Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA DAN SEMISOLIDA


Sediaan Larutan Bahan Alam Infusa Thymus vulgaris Herba
Kelompok 8

Disusun oleh:

Nisya Oktaviani Hadi Saputri


P17335114061
Dosen Pembingbing;
Patihul Husni, M.Si., Apt

POLITEKNIK KESEHATAN KEMANTRIAN KESEHATAN BANDUNG


JURUSAN FARMASI
2015
SEDIAAN LARUTAN BAHAN ALAM
INFUSA Thymus vulgaris herba

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mampu membuat dan mengevaluasi sediaan larutan bahan alam infusa
Thymus vulgaris herba

II. LATAR BELAKANG

Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau
tumbuhan yang di ambil sarinya. Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya
terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan
kering.Cairan penyari masuk kedalam zat-zat berkhasiat utama dari pada
simplisia yang akan di ambil sarinya,kemudian, zat berkhasiat tersebut akan
terbawa larut dengan cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat
berkhasiat dipisahkan dari bagian simplisia lain yang kurang bermanfaat.
Berdasarkan uraian di atas maka dibuatlah sediaan infusa dari simplisia
Thymus vulgaris herba (daun timi) sebagai zat aktif. Tujuan praktikum kali ini
agar praktikan mampu membuat, memformulasi dan mengevaluasi sediaan
larutan dari bahan alam. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih zat kimia yang terlarut, misal: terdispersi secara molekular dalam pelarut
yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Sediaan ini ditujukan untuk penderita
batuk pada dewasa, karena Thymus vulgaris herba mengandung senyawa timol
yang memiliki efek farmakologi ekspektoran yang dapat mengencerkan dahak
serta dapat memperlunak rangsangan batuk, melumas tenggorokan agar tidak
kering dan melunakkan mukosa yang teriritasi (Susanti, 2005). Mekanisme kerja
obat ekspektoran adalah diperkirakan bekerja secara refleks merangsang kelenjar
sekretori saluran napas bagian bawah sebagai efek iritasi pada mukosa lambung
(Susanti, 2005). Dari pemerian Thymus vulgaris herba diketahui bahwa memiliki
rasa pedas, sehingga dapat diselesaikan dengan penambahan pemanis yaitu
syrupus simpleks sebanyak 20% yang mengandung sukrosa sebanyak 60%.
Sediaan mengandung air sebagai media pertumbuhan mikroorganisme,
mengandung gula sebagai nutrisi mikroba, dan merupakan multiple dose sehingga
dapat diselesaikan dengan menambahkan pengawet yaitu, natrium benzoat

III. TINJAUAN PUSTAKA


1. Bahan aktif (Thymus vulgaris herba)

Bahan Aktif Infusa Thymus vulgaris herba


Struktur

(Journal of Asian Scientific, Research 2013 , hlm.976)


Rumus molekul C10H14O BM 150,24
Titik lebur 49-51 C
( Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th Ed. , hlm.740)
Pemerian Bentuk daun : bentuk bundar, telur atau bundar panjang memanjang
sampai bentuk lidah tombak, warna hijau kelabu, panjang lebih
kurang 5 mm, lebar lebih kurang I mm
(Material Medika Indonesia jilid I-V, hlm.123)
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam
kloroform, dalam eter dan dalam minyak jaitun, larut dalam asam
asetat glasial dan dalam minyak atsiri tertentu.
(Farmakope Indonesia IV, hlm.791)
Stabilitas Thymol harus disimpan dengan baik dan tertutup, di tempat tahan
cahaya, di tempat yang sejuk, kering, timol dipengaruhi oleh cahaya.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th Ed., hlm.740)
pH timol antara 3,8 dan 4,3
(Farmakope Indonesia IV, hlm. 792)
Inkompatibilitas Thymol inkompatibilitas dengan yodium, alkalis dan senyawa yang
mengoksidasi. ( Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th Ed.,
hlm.740)
Keterangan lain Mikroskopik : epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk persegi
empat, pada pengamatan tangensial tampak berbentuk poligonal
dengan dinding samping agak lurus dan mempunyai penebalan-
penebalan kecil; kutikula agak bergaris-garis.
( Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th Ed., hlm.740)
Penyimpanan Disimpan di tempat sejuk, tahan cahaya dan kering.
( Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th Ed., hlm.740)
Kadar sebagai antioksidan untuk halotan, trichloroethylene, dan
penggunaan tetrachloroethylene 0,01%.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th Ed. , hlm.740)

2. Sukrosa

Zat Sakarosa
Sinonim Beet sugar; cane sugar; a-D-glucopyranosil-b-D-fructofuranoside;
refined sugar; saccharose; saccharum; sugar.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed., hlm. 703)
Struktur

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm. 703)

Rumus molekul C12H22O11, BM 342,30.


(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm. 703)
Titik lebur 160-186 C (dengan penguraian).
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm. 704)
Pemerian Hablur putih atau tidak berwarna; masa hablur atau berbentuk kubus
atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa manis; stabil di udara
larutannya netral terhadap lakmus.
(Farmakope Indonesia IV : 762)
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih;
sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
( Farmakope Indonesia IV : 762)
Stabilitas Suhu : suhu kamar (25-30 C) dan kelembapan yang cukup berubah
menjadi karamel ketika dipanaskan diatas suhu 60 C.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 704)
Inkompatibilitas Serbuk sukrosa mungkin terkontaminasi oleh bekas atau sedikit atau
trace dari logam berat yang dapat menimbulkan inkompatibilitas
dengan bahan aktif. Sukrosa juga mungkin terkontaminasi oleh sulfit
dari proses penyulingan juga memecahkan penutup alumunium.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 706)
Keterangan lain Kegunaan sukrosa sebagai zat pengikat untuk granula basah; bahan
penyalut untuk tablet, bahan perasa untuk meningkatkan kekentalan.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm703-704)
Penyimpanan Di wadah tertutup rapat, sejuk dan kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 706)
Kadar Sirup untuk cairan oral 67%
penggunaan Pemanis 67%
Tablet binder (granulasi kering) 2-20%
Tablet binder (granulasi basah) 50-67%
Salut tablet (syrup) 50-67%
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 703)
a. aquadest
Zat Air suling
Sinonim Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th ed., hlm. 766)
Struktur

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th ed., hlm. 766)


Rumus molekul HO
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th ed., hlm. 766)
Titik lebur 0C
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th ed, hlm 766)
Pemerian Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai
rasa.
(Farmakope Indonesia ed. III, hlm. 96)
Kelarutan Bercampur dengan sebagian besar pelarut polar.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th ed., hlm. 766)
Stabilita Air secara kimiawi stabil di berbagai wujud. (es, cair dan uap).
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th ed., hlm. 766)
Inkompabilitas Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat dan
berbagai eksipien sehingga terhidrolisis (penguraian dengan
adanya air) pada keadaan dan suhu yang meningkat. Air dapat
bereaksi kuat dengan logam alkali dan cepat dengan logam
alkalin dan teroksidasi, seperti kalsium oksida dan magnesium
oksida. Air juga bereaksi dengan garam tanpa air membentuk
hidrat dari berbagai komposisi, dan pasti dengan zat organic
dan kalsium karbit.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th ed., hlm. 766)
Keterangan lain Kegunaan aquadest sebagai pelarut.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th ed., hlm. 766)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Kondisi wadah harus didesain
sehingga jumlah mikroorganisme terbatas dan terhindar dari
kontaminasi.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th ed., hlm. 768)
Kadar penggunaan Nilai khusus air yang digunakan untuk aplikasi tertentu dalam
konsentrasi hingga 100%.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th ed., hlm. 766)

3. Natrium benzoat

Zat Natrium benzoat


Sinonim Benzoic acid sodium salt; benzoate of soda; E211; natrii benzoas;
natrium benzoicum; sobenate; sodii benzoas; sodium benzoic acid.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627)

Struktur

Rumus molekul C7H5NaO2, BM 144,11


(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627)

Titik lebur 24 C
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627)
Pemerian Granul atau serbuk hablur; putih; tidak berbau atau praktis tidak
berbau; stabil di udara.
(Farmakope Indonesia IV:584)
Kelarutan Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah
larut dalam etanol 90%.
(Farmakope Indonesia IV:584)
Stabilitas Larutan dapat steril dengan penyaringan atau autoklaf disimpan dalam
wadah tertutup dalam tempat kering dan sejuk.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)
Inkompatibilitas Inkompatibilitas dengan empat bagian, garam peri garam kalsium dan
garam berkadar besi tinggi termasuk perak, timah hitam dan merkuri.
Pengawetan dapat mengurangi interaksi dengan kaolin atau surfaktan
anionik .
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)
Keterangan lain Natrium benzoat biasanya dipakai untuk anti pertumbuhan mikroba
dalam komestik, makanan atau obat. pH aktivitas antara 2-5
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup, di tempat yang sejuk dan kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)
Kadar Obat oral 0,02-0,5%
penggunaan Kosmetik 0,1-0,5%
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)

4. Natrium metabisulfit

Zat Natrium metabisulfit


Sinonim Disodium disulfite; disodium pyrosulfite; disulfurous acid, disodium
salt; E223; natrii disulfis; natrii metabisulfis; sodium acid sulfite
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 654)
Struktur

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 654)


Rumus molekul Na2S2O5 , BM 190,1
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 654)
Titik lebur 150 C
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 654)
Pemerian Hablur putih atau serbuk hablur putih kekuningan, berbau belerang
dioksida.
(Farmakope Indonesia IV:596)

Kelarutan Mudah larut dalam air dan gliserin, sukar larut dalam etanol.
(Farmakope Indonesia IV:596)
Stabilitas Pada paparan udara dan kelembaban natrium metabisulfit secara
perlahan teroksidasi menjadi natrium sulfat.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 654)
Inkompatibilitas Sodium metabisulfit bereaksi dengan simpatominetik dan lainnya obat
yang turunan alkohol orto atau para-hydroxybenzil untuk membentuk
turunan asam sulfonat memmiliki sedikit atau tidak ada efek
farmakologis aktivitas.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 654)
Keterangan lain Kegunaan natrium metabisulfit sebagai pengawet antimikroba; anti
oksidan.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 654)
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk
dan kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)
Kadar Konsentrasi untuk sediaan oral, parenteral dan topikal 0,01-1%.
penggunaan (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)
5. Sorbitol

Zat Sorbitol
Sinonim C*PharmSorbidex; E420; 1,2,3,4,5,6-hexanehexol; Liponic 70-
NC; Liponic 76-NC; Meritol; Neosorb; Sorbitab; sorbite; Dsorbitol;
Sorbitol Instant; sorbitolum; Sorbogem.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 679)
Struktur

(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 679)


Rumus molekul C6H14O6 , BM 182,17
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 679)
Titik lebur 110-112 C
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 679)
Pemerian Tidak berbau, putih atau hampir tidak berwarna, kristal dan serbuk
higroskopik, mempunyai aroma yang sedap, dingin dan rasa yang enak.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 679 )
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, dalam metanol
dan dalam asam asetat.
(Farmakope Indonesia IV:756)
Stabilitas Menaikkan tingkat atau nilai degredasi penisiln di netral dan larutan
berair. Bereaksi dengan zinc oksid akan menjadi kurang berwarna.
Penambahan dengan polietilen glikol cair untuk larutan sorbitol (dengan
agistasi yang kuat) membentuk gel yang seperti lilin yang dapat larut di
air dengan titik leleh d : 35-40C. (Handbook
of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 680)
Inkompatibilita Sorbitol relatif bersifat inert dan kompatibel dengan sebagian besar
s eksipien. Tidak menghitam atau terurai pada suhu yang naik atau dengan
adanya kehilangan amina. Walaupun sorbitol resisten terhadap fermentasi
oleh banyak mikroorganisme, bahan pengawet harus tetap ditambahkan
pada larutan sorbitol.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 680)
Keterangan lain Kegunaan sorbitol pada sediaan sirup untuk mencegah kristalisasi pada
tututp botol dan untuk meningkatkan rasa manis.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 680)
Penyimpanan Wadah kedap udara di tempat sejuk dan kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 679 )
Kadar Suspensi oral 3-15%
penggunaan Larutan oral 70%
Injeksi intramuscular 10-25%
Pasta gigi 20-60%
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 679 )

IV. SPESIFIKASI IDENTIFIKASI

1. Bentuk sediaan : larutan


2. Warna sediaan : kecoklatan
3. Rasa sediaan : manis
4. pH sediaan :5
225
5. Kadar sediaan : 450
6. Volume sediaan : 100 ml
7. Viskositas sediaan : diperkirakan 0,89 Cp pada suhu 25 C karena sediaan
sebagian besar mengandung air
V. PENDEKATAN FORMULA

No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan


1 Infusa Thymus vulgaris herba 50% Bahan aktif
2 Syrupus simplex 20% Pemanis

3 Natrium benzoat 0,3% Pengawet

4 Sorbitol Anti cap locking


15% agent dan pemanis
tambahan
5 Natrium metabisulfit 0,5% Anti oksidan

6 Aqua destilata Ad 100 % pelarut

VI. PENIMBANGAN
Penimbangan
Dibuat sediaan 4 botol (@100 ml) = 400 ml
Sedian di tambahn 2% dan penimbangan di tambah 10%, maka sediaan dikali
1,12.Jadi Jumlah sediaan 400mL x 1,12 = 448mL ~ 450mL
No. Nama Bahan Jumlah yang Ditimbang
1 Infusa Thymus vulgaris herba Simplisia = 30 g
Aquadest = 300 ml
2 Syrupus simplex Sukrosa = 66 g
Aquadest = ad 120 ml
3 Natrium benzoat Natrium benzoat = 1,35 g
Aquadest = 13,5 ml
4 Sorbitol Sorbitol = 67,5 g
Aquadest = 67,5 ml
5 Natrium metabisulfit Natrium metabisulfit = 2,25 g
Aquadest = 22,5 ml
6 Aquadest Ad 450 ml
VII. PERHITUNGAN ADI
1. Natrium benzoat
5mg
- ADI = kg BB (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 688)

- Kadar natrium benzoat dalam sediaan 0,3% bv


0,3 g
= 100 ml x 100 ml

= 0,3 g
= 300 mg
- ADI maksimal satu hari
5mg
kg x 70 kg = 350 mg

- ADI satu hari


300 mg x 40 ml
=
100 ml

= 120 mg
Kesimpulan Natrium benzoat tidak melebihi ADI

2. Sorbitol
20 g
- ADI = hari (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 681)
- Kadar sorbitol dalam sediaan 15% bv

15 g
= 100 ml x 100 ml

= 15 g

= 15000 mg

- ADI maksimal satu hari

20 g
hari

- ADI satu hari


15000 mg x 40 ml
= 100 ml

= 6000 mg
Kesimpulan Sorbitol tidak melebihi ADI
3. Natrium metabisulfit
7 mg
- ADI = kg BB (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 688)

- Kadar natrium metabisulfit dalam sediaan 0,5% bv


0,5 g
= 100 ml x 100 ml

= 0,5 g
= 500 mg
- ADI maksimal satu hari
7 mg
kg x 70 kg = 490 mg

- ADI satu hari


500 mg x 40 ml
= 100 ml

= 200 mg
Kesimpulan natrium metabisulfit tidak melebihi ADI

VIII. PROSEDUR PEMBUATAN


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Pembuatan aqua bebas CO2.
Dengan cara merebus air selama lima menit hingga mendidih, kemudian
dinginkan sambil ditutup atau dilindungi dari penyerapan CO2
3. Air yang digunakan untuk melarutkan panaskan terlebih dahulu , kemudian
dinginkan
4. Penimbangan menggunakan timbangan analitik.
a. Menimbang simplisia sebanyak 30 g di wadah yang telah dibuat dari
kertas.
b. Menimbang Natrium benzoat sebanyak 1.65 g di atas kertas perkamen.
c. Menimbang Natrium metabisulfit sebanyak 2,75 g di atas kertas
perkamen.
d. Menimbang sorbitol sebanyak 82,5 g di beaker glass 100 ml.
5. Kalibrasi beaker glass utama 450 ml di beaker glass 500 ml, beri tanda.
Kalibrasi beaker glass untuk infusa 300 ml di beaker glass 500 ml, beri
tanda.
Kalibrasi beaker glass untuk syrupus simplex 110 ml di beaker glass 100
ml, beri tanda.
Kalibrasi botol kaca berwarna coklat 102 ml di botol kaca 100 ml, beri
tanda.
6. Pembuatan infusa
Simplisia yang sudah ditimbang sebanyak 30 g dimasukkan ke dalam
panci infusa, lalu aquadest ditambahkan ke dalam simplisia sebanyak
300 ml.
Panci infusa dipanaskan di atas hot plate selama lima belas menit
terhitung ketika suhu mencapai 90C.
Setelah lima belas menit tunggu infusa sampai dingin karena
mengandung minyak atsiri, lalu serkai simplisia dengan menggunakan
kain flanel di beaker glass, kemudian menambahkan aquadest sampai
volume ad 300 ml.
7. Pembuatan Syrupus simplex
Menimbang sukrosa sebanyak 66 g di atas kertas perkamen, menggunakan
timbangan analitik.
Sukrosa yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam beaker glass 100 ml.
Menambahkan aquadest ad 120 ml.
Memanaskan di atas hot plate agar sukrosa mudah larut , setelah larut
timbang kembali sukrosa di neraca analitik berat yang hilang tambahkan
aquadest ad 120 g.
8. Bahan tambahan, syrupus simplex yang telah ditimbang sebanyak 120 g di
beaker glass 100 ml dimasukkan ke beaker glass utama, bilas dengan
aquadest 2 ml sebanyak 2 kali.
9. Bahan tambahan, natrium benzoat yang telah ditimbang sebanyak 1,65 g
dilarutkan dalam aquadest 16,5 ml di beaker glass 50 ml. Aduk hingga larut
kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass utama, bilas dengan aquadest 2
ml sebanyak 2 kali.
10. Bahan tambahan, natrium metabisulfit yang sudah ditimbang sebanyak 2,75
g dilarutkan dalam aquadest 27,5 ml di beaker glass 50 ml. Aduk hingga larut
kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass utama, bilas dengan aquadest 2
ml sebanyak 2 kali.
11. Bahan tambahan, sorbitol yang sudah ditimbang sebanyak 82,5 g diencerkan
dengan aquadest 82,5 ml di beaker glass 100 ml. Aduk hingga homogen
kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass utama, bilas dengan aquadest 2
ml sebanyak 2 kali.
12. Tambahkan sisa pelarut ke dalam beaker glass utama sampai 450 ml lalu
diaduk hingga homogen kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing
botol sebanyak 102 ml.
13. Beri label, brosur lalu masukkan ke dalam kemasan sekunder dan beri sendok
takar.
IX. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN

No Jenis Evaluasi Prinsip Evaluasi Jumlah Hasil Syarat


. Sampel Pengamatan
1 Fisika -Kejernihan
1.1 Organoleptik sama dengan
- Kejernihan dan metode visual, 5 ml air atau
warna larutan dimasukkan pelarut yang
(Farmakope Indonesia ke tabung digunakan
V:1521)
- Bau dengan indra Bau aromatik, -Khas bau
penciuman rasa manis, aromatik
- Rasa dengan indra perasa warna -Manis
kecoklatan
seperti air
rebusan teh
1.2 Bobot jenis menggunakan -Hasil bobot
10 ml
(Farmakope Indonesia piknometer yang
V : 1553) diperoleh
dengan
membagi
bobot air

1.3 pH sediaan menggunakan pH pH sediaan 5 -pH sediaan


1 botol
(Farmakope Indonesia meter yang sesuai 4-5
V:1563)

1.4 Viskositas menggunakan -mengalir


1 botol
(Farmakope Indonesia viskosimeter ostward seperti air
V:1562) dan ubbelonde

1.5 Volume kocok isi wadah, Volume rata- -Volume


4 botol
terpindahkan tuang ke gelas ukur rata diatas 100 rata-rata tidak
(Farmakope Indonesia yang sudah % dan per kurang dari
V:1615) dikalibrasi (satu per botol tidak 100% (4
satu) kurang dari botol) tidak
95% ada satu
wadah yang
< 95%
2 Biologi
2.1 Uji mikroba Uji menggunakan 5 ml -Tidak
(Farmakope Indonesia mikroba Candida satupun
V:1354) albicans, Eschericia cawan
coli, Pseudomonas mengandung
aeruginosa, dan koloni bakteri
Staphylococcus
aureus tidak boleh
lebih dari 5 fase
3 Kimia
3.1 Penetapan kadar Dengan cara 5 ml -Tidak
zat aktif dan sediaan kromatografi lapis kurang dari
(Farmakope Indonesia tipis distromestri 0,10 %
Herbal:71)
X. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan pembuatan sediaan dari bahan alam yaitu infusa
Thymus vulgaris herba. Bentuk sediaan dibuat larutan karena bahan aktif dapat
larut dalam air. Keuntungan dibuat sediaan larutan adalah lebih mudah ditelan
dibanding bentuk padat sehingga dapat digunakan untuk bayi, anak-anak, dan
usia lanjut, segera diabsorpsi karena sudah berada dalam bentuk larutan (tidak
mengalami proses disintegrasi dan pelarutan), obat secara homogen terdistribusi
ke seluruh sediaan, mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan (ex.
Aspirin, KCl) karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung.
Namun adapun kerugian dari sediaan larutan adalah larutan bersifat
voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut dan disimpan maka
apabila kemasan rusak keseluruhan sediaan tidak dapat dipergunakan, lalu
stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik dibandingkan bentuk
sediaan tablet atau kapsul terutama jika bahan mudah terhidrolisis, larutan
merupakan media ideal pertumbuhan mikroorganisme oleh karena itu
memerlukan penambahan pengawet, ketepatan dosis tergantung kepada
kemampuan pasien untuk menakar, dan rasa obat yang kurang menyenangkan
akan lebih terasa jika diberikan dalam larutan dibandingkan dalam bentuk padat
walaupun diberi pemanis dan perasa agar penggunaannya lebih nyaman.
Efek farmakologi yang dimiliki oleh bahan aktif thymol dalam Thymus
vulgaris herba adalah ekspektoran sehingga dapat mengencerkan dahak yang
memperlunak rangsangan batuk, melumas tenggorok agar tidak kering dan
melunakkan mukosa yang teriritasi Mekanisme kerja obat ekspektoran adalah
diperkirakan bekerja secara refleks merangsang kelenjar sekretori saluran napas
bagian bawah sebagai efek iritasi pada mukosa (Susanti, 2005). Sediaan dibuat
dalam empat botol, tiap botol memiliki volume 100 ml. Sediaan larutan bahan
alam infusa Thymus vulgaris herba ditujukan untuk dewasa dengan dosis 15 ml (3
x 1 sendok teh), dengan perhitungan sebagai berikut
Permasalahan yang ditemukan dalam pembuatan dan formulasi sediaan infusa
Thymus vulgaris herba antara lain adalah :
1. Infusa dari bahan alam Thymus vulgaris herba ini terasa pedas sehingga
mengurangi akseptabilitas konsumen.
2. Sediaan mengandung air sebagai media pertumbuhan mikroorganisme dan
mengandung gula sebagai nutrisi mikroba dan sediaan merupakan multiple dose.
3. Bahan aktif dari infusa Thymus vulgaris herba memiliki sifat mudah teroksidasi.
4. Sediaan mengandung gula sehingga dapat membentuk kristal-kristal gula pada
tutup botol.
5. Agar lolos uji volume terpindahkan, sehingga adanya kemungkinan kekurangan
sediaan.
6. Kemungkinan terjadinya kekurangan total sediaan yang sesuai dengan label.
Maka didapat penyelesaian dari permasalahan di atas antara lain :
1. Menambahkan pemanis agar sediaan tidak terasa pedas dan dapat meningkatkan
akseptabilitas konsumen. Pemanis yang digunakan adalah syrupus simpleks
dikarenakan memiliki pH netral , dan sering digunakan untuk sediaan oral.
Sirupus simpleks yang digunakan sebanyak 20% dengan kandungan sukrosa
60%.
2. Adanya kandungan air dan gula dari syrupus simpleks dan pelarut yang
digunakan maka dibutuhkan penambahan pengawet. Pengawet yang digunakan
adalah natrium benzoat karena pH aktivitas nya adalah 2-5 yang berada pada pH
asam , memiliki kesamaan sifat dengan bahan aktif Thymus vulgaris herba yang
mengandung senyawa timol memiliki pH identifikasi antara 3,8 dan 4,3 yang
berada pada pH asam dan memiliki kelarutan yang mudah larut dalam air
sehingga sesuai dengan sediaan infusa Thymus vulgaris herba. Natrium benzoate
pada konsentrasi yang digunakan tidak toksik dan mensensitisasi. Jumlah
natrium benzoat yang digunakan adalah 0,3%.
3. Bahan aktif Thymus vulgaris herba mengandung minyak atsiri maka memiliki
sifat mudah teroksidasi sehingga diperlukan anti oksidan yaitu natrium
metabisulfit, faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan antioksidan adalah
warna, bau, stabilitas, kompatibilitas, sifat iritan, toksisitas. Natrium metabisulfit
memiliki kelarutan mudah larut dalam air dan gliserin, sukar larut dalam etanol
(Farmakope Indonesia IV:596) Jumlah natrium metabisulfit yang digunakan
adalah 0,5%.
4. Sediaan mengandung gula sehingga dapat mengakibatkan kristalisasi gula pada
leher botol. Kristalisasi terjadi akibat adanya sisa larutan yang menempel pada
leher botol, membuat sukrosa pada larutan yang menempel tersebut tidak
memiliki pelarut yang cukup untuk kembali menjadi larutan homogen, sehingga
sukrosa berubah menjadi kristal gula. Maka dibutuhkan anti caplocking agent
yaitu sorbitol. Sorbitol juga memiliki rasa manis sehingga dapat digunakan
sebagai bahan pemanis tambahan. Jumlah sorbitol yang digunakan adalah 15%.
5. Pada uji volume terpindahkan, karena dikhawatirkan terjadinya kekurangan pada
sediaan maka sediaan tiap botol dilebihkan 2% agar memenuhi syarat uji volume
terpindahkan yaitu rata-rata volume tidak boleh kurang dari 100% dan tiap botol
tidak boleh kurang dari 95%.
6. Terjadinya kekurangan sediaan dari yang sudah tertera pada label mungkin
terjadi, maka untuk menghindari kekurangan sediaan total sediaan ditambah 10%.
Proses pembuatan sediaan infusa Thymus vulgaris herba dimulai dengan cara
merebus air selama lima menit hingga mendidih, kemudian dinginkan selama 30
menit sambil ditutup atau dilindungi dari penyerapan CO2. Lalu dilanjutkan
dengan menimbang bahan di timbangan analitik yaitu menimbang simplisia
sebanyak 30 g di wadah yang telah dibuat dari kertas, menimbang Natrium
benzoat sebanyak 1.65 g di atas kertas perkamen, menimbang Natrium
metabisulfit sebanyak 2,75 g di atas kertas perkamen, dan menimbang sorbitol
sebanyak 82,5 g di beaker glass 100 ml.
Setelah itu dilanjutkan mengkalibrasi beaker glass untuk infusa 300 ml di
beaker glass 500 ml, beaker glass untuk syrupus simpleks 110 ml di beaker glass
100 ml, dan botol kaca berwarna coklat 102 ml di botol kaca 100 ml. Setelah
proses penimbangan dan kalibrasi dilanjutkan pembuatan infusa bahan alam
Thymus vulgaris herba yaitu simplisia yang sudah ditimbang sebanyak 30 g
dimasukkan ke dalam panci infusa, lalu aquadest ditambahkan ke dalam simplisia
sebanyak 300 ml, lalu panci infusa dipanaskan di atas hot plate selama lima belas
menit terhitung ketika suhu mencapai 90C, kemudian setelah lima belas menit
tunggu infusa sampai dingin karena mengandung minyak atsiri, lalu serkai
simplisia dengan menggunakan kain flanel di beaker glass, kemudian
menambahkan aquadest sampai volume ad 300 ml.
Pembuatan syrupus simpleks . Sukrosa yang telah ditimbang dimasukkan ke
dalam beaker glass dilarutkan dengan aquadest di atas hot plate sambil diaduk ad
larut, lalu didinginkan ditimbang kembali sebanyak 120 g, memindahkan ke
beaker glass utama 450 ml dan dibilas dengan aquadest 5ml dua kali. Dilanjutkan
dengan melarutkan natrium benzoat yang telah ditimbang sebanyak 1,65 g
dilarutkan dalam aquadest 16,5 ml di beaker glass 50 ml. Aduk hingga larut
kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass utama, bilas dengan aquadest 2 ml
sebanyak 2 kali. Natrium metabisulfit yang sudah ditimbang sebanyak 2,75 g
dilarutkan dalam aquadest 27,5 ml di beaker glass 50 ml. Aduk hingga larut
kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass utama, bilas dengan aquadest 2 ml
sebanyak 2 kali. Sorbitol yang sudah ditimbang sebanyak 82,5 g diencerkan
dengan aquadest 82,5 ml di beaker glass 100 ml. Aduk hingga homogen
kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass utama, bilas dengan aquadest 2 ml
sebanyak 2 kali.
Mengukur pH sediaan dengan pH meter setelah pH sesuai dengan syarat
evaluasi, apabila tidak sesuai dengan syarat evaluasi maka diperlukan
penambahan HCl dan NaOH 0,1 N. Kemudian menambahkan aquadest sampai
tanda kalibrasi, aduk ad homogen oleh batang pengaduk . Memasukkan sediaan
ke dalam botol yang sudah dikalibrasi 102 ml, tutup rapat. Memberi etiket, brosur
dan dimasukkan ke dalam kemasan sekunder.
Dari data pengamatan evaluasi sediaan diperoleh hasil pengamatan pada
evaluasi fisika organoleptik, kejernihan sama dengan pelarut yang digunakan
yaitu aquadest, warna kuning kecoklatan, bau khas daun timi, rasa manis maka
memenuhi syarat evaluasi. Pada evaluasi sediaan diperoleh pH sediaan 5 maka
memenuhi syarat evaluasi. Pada evaluasi kejernihan diperoleh hasil pengamatan
kejernihan sama dengan air atau pelarut yang digunakan. Pada evaluasi bobot
jenis, viskositas sediaan dilakukan dispensasi karena keterbatasan waktu.
Hasil dari praktikum ini adalah sediaan bahan alam Thymus vulgaris herba
sebanyak 4 botol sebanyak 100 ml dan 1 botol tambahan untuk optimasi. Dalam
praktikum terdapat kendala yaitu infusa Thymus vulgaris herba sebelum diserkai
harus ditunggu sampai dingin karena mengandung minyak atsiri sehingga
diperlukan waktu yang lama, sehingga diselesaikan dengan membagi infusa ke
dalam dua beaker glass kemudian dimasukkan ke dalam mortir yang berisi air
dingin.
XI. KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.

No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan


1 Infusa Thymus vulgaris herba 50% Bahan aktif
2 Syrupus simplex 20% Pemanis

3 Natrium benzoat 0,3% Pengawet

4 Sorbitol Anti cap locking agent dan


15%
pemanis tambahan
5 Natrium metabisulfit 0,5% Anti oksidan

6 Aqua destilata Ad 100 % pelarut


Dapat disimpulkan sediaan memenuhi syarat evaluasi
XII. DAFTAR PUSTAKA

Rowe, Raymond C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient.


6thedition,London : Pharmaceutical Press. 627, 628, 679, 680, 703, 706, 766,
768

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi


IV,Jakarta : Departemen Kesehatan. 173, 174, 762

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia edisi V,


Jakarta : Departemen Kesehatan. 1062, 1354, 1521, 1553, 1563, 1562, 1614

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal volume 1,


Jakarta : Departemen Kesehatan . 71

Hoan, Tjay. 2008. Obat Obat Penting edisi IV, Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.664

Sean C Sweetman. 2009. Martindle. Thirty-sixth edition, USA : the royal. 1435,

Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida, Bandung: ITB

Nugraha, Linus Seta Adi. 2010. Penentuan Kerapatan dan Bobot Jenis, Semarang,
tidak diterbitkan.

Maulida, Rizky Hadiyatul. 2010. Analisis Karakteristik Pengaruh Suhu dan


Kontaminan terhadap Viskositas, tidak diterbitkan.
EKSPEKTIMOL
KOMPOSISI :
Tiap 15 ml Infusa ekspektimol mengandung :
Thymus vulgaris........................................750 mg

CARA KERJA OBAT :


EKSPEKTIMOL (Thymus vulgaris) merupakan
bahan alam yang berkhasiat sebagai ekspektoran
yaitu mengencerkan dahak dan pelunak batuk.
Selain itu EKSPEKTIMOL juga mampu memperlunak
rangsangan batuk, melumas tenggorok agar tidak
kering dan melunakkan mukosa yang teriritasi.

INDIKASI :
Digunakan untuk meredakan batuk berdahak dan
mempermudah pengeluaran dahak .

KONTRA INDIKASI :

EFEK SAMPING :
Ekspektimol merupakan obat yang berasal dari
bahan alam sehingga tidak menimbulkan efek
samping yang membahayakan tubuh.

DOSIS :
Untuk Dewasa :
1 - 3 x sehari 1 sendok takar (@ 15 ml)

KEMASAN :
Botol isi netto 100 ml
No. Reg : DJL8110291037A1

Simpan di tempat sejuk dan kering,


jauh dari cahaya matahari

Diproduksi oleh :
PT. FARMATEX
BANDUNG - INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai