepentingan
Perseroan. Pelaksanaan tugas oleh Direksi diawasi oleh Dewan Komisaris,
Anggaran sesuai Anggaran Dasar Perseroan, memiliki tugas untuk memantau
jalannya manajemen dan kebijakan dan memberikan nasihat kepada Direksi.
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab kepada pemegang saham
melalui RUPS.

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 23


2.7. Kebijakan Waskita
PT. Waskita Karya (Persero), Tbk sebagai Badan Usaha Jasa
Konstruksi selalu mengendalikan risiko terhadap Keselamatan - Kesehatan
Kerja, Lingkungan, Mutu, dan Pengamanan dengan cara menerapkan Sistem
Manajemen Waskita untuk memenuhi kepuasan Stakeholders.
Sebagai bentuk komitmen, manajemen selalu:
1. Mematuhi peraturan perundangan dan persyaratan lain yang berlaku.
2. Meningkatkan kinerja secara berkesinambungan.
3. Mencegah cedera, sakit akibat kerja, pencemaran lingkungan dan
terjadinya insiden keamanan yang berdampak pada proses bisnis
perusahaan.
4. Memberikan pelatihan, menyediakan tempat dan sarana kerja yang sehat,
aman, dan nyaman kepada seluruh Stakeholders.

2.8. Pelaksanaan Disiplin Kerja


PT. Waskita Karya melakukan beberapa tata tertib perusahaan demi
terciptanya disiplin kerja yang baik. Tata tertib perusahaan yang
diberlakuakan antara lain:
1. Jam Kerja
a. Jam kerja hari Senin s/d Jumat (kecuali jam kerja dilapangan, masuk
setiap hari).
b. Masuk kerja : Pukul 08.00 WIB
c. Pulang kerja : Pukul 17.00 WIB
d. Istirahat : Pukul 12.00 13.00 WIB
2. Jam Lembur
Bagi karyawan yang bekerja terus selama 1 (satu) jam atau lebih bahkan
bisa sampai 24 jam setelah jam 18.00 WIB bisa diperhitungkan sebagai
jam lembur, begitu pula untuk hari minggu diperhitungkan hari lembur.
Besarnya uang lembur per jam diberikan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Tidak Masuk Kerja

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 24


Bagi karyawan yang tidak masuk kerja karena sakit selama 1 (satu) hari
atau lebih, harus ada bukti surat keterangan dari dokter. Bila tidak ada
surat keterangan dari dokter maka dipotong dari hak cutinya.

Laporan PKL Proyek Jalan Tol BECAKAYU Seksi II 25

Anda mungkin juga menyukai