Penggolongan Darah Dan Rhesus
Penggolongan Darah Dan Rhesus
1
1. TUJUAN PRAKTIKUM
2. LANDASAN TEORI
2.1 Imunologi
2
reaksi antara antigen dan antibodi yang dilakukan secara in vitro. Antigen
yang dimaksud adalah berupa mikroorganisme yang menginfeksi tubuh, baik
berupa balteri, virus atau jamur.
3
(antibodi) yang terdapat pada serum darah. Aglutinogen dibedakan menjadi
dua yaitu:
4
2.3 Golongan rhesus
5
dengan sistem golongan darah lainnya. Dengan pemberian darah Rhesus
positif (D+) satu kali saja sebanyak 0,1 ml secara parenteral pada individu
yang mempunyai golongan darah Rhesus negatif (D-), sudah dapat
menimbulkan anti Rhesus positif (anti-D) walaupun golongan darah ABO nya
sama. (Salem, 2001)
Seorang ibu yang Rh+ mengandung embrio bergolongan Rh- atau Rh+,
kemungkinan anaknya akan lahir dengan selamat, dalam arti tidak terjadi
gangguan darah karena faktor Rh, tetapi pada ibu yang bergolongan darah
Rh- :
6
bila mengandung embrio Rh-, embrio tidak akan mengalami gangguan
apapun dan mungkin lahir dengan selamat
bila mengandung embrio Rh+, kemungkinan kandungan pertama akan
lahir dengan selamat, artinya tidak mengalami gangguan karena
sistem Rh ini. Tetapi pada waktu bayi ini lahir dalam rahim ibu
kemungkinan akan tertinggal antigen Rh yang dapat ikut peredaran
darah ibu, sehingga dalam tubuh ibu akan terbentuk zat anti Rh.
Hal ini dapat terjadi karena zat anti Rh dari ibu masuk ke sistem
peredaran darahanak, sehingga zat anti Rh tersebut bertemu dengan antigen
Rh. Bayi yangmengalami gangguan ini biasanya tidak berumur panjang.
Tetapi kondisi ini sekarang dapat ditolong dengan jalan mengganti seluruh
darahnya dengan darah yang normal.
7
apabila antigen A bertemu dengan antibodi anti-A dan antigen B bertemu
dengan antibodi anti-B
Phenotype Genotype
A+ AA++, AO++, AA+-, AO+-
A- AA--, AO-
B+ BB++, BO++, BB+-, BO+-
B- BB--, BO--
AB+ AB++, AB+-
AB- AB-
O+ OO++, OO+-
O- OO--
1. Standar Sera
Pada seperangkat standar sera telah diketahui masing-masing
serum mengandung aglutinin , atau . Standar internasional sera
adalah standar referensi primer dan diperlukan untuk standarisasi dan
harmonisasi metode tes diagnostik untuk mendeteksi antibodi
terhadap agen penyakit menular. Ini bertindak sebagai sera bahan
referensi untuk kalibrasi metode uji dan reagen dan sebagai prototipe
untuk produksi nasional dan standar kerja (Wright, 1998). Eritrosit dari
manusia akan ditentukan golongan darahnya diambil dari cupin
gtelinga atau ujung jari. Eritrosit ini direaksikan dengan serum yang
sudah diketahui aglutininnya tersebut dengan cara menggoyangkan
campuran darah dan serum pada platnya secara horizontal. Setelah 3-
10 menit akan terlihat ada tidaknya reaksi aglutinasi.
8
2. Standar Eritrosit
Penentuan golongan darah dengan standar eritrosit pertama
kali dilakukan oleh Karl Landsteiner, seorang ilmuwan Jerman, pada
tahun 1900. Landsteiner melakukan suatu serial pemeriksaan
terhadap sampel dengan pemisahan serum dan membuat suspensi
eritrosit dalam salin. Dijumpai adanya aglutinasi pada beberapa
campuran serum dengan suspensi eritrosit. Hal ini disebabkan eritrosit
memiliki antigen yang bereaksi dengan antibodi (dalam serum) yang
sesuai. Atas dasar ada atau tidaknya aglutinasi tersebut, maka
ditetapkan 3 macam golongan darah yaitu A, B, O. Kemudian
Decastello dan Sturli pada tahun 1902 menemukan golongan darah
AB. Keempat golongan darah tersebut termasuk dalam sistem ABO.
Prinsip penentuan golongan darah melalui standar eritrosit
adalah reaksi antigen dan antibodi. Pada metode ini, antigen telah
diketahui. Darah yang akan diperiksa golongan darahnya diambil
serumnya terlebih dahulu, kemudian suspensi eritrosit direaksikan
dengan macam-macam serum dari penderita. Golongan darah sesuai
dengan antigen yang terkandung dalam eritrosit di mana terjadi
aglutinasi. Bila antigen ada dalam eritrosit seseorang, maka serumnya
tidak mengandung antibodi.
Tabel 1. Hasil penentuan golongan darah dengan standar eritrosit
9
2.6 Peran Faktor Rh dalam Klinik
1. Transfusi
Jika seorang Rh negatif karena sesuatu harus ditolong dengan
transfusi dan kebetulan darah yang diterimanya berasal dari donor Rh
positif sehingga orang tersebut distimule runtuk membentuk anti Rh.
Akibatnya serum darah orang yang semula bersih dari anti Rh
sekarang mengandung anti Rh. Lebih-lebih jika transfusi lebih dari
sekali maka akan banyak lagi anti Rh.
2. Perkawinan
Orang dengan rhesus positif memiliki substansi yang dikenal
dengan nama antigen D pada permukaan sel darah merah mereka,
dan mereka dikatakan sebagai RhD-positif. Orang yang rhesus negatif
tidak memiliki antigen D pada sel darah merah mereka, dan mereka
adalah RhD-negatif. Golongan darah dan faktor rhesus diwariskan dari
orang tua.
Jika ada sel darah bayi RhD-positif bercampur dengan darah ibu yang
RhD-negatif, maka tubuh ibu akan bereaksi terhadap antigen D pada darah
bayi dan tubuh ibu akan menghasilkan antibodi. Inilah yang dinamakan
'sensitisasi rhesus'. Ini biasanya tidak menjadi masalah selama kehamilan
pertama, tetapi dapat menjadi masalah serius untuk kehamilan-kehamilan
10
selanjutnya. Waktu yang paling umum terjadi untuk bercampurnya sel darah
bayi ke dalam darah ibunya adalah pada waktu kelahiran. Namun ini bisa
juga terjadi di waktu-waktu yang lain, sebagai contoh selama keguguran atau
aborsi, atau jika ada sesuatu yang terjadi selama kehamilan seperti misalnya
melakukan amniosentesis, pengambilan sampel vilus khorionik, pendarahan
vagina, atau setelah terjadi luka di bagian perut. Sebuah peristiwa yang dapat
menyebabkan seorang ibu menghasilkan antibodi melawan antigen D disebut
'peristiwa sensitisasi potensial'.
3. PROSEDUR KERJA
3. Tekan ujung jari supaya darah keluar, teteskan pada kertas penggolongan
darah ABO.
11
4. Teteskan serum anti A pada bagian yang sudah ditentukan. Dilanjutkan
seterusnya seperti serum anti B, serum anti AB dan serum anti rhesus pada
masing-bagian
4. PENGAMATAN
SERUM GOLONG
RHESU
NO NAMA ANTI ANTI ANTI AN
S
A B AB DARAH
1 Dania Anggana - - - O +
2 Nabiela - - - O +
Rahardia
3 Willy Wijaya - - - O +
4 Agustina Restu - - - O +
5 Ledy Ana - - - O +
6 Adinda Zuricha - - - O +
7 Aulia Agile - - - O +
8 Annete Juwita - - - O +
9 Isna Nur + - + A +
10 Mohd. Dwira + - + A +
11 Rega Maurischa + - + A +
12 Anggreta Galuh + - + A +
12
13 Dita Rana + - + A +
Widati
14 Firly + - + A +
Rakhmawati
15 Masha Andina + - + A +
16 Rizky Nugraha + - + A +
Putra
17 Nisrina Hasna + - + A +
Nabila
18 Sergio Santoso + - + A +
19 Aghnia Alma - + + B +
Larasati
20 Wilda Safira - + + B +
21 Elva Puspitarini - + + B +
22 Sheila Filia - + + B +
23 Firsta Maulidya - + + B +
24 Netty Sulis - + + B +
13
Gambar 1. Penggolongan Sistem ABO
14
Tabel 2. Jenis Aglutinogen dan Aglutinin
15
Gambar 3. Golongan Darah O Rhesus (+) Gambar 4. Golongan Darah A Rhesus (+)
16
DAFTAR PUSTAKA
17