Laporan Semisolid Bahan Alam Daun Timi
Laporan Semisolid Bahan Alam Daun Timi
Disusun oleh:
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mampu membuat dan mengevaluasi sediaan larutan bahan alam infusa
Thymus vulgaris herba
Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau
tumbuhan yang di ambil sarinya. Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya
terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan
kering.Cairan penyari masuk kedalam zat-zat berkhasiat utama dari pada
simplisia yang akan di ambil sarinya,kemudian, zat berkhasiat tersebut akan
terbawa larut dengan cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat
berkhasiat dipisahkan dari bagian simplisia lain yang kurang bermanfaat.
Berdasarkan uraian di atas maka dibuatlah sediaan infusa dari simplisia
Thymus vulgaris herba (daun timi) sebagai zat aktif. Tujuan praktikum kali ini
agar praktikan mampu membuat, memformulasi dan mengevaluasi sediaan
larutan dari bahan alam. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih zat kimia yang terlarut, misal: terdispersi secara molekular dalam pelarut
yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1995). Sediaan ini ditujukan untuk penderita
batuk pada dewasa, karena Thymus vulgaris herba mengandung senyawa timol
yang memiliki efek farmakologi ekspektoran yang dapat mengencerkan dahak
serta dapat memperlunak rangsangan batuk, melumas tenggorokan agar tidak
kering dan melunakkan mukosa yang teriritasi (Susanti, 2005). Mekanisme kerja
obat ekspektoran adalah diperkirakan bekerja secara refleks merangsang kelenjar
sekretori saluran napas bagian bawah sebagai efek iritasi pada mukosa lambung
(Susanti, 2005). Dari pemerian Thymus vulgaris herba diketahui bahwa memiliki
rasa pedas, sehingga dapat diselesaikan dengan penambahan pemanis yaitu
syrupus simpleks sebanyak 20% yang mengandung sukrosa sebanyak 60%.
Sediaan mengandung air sebagai media pertumbuhan mikroorganisme,
mengandung gula sebagai nutrisi mikroba, dan merupakan multiple dose sehingga
dapat diselesaikan dengan menambahkan pengawet yaitu, natrium benzoat
2. Sukrosa
Zat Sakarosa
Sinonim Beet sugar; cane sugar; a-D-glucopyranosil-b-D-fructofuranoside;
refined sugar; saccharose; saccharum; sugar.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed., hlm. 703)
Struktur
3. Natrium benzoat
Struktur
Titik lebur 24 C
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627)
Pemerian Granul atau serbuk hablur; putih; tidak berbau atau praktis tidak
berbau; stabil di udara.
(Farmakope Indonesia IV:584)
Kelarutan Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah
larut dalam etanol 90%.
(Farmakope Indonesia IV:584)
Stabilitas Larutan dapat steril dengan penyaringan atau autoklaf disimpan dalam
wadah tertutup dalam tempat kering dan sejuk.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)
Inkompatibilitas Inkompatibilitas dengan empat bagian, garam peri garam kalsium dan
garam berkadar besi tinggi termasuk perak, timah hitam dan merkuri.
Pengawetan dapat mengurangi interaksi dengan kaolin atau surfaktan
anionik .
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)
Keterangan lain Natrium benzoat biasanya dipakai untuk anti pertumbuhan mikroba
dalam komestik, makanan atau obat. pH aktivitas antara 2-5
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup, di tempat yang sejuk dan kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)
Kadar Obat oral 0,02-0,5%
penggunaan Kosmetik 0,1-0,5%
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)
4. Natrium metabisulfit
Kelarutan Mudah larut dalam air dan gliserin, sukar larut dalam etanol.
(Farmakope Indonesia IV:596)
Stabilitas Pada paparan udara dan kelembaban natrium metabisulfit secara
perlahan teroksidasi menjadi natrium sulfat.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 654)
Inkompatibilitas Sodium metabisulfit bereaksi dengan simpatominetik dan lainnya obat
yang turunan alkohol orto atau para-hydroxybenzil untuk membentuk
turunan asam sulfonat memmiliki sedikit atau tidak ada efek
farmakologis aktivitas.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 654)
Keterangan lain Kegunaan natrium metabisulfit sebagai pengawet antimikroba; anti
oksidan.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 654)
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk
dan kering.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)
Kadar Konsentrasi untuk sediaan oral, parenteral dan topikal 0,01-1%.
penggunaan (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 627-628)
5. Sorbitol
Zat Sorbitol
Sinonim C*PharmSorbidex; E420; 1,2,3,4,5,6-hexanehexol; Liponic 70-
NC; Liponic 76-NC; Meritol; Neosorb; Sorbitab; sorbite; Dsorbitol;
Sorbitol Instant; sorbitolum; Sorbogem.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 679)
Struktur
VI. PENIMBANGAN
Penimbangan
Dibuat sediaan 4 botol (@100 ml) = 400 ml
Sedian di tambahn 2% dan penimbangan di tambah 10%, maka sediaan dikali
1,12.Jadi Jumlah sediaan 400mL x 1,12 = 448mL ~ 450mL
No. Nama Bahan Jumlah yang Ditimbang
1 Infusa Thymus vulgaris herba Simplisia = 30 g
Aquadest = 300 ml
2 Syrupus simplex Sukrosa = 66 g
Aquadest = ad 120 ml
3 Natrium benzoat Natrium benzoat = 1,35 g
Aquadest = 13,5 ml
4 Sorbitol Sorbitol = 67,5 g
Aquadest = 67,5 ml
5 Natrium metabisulfit Natrium metabisulfit = 2,25 g
Aquadest = 22,5 ml
6 Aquadest Ad 450 ml
VII. PERHITUNGAN ADI
1. Natrium benzoat
5mg
- ADI = kg BB (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 688)
= 0,3 g
= 300 mg
- ADI maksimal satu hari
5mg
kg x 70 kg = 350 mg
= 120 mg
Kesimpulan Natrium benzoat tidak melebihi ADI
2. Sorbitol
20 g
- ADI = hari (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 681)
- Kadar sorbitol dalam sediaan 15% bv
15 g
= 100 ml x 100 ml
= 15 g
= 15000 mg
20 g
hari
= 6000 mg
Kesimpulan Sorbitol tidak melebihi ADI
3. Natrium metabisulfit
7 mg
- ADI = kg BB (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th ed, hlm 688)
= 0,5 g
= 500 mg
- ADI maksimal satu hari
7 mg
kg x 70 kg = 490 mg
= 200 mg
Kesimpulan natrium metabisulfit tidak melebihi ADI
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan sediaan dari bahan alam yaitu infusa
Thymus vulgaris herba. Bentuk sediaan dibuat larutan karena bahan aktif dapat
larut dalam air. Keuntungan dibuat sediaan larutan adalah lebih mudah ditelan
dibanding bentuk padat sehingga dapat digunakan untuk bayi, anak-anak, dan
usia lanjut, segera diabsorpsi karena sudah berada dalam bentuk larutan (tidak
mengalami proses disintegrasi dan pelarutan), obat secara homogen terdistribusi
ke seluruh sediaan, mengurangi resiko iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan (ex.
Aspirin, KCl) karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung.
Namun adapun kerugian dari sediaan larutan adalah larutan bersifat
voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut dan disimpan maka
apabila kemasan rusak keseluruhan sediaan tidak dapat dipergunakan, lalu
stabilitas dalam bentuk larutan biasanya kurang baik dibandingkan bentuk
sediaan tablet atau kapsul terutama jika bahan mudah terhidrolisis, larutan
merupakan media ideal pertumbuhan mikroorganisme oleh karena itu
memerlukan penambahan pengawet, ketepatan dosis tergantung kepada
kemampuan pasien untuk menakar, dan rasa obat yang kurang menyenangkan
akan lebih terasa jika diberikan dalam larutan dibandingkan dalam bentuk padat
walaupun diberi pemanis dan perasa agar penggunaannya lebih nyaman.
Efek farmakologi yang dimiliki oleh bahan aktif thymol dalam Thymus
vulgaris herba adalah ekspektoran sehingga dapat mengencerkan dahak yang
memperlunak rangsangan batuk, melumas tenggorok agar tidak kering dan
melunakkan mukosa yang teriritasi Mekanisme kerja obat ekspektoran adalah
diperkirakan bekerja secara refleks merangsang kelenjar sekretori saluran napas
bagian bawah sebagai efek iritasi pada mukosa (Susanti, 2005). Sediaan dibuat
dalam empat botol, tiap botol memiliki volume 100 ml. Sediaan larutan bahan
alam infusa Thymus vulgaris herba ditujukan untuk dewasa dengan dosis 15 ml (3
x 1 sendok teh), dengan perhitungan sebagai berikut
Permasalahan yang ditemukan dalam pembuatan dan formulasi sediaan infusa
Thymus vulgaris herba antara lain adalah :
1. Infusa dari bahan alam Thymus vulgaris herba ini terasa pedas sehingga
mengurangi akseptabilitas konsumen.
2. Sediaan mengandung air sebagai media pertumbuhan mikroorganisme dan
mengandung gula sebagai nutrisi mikroba dan sediaan merupakan multiple dose.
3. Bahan aktif dari infusa Thymus vulgaris herba memiliki sifat mudah teroksidasi.
4. Sediaan mengandung gula sehingga dapat membentuk kristal-kristal gula pada
tutup botol.
5. Agar lolos uji volume terpindahkan, sehingga adanya kemungkinan kekurangan
sediaan.
6. Kemungkinan terjadinya kekurangan total sediaan yang sesuai dengan label.
Maka didapat penyelesaian dari permasalahan di atas antara lain :
1. Menambahkan pemanis agar sediaan tidak terasa pedas dan dapat meningkatkan
akseptabilitas konsumen. Pemanis yang digunakan adalah syrupus simpleks
dikarenakan memiliki pH netral , dan sering digunakan untuk sediaan oral.
Sirupus simpleks yang digunakan sebanyak 20% dengan kandungan sukrosa
60%.
2. Adanya kandungan air dan gula dari syrupus simpleks dan pelarut yang
digunakan maka dibutuhkan penambahan pengawet. Pengawet yang digunakan
adalah natrium benzoat karena pH aktivitas nya adalah 2-5 yang berada pada pH
asam , memiliki kesamaan sifat dengan bahan aktif Thymus vulgaris herba yang
mengandung senyawa timol memiliki pH identifikasi antara 3,8 dan 4,3 yang
berada pada pH asam dan memiliki kelarutan yang mudah larut dalam air
sehingga sesuai dengan sediaan infusa Thymus vulgaris herba. Natrium benzoate
pada konsentrasi yang digunakan tidak toksik dan mensensitisasi. Jumlah
natrium benzoat yang digunakan adalah 0,3%.
3. Bahan aktif Thymus vulgaris herba mengandung minyak atsiri maka memiliki
sifat mudah teroksidasi sehingga diperlukan anti oksidan yaitu natrium
metabisulfit, faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan antioksidan adalah
warna, bau, stabilitas, kompatibilitas, sifat iritan, toksisitas. Natrium metabisulfit
memiliki kelarutan mudah larut dalam air dan gliserin, sukar larut dalam etanol
(Farmakope Indonesia IV:596) Jumlah natrium metabisulfit yang digunakan
adalah 0,5%.
4. Sediaan mengandung gula sehingga dapat mengakibatkan kristalisasi gula pada
leher botol. Kristalisasi terjadi akibat adanya sisa larutan yang menempel pada
leher botol, membuat sukrosa pada larutan yang menempel tersebut tidak
memiliki pelarut yang cukup untuk kembali menjadi larutan homogen, sehingga
sukrosa berubah menjadi kristal gula. Maka dibutuhkan anti caplocking agent
yaitu sorbitol. Sorbitol juga memiliki rasa manis sehingga dapat digunakan
sebagai bahan pemanis tambahan. Jumlah sorbitol yang digunakan adalah 15%.
5. Pada uji volume terpindahkan, karena dikhawatirkan terjadinya kekurangan pada
sediaan maka sediaan tiap botol dilebihkan 2% agar memenuhi syarat uji volume
terpindahkan yaitu rata-rata volume tidak boleh kurang dari 100% dan tiap botol
tidak boleh kurang dari 95%.
6. Terjadinya kekurangan sediaan dari yang sudah tertera pada label mungkin
terjadi, maka untuk menghindari kekurangan sediaan total sediaan ditambah 10%.
Proses pembuatan sediaan infusa Thymus vulgaris herba dimulai dengan cara
merebus air selama lima menit hingga mendidih, kemudian dinginkan selama 30
menit sambil ditutup atau dilindungi dari penyerapan CO2. Lalu dilanjutkan
dengan menimbang bahan di timbangan analitik yaitu menimbang simplisia
sebanyak 30 g di wadah yang telah dibuat dari kertas, menimbang Natrium
benzoat sebanyak 1.65 g di atas kertas perkamen, menimbang Natrium
metabisulfit sebanyak 2,75 g di atas kertas perkamen, dan menimbang sorbitol
sebanyak 82,5 g di beaker glass 100 ml.
Setelah itu dilanjutkan mengkalibrasi beaker glass untuk infusa 300 ml di
beaker glass 500 ml, beaker glass untuk syrupus simpleks 110 ml di beaker glass
100 ml, dan botol kaca berwarna coklat 102 ml di botol kaca 100 ml. Setelah
proses penimbangan dan kalibrasi dilanjutkan pembuatan infusa bahan alam
Thymus vulgaris herba yaitu simplisia yang sudah ditimbang sebanyak 30 g
dimasukkan ke dalam panci infusa, lalu aquadest ditambahkan ke dalam simplisia
sebanyak 300 ml, lalu panci infusa dipanaskan di atas hot plate selama lima belas
menit terhitung ketika suhu mencapai 90C, kemudian setelah lima belas menit
tunggu infusa sampai dingin karena mengandung minyak atsiri, lalu serkai
simplisia dengan menggunakan kain flanel di beaker glass, kemudian
menambahkan aquadest sampai volume ad 300 ml.
Pembuatan syrupus simpleks . Sukrosa yang telah ditimbang dimasukkan ke
dalam beaker glass dilarutkan dengan aquadest di atas hot plate sambil diaduk ad
larut, lalu didinginkan ditimbang kembali sebanyak 120 g, memindahkan ke
beaker glass utama 450 ml dan dibilas dengan aquadest 5ml dua kali. Dilanjutkan
dengan melarutkan natrium benzoat yang telah ditimbang sebanyak 1,65 g
dilarutkan dalam aquadest 16,5 ml di beaker glass 50 ml. Aduk hingga larut
kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass utama, bilas dengan aquadest 2 ml
sebanyak 2 kali. Natrium metabisulfit yang sudah ditimbang sebanyak 2,75 g
dilarutkan dalam aquadest 27,5 ml di beaker glass 50 ml. Aduk hingga larut
kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass utama, bilas dengan aquadest 2 ml
sebanyak 2 kali. Sorbitol yang sudah ditimbang sebanyak 82,5 g diencerkan
dengan aquadest 82,5 ml di beaker glass 100 ml. Aduk hingga homogen
kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass utama, bilas dengan aquadest 2 ml
sebanyak 2 kali.
Mengukur pH sediaan dengan pH meter setelah pH sesuai dengan syarat
evaluasi, apabila tidak sesuai dengan syarat evaluasi maka diperlukan
penambahan HCl dan NaOH 0,1 N. Kemudian menambahkan aquadest sampai
tanda kalibrasi, aduk ad homogen oleh batang pengaduk . Memasukkan sediaan
ke dalam botol yang sudah dikalibrasi 102 ml, tutup rapat. Memberi etiket, brosur
dan dimasukkan ke dalam kemasan sekunder.
Dari data pengamatan evaluasi sediaan diperoleh hasil pengamatan pada
evaluasi fisika organoleptik, kejernihan sama dengan pelarut yang digunakan
yaitu aquadest, warna kuning kecoklatan, bau khas daun timi, rasa manis maka
memenuhi syarat evaluasi. Pada evaluasi sediaan diperoleh pH sediaan 5 maka
memenuhi syarat evaluasi. Pada evaluasi kejernihan diperoleh hasil pengamatan
kejernihan sama dengan air atau pelarut yang digunakan. Pada evaluasi bobot
jenis, viskositas sediaan dilakukan dispensasi karena keterbatasan waktu.
Hasil dari praktikum ini adalah sediaan bahan alam Thymus vulgaris herba
sebanyak 4 botol sebanyak 100 ml dan 1 botol tambahan untuk optimasi. Dalam
praktikum terdapat kendala yaitu infusa Thymus vulgaris herba sebelum diserkai
harus ditunggu sampai dingin karena mengandung minyak atsiri sehingga
diperlukan waktu yang lama, sehingga diselesaikan dengan membagi infusa ke
dalam dua beaker glass kemudian dimasukkan ke dalam mortir yang berisi air
dingin.
XI. KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut.
Hoan, Tjay. 2008. Obat Obat Penting edisi IV, Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.664
Sean C Sweetman. 2009. Martindle. Thirty-sixth edition, USA : the royal. 1435,
Nugraha, Linus Seta Adi. 2010. Penentuan Kerapatan dan Bobot Jenis, Semarang,
tidak diterbitkan.
INDIKASI :
Digunakan untuk meredakan batuk berdahak dan
mempermudah pengeluaran dahak .
KONTRA INDIKASI :
EFEK SAMPING :
Ekspektimol merupakan obat yang berasal dari
bahan alam sehingga tidak menimbulkan efek
samping yang membahayakan tubuh.
DOSIS :
Untuk Dewasa :
1 - 3 x sehari 1 sendok takar (@ 15 ml)
KEMASAN :
Botol isi netto 100 ml
No. Reg : DJL8110291037A1
Diproduksi oleh :
PT. FARMATEX
BANDUNG - INDONESIA