Anda di halaman 1dari 18

KONDISI DAN PERMASALAHAN

ENERGI SAAT INI

HAFIIZH PRASETIA

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
www.edmodo.com - Group Code: xktp8y
Produk Domestik Bruto dan
Penduduk

Perekonomian Indonesia tahun 2014 tumbuh 5.02% atas dasar harga konstan
2010. Pertumbuhan ini adalah yang terendah sejak lima tahun terakhir.
Menurunnya produksi minyak bumi nasional menyebabkan berkurangnya
penerimaan negara dari sektor migas.
Selain itu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat serta
kenaikan inflasi selama periode tersebut juga berakibat pada melambatnya
pertumbuhan sektor dominan.
Penduduk Indonesia 2000-2014

Pertumbuhan penduduk Indonesia dari kurun waktu 2000-2010 rata-rata sebesar


1,5% per tahun dari 206 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi 238 juta jiwa di
tahun 2010.
Konsumsi Energi Final

Konsumsi energi final tertinggi pada periode 2000-2014 terjadi pada sektor
industri, diikuti rumah tangga dan tranportasi, serta yang paling rendah adalah
komersial dan lainnya.Tetapi rata-rata kenaikan pertumbuhan tahunan paling
tinggi adalah sektor transportasi sebesar 6,46%.
Konsumsi Energi Final Per Jenis

Konsumsi energi final menurut jenis selama tahun 2000-2014 masih didominasi
oleh BBM (bensin, minyak solar, minyak diesel, minyak tanah, minyak bakar,
avtur dan avgas) namun dengan pertumbuhan terendah dibanding energy yang
lain.
Ketenagalistrikan

Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di


Indonesia tidak hanya dilakukan oleh PT PLN (Persero) saja, tetapi juga oleh
pihak swasta, yaitu Independent Power Producer (IPP), Private Power Utility
(PPU) dan Ijin Operasi (IO) non BBM.

Pada tahun 2014, total kapasitas pembangkit nasional (PLN, IPP, PPU, IO
non BBM) adalah sebesar 52 GW.

Sekitar 74% dari total kapasitas pembangkit nasional berada di wilayah


Jawa-Bali, 16% di wilayah Sumatera, 3% di wilayah Kalimantan, dan
sisanya di wilayah Pulau Lainnya (Sulawesi, Maluku, NTB-NTT, Papua). Hal
ini sesuai dengan persebaran penduduk dan aktivitas ekonomi lainnya.
Potensi Sumber Daya Energi

Potensi Sumber Daya Energi Fosil


Indonesia memiliki beberapa potensi sumber daya energy fosil
diantaranya minyak bumi, gas bumi dan batubara. Pada tahun 2014,
cadangan terbukti minyak bumi sebesar 3,6 miliar barel, gas bumi
sebesar 100,3 TCF (Triliun Cubik Feet) dan cadangan batubara sebesar
32,27 miliar ton.

Bila diasumsikan tidak ada penemuan cadangan baru, berdasarkan


rasio R/P (Reserve/Production) tahun 2014, maka minyak bumi akan
habis dalam 12 tahun, gas bumi 37 tahun, dan batubara 70 tahun.
Cadangan ini bahkan akan lebih cepat habis dari tahun yang disebut
diatas karena kecenderungan produksi energi fosil yang terus
meningkat.
Potensi Sumber Daya Energi Baru dan Terbarukan
Permasalahan Energi Saat Ini

Permasalahan sektor energi di Indonesia saat ini dapat


dirangkum secara ringkas yaitu cadangan energi fosil yang
semakin berkurang dan akses masyarakat terhadap energy
yang masih terbatas terutama di daerah tertinggal,
terpencil, dan perbatasan.

Dari sisi cadangan, produksi minyak yang terus menurun


dan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang terus
meningkat akan menyebabkan impor minyak mentah serta
BBM terus meningkat.
Permasalahan Energi Saat Ini

Dari sisi akses, pengembangan energi untuk daerah


tertinggal, terpencil, dan perbatasan lebih diutamakan
menggunakan energy terbarukan yang sumbernya tersedia
di wilayah tersebut dan dapat terus digunakan secara
berkesinambungan.

Namun pengembangan energi terbarukan tersebut masih


terkendala dari sisi teknologi dan pendanaan. Biaya
produksi energi terbarukan masih relatif mahal sehingga
belum kompetitif dan belum terjangkau oleh masyarakat.
Permasalahan Ketenagalistrikan

Permasalahan ketenagalistrikan saat ini berkisar pada isu sosial dan


hukum, pasokan gas untuk pembangkit, dan pengembangan EBT. Isu sosial
dan hukum terdiri atas pembebasan lahan, perijinan, tuntutan hukum,
dan kerja sama dengan pihak ketiga
Selanjutnya, pasokan gas untuk pembangkit listrik masih menjadi kendala
sampai saat ini. Hal ini terjadi karena keterbatasan infrastruktur pipa gas
dan tidak terintegrasinya jaringan pipa, serta akibat berjauhannya lokasi
sumber gas dengan pembangkit listrik.
Terakhir adalah pengembangan EBT di Indonesia. Investasi teknologi EBT
yang masih tinggi akibat komponen domestik untuk teknologi ini masih
sangat minim. Selain itu, tingkat pengembalian dan perolehan
keuntungan relative lama dan tidak pasti sehingga investasi EBT kurang
menarik bagi investor nasional dan asing. Hal ini mengakibatkan nilai EBT
tidak kompetitif dibandingkan dengan energi fosil.
Kebijakan Energi Terkini

1. Pengurangan Subsidi BBM dan Listrik


2. Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga

3. Penggunaan LPG untuk Kapal Nelayan

4. Optimalisasi Pemanfaatan BBN

5. Pemanfaatan PLTSa

6. BBG untuk Transportasi

7. Pembangunan Kilang Minyak


ARAH PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI ENERGI
Arah Teknologi
Pemenuhan Kebutuhan Energi untuk Mencapai Millennium Development Goals

MDGs served
Energy need Fuels required Fuels displaced
1 2 3 4 5 6 7 8
Cooking, food LPG, kerosene, natural Fuelwood, crop residues,
preparation, storage, gas, biogas, electricity, dung,
transportation, etc. petrol, diesel, CNG. charcoal.
Lighting, appliances, Electricity Kerosene, batteries,
motive power, machinery, manual and animal
etc. power.
Agro/food processing, Electricity, diesel, Manual and animal
irrigation, productive mechanical wind and power.
enterprises, etc. hydro.
Goal 1: Eradicate extreme poverty25 and hunger Goal 2: Achieve universal primary education
Goal 3: Promote gender equality and empower women Goal 4: Reduce child mortality
Goal 5: Improve maternal health Goal 6: Combat HIV/AIDS, malaria and other diseases
Goal 7: Ensure environmental sustainability Goal 8: Develop a Global Partnership for Development
Arah Teknologi

Large Cascade Use of Biomass


Organic

Resource Virgin biomass
Product A

Use Potential

Product B Material use



Product C
Wasted biomass

Fuels Energy
conversion
Photosynthesis
CO2, H2O
CO2 uptake Residues
Small

Time
PRINSIP PENGEMBANGAN ENERGI

1. Energi digunakan untuk menggerakkan roda pembangunan, bukan


penghasil devisa
2. Strategi perencanaan energi dilakukan dengan mempertimbangkan
aspek pemerataan, khususnya untuk perencanaan energi yang
terintegrasi, untuk mencapai tiga hal:
a) penyediaan energi untuk kegiatan produksi,
b) pemenuhan kebutuhan energi untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat, dan
c) internalisasi energi dalam pembangunan.
PRINSIP PENGEMBANGAN ENERGI

3. Mengembangkan energi terbarukan dengan arah sebagai berikut :


a) Mengoptimalkan peranan pertanian sebagai pemasok energi
(BBN) tanpa mengorbankan pangan dan keseimbangan ekologi.
b) Mengembangkan sumber energi baru dan terbarukan yang
berbasis sumberdaya alam lokal untuk meningkatkan pasokan
energi.
c) Melimpahkan kewenangan penyediaan energi baru dan
terbarukan pada masyarakat dan kelembagaan lokal.
d) Memperkuat kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal
dalam penyediaan dan pengelolaan energi baru dan terbarukan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai