Tugas Rancangan Elemen Mesin Ii
Tugas Rancangan Elemen Mesin Ii
PENDAHULUAN
kopliang adalah alat penyambung antar dua poros yaitu poros penggerak dengan poros
Kopling tetap adalah sebuah elemen mesin yang berfungi sebagai penerus putaran dan
daya dari poros keporos penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip)
kopling ini tidak dapat dilepaskan, kopling ini dalam keadaan bersambung, dan kopling ini
hanya dapat diputuskan dan dihubungkan apabila poros penggeraknya dihentikan. Kopling tetap
dibagi atas :
A. Kopling Kaku
Kopling kaku digunakan apabila kedua poros harus dihubungkan dengan sumbu yang
segaris. Kopling ini bisa dipakai pada poros mesin dan transmisi umum dipabrik-pabrik.
1.Kopling Bus
Pada kopling ini poros penggerak dengan poros yang digerakkan diikat oleh tabung pengikat
dan poros penggerak tidak terjadi gesekan berputar dengan baik tanpa ada kejutan.
Gambar 1.1 Kopling Bus
Kopling flens kaku ini prinsipnya sama dengan kopling bus, dimana proses
yang satu masuk kerumah penggerak, gunanya sewaktu kopling ini berputar dengan
serentak dan baut pengikat-pengikatnya tidak begitu besar menerima beban geser.
Kopling ini prinsipnya sama dengan kopling flens kaku hanya saja antar poros
Kopling ini mempunyai bentuk rumah yang sama dengan kopling, tetapi dengan
ada penonjolan pemasangan poros tidak dapat dipasang bus karet atau kulit sebagai
penghubung antara baut dengan dinding flens yang lain. Disamping ini bus karet atau
Kopling ini hampir sama prinsipnya dengan kopling flens luwes yang juga
mempunyai atau tumbukan kopling karet ban dan dapat juga bekerja dengan baik
Pada kopling ini dipakai gigi untuk mengurangi gesekan yang terjadi pada saat
bekerja antara masing-masing diikat dengan satu rumah pengikat poros dilengkapi
4. Kopling Universal
penggerak dengan poros yang digerakkan dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya.
Serta dapat memutuskan hubungan kedua poros tersebut baik pada saat berputar maupun pada
saat diam.
A. Kopling Cakar
Dimana jenis kopling ini dapat meneruskan momenb dalam dua arah
Kopling ini hanya dapat bekerja meneruskan momen dengan baik pada
suatu putaran tertentu saja dan dapat dihubungkan dalam keadaan berputar.
Gambar 1.9 Kopling Cakar Spiral.
B. Kopling Plat
demikian pembebanan yang berlebihan pada poros penggerak pada waktu dihubungkan
dapat dihindari. Selain itu karena dapat terjadi slip maka kopling berfungsi sebagai
pembatas moment
Pada kopling ini platnya sering sekali disebut piring priksi peranan gesekan
Anak penekan menjepit plat kopling diantara roda gigi penerus dan anak penekan.
Didalam sikap ini kopling terhubung supaya kopling dapat terlepas anak penekannya
Apabila kopling terinjk anak penekannya akan dipindahkan kekanan maka plat
kopling akan lepas dari roda penerus. Jika pedal ini dilepas pegas diantara anak penekan
dan roda penerus dengan sumbu yang pertama berputar bersama roda penerus.
Beda dengan kopling plat tunggal karena pada kopling ini mempunyai banyak
plat kopling. Sekumpulan piring-piringnya berputar pada sumbu pertama. Cara kerja
sama dengan kopling plat tunggal. Hanya karena bidang platnya lebih besar maka
Cara manual
Cara Hidraulik
Cara magnetic
Kopling tersebut kering bila plat-plat gesek bekerja dalam keadaan kering (tanpa
C. Kopling kerucut
Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan konstruksi sederhanan dan banyak
keuntungan dimana dengan daya aksial yang kecil dapat ditransmisikan momen yang besar,
Kopling ini hanya diteruskan moment dalam suatu arah putaran saja. Sehingga putaran
berlawanan arahnya tidak dapat diteruiskan berputar lebih lambat dalam arah berlawannan dari
Cara kerja berdasarekan efek biji dari bola atau rol bola dipasang dalam ruangan yang
bentuknya sedemikian rupa sehingga jika poros penggerak berputar searah jarum jam, maka
gerakan yang timbul akan menyebabkan rol/bola terjepi diantara poros penggerak dan anak luar
sehingga anak luar bersama poros digerakkan akan berputar meneruskan gaya jika poros
penggerak berputar berlawanan arah.Jika poros yang digerakkan bekerja lebih cepat dari poros
POROS
D
Gambar 2.1. Poros
Poros merupakan salah satu yang terpenting dalam merancang kopling,maka perlu
diperhatikan sebaik mungkin.Hampir semua kopling sebagai penerus daya dan putaran,peranan
seperti ini dipegang oleh poros.
Poros sebagai komponen pemindah daya dan putaran,harus diperhatikan jenis bahan
yang harus digunakan biasanya bahan poros terbuat dari baja batang yang mempunyai sifat-sifat
berikut :
* Tahan terhadap momen puntir
* Mempunyai elastissitas yang baik
* Tidak mudah patah
3. Gender
Poros seperti ini banyak dipasang antara roda-roda kereta agar boleh dapat berputar.
2.2 Perhitungan poros
Pada rancangan ini proses pemindah daya (p) sebesar 87 Ps dan putaran sebesar 5700
rpm maka harus dikalikan dengan 0,735 untuk mendapatkan daya (Kw)
Daya : 125 Hp
Putaran : 8700 Rpm
Mengingat pada saat start meneruskan daya lebih (over load) maka perlu diperhitungkan
faktor koreksi yang ditransmisikan.
Dimana : 1 hp = 0,7457 kw
P = 125 x 0,7457
= 93,43 kw
Untuk mengatasi beban kejut atau beban lebih maka diperlukan factor koreksi
Pd = Fc x P (kw) (Sularso 1987;7)
Bahan poros diambil dari baja kabon untuk kontruksi mesin (S-C) baja yang difinis
dingin dalamhal ini diambil bahan poros S55C-D dengan kekuatan tarik b 72 kg/mm2 Dengan
factor keamanan Sf1 x Sf2 .
b
a = Sf 1xSf 2 (mm)(Sularso 1987;8)
Dimana :
Sf1 = Untuk bahan S-C dengan pengaruh massa dan baja paduan 6,0
Sf2 = Faktor yang mempengaruhi kontruksi tegangan dan kakasaran permukaan
(1,3-3,0) diambil 2,0
Maka :
b
a=
Sf 1 x Sf 2
72 kg/mm 2
=
6,0 x 2,0
2
= 6 kg/mm
ds =
[ 5,1
a
xKtxCbxT ] 1
3
(Sularso,1987:8)
Dimana : ds : Diameter poros
Kt : Faktor bila terjadi kejutan dan tumbukan besar atau kasar 1,5 sampai dengan
3,0 (direncanakan 2,1)
Cb : Faktor keamanan terhadap beban lentur, harganya 1,2 sampai dengan 2,3
(direncanakan 1,6)
ds =
[ 5,1
6kg/mm 2
x 2,1 x 1,6 x12545, 12kg .mm
] 3
= 33 mm
Menghitung tegangan geser (g) digunakan rumus :
5,1 x T
g=
ds 3
5,1 x 12545 .12
= 3
( 33 )
g = 1, 780 kg/mm 2
Tabel 2.3 Diameter Poros (Satuan mm)
4 10 * 22,4 40 100 * 224 400
24 (105) 240
11 25 42 110 250 420
260 440
4,5 * 11,2 28 45 * 112 280 450
12 30 120 300 460
* 31,5 48 * 315 480
5 * 12,5 32 50 125 320 500
130 340 530
35 55
5,6 14 * 35,5 56 140 * 355 560
(15) 150 360
6 16 38 60 160 380 600
(17) 170
6,3 18 63 180 630
19 190
20 200
22 65 220
7 70
* 7,1 71
75
8 80
85
9 90
95
Keterangan :
1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari bilangan standart.
2. Bilanagan didalam kurung hanya dipakai untukbagian dimana akan dipasang bantalan
gelinding.
2.2.c. Pemeriksaan kekuatan
Pada pemeriksaan kekuatan, dimana tegangan puntir (g) yang timbul harus lebih
kecil dari tegangan geser yang diizinkan a > g dimana :
a = 6 kg/mm
g = 1,780 kg/mm
Berarti diketahui bahwa a > g dengan demikian bahwa kontruksi cukup untuk digunakan.
BAB III
SPLAIN DAN NAAF
3.1.Perhitungan Splain
Splain berfungsi meneruskan daya tarik poros yang digerakkan dengan putaran naaf.
Splain mempunyai alur yang berbeda pada poros,sedangkan naaf mempunyai alur alur dalam
yang terdapat pada kedudukan plat gesek.Besar dan jumlah alur pada splain dan naaf adalah
sama serta saling terikat satu sama lain,untuk perencanaan ini clearenya dianggap nol.
Ds + ds
rm = mm
4
39 . 27 + 33
= mm
4
= 18 .06 mm
( 39,27 )3
L=
( 33 )3
= 1, 68 mm
Untuk naaf dihitung kekuatannya terhadap tegangan tumbuk dan tegangan geser pada
perencanaan ini bahan naaf diambil sama dengan bahan splain S 35 C dimana :
b = 52 kg/mm
Sf 1 = 6,0
Sf 2 = 2,0
Dari kesamaan bahan splain dan naaf dapat disimpulkan bahwa tegangan tarik izin (t) pada
naaf sama dengan tegangan tarik izin pada splain yaitu : 50 kg/mm2.
BAB IV
PLAT GESEK
Plat gesek adalah suatu elemen yang ter dapat pada kopling berfungsi untuk meneruskan
daya dan putaran poros penggerak dengan poros yang digerakkan,juga berfungsi untuk
memindahkan daya dari poros penggerak kopling melalui fly wheel dalam bentuk gesekan.
Jari-jari rata-rata
D 1 x D2
rm =
4
( 0,5 + 1 ) . D2
=
4
= 0,375 D2
T = x F x rm
12545.12 = 0,50 x 0, 011775 D22 x 0, 375 D2
12545.12= 2, 2078 x 103 D22
12545, 12
D32 =
2,2078 x 103 D 22
D32 = 5682181,3
3
D2 = 5682181 ,3
= 178 ,44 mm
N = Daya 125Hp
1 hp = 125 x 75 kg m/ s
100 hp = 125 x 75 kg m/s
= 9375kg m/s
2..n
W =
60
2 x 3,14 x 8700
=
60
= 910 ,6 rad /det
Maka :
N xt
Wp =
12
9375 x 3
=
12
= 2, 34 kg/ mm
Dimana :
GD2 = Gaya yang terjada pada poros koplin,untuk poros roda 4 dipilih G3 kg.m2
Nr = Putaran relatif poros kopling (rpm)
Tdo = Momen gesek dinamis (kg.m)
Tlo = momen start (kg.m)
L3
Nml =
E .W
210
= 7
1268 ,85 x 8 . 10
= 2068880 , 2 hb
Lama keja kopling
Kopling direncanakan bekerja 5 jam perhari dengan frekwensi hubungan N = 30 hb/jam.
Jadi jumlah hubungan sehari :
= 5 jam/hari x 30 hb/jam
= 150 hb/hari
Dengan jumlah hari 365 hari /tahun, maka :
Nml
Nmd =
Cry
2068880 ,2
=
54750
= 3,7 tahun
Dimana :
Ng = Daya gesek
Mg = Momen gesek = 13,69668 kg.m
W = Kecepatan sudut = 628 rad/det
t = Waktu kontak plat gesek (1-3) detik diambil t = 3 detik
z = Jumlah hubungan gesek per jam
Maka :
104,7140 x 910,6 x 3 x 30
Ng =
2 x 75 x 3600
= 1,158
Dimana :
F = 339.2 cm2 = 0,3392 m2
AT = Perubahan temperature tergantung kecepatan rata-rata
623 x 1,158
AT =
0,3393 x 78.51
Maka : = 27.09 0 C
BANTALAN
Dimana :
X = Koefisien beban radial = 0,6
Fr = Gaya radial = 105,10
Y = Koefisien beban aksial = 0,5
Fa = gaya aksial di rencanakan = 11,88 kg
Maka :
Frd = 0,6 x 105,10 + 0,5 x 11,88
= 69 kg
Kapasitas normal dinamis sfesifikasi (C)
Fh x d
C=
Fn
Dimana :
Fh = Faktor lama pemakaian
Fn = Faktor kecepatan
Lh = Lama pemakaian kopling (direncanakan kendaraan jarang dipakai 5000 15000
jam dipilih 10000)
Fh =
Lh
500
3
=3
500
10000
= 2,71 jam
Fn =
n
3 33 , 3
=
3 33 , 3
8700
= 0,15 Rpm
Kapasitas nominal dinamis spesifik (c)
Fh x Fd
C=
Fn
2,71 x 69
C=
0,15
C = 1255 kg
Dengan melihat harga kapasitas normal dinamis spesifik (C) didapat nomor bantalan
6007 zz..(Sularso 1987 : 143) (Tabel 413) diperoleh ukuran lengkap.
d = Diameter minimum ukuran lengkap bantalan = 35 mm
D = Diameter luar bantalan = 62 mm
B = Tebal bantalan = 14 mm
R = Jari-jari bantalan = 1,5 mm
Co = kapasitas nominal statis spesifikasi = 915 mm
C = kkapasitas nominal dinamis spesifikasi = 1250 mm
Tabel 5.1 Bantalan
Nomor bantalan Ukuran luar (mm) Kapasitas Kapasitas
nominal nominal
Dua sekat
dinamis statis
Jenis Dua sekat tanpa
spesifikasi C spesifik Co
terbuk kotak d D B r
(kg) (kg)
a
6000 10 26 8 0,5 360 196
6001 6001 ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229
6002 6002 ZZ 6002 VV 15 32 9 0,5 440 263
6003 6003 ZZ 6003 VV 17 35 10 0,5 470 296
6004 6004 ZZ 6004 VV 20 42 12 1 735 465
6005 6005 ZZ 6005 VV 25 47 12 1 790 530
6006 6006 ZZ 6006 VV 30 55 13 1,5 1030 740
6007 6007 ZZ 6007 VV 35 62 14 1,5 1250 915
6008 6008 ZZ 6008 VV 40 68 15 1,5 1310 1010
6009 6009 ZZ 6009 VV 45 75 16 1,5 1640 1320
6010 6010 ZZ 6010 VV 50 80 16 1,5 1710 1430
6200 6200 ZZ 6200 VV 10 30 9 1 400 236
6201 6201 ZZ 6201 VV 12 32 10 1 535 305
6202 6202 ZZ 6202 VV 15 35 11 1 600 360
6203 6203 ZZ 6203 VV 17 40 12 1 750 460
6204 6204 ZZ 6204 VV 20 47 14 1,5 1000 635
6205 6205 ZZ 6205 VV 25 52 15 1,5 1100 730
6206 6206 ZZ 6206 VV 30 62 16 1,5 1530 1050
6207 6207 ZZ 6207 VV 35 72 17 2 2010 1430
6208 6208 ZZ 6208 VV 40 80 18 2 2380 1650
6209 6209 ZZ 6209 VV 45 85 19 2 2570 1880
6210 6210 ZZ 6210 VV 50 90 20 2 2750 2100
6300 6300 ZZ 6300 VV 10 35 11 1 635 365
6301 6301 ZZ 6301 VV 12 37 12 1,5 760 450
6302 6302 ZZ 6302 VV 15 42 13 1,5 895 545
6303 6303 ZZ 6303 VV 17 47 14 1,5 1070 660
6304 6304 ZZ 6304 VV 20 52 15 2 1250 785
6305 6305 ZZ 6305 VV 25 62 17 2 1610 1080
6306 6306 ZZ 6306 VV 30 72 19 2 2090 1440
6307 6307 ZZ 6307 VV 35 80 20 2,5 2620 1840
6308 6308 ZZ 6308 VV 40 90 23 2,5 3200 2300
6309 6309 ZZ 6309 VV 45 100 25 2,5 4150 3100
6310 6310 ZZ 6310 VV 50 110 27 3 4850 3650
Fungsi bantalan aksial adalah untuk menekan pegas tekan, disaat bantalan ditekan oleh
tuas, Clerence antara poros dengan peluncur (C1) dan kelonggaran antara bantalan dengan
peluncur C11 direncanakan
Tebal peluncur
(t) = 2 mm (direncanakan)
C1 = 0,4 mm (direncanakan)
C11 = 0,2 mm (direncanakan)
Diameter dalam peluncur (di)
di = ds + C 1
= 33 + 0,4
= 33 , 4 mm
Diameter luar peluncur (dl)
dl = di + 4 . t
= 33 ,4 + 4 x 2
= 41,4
Sehingga
Frd = 0 x 1 + 2,0 x 12,99
= 25,98 kg
Dengan memperoleh diameter bantalan = 34,6 mm, maka jenis bantalan yang harus
digunakan dengan nomor bantalan 6007 ZZ.dengan data sebagai berikut :
BAB VI
PEGAS
Gambar,6.1 Pegas
Diameter pegas kejut dibuat dari Jis 4314 dengan bahan Sus 302 WPA dengan kekuatan
tarik (b) = 120 145 kg/mm2 (lihat table 5,1) dipilih = 120 kg/mm2
Tegangan geser izin (g)
g = 0,8 x Tb
= 0,8 x 120 kg/mm2
= 96 kg /mm
Dimana :
C = D/d : Indeks pegas dipilih C = 9 ..(Literatur EMS hal : 316)
8 x C Fk 1
d2 =
x d2
8 x 9 x 41.8173
=
3,14 x 96
2
d = 9.9
d = 3,1 mm
d = 3 mm
0,08 165 - 190 220 - 245 - 1,00 150 - 175 190 - 215 180 - 205
0,09 165 - 190 220 - 245 - 1,20 140 - 165 180 - 205 170 - 195
0,10 165 - 190 220 - 245 200 - 225 1,40 140 - 165 180 - 205 170 - 195
0,12 165 - 190 220 - 245 200 - 225 1,60 135 - 160 170 - 195 160 - 185
0,14 165 - 190 220 - 245 200 - 225 1,80 135 - 160 170 - 195 160 - 185
0,16 165 - 190 220 - 245 200 - 225 2,00 135 - 165 170 - 195 160 - 185
0,18 165 - 190 220 - 245 200 - 225 2,30 130 - 155 160 - 185 150 - 175
0,20 165 - 190 220 - 245 200 - 225 2,60 120 - 145 160 185 150 - 175
0,23 160 - 185 210 - 235 200 - 225 2,90 120 - 145 150 - 175 140 - 165
0,26 160 - 185 210 - 235 195 - 220 3,20 120 - 145 150 - 175 140 - 165
0,29 160 - 185 210 - 235 195 - 220 3,50 120 - 145 150 - 175 140 - 165
0,32 160 -185 210 - 235 195 - 220 4,00 110 - 135 150 - 175 140 - 165
0,35 160 - 185 210 - 235 195 - 220 4,50 110 - 135 140 - 165 130 - 155
0,40 160 - 185 210 - 234 195 - 220 5,00 110 - 135 140 - 165 130 - 155
0,45 160 - 185 200 - 225 185 - 210 5,50 110 - 135 140 - 165 130 - 155
0,50 160 - 185 200 - 225 185 - 210 6,00 110 - 135 140 - 165 130 - 155
0,55 160 - 185 200 - 225 180 - 210 6,50 100 - 125 130 - 155 -
0,60 160 - 185 200 - 225 185 - 210 7,00 100 - 125 130 - 155 -
0,65 160 - 185 200 - 225 185 - 210 8,00 100 - 125 130 - 155 -
0,70 160 - 185 200 - 225 185 - 210 9,00 - 115 - 140 -
0,80 150 - 175 190 - 215 180 - 205 10,00 - 100 - 125 -
0,90 150 - 175 190 - 215 180 - 205 12,00 - 90 - 115 -
8n x D3 x Fk 1
=
d4 x G
8 x 4 ( 12.4 )3 x 41.8173 4
=
( 3.1 ) x 8 . 103
= 0. 86 mm
Tabel,6.2 Bahan pegas
Bahan Lambang Harga G (kg/mm)
Baja pegas SUP 8 x 103
Kawat baja keras SW 8 x 103
Kawat piano SWP 8 x 103
Kawat distemper dengan minyak - 8 x 103
Kawat baja tahan karat (SUS 27 ; 32 ; 40) SUS 7.5 x 103
Kawat kuningan BSW 4 x 103
Kawat perak nikel NSWS 4 x 103
Kawat perunggu pospor PBW 4,.5 x 103
Kawat tembaga birilium BeCuW 5 x 103
Ta = 0,8 . Tb
= 0,8 . 115
= 92 Kg/mm2
4C 1 0,615
K
4C 4 5 ..( Sularso, 1987 : 316 )
4 . 5 1 0,615
4 .5 4 5
1,31
8 x C x Fni
Td
xd2
8 x 5 x 48,26 x 1,31
d2
3,14 x 92
d 2 8,7
d 2,9 mm
D C xd
5 x 2,9
14,5 mm
8 x n D 3 x Fni
d4 x g
Dimana :
8 x 4 15,5 x 48,26
3
2,9 4 x 8 x 10 3
8,32 mm
Jumlah seluruh lilitan ( N )
N= 2 + n
= 2 + 4
= 6 lilitan
L min = Lo ( + 1)
Dimana :
= tegangan antara plat gesek dengan plat penekanan diperkirakan 0,1
L min = 25 ( 8,32 + 0,1 )
= 16,58 mm
= 1,65 cm
6.2d. Besar Gaya Untuk Melepas Hubungan Gaya Plat Gesek Dengan Plat Penekan
8 x 4 (14,5 ) 4
0,04 Kg
Gaya maksimum yang diterima pegas ( F max )
F max = Fni + Ft
= 48,26 + 0,04
= 48,30 Kg
Kekuatan pegas ( t max )
8 x n x F max x K
t max
x d3
8 x (14,5 ) x 48,26 x 1,31
3,14 x ( 2,9 )
83,93 Kg / mm 2
Jadi b > t max = 115 kg/mm2 > 83,93 kg/mm2 maka pegas dinyatakan mempunyai kekuatan
yang aman.
BAB VII
PELUMASAN
Pelumasan bertujuan untuk mengurangi gesekan dan keausan antara elemen gelinding
dan sangkar membawa keluar panas yang terjadi antara elemen gelinding dan sangkar yang
terjadi, mencegah korasidan menghindari masuknya debu cara pelumasan ada dua macam yaitu:
Pelumasan gemuk lebih banyak disukai karena penyekatnya lebih sedehana dan rata-rata
gemuk yang berkualitas baik sehingga dapat memberi umur panjang. Cara yang paling umum
digunakan ubtuk penggemukan adalah dengan mengisi bagiandalam bantalan dengan gemuk
sebanyak mungkin.
Pelumasan merupakan cara yang berguna untuk kecepatan tinggi, yang paling popular
dari pelumasan minyak ini diantaranya adalah pelumasan celup, pada cara ini dengan poros
mendatar, minyak harus diisikan sampai tengah elemen gelinging yang terendah, adalah suatu
keharusan bahwa temperatur minyak dijaga tetap. Untuk maksud ini dapat dipakai pipa
pendingin, atau sirkulasi air untuk poros tegak.
Maka dari sistem pelumasan yang ada, pelumasan gemuk dan pelumasan minyak
pelumasan yang dipakai atau yang sesuai pada sistem kopling gesek adalah pelumasan minyak
dan standart pelumasan adalah SAE 30 s/d 40.
Untuk mengetahui temperatur kerja kita terlebih dahulu harus mengetahui temperatur
kamarnya, untuk temperatur kamar biasanya berkisar :
Dimana :
Ts = Temperatur Slip
= 28,09C
Tk = Temperatur Kamar
= 30C
Maka :
Tw = Ts + Tk
= 2809C + 30C
= 58.09C
Viskositi kinematik ( Z ) diperoleh dari persamaan :
180
0,22 x S
Z= S Centi Pois
Dimana :
Z = Viskositi Kinematik
S = Sayblok Viskositi diambil ( 185 Second )
Maka :
180
Z 0,22 x S
S
180
0,22 x 185
185
= 39,727 centi pois
= 40 centi pois
Jika viscisitas absolute minyak pelumas dan temperatur yang terjadi adalah :
V = 40 Cp
Tw= 58,09
Maka minyak pelumasan yang ada rancangan ini adalah jenis SAE 60. Dimana temperatur kerja
( Tw ) = 58.09C, dan Viskositas kinematik (z) = 40 Centi Pois
BAB VIII
BAUT
Jumlah baut yang direncanakan untuk mengikayporos penggerak ini adlah sebanyak 6 buah.
Mtd
F
R
Dimana :
F = Gaya keliling
Mtd = Momen torsi design 12545.12 kg.mm
R = Jarak garis sumbu = ( direncanakan 40 mm )
n = Jumlah baut
12545. 12
F= 40
= 313.62 Kg
Gaya keliling yang diambil setiap baut (F1).
F
F1 = n
313 ,62
= 6
=52,27
Bahan yang dipilih dari bahan poros dengan Fly whell yaitu Jis G 3101 SS 55 dengan C
30%.....................................( Sularso 1987 : 339 )
Dimana :
Kekuatan tarik (b) = 55 Kg/mm2
Faktor Keamanan (V) = 8 10 (direncanakan 9)
Maka :
b
Ttr
V
55
9
6,11 Kg / mm 2
Tegangan Geser Izin (g).
g = 0,8 x Ttr
= 0,8 x 6,11
= 4,9 Kg/mm2
Diameter luar (dl)
dl 2 x F1
Ttr
dl 2 x 52,27
6,11
dl 2,57 mm
dl = 5, 5 diambil
P = Jarak bagi = 1
H1 = Tinggi kaitan = 6000 mm
d = Diameter luar = 0,541 mm
d1 = Diameter dalam = 4,917 mm
lp = Tabel yang dijepit = 22 mm ( Direncanakan )
ls = Tambah panjang = 2 - 10 mm ( Diambil 4 mm )
H = Tebal jepit = 6 mm
BAB IX
PAKU KELING
Pada konstruksi plat gesek dan naaf digunakan paku keling pada tiga sambungan, yaitu :
1. sambungan lempengan gesek (yang terbuat dari asbes) dengan lingkar pembawa.
2. sambungan lingkar pembawa pada plat gesek dengan plat pembawa.
3. sambungan plat pembawa dengan naaf.
1
2
4
5
7
6
Keterangan :
1. lempengan gesek
2. paku keling untuk sambungan lempengan gesek dengan lingkar pembawa
3. lingkar pembawa
4. paku keling untuk sambungan lingkar pembawa dengan plat pembawa
5. plat pembawa
6. paku keling untuk sambungan plat pembawa dengan naaf
7. naaf
Jumlah paku keling yang digerakkan pada plat gesek digunakan sebanyak 16 buah paku
keeling Maka gaya pada paku.
Mtd
P : rm
Dimana :
Mtd : 12545,12
rm : 66,91
12545 ,12
P : 66,91
=187,49 kg
P
P1 : 16
187,49
:
16
: 11,71 kg
Bahan Paku keeling diambil SS 37 dengan kekuatan tarik (b) : 37 kg / mm2 faktor
keamanan 8 : 10 (direncanakan 10) jadi tegangan tarik izin adalah:
b
Ttr : v
37
: 10
: 3,7 kg / mm2
g : 0,8 x Ttr
: 0.8 x 3,7
: 2,96 kg / mm2
P : 2 x n 4 x d2 x g
3,14
193,07 : 2 x 33 4 x d2 x 2,96
187,49
d2 : 2 x33 x 2,96 x 0,785
: 1,22 kg / mm2
BAB X
Kopling adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam bidang permesinan ,
dengan adanya kopling daya dan putaran dapat diteruskan atau ditransimisikan .
a. Bahan yang dapat dipakai untuk komponen perlu diperhatikan, bahan yang
digunakan haruslah mempunyai kekuatan tarik yang terjadi, jadi pemilihan bahan
merupakan hal yang terpenting dalam perencanaan.
b. Factor keamanan juga harus diperhatikan dalam perencanaan suatu elemen mesin
pemiihan faktor keamanan dipengaruhi oleh dua hal yang menjadi pertimbangan
yaitu bila faktor keamanan kecil maka elemen itu akan rusak dengan mudah tetapi
faktor keamanan itu besar keefesieananya. Elemen mesin itu menjadi mahal.
c. Fly wheel sangat berguna untuk menyimpan energi berlebih dan akan mengeluarkan
energi pada saat kekurangan energi, sedangkan fly wheel itu sendiri dibuat dari bahan
yang sama dengan bahan paras karena fly wheel paras diikat dengan baut menjadi
satu dan bergerak terus selama mesin beroperasi.
Daya = 125 Hp
Putaran = 8700 rpm
10.1 f. Pelumasan
Temperatur kerja = 58,09 C
Viskositi kinematik = 40 Centipais
10.1 g. Baut
Gaya keliling (F) = 313,62 kg
Gaya keliling tiap baut (F1) = 52,27 kg
Tegangan geser izin (g) = 4,9 kg / mm2
Tegangan geser (g) = 2,66 kg / mm
10. 2. SARAN.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan kekurangan yang terdapat
dalam laporan rancangan kopling HONDA CITY ini salah satu penyebabnya adalah keterbatasan
buku diperpustakaan untuk itu penulis berharap untuk kelenkapi kekurangan tersebut, karna itu
adalah untuk kemajuan mahasiswa INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN.
Kiranya dihari yang akan datang kita harus dapat memperaktekannya secara
langsung di laboratorium agar lebih memahami yang telah dipelajari dalam teori sebelumnya.
Atas bimbingan penulis lebih dahulu mengucapkan banyak terimak kasih kepada bapak IR. K.
OPPUSUNGGUH.