Anda di halaman 1dari 3

KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Konsep Keperawatan Komunitas

Komunitas adalah komponen penting dari pengalaman manusia sebagai bagian dari

pengalaman yang saling terkait dengan keluarga, rumah, serta berbagai ragam budaya

dan agama (Ervin, 2002). Keperawatan kesehatan komunitas adalah area pelayanan

keperawatan professional yang diberikan secara holistic (bio-psiko-sosio-spiritual) dan

difokuskan pada kelompok resiko tinggi yang bertujuan meningkat derajat kesehatan

melalui upaya promotif, preventif, tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dengan

melibatkan komunitas sebagai mitra dalam menyelesaikan masalah (Hithcock, Scubert

& Thomas, 1999; Allender & Spadley, 2001, Stanhope & Lancaster, 2016).

Praktik keperawatan komunitas adalah sintesis praktik keperawatan dan praktik

kesehatan masyarakat, diaplikasikan dalam peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

masyarakat (populasi), menggunakan ilmu yang berasal dari Keperawatan, Sosial, dan

Kesehatan Masyarakat. Lingkup keperawatan komunitas adalah generalis dan spesialis.

Praktik keperawatan generalis bertujuan memberikan asuhan keperawatan komunitas

dasar (basic community) dengan sasaran individu, keluarga, dan kelompok untuk

beberapa aspek keterampilan dasar (beginning skill). Sedangkan praktik keperawatan

komunitas lanjut (advanced nursing community) dengan sasaran kelompok (agregat) dan

masyarakat serta masalah individu dan keluarga yang kompleks.

Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah mempertahankan sisten klien dalam keadaan

stabil melalui upaya prevensi primer, sekunder, dan tersier (Pacala,2007 ; Wallace,
dalam Allender; Rector; & Warner, 2014). Adapun penjelasan mengenai upaya prevensi

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Prevensi Primer

Perevensi primer ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

yang sehat. Bentuk tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah promosi

kesehatan dan perlidungan spesifik agar terhindar dari masalah/penyakit. Contoh

adalah memberikan imunisasi pada balita, pemberian vaksin, serta promosi kesehatan

tentang perilaku hidup bersih dan sehat.

b. Prevensi Sekunder

Prevensi sekunder ditujukan kepada individu, keluarga kelompok, dan masyarakat

yang berisiko mengalami masalah kesehatan. Bentuk intervensi yang dapat dilakukan

adalah pelayanan/ asuhan keperawatan mencangkup identifikasi masyarakat atau

kelompok yang beresiko mengalami masalah kesehatan, melakukan penganggulangan

masalah kesehatan secara tepat dancepat, upaya penemuan penyakit sejak awal

(skinrining kesehatan), pemeriksaan kesehatan berkala, serta melakukan rujukan

terhadap masyarakat yang memerlukan penatalaksanaan lebih lanjut.

c. Prevensi Tersier

Prevensi tersier ditujukan kepada individu, keluarga kelompok, dan mayarakat apada

masa pemulihan setelah mengalami masalah kesehatan. Bentuk intervensi yang dapat

dilakukan adalah upaya rehabilitas pasca perawatan di fasilitas tatanan pelayanan

kesehatan lain untuk mencegah ketidakmampuan, ketidakberdayaan atau kecacatan

lebih lanjut. Contoh tindakan yang dilakukan adalah rentang pergerakan sendi/range

of motion (ROM) pada klien pasca stroke, atau melakukan kegiatan pemulihan

kesehatan pasca bencana.


Perawat komunitas harus dapat memahami pelaksanaannya berikut penjelasan konsep

Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) yang ada di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai