Anda di halaman 1dari 9

NAMA : BENDELINA MANGNGI ULY

NIM : 18190074
KELAS/SEMESTER : B/5
PRODI : AKUNTANSI
MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

JAWABAN
1. 4 (empat) langkah manager dalam melakukan Organization Redesign, yaitu :
Tahap 1: Antisipasi Kebutuhan akan Perubahan
Sebelum suatu program perubahan dapat diimplementasikan, organisasi harus terlebih
dahulu mengidentifikasi kebutuhan akan perubahan. Identifikasi adanya kebutuhan ini
menjadi penting, karena hal itulah yang akan meyakinkan para pelaku perubahan untuk
bersedia mengadopsi cara-cara baru untuk berubah. Langkah pertama yang dapat
dilakukan adalah mendengarkan masukan dari para manajer, misalnya bahwa organisasi
saat ini sedang berada pada kondisi yang tidak baik dan memerlukan perbaikan. Kondisi
yang tidak baik bisa merupakan akibat dari pertumbuhan atau penurunan atau dari
perubahan kompetisi, teknologi, hukum, atau perubahan sosial yang terjadi di lingkungan
eksternal. Para manajer sudah seharusnya sensitif dengan perubahan yang terjadi di
lingkungan yang kompetitif, dan sensitif terhadap “apa yang sedang terjadi di luar sana”.

Tahap 2: Kembangkan Hubungan Praktisi-Klien


Setelah organisasi berhasil melakukan identifikasi kebutuhan akan perubahan dan
seorang praktisi OD hadir ke dalam sistem untuk membantu proses perubahan, maka
akan mulai terjalin hubungan antara praktisi OD tersebut dengan sistem dari klien yang
sedang melakukan perubahan.

Tahap 3: Fase Diagnostik


Setelah praktisi OD masuk dan menjalin hubungan kerja dengan klien, praktisi OD dan
klien akan mulai berbagi data mengenai sistem yang ada. Pengumpulan data merupakan
sebuah aktivitas penting untuk menunjukkan masalah yang terjadi. Aktifitas ini
merupakan kegiatan untuk melakukan Diagnosis. klien sebaiknya bersepakat mengenai
keperluan memiliki data yang lebih lengkap, baik dalam hal cakupan maupan kedalaman
informasi. Hal ini dapat diperoleh melalui interview ataupun kuesioner sebagai dasar bagi
program-program aksi lebih lanjut.

Tahap 4: Action Plans, Strategies, and Techniques


Fase diagnostik membawa kepada beberapa tahapan intervensi, aktivitas atau program
yang ditujukan untuk memecahkan permasalahan dan meningkatkan efektivitas
organisasi. Berbagai program intervensi ini menerapkan teknik OD, misalnya melalui
total quality management (TQM), job design, role analysis, goal setting, team building,
dan intergroup development, untuk menghasilkan hal yang diharapkan dalam fase
diagnostik. Dari semua

2. Pengertian sistem, informasi, dan sistem informasi adalah sebagai berikut :


a. Sistem adalah Sekumpulan unsur/ elemen yang saling berkaitan saling
mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu
tujuan.
b. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang memiliki arti abgi
sipenerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
c. System Informasi adalah suatu system di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan starategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang di perlukan.
3. Klasifikasi sistem dan karakteristik/sifat sistem :
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
 Sistem Abstrak (Abstract System)
Adalah sistem yang tidak tampak secara fisik, karena hanya pemikiran atau
ide. Contohnya : Sistem Teologi (Ketuhanan), menggambarkan hubungan
antara manusi dengan Tuhan.

 Sistem Fisik (Physical System)


Adalah sistem yang tampak secara fisik. Contohnya: Sistem Komputer, sistem
Produksi, dll.
2. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik
 Sistem Deterministik (Deterministic System)
Adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diramalkan.
contohnya : Sistem Komputer.

 Sistem Probabilitas (Probabilistic System)


     Adalah sistem yang tidak bisa diramalkan. Contoh : Sistem manusia.
3. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup
 Sistem terbuka
  Sistem yang berinteraksi dengan lingkungannya . Contohnya : Sistem organisasi.

 Sistem tertutup 
Sistem yang tidak dihubungkan dengan lingkungannya . Contohnya : sistem
kimia.

4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan


 Sistem Alamiah (Natural System)
Adalah sistem yang terjadi dikarenakan proses alam. Contohnya : Sistem Geolgi,
Sistem Tata Surya, Sistem terbentuknya hujan dll.
 Sistem Buatan Manusia (Human Made System)
Adalah sistem yang dirancang atau didesain oleh manusia. Contohnya : Sistem
Informasi, Sistem Mobil, Sistem Motor dll.

5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks


Dilihat dari tingkat kerumitannya sistem juga dapat dibagi menjadi sistem
sederhana dan sistem kompleks. Contoh dari sistem sederhana yaitu sistem yang
ada pada sepeda, sedangkan contoh dari sistem kompleks yaitu terjaddi pada otak
manusia.
Karakteristik/sifat sistem :
1. Komponen
2. Boundary (Batasan Sistem)
3. Environment (lingkungan Luar Sistem)
4. Interface (Penghubung Sistem)
5. Input (Masukan)
6. Output (Keluaran)
7. Proses (Pengolahan Sistem)
8. Objective and Goal (Sasaran dan Tujuan Sistem

4. Keahlain manager dalam melaksanakan tugas secara terinci:


1. Conceptional Skill
Conceptional skill memiliki arti yang sama dengan keterampilan konseptual. Dalam hal
ini seorang manajer sudah seharusnya memiliki keahlian untuk membuat suatu konsep
atau ide atau gagasan agar bisa membantu perusahaan mencapai tujuannya. Kemudian ide
dan gagasan yang ada haruslah dijabarkan hingga menjadi suatu perencanaan yang
matang. Adanya perencanaan ini nantinya akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk
terus berkembang dalam rangka mencapai tujuan. Perencanaan yang telah ditetapkan juga
harus dijalankan dengan berbagai upaya dan langkah yang tepat.

2. Humanity Skill
Dalam hal manajerial diperlukan pula humanity skill atau yang bisa disebut juga keahlian
untuk berhubungan dengan orang lain. Hal ini meliputi keterampilan berkomunikasi serta
menjaga relasi baik dengan klien maupun dengan customer. Umumnya komunikasi
dilakukan dengan menggunakan bahasa yang persuasif sehingga konsumen dan
pelanggan serta klien akan selalu percaya pada perusahaan. Tidak hanya itu saja tetapi
manajer juga perlu menjaga komunikasinya dengan bawahan yang dipimpinnya.
Setidaknya komunikasi harus berjalan dengan lancar agar harapan dari pimpinan pada
bawahan bisa tersampaikan dengan jelas. Demikian pula bawahan perlu menyempaikan
aspirasinya pada atasan agar proses operasional perusahaan bisa dilakukan dengan baik.

3. Technical Skill
Technical skill merujuk pada keahlian atau keterampilan teknis yang merupakan
kemampuan untuk menjalankan suatu jenis pekerjaan tertentu. Kegiatan yang
membutuhkan keahlian teknis misalnya saja seperti penggunaan program komputer atau
perbaikan mesin. Di samping itu dibutuhkan pula keahlian teknis misalnya seperti
keahlian akuntan yang mungkin saja perlu dikuasai oleh seorang manajer sehingga
keahlian ini dapat mendukung segala tugasnya misalnya dalam hal analisis keuangan
perusahaan.

4. Manajemen Waktu
Pimpinan perusahaan memang perlu pandai dalam hal memanajemen waktu. Penggunaan
dan pemanfaatan waktu haruslah dilakukan dengan bijaksana agar waktu tidak sampai
terbuang sia-sia. Bahkan perlu adanya pemahaman bahwa waktu merupakan salah satu
aset yang paling berharga. Jangan sampai Anda menyia-nyiakan dan membuang waktu
sebab kelalaian dalam hal penggunaan waktu akan berakibat berkurangnya produktivitas
perusahaan.

5. Membuat Keputusan
Mendefinisikan masalah yang terjadi di perusahaan haruslah bisa dilakukan oleh seorang
pemimpin perusahaan. Dengan mengidentifikasi masalah maka pimpinan bisa bekerja
sama dengan para tenaga kerja untuk tetap menjalankan kegiatan dan pekerjaannya agar
bisa mencapai target. Setiap masalah yang ada di dalam perusahaan juga harus
dipecahkan tentunya dengan sikap bijaksana dan dengan pemikiran yang terbuka. Dalam
menyelesaikan masalah maka pimpinan perlu mengambil alternatif dan kemudian
memilihnya serta mengevaluasinya. Alternatif yang dipilih inilah yang kemudian sakan
menjadi sebuah keputusan bagi sebuah perusahaan yang sedang dijalankan.

5. 14(empat belas) konsep manajemen kualitas :

1)    Ciptakan tujuan yang mantap ke arah perbaikan barang maupun produk dan jasa
dengan tujuan menjadi lebih kompetitif dan tetap dalam bisnis serta memberikan
lapangan kerja.

  2)    Adopsikan cara berfikir (filosofi) yang baru. Kita berada dalam era ekonomi yang
baru dan karena itu diperlukan transformasi manajemen untuk menghadapi tantangan dan
mehamami tanggung jawabnya serta melakukan kepemimpinan untuk perubahan.

 3)    Hentikan ketergantungan pada inspeksi massal untuk memperoleh kualitas.


Hentikan kebutuhan untuk inspeksi massal dengan cara membangun kualitas ke dalam
produk itu sejak awal.

  4)    Akhiri praktik bisnis dengan hanya bergantungb pada harga. Sebaliknya,


meminimumkan biaya total. Bergeraklah menuju pemasok (supplier) tunggal untuk setiap
barang (item) dengan membina hubungan jangka panjang yang berdasarkan kesetiaan
(loyalty) dan kepercayaan (trust).
  5)    Tingkatkan perbaikan secra terus-menerus pada sistem produksi dan pelayanan
serta meningkatkan kualitas dan produktivitas dan dengan demikian secara terus-menerus
akan mengurangi biaya.

  6)    Lembagakan pelatihan kerja.

  7)    Lembagakan kempemimpinan. Tujuan dari kepemimpinan seharusnya


memberdayakan pekerja, mesin, dan instrumental kea rah hasil kerja yang lebih baik.
 
  8)    Hilngkan ketakutan sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif untuk
perusahaan.
  
  9)    Hilangkan hambatan-hambatan di antara departemen. Orang-orang yang berada
dalam bagian riset, desain, penjualan, dan produksi harus bekerjasama sebagai satu tim
untuk mengantisipasi masalah-masalah dalam produksi dan penggunaan dari barang
dan/atau jasa itu.

  10) Hilangkan slogan-slogan, desakan-desaan, dan target-target kepada pekerja untuk


mencapai kerusakan nol (zero defect) dan tingkat produktivitas baru yang lebih tinggi.

  11) a. Hilangkan kouta produksi kerja di lantai pabrik. Subtitusikan dengan


kepemimpinan.

  11) b. Hilangkan prinsip manajemen serba sasaran (management by objective).


Hilangkan manajemen berdasarkan angka produksi. Subtitusikan dengan kepemimpinan.
 
  12) a. Hilangkan penghalang yang merampok para pekerja dari hak kebanggaan kerja
mereka. Tanggung jawab para pengawas (supervisors) harus diganti dari angka-angka
produksi ke kualitas produksi.
 
  12) b. Hilangkan pnghalang yang merampok orang-orang yang berada dalam posisi
manajemen dan rekayasa dari hak kebanggaan kerja mereka. Ini berarti menghentikan
praktik sistem penilaian tahunan (annual or merit rating) dan manajemen serba sasaran
serta manajemen berdasarkan pada angka produksi.
 
  13) Lembagakan program pendidikan dan pengembangan diri secara serius.
  
14) Gerakan setiap orang dalam perusahaan untuk mencapai transformasi di atas.
Transformasi menjadi tugas dan tanggung jawab setiap orang dalam perusahaan itu..

6. Tahapan penegmbangan sistem dalam sistem informasi manajemen :


 Daur hidup pengembangan sistem. Yang dimana akan terbentuk dari beberapa macam
bentuk tahapan proses seperti tahap perencanaan, tahap analisis, tahap perancangan,
tahap penerapan, tahap evaluasi, tahap penggunaan dan pemeliharaan.
 Tahap investigasi sistem informasi. Yang dimana seluruh tim akan melakukan
pembuatan daripada sistem yang akan mencoba untuk memahami segala macam
permasalahan yang akan muncul dan melakukan pendefinisian yang dilakukan secara
rinci dan dalam hal ini akan melakukan pembentukan terhadap sebuah tujuan daripada
pembuatan sistem dan melakukan pengidentifikasian terhadap berbagai kendala yang ada.
 Tahap analisis sistem informasi. Yang dimana pada tahapan ini seorang pembuat
daripada sistem akan melakukan penganalisisan terhadap berbagai macam bentuk
masalah yang ada dan lebih mendalam lagi dengan cara melakukan penyusunan sebuah
studi akan kelayakan.
 Tahap perancangan sistem informasi. Yang dimana pada tahapan ini haruslah
memperhatikan kebutuhan perusahaan, operator, pemakai, hingga hal teknis sekalipun.
 Tahap evaluasi. Yang dimana dilakukan proses uji coba bahwa apa yang dibuat telah
benar.
 Tahap penggunaan dan pemeliharaan. Yang dimana melakukan penerapan aplikasi
sesungguhnya dan melakukan penataan ulang data base, backup hingga scanning virus.

7. Gambar rancangan menu utama DFD Sistem Penggajian Karyawan :


8. Sistem informasi di hotel (hasil survey) :
 Elemen Sistem Pengolahan Data : ◦ Cash register di karis hotel dan kasir restoran
◦ Buku pencatatan check-in dan check-out tamu hotel ◦ Papan penggantung kunci
kamar hotel
 Interaksi antar manusia : ◦ Tamu melakukan check-in ke resepsionis ◦ Tamu
melakukan check-out ke resepsionis ◦ Tamu menelepon pesanan makanan dan
minuman ke restoran
 Aliran dokumen : ◦ Perjalanan formulir pesanan laundry dari kamar tamu melalui
hausekeeping sampai ke meja resepsionis atau kasir hotel
 Interaksi manusia dengan sistem pengolahan data : ◦ Penulisan pencatatan check-
in dan check-out tamu ke dalam buku tamu ◦ Kasir-cash register ◦ Pengisian
formulir laundry oleh tamu atau petugas house –keeping ◦ Pengisian laporan
alokasi kamar tamu (status hunian) berdasarkan status kunci pada papan
penggantungnya
 Job Description / struktur organisasi : ◦ Dokumen / diagram prosedur check-in
dan check-out ◦ Struktur organisasi hotel
9. Pengelola sistem informasi dari operator sampai dengan top management:

 Top Level Management


Tingkatan pertama juga sering disebut sebagai manajemen puncak, yang biasanya terdiri
dari CEO, pimpinan direksi, general manager, komisaris ataupun presiden direksi.Top
level manajemen adalah tingkatan manajemen yang paling tinggi yang ada pada sebuah
organisasi. Serta mempunyai tanggung jawab pada seluruh kegiatan dalam organisasi
atau perusahaan.

 Middle Level Management

Tingkatan kedua ini juga sering disebut sebagai manajemen setandar.Yang pada umumnya
diduduki oleh manajer divisi, kepala cabang-cabang, kepala departemen dan yang
lainnya.Dalam tingkatan ini, seseorang akan memiliki tanggung jawab dalam
mengembangkan rencana-rencana sesuai dengan tujuannya serta memiliki tanggung jawab
terhadap manajemen tertinggi.

 Lower Level Management

Serta tingkatan yang terakhir juga sering disebut sebagai manajemen lini
pertama.Yang biasanya diduduki oleh mandor, supervisor dan yang lainnya.Tingkatan ini
merupakan angakatan manajemen paling rendah dan memiliki tugas dalam menjabat serta
mengawasi petugas-petugas operasional dan juga bertanggung jawab terhadap
manajemen yang lebih tinggi.

10. 7(tujuh) akibat human error dalam sistem informasi :

1. Induced Human Error System, dimana mekanisme sistem kerja yang memungkinkan
pekerjanya melakukan kesalahan. Misalnya tidak adanya penerapan disiplin yang baik
dari pihak manajemen
2. Induced human error design, yaitu terjadinya kesalahan akibat dari kesalahan
rancangan sistem kerja yang kurang baik
3. Pure human error, ketika kesalahan itu berasal dari manusia itu sendiri. Misalnya
karena kemampuan dan pengalamn kerja yang terbatas.
4. kurangnya pelatihan atau pendidikan pada saat masa percobaan karyawan baru.

5. kurangnya peranan manajemen dalam mengatur para karyawan

6. tekanan keuangan, waktu, serta perlakuan sosial dan budaya organisasi

Anda mungkin juga menyukai