PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat kami temukan berbagai masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Bagaimana struktur kalimat efektif?
3. Apa saja ciri-ciri dari kalimat efektif ?
4. Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
5. Apa saja unsur-unsur kalimat efektif?
1.3 TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas, adapun tujuan kami yaitu :
1. Untu mengetahui serta memahami kalimat efektif, khususnya dalam
berkomunikasi.
2. Untuk mengetahui struktur, ciri-ciri, dan syarat kalimat yang efektif.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada dalam kalimat efektif.
1.4 MANFAAT
Dari tujuan diatas didapat manfaat sebagai berikut yaitu:
1. Masing-masing dari kami, agar dapat mengetahui berbahasa dan
berbudaya dan menerapkannya sehari-hari.
2. Masing-masing dari kami dapat mengetahui struktur, ciri-ciri, dan
syarat kalimat efektif.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada dalam kalimat efektif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2.2 Struktur Kalimat Pararel
Yang disebut kesejajaran (pararelisme) dalam kalimat
adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama yang digunakan
dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam kalimat dinyatakan
dengan frase (kelompok kata), maka ide-ide sederajat harus
dinyatakan dengan frase. Jika sebuah ide dalam sebuah kalimat
dinyatakan dengan kata benda (misalnya bentuk pe-an, ke-an), maka
ide-ide sederajat dinyatakan dengan kata benda juga. Bila sebuah ide
dalam kalimat dinyatakan dengan kata kerja (misalnya bentuk me-kan,
di-kan), maka ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan kata
kerja. Kesejajaran dalam kalimat akan membantu memberi kejelasan
kalimat secara keseluruhan.
Perhatikan contoh berikut:
1) Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang
paling mengerikan dan berbahaya.
Dalam kalimat di atas, ide yang sederajat adalah kata mengerikan dan
berbahaya. Oleh karena itu, bentuk yang dipakai untuk kata-kata
sederajat dalam kalimat di atas harus sama (pararel), sehingga kalimat
tersebut menjadi kalimat di bawah ini.
2) Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang
paling mengerikan dan membahayakan.
a) Kesejajaran Bentuk
Imbuhan yang digunakan untuk membentuk kata berperan dalam
menentukan kesejajaran bentuk. Berikut ini adalah contoh yang
memperlihatkan ketidaksejajaran betuk.
4
Agar sejajar, ketiga satuan tersebut dapat diubah menjadi nomina semua
atau verba semua seperti terlihat pada ubahan kalimat (2) dan (3).
1) Obat ini dapat dibeli di toko obat, kelontong, jamu, dan apotek.
Jika diuraikan, keterangan tempat itu akan menjadi di toko obat, di toko
kelontongan, di toko jamu, dan di toko apotek. Segera dapat diketahui ada
yang tidak sejajar, karena di kenal istilah toko apotek. Karena itu,
sebaiknya penjelasan itu di tulis lengkap seperti tampak pada kalimat (2).
5
2) Obat ini dapat dibeli di toko obat, toko kelontong, toko jamu, dan
apotek.
b) Kesejajaran Makna
Ketidaksejajaran makna terlihat pada dua contoh berikut.
Dia berpukul-pukulan
Adik memetiki setangkai bunga
Pada kalimat (1), aktivitas berpukul-pukulan (saling pukul) merupakan
pelaku lebih dari satu orang. Sementara pada kalimat (2), memetiki berarti
aktivitas berulang-ulang (bukan pada setangkai bunga). Oleh karena itu,
perbaikan kedua kalimat tersebut agar menjadi kalimat sejajar adalah
sebagai berikut
Mereka berpukul-pukulan
Adik memetik setangkai bunga
6
sebaliknya, yaitu unsur-unsur tambahan yang terlebih dahulu
dikemukakan kemudian muncul bagian intinya. Hal ini dilakukan
untuk menarik pehatian para membaca atau pembicara terhadap
pendengarnya.
Misalnya : Kemarin bendungan itu dibuka oleh presiden
(K-S-P-O)
7
4. Kelogisan bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan
penulisannya sesuai dengan ejaanyang berlaku.
Contoh:
- Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak
efektif)
- Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
5. Kesatuan atau kepaduan maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu, sehingga informasi yangdisampaikannya tidak terpecah-
pecah.
Contoh:
- Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-
orang kota yang telahterlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu.
(tidak efektif)
- Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang
sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
2. Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu
8
menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya
pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya.
Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang
satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah menjadi :
1) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-
kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan
mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam
kata mawar, anyelir, dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang
benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian
yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada
kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi
soal ini.
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan
partikel lah, -pun, dan kah.
9
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang
dianggap penting.
Contoh:
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid,
antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan
adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang
bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat
yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total
dan menyeluruh.
5. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-
unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah
benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah
misalnya :
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Contoh kalimat efektif :
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.
10
2.5 UNSUR-UNSUR KALIMAT EFEKTIF
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata
bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran
kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-
kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain
(objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir,
tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok
(benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan.
Contohnya :
- Ayahku sedang melukis.
- Meja direktur besar.
- Yang berbaju batik dosen saya.
2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan
(tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh
atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau
perbuatan subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status,
ciri, atau jatidiri S.
Contohnya :
- Kuda meringkik.
- Ibu sedang tidur siang.
- Putrinya cantik jelita.
3. Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada
umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu
di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut
wajib hadirnya O.
11
Contohnya :
- Nurul menimang anak
- Juru masak menggoreng ikan
4. Pelengkap (Pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang
melengkapi P. Letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa
verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang
mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa
nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Perhatikan cnntoh di bawah ini:
- Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
- Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil. Sekretaris itu
mengambilkan atasannya air minum.
5. Keterangan (Ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai
hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi
menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal,
di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal,
frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.
Jenis keterangan dan contoh pemakaiannya.
12
Sebelum Sebelum mandi
Sesudah Sesudah makan
Selama Selama bekerja
sepanjang Sepanjang perjalanan
3. Alat dengan Dengan pisau, dengan mobil
4. Tujuan Supaya/agar Supaya/agar kamu faham
Untuk Untuk kemerdekaan
Bagi Bagi masa depan
Demi Demi orang tuamu
5. Cara Secara Secara hati-hati
Dengan cara Dengan cara damai
Dengan jalan Dengan jalan berunding
6. Kesalingan - Satu sama lain
7. Similatif Seperti Seperti angin
Bagaikan Bagaikan seorang dewi
Laksana Laksana bintang di langit
8. Penyebab Karena Karena perempuan itu
Sebab Sebab kegagalannya
9. Penyerta Dengan Dengan adiknya
Bersama Bersama orang tuanya
Beserta Beserta saudaranya
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan,
pendapat lain mengenai kalimat efektif yaitu kalimat yang memiliki
kemampuan untuk mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga
pembaca atau pendengar dapat memahami gagasan yang terungkap.
Terdapat dua unsur yang membangun suatu kalimat, yaitu unsur wajib
dan unsur takwajib (manasuka). Unsur wajib merupakan unsur yang harus
ada dalam kalimat (subjek dan predikat) sedangkan unsur takwajib
merupakan unsure yang boleh ada atau boleh tidak ada dalam suatu kalimat.
kesejajaran (pararelisme) dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-
bentuk bahasa yang sama yang digunakan dalam susunan serial. Jika sebuah
ide dalam kalimat dinyatakan dengan frase (kelompok kata), maka ide-ide
sederajat harus dinyatakan dengan frase.
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata
bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata
dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri
atas dua unsur, yakni subjek dan predikat.
3.2 Saran
Dengan adanya penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai salah
satu sumber materi dan sebagai rujukan bagi pembaca untuk penggunaan
kalimat efektif.
14
DAFTAR PUSTAKA
application/vnd.openxmlformats-officedocument.wordprocessingml.document
15