Anda di halaman 1dari 9

PERANCANGAN POROS TRANSMISI

DENGAN DAYA 100 HP

Fredy Mananoma, Agung Sutrisno, Stenly Tangkuman


Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi
Jl. Kampus Unsrat, Bahu, Manado

ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah merancang sebuah poros transmisi dengan
daya 100 hp. Pada poros terdapat dua roda gigi yang memberikan beban
tangensial dan radial, terdapat juga dua bantalan sebagai tumpuan bagi poros.
Dari hasil perancangan didapatkan nilai diameter pada setiap titik kritis,
yaitu D1=1,80 in, D2=3,40 in, D3=3,74 in, D4=5,00 in, D5= 4,40 in, dan D6=3,15
in. Selanjutnya hasil perancangan dibuat dalam bentuk gambar teknik dengan
menggunakan bantuan perangkat lunak Autocad.

Kata kunci : Diameter Poros, Gaya, Perancangan, Poros Transmisi,

ABSTRACT
The aim of this work is to design a shaft for transmitting power of 100 hp.
There are two gears on the shaft, and two bearings as supports at the shaft.
Based on design result, diameter of critical points on the shaft have been
acquired as follows; D1=1,80 in, D2=3,40 in, D3=3,74 in, D4=5,00 in, D5=4,40 in,
and D6=3,15 in. Finally, a technical drawing of the designed shaft can be made
using Autocad software.

Keywords : Diameter, Force, Design, Transmission Shaft,

I. PENDAHULUAN pengolahan barang jadi, berlomba-


1.1 Latar Belakang lomba untuk meningkatkan hasil
Dalam era globalisasi, produksinya dengan memperhatikan
perkembangan teknologi yang serba kualitas yang sesuai dengan
modern saat ini, kebutuhan manusia permintaan masyarakat. Salah satu
akan sesuatu produk semakin cara untuk mengimbangi kemajuan
meningkat pula. Karena adanya teknologi yaitu dengan cara
peningkatan permintaan masyarakat mengubah pola pikir yang cenderung
tersebut menuntut dunia industri konsumtif menjadi pola pikir yang
yang bergerak diberbagai bidang kreatif dan inovatif dengan cara

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 1


menciptakan suatu mesin yang dapat 1.4 Tujuan Perancangan
bermanfaat terutama dalam bidang Tujuan penulisan adalah
industri. merancang sebuah poros transmisi
Mesin-mesin ini diciptakan dengan daya 100 hp.
dengan tujuan untuk mengefisienkan
waktu dan tenaga contohnya, poros II. LANDASAN TEORI
yang merupakan komponen penting 2.1 Definisi Poros
dalam sistem transmisi. Poros adalah suatu bagian
stasioner yang berputar, biasanya
I.2 Rumusan Masalah berpenampang bulat dimana
Permasalahannya adalah terpasang elemen-elemen seperti
bagaimana cara merancang sebuah gear (roda gigi), pulley (puli),
poros transmisi dengan daya flywheel (roda gila), engkol, sproket,
transmisi sebesar 100 hp. dan elemen pemindah tenaga
lainnya. Atau dengan kata lain, poros
1.3 Batasan Masalah adalah komponen alat mekanis yang
Terdapat lima batasan mentransmisikan gerak berputar dan
masalah. Batasan masalah yang daya. Poros merupakan salah satu
pertama adalah poros tersebut adalah bagian terpenting dari mesin. Hampir
bagian dari transmisi sistem blower semua mesin meneruskan tenaga
yang menyuplai udara ke tungku bersama-sama dengan putaran.
pembakaran dengan panjang poros Peranan seperti itu dapat dilakukan
38 inci (panjang titik A ke D adalah oleh poros. (Mott. R. L, 2009)
35 inci), yang kedua bahan poros
adalah baja AISI 1040 OQT 400, 2.2 Macam-macam Poros
Batasan ketiga yaitu daya yang Menurut pembebanannya poros
ditransmisikan adalah 100 hp, yang diklasifikasikan menjadi tiga macam
keempat poros berputar pada putaran yaitu poros transmisi, poros spindle,
600 rpm, dan yang kelima blower dan poros gandar.
tidak diharapkan mengalami kejutan 2.2.1 Poros Transmisi
atau tumbukan. Poros transmisi merupakan
poros yang mengalami pembebanan

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 2


puntir (torsi), pembebanan lentur puli yang berputar pada bantalan
murni maupun kombinasi dari terhadap as tersebut adalah tegangan
pembebanan torsi dengan lentur. statik.
2.2.2 Poros Spindel Penelitian terhadap kegagalan
Spindle adalah poros transmisi fatigue untuk baja ulet dan besi cor
yang memiliki dimensi lebih pendek getas pada pembebanan kombinasi
dengan pembebanan puntir saja, antara bending dan torsi pertama kali
contohnya pada mesin perkakas. dilakukan di Inggris pada 1930 oleh
2.2.3 Poros Gandar Davis, Gough dan Pollard.
Gandar merupakan poros yang Kombinasi bending dan torsi pada
tidak berputar dengan kata lain yang material ulet yang mengalami fatigue
berputar adalah rodanya yang biasa biasanya terjadi pada bagian elips.
kita jumpai pada roda kereta api. Material cor getas biasanya gagal
ketika terjadi tegangan utama
2.3 Pembebanan Poros maksimal.
Pada prinsipnya, pembebanan
pada poros ada 2 macam, yaitu 2.4 Pemasangan dan Konsentrasi
puntiran karena beban torsi dan Tegangan
bending karena beban transversal Untuk mengakomodasi
pada roda gigi, puli atau sproket. pemasangan komponen seperti
Beban yang terjadi juga bisa bantalan, sproket, roda gigi dan lain-
merupakan kombinasi dari lain, poros dibagi menjadi beberapa
keduannya. Karakter pembebanan step dengan diameter yang berbeda
yang terjadi bisa konstan, bervariasi Pasak (key), snap ring dan
terhadap waktu, maupun kombinasi cross pin berfungsi untuk
dari keduannya. mengamankan posisi elemen mesin
Perbedaan antara poros dan as yang terpasang untuk bisa
(axle) adalah poros meneruskan mentransmisikan torsi dan untuk
momen torsi (berputar), sedangkan mengunci elemen mesin tersebut
as tidak. Pada pembebanan konstan pada arah aksial. Pemasangan
terhadap waktu, tegangan yang komponen pada poros dan adanya
terjadi pada as dengan roda gigi atau

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 3


step akan mengakibatkan terjadinya perkalian torsi T dengan kecepatan
konsentrasi tegangan. sudut ( dalam radian per satuan
Keuntungan penggunaan pasak wakktu).
adalah mudah untuk dipasang dan
ukurannya telah distandarkan 2.7 Perancangan poros
berdasarkan diameter poros. Pasak Tegangan dan defleksi
juga terpasang pada lokasinya secara adalah parameter yang harus
akurat (phasing), mudah dilepas dan diperhatikan pada perancangan
diperbaiki. Kekurangan penggunaan poros. Defleksi sering menjadi
pasak adalah tidak bisa menahan parameter kritis, karena defleksi
pergerakan aksial dan yang besar akan mempercepat
memungkinkan terjadinya backlash, keausan bantalan dan mengakibatkan
karena adanya clearance antara terjadinya misalignment pada roda
pasak dengan poros. gigi, sabuk dan rantai.
Metode ASME standar
2.5 Material Poros ANSI/ASME untuk perancangan
Baja sering digunakan poros transmisi dipublikasikan
karena modulus elastisitasnya tinggi, sebagai B106. 1M-1985. Pendekatan
sehingga ketahanannya terhadap ASME mengasumsikan pembebanan
defleksi tinggi. Besi cor nodular adalah fully reversed bending
digunakan ketika gear atau (komponen bending rata-rata adalah
komponen lain terintegrasi pada nol) dan steady torque (komponen
poros. Perunggu dan stainless torsi alternating adalah nol) pada
steeldigunakan di laut atau pada kondisi yang mengakibatkan
kondisi korisif lainnya. Through atau tegangan di bawah kekuatan yield
case hardened steel sering digunakan torsional material. Banyak poros
pada poros yang digunakan juga yang masuk dalam kategori ini.
sebagai jurnal pada sleeve bearing. Digunakan kurva elips seperti pada
gambar 2.6 dengan memasukan
2.6 Daya Poros ketahanan bending (bending
Daya instan yang endurance strength) pada sumbu a
ditransmisikan poros adalah hasil dan kekuatan yield tarik pada sumbu

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 4


m sebagai batas kegagalan.
Kekuatan yield tarik didapat dari
kriteria Von Misses.
Jika beban torsi tidak
konstan, komponen alternating akan
mengakibatkan tingkat tegangan
multiaksial kompleks. Pendekatan
dilakukan dengan kriteria Von
Misses. Untuk tujuan perancangan,
yaitu mencari diameter poros yang
dibutuhkan, dengan asumsi
komponen alternating dan rata-rata
dijaga pada rasio yang konstan, gaya
aksial pada poros sama dengan nol

III. METODELOGI
PENELITIAN
Prosedur penelitian dilakukan
seperti pada Gambar 1. Pada gambar
tersebut terlihat bahwa prosedur Gambar 1. Diagram Alir Perancangan
dilakukan dalam lima tahapan.
Kelima tahapan tersebut adalah studi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
literatur, pengumpulan data Poros yang dirancang seperti
penunjang, pengolahan data, hasil terlihat pada sketsa berikut ini
dan pembahasan, serta pemodelan (gambar 2).
(pembuatan gambar teknik). Setelah Bahan poros adalah baja AISI
itu dilakukan pembuatan laporan. 1040 OQT 400. Poros tersebut
adalah bagian dari sistem transmisi
blower yang menyuplai udara ke
tungku pembakaran. Roda gigi A
menerima daya 100 hp dari roda gigi
P. Roda gigi C menyalurkan daya ke

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 5


roda gigi Q. Poros berputar pada
putaran 600 rpm.

Gambar 3. Diagram benda bebas poros

Gambar 2. Sketsa poros yang dirancang

Bagian poros yang menerima Gambar 4. Diagram gaya geser

torsi ini hanya dari A sampai C. Dari


roda gigi C ke kanan sampai D, torsi
sama dengan nol. Roda gigi A
digerakan oleh roda gigi P, dan roda
gigi C menggerakan roda gigi Q. Hal
ini sangat penting diketahui untuk Gambar 5. Diagram momen lentur

menentukan arah gaya-gaya dengan


Titik A
benar. Nilai gaya-gaya ini diperoleh
Roda gigi A menghasilkan puntiran
dari perhitungan berikut.
pada poros dari A menuju ke kanan.
Dari A ke kiri, yang ada cincin
WtA = TA/ (DA/2) = 10500/(20/2) =
penahannya, tidak ada gaya, momen,
1050 lb
atau torsi. Momen pada titik A nol
WrA =WtA tan () = 1050 tan (20) =
karena ujung bebas poros. Untuk
382 lb
menghitung diameter yang
WtC = Tc/ (Dc/2) = 10500/(10/2) =
diperlukan untuk poros pada titik A,
2100 lb
dengan hanya menggunakan nilai
WrC = WtC tan () = 2100 tan (20) =
torsi.
764 lb

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 6


[ ( ) ]

[( ) ( ) ( ) ]

[ ( ) ] Pada titik B dan di sebelah


kanannya (diameter D3), perhitungan
masih sama kecuali nilai Kt = 2,5
untuk filet tajam.
Titik B

Titik B adalah lokasi bantalan
[( ) ( ) ( ) ]
dengan filet tajam di sebelah kanan B
dan filet bulat halus di sebelah
Titik C
kirinya. Diinginkan membuat D2
Titik C adalah lokasi roda
paling tidak agak lebih kecil daripada
gigi C dengan filet bulat halus di
D3 di tempat bantalan supaya
sebelah kirinya, alur pasak profil
bantalan dapat digeser dengan
pada roda gigi, dan alur untuk cincin
mudah sampai ke tempat ia harus
penahan di sebelah kanannya.
ditekan menuju ke posisi akhirnya.
Penggunaan filet bulat halus di sini
Biasanya diberikan suaian sesak
sebenarnya merupakan keputusan
ringan di antara lubang bantalan dan
perancangan yang mensyaratkan
dudukan porosnya. Di sebelah kiri B
bahwa perancangan lubang roda gigi
(diameter D2), T = 10500 lb.in.
harus mengakomodasi sebuah filet
Momen lengkung pada titik B
yang besar. Biasanya ini berarti
adalah resultan momen dalam bidang
bahwa sebuah kamfer harus dibuat di
x dan dalam bidang y:
tepi-tepi lubang roda gigi. Momen

lengkung pada titik C adalah:


= 11 173 lb.in
= 10387 lb.in

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 7


Di sebelah kiri titik C ada nilai torsi gaya geser vertikalnya sama dengan
sebesar 10500 lb.in dengan alur gaya reaksi pada bantalan tersebut.
pasak profil yang memberikan Kt = Dengan menggunakan reaksi
2,0. Dengan demikian resultan bidang x dan y, maka gaya
gesernya adalah

[( ) ( ) ( ) ]
VD =

Untuk menghitung diameter poros di


Di sebelah titik C ada torsi,
titik ini bisa menggunakan
tetapi alur cincinnya menuntut Kt =
Persamaan berikut:
3,0 untuk perancangan dan terdapat
momen lengkung berbalik. Penulis
menggunakan persamaan (12-24) D=

dengan nilai Kt = 3,0, M = 10387


lb.in dan T = 0. Sebuah filet tajam dekat titik ini pada
poros ditandai dengan , dengan
faktor konsentrasi tegangan 2,5
[( ) ( ) ]
harus digunakan:


Dengan menggunakan faktor alur
cincin 1,06, maka diameternya
menjadi 3,01 in.
Nilai ini sangat kecil dibandingkan
Nilai ini lebih tinggi dari
dengan diameter yang dihitung
pada yang dihitung untuk diameter di
dengan cara lain, dan biasanya
sebelah kiri titik C, sehingga ini akan
memang begitu. Diameter pada titik
menjadi penentu perancangan di
D mungkin perlu dibuat lebih besar
titik C.
daripada nilai hitungan karena harus
disesuaikan dengan ukuran bantalan
Titik D
yang menahan beban radial 1039 lb.
Titik D adalah tempat
bantalan D, dan tidak ada torsi atau
momen lengkung di sini. Tetapi,

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 8


Selanjutnya menentukan diameter pada melakukan perancangan poros sistem
titik-titik kristis, hal ini ditunjukkan transmisi.
pada tabel 1 berikut ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1. Diameter minimum dan Mott Robert L., 2004, Elemen-
diameter yang ditetapkan elemen Mesin Dalam Perancangan
Mekanis 1, Penerbit Andi
Yogyakarta.

Deutschman, Aaron D, J. Michels


Walter, and E. Wilson Charles, 1975,
Machine Design, Theory and
Setelah ukuran dasar dari diameter- Practice. Mc Millan.
diameter poros sudah di tetapkan,
barulah penulis melanjutkan Sularso dan Kiyokatsu Suga, 1979.
pemodelan poros transmisi 100 hp Perencanaan Elemen Mesin. Jakarta
dengan menggunakan AutoCAD
2013. Sato G. T., dan N. Sugiarto Hartanto,
2005, Menggambar Mesin Menurut
Standar Iso. Jakarta.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan, maka
diperoleh nilai diameter pada titik-
titik kritis, yaitu sebagai berikut:
, ,
, ,
, dan .

5. 2. Saran
Perancangan ini diharapkan
dapat dijadikan referensi dalam

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 9

Anda mungkin juga menyukai