Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Apa yang anda ketahui menegenai Jaringan Syaraf Tiruan (JST)?


2. Sebutkan contoh-contoh penerapan JST (sebutkan 3 contoh)?
3. Sebutkan contoh-contoh penerapan JST di bidang pertanian (sebutkan 3
contoh)?
4. Adakah peran JST dalam sistem pengambilan keputusan? Jelaskan?
5. Apa perbedaan pelatihan terbimbing dan tidak terbimbing?
6. Apa fungsi bias pada JST?
7. Gambarkan contoh arsitektur JST dengan: a. JST layer tunggal, b. JST layer
jamak, c. JST dengan 2 hiden layer
8. Gambarkan arsitektur JST dengan 10 input, 2 output, dan 1 hidden layer
yang terdiri dari 15 neuron!
9. Jelaskan mengenai algoritma pelatihan backpropagation?
10. Pelajari JST backpropagation yg diberikan, kemudian prediksi curah hujan
pada tahun 2005?

Jawaban :
1. Jaringan syaraf tiruan (artifical neural network) adalah sistem komputasi yang
arsitektur dan operasinya diilhami dari pengetahuan tentang sel syaraf biologis
di dalam otak. Jaringan syaraf tiruan merupakan salah satu representasi buatan
dari otak manusia yang selalu mencoba menstimulasi proses pembelajaran pada
otak manusia tersebut. Model jaringan syaraf ditunjukkan dengan
kemampuannya dalam emulasi, analisis, prediksi dan asosiasi. Kemampuan
yang dimiliki jaringan syaraf tiruan dapat digunakan untuk belajar dan
menghasilkan aturan atau operasi dari beberapa contoh atau input yang
dimasukkan dan membuat prediksi tentang kemungkinan output yang akan
muncul atau menyimpan karakteristik input yang diberikan kepada jaringan
syaraf tiruan.
JST dibentuk sebagai generalisasi model matematika dari jaringan syaraf
biologi, dengan asumsi bahwa:
Pemrosesan informasi terjadi pada banyak elemen sederhana (neuron)
Sinyal dikirimkan diantara neuron-neuron melalui penghubung-
penghubung
Penghubung antar neuron memiliki bobot yang akan memperkuat atau
memperlemah sinyal
Untuk pembentukan output, setiap neuron menggunakan fungsi aktivasi
(biasanya bukan fungsi linear) yang dikenakan pada jumlahan input yang
diterima. Besarnya output ini selanjutnya dibandingkan dengan suatu batas
ambang.
JST ditentukan oleh 3 hal:
Pola hubungan antar neuron (disebut arsitektur jaringan)
Metode untuk menentukan bobot penghubung (disebut metode
training/learning/algoritma)
Fungsi aktivasi
2. Memprediksi ketinggian air, memprediksi suhu udara, memprediksi tingkat
pengangguran
3. Memprediksi kesesuaian lahan, memprediksi curah hujan, memprediksi
produktivitas lahan perkebunan
4. Jaringan saraf tiruan dibuat berdasarkan model biologis otak manusia.
Kemampuan komputer sudah melampaui otak manusia dalam hal komputasi
numerik, tetapi otak manusia dapat mengerjakan persoalan lainnya secara lebih
cepat dan akurat, misalnya pada persoalan pengenalan wajah, persoalan
klasifikasi, dan persoalan penarikan keputusan. Oleh karena itu, dilakukanlah
riset yang mencoba memodelkan proses yang terjadi di otak manusia. Riset-riset
tersebut menghasilkan sebuah model matematis yang disebut jaringan saraf
tiruan (artificial neural network) atau sering juga disebut simulated neural
network atau hanya jaringan saraf (neural network).
5. Metode pelatihan terbimbing adalah metode pelatihan yang memasukkan target
keluaran dalam data untuk proses pelatihannya sedangkan Metode pelatihan tak
terbimbing adalah pelatihan tanpa memerlukan target pada kelaurannya.
6. Bias adalah salah satu node input dari BP yang sifatnya khusus, karena selalu
bernilai 1. Penggunaan Bias dapat mempercepat pelatihan, hal ini dapat terjadi
karena keberadaan Bias berguna sebagai faktor koreksi terhadap kecukupan
variabel-variabel input yang telah kita tetapkan.
7.
8.
9. Algoritma ini umumnya digunakan pada jaringan syaraf tiruan yang berjenis
multi-layer feed-forward, yang tersusun dari beberapa lapisan dan sinyal
dialirkan secara searah dari input menuju output. Algoritma pelatihan
backpropagation pada dasarnya terdiri dari tiga tahapan [Fausett, 1994], yaitu:
Input nilai data pelatihan sehingga diperoleh nilai output.
Propagasi balik dari nilai error yang diperoleh.
Penyesuaian bobot koneksi untuk meminimalkan nilai error.
Ketiga tahapan tersebut diulangi terus-menerus sampai mendapatkan nilai error
yang diinginkan. Setelah training selesai dilakukan, hanya tahap pertama yang
diperlukan untuk memanfaatkan jaringan syaraf tiruan tersebut. Secara matematis
[Rumelhart, 1986], ide dasar dari algoritma backpropagation ini sesungguhnya
adalah penerapan dari aturan rantai (chain rule) untuk menghitung pengaruh
masing-masing bobot terhadap fungsi error.
TUGAS STUDI KELAYAKAN
1. Apa arti studi kelayakan itu?
2. Apa tujuan studi kelayakan?
3. Apa manfaat studi kelayakan?
4. Apakah b/c analisis itu?
5. Sebutkan sumber munculnya suatu ide (gagasan) bisnis?
6. Sebutkan dan jelaskan, sebab-sebab gagalnya suatu usaha?

Jawab
1. Studi kelayakan (Feasibility Study) adalah kegiatan menganalisa, mengkaji
dan menelilti berbagai aspek tertentu suatu gagasan usaha/proyek yang akan
dilaksanakan atau telah dilaksanakan, sehingga memberi gambaran layak
(feasible-go) atau tidak layak (no feasible-no go) suatu gagasan usaha/proyek
apabila ditinjau dari manfaat yang dihasilkan (benefit) dari proyek/gagasan
usaha tersebut baik dari susut financial benefit maupun social benefit.

2. Tujuan Studi Kelayakan


Menghindari resiko kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian dimasa yang akan datang, karena dimasa
yang akan datang ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang
dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa
dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk
meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat kita
kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
Memudahkan perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-
hal apa saja yang perlu direncanakan. perencanaan meliputi berapa jumlah dana
yang diperlukan, kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana lokasi proyek
akan dibangun, siapa-siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana cara
menjalankannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana
mengawasinya jika terjadi penyimpangan. Yang jelas dalam perencanaan sudah
terdapat jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai waktu
yang ditentukan.
Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat
memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis
tersebut telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan
usaha dapat dilakukan secara sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai
dengan rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan
acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan.
Memudahkan pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan
rencana yang sudah disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu
dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah
disusun. Pelaksana pekerjaan bisa sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya
karena merasa ada yang mengawasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak
terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu.
Memudahkan pengendalian
Jika dalam pelaksanan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka apabila
terjadi suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga akan bisa
dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian
adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel
yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.
3. Manfaat Studi Kelayakan
Manfaat finansial. Artinya, bisnis tersebut dirasa sangat menguntungkan
bagi pelaku bisnis sendiri apabila bisnis tersebut dibandingkan dengan
resiko yang akan ditanggung
Manfaat ekonomi finansial. Artinya, bisnis tersebut jika dijalankan mampu
menunjukkan manfaat makro bagi negara. Hal ini bisa ditunjukkan dengan
semakin banyak tenaga kerja yang terserap, GNP meningkat.
Manfaat sosial. Artinya masyarakat sekitar lokasi tersebut merasa
memperoleh manfaat atas bisnis yang dilakukan.
4. B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) adalah ukuran perbandingan antara pendapatan
(Benefit = B) dengan Total Biaya produksi (Cost = C). Dalam batasan besaran
nilai B/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak
menguntungkan.
Rumus:
B/C ratio = Jumlah Pendapatan (B) : Total Biaya Produksi (TC)
Jika B/C ratio > 1 , usaha layak dilaksanakan
Jika B/C ratio < 1 , usaha tidak layak atau merugi
5. Sumber ide-ide bisnis
Cita-cita/impian
Tekanan (hidup, tempat kerja, orang tua, dlsb)
Melihat Kecenderungan pasar
Membuat inovasi baru
Membuat produk pelengkap dari produk yang sudah ada
Peristiwa atau tokoh yang baru digemari (aksesoris, kaos, poster, dll)
Wawasan (seminar, pelatihan)
Membaca buku
Brosing internet
Ide yang tiba-tiba muncul
6. Sebab-sebab gagalnya suatu usaha
Kurang mengerti usaha dan tempat usaha yang di jalaninya.
Membuat usaha bukan hanya sekadar memproduksi suatu barang namun
harus mengerti tentang kebutuhan masyarakat baik dari segi frekuensi, kuantitas,
bentuk/jenis dan kualitasnya. Tidak hanya itu, kita juga harus memperhitungkan
lokasi usaha serta kelengkapan usaha. Pilihlah lokasi usaha yang strategis, dekat
dengan pasar, adan kemudahan akses baik dalam jangkauan fisik ataupun
teknologi. Sebab hal ini dapat mengefisienkan biaya produksi dan transportasi.
Kurangnya pengalaman dan tidak memahami strategi pemasaran.
Dalam membangun suatu usaha kita mesti memiliki pengalaman. Jika kita
kurang memiliki pengalaman dan tidak paham tentang strategi bisnis, Anda
dapat menanyakan kepada konsultan atau join kepada orang yang memiliki
pengalaman lebih agar strategi pemasarannya jelas kepada siapa akan dijual,
bagaimana menjualnya, bagaimana cara mengikat pelanggan, dsb.
Kurang pemahaman dalam pengadaan dan pemeliharaan bahan baku
dan sarana.
Banyak para pengusaha yang memulai usahanya dengan serta merta
membeli bahan baku dalam jumlah yang besar tanpa adanya perhitungan
mengenai jumlah permintaan masyarakat. Anda juga harus mengerti dalam hal
pemeliharaan bahan baku untuk produksi agar bahan baku produksi tidak cepat
rusak.
Kurang handal dalam mengelola keuangan.
Keputusan strategi usaha harus berdasarkan histori administrasi. Sehingga
keputusan yang diambil tidak hanya mengandalkan insting melainkan berbasis
data. Begitu juga dalam hal keuangan, anda harus dapat mengakumulasi
pendapatan rutin bulanan, mengkorelasi antara pendapatan, penjualan dan
penggunaan bahan baku. Sehingga mengurangi resiko usaha dalam hal keuangan
perusahaan.
Kurang handal dalam mengelola modal dan kendali kredit.
Memperhitungkan kebutuhan modal dengan kemampuan bayar bulanan dan
skala likuditasnya. Ketika anda mengajukan kredit ke bank, tentu anda pun juga
harus berhati-hati dalam memberikan kredit atau pending payment kepada
pelanggan anda, pilah-pilah mana yang tertib dan tidak, lalu tentukan sikap skala
prioritasnya.
Kurangnya kehandalan SDM yang berwawasan wirausaha.
SDM yang berwawasan wirausaha akan membentuk jiwa yang kokoh,
karena beranggapan bahwa selain dia staff namun juga sosok yang yakin bahwa
dengan sukses di bidangnya maka dia telah berhasil sebagai wirausahawan
layaknya pemilik usaha, walau hanya dalam area kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai