Anda di halaman 1dari 17

BAB

07
Analisa Kesetimbangan Materi
Bentuk umum dari persamaan material balance pertama kali diperkenalkan oleh R.J.
Schilthuis pada tahun 1941. Persamaan ini berasal dari keseimbangan volume yang terjadi antara
produksi keseluruhan dengan ekspansi fluida yang terjadi di reservoir akibat adanya penurunan
tekanan.
Deskripsi mengenai material balance terdiri dari 3 sub-bab, yaitu konsep material balance, data untuk
perhitungan material balance, dan perhitungan material balance. Secara singkat, konsep material
balance berisi tentang konsep material balance dalam perhitungan Original Oil in Place.

7.1 Konsep Material Balance


Konsep umum material balance untuk suatu fluida (atau sekelompok fluida) pada suatu reservoir
adalah:
Reservoir

Materi masuk Materi keluar


Materi terakumulasi

Gambar 7.1

Sesungguhnya, materi yang masuk dan keluar akan bergantung pada fungsi tekanan dan jarak,
sedangkan materi yang terakumulasi akan bergantung pada fungsi tekanan dan waktu. Akan tetapi
konsep material balance adalah konsep dengan dimensi nol, artinya, tidak terdapat parameter P, r,
ataupun t.

Gambar 7.2 Skema perubahan volume reservoir

Gambar 7.1 menunjukkan volume fluida pada tekanan awal Pi pada reservoir yang memiliki gas cap.
Total volume fluida pada Gambar 7.2 adalah volume hidrokarbon di reservoir atau Hydrocarbon Pore
Volume (HCPV). Gambar 7.2 memperlihatkan perubahan volume akibat penurunan tekanan sejumlah
P dan menyebabkan adanya ekspansi fluida di reservoir.

Perubahan yang terjadi adalah:


Volume A : penambahan volume karena adanya ekspansi minyak dan gas terlarut
Volume B : penambahan volume karena ekspansi dari gas cap
Volume C : pengurangan volume akibat pengembangan air connate dan pengurangan dari
volume pori reservoir
Jika produksi minyak dan gas yang tercatat permukaan dinyatakan dalam underground witdrawal
pada tekanan reservoir (saat P), maka dapat memberikan hubungan sebagai berikut:

Underground witdrawal = ekspansi minyak + gas terlarut + ekspansi gascap +


Pengurangan HCPV karena adanya ekspansi water connate dan pengurangan volume pori

Perubahan volume minyak:


Initial reservoir oil volume = NBoi
Oil volume at time t and pressure p = (N Np)Bo
Change in oil volume = NBoi (N Np)Bo (1)

Perubahan pada volume gas bebas:


GB gi
Ratio ofinitial free gas to initial oil volume m
NBoi
Volume gas bebas awal = GBgi = NmBoi
SCF free SCF initial gas, SCF gas SCF remaining
gas at t free and dissolve produced in solution

NmBoi
Gf
NRsoi N p R p ( N N p ) Rso
B gi

Re servoir free gas NmBoi


volume at time t NRsoi N p R p ( N N p ) Rso B g
B gi

Change in free NmBoi


gas volume NmBoi NRsoi N p R p ( N N p ) Rso B g (2)
B gi
Perubahan dalam volume air:
Initial reservoir water volume = W
Cumulative water produced at t = Wp
Reservoir volume of cumulative produced water = BwWp
Volume of water encroached at I = We
Change in
water volume W (W We BwW p Wc w p)
(3)
We BwW p Wc w p)

Perubahan dalam volume void space:


Initial void space volume = Vt
Change in void

space volume V f V f V f c f p V f c f p

atau, karena perubahan pada volume void space adalah negatif daripada perubahan pada volume
batuan:
Change in void
space volume V f c f p (4)

Gabungan perubahan dalam volume air dan batuan ke dalam satu suku menghasilkan:
W BwW p Wc w p V f c f p
NBoi NmBoi
Diketahui bahwa W = Vf Swi dan V f , dan dengan substitusi diperoleh:
1 S wi
NB NmBoi
W BwW p oi (c w S wi c f ) p
1 S wi
atau
c w S wi c f
W BwW p (1 m) NBoi p (5)
1 S wi
Mempersamakan perubahan volume di dalam minyak dan gas bebas dengan negatif dari perubahan
volume air dan batuan diperleh hubungan sebagai berikut:
NmBoi B g
NBoi NBo N p Bo NmBoi NR soi B g N p R p B g
B gi
c w S wi c f
NB g R so N p B g R so We B wW p (1 m) NBoi p
1 S wi
Kemudian menambahkan dan mengurungkan suku NpBgRsoi diperoleh:
NmBoi Bg
NBoi NBo N p Bo NmBoi NRsoi Bg N p Rp Bg NBg Rso N p Bg Rso N p Bg Rsoi N p Bg Rsoi
Bgi
cw S wi c f
We BwW p (1 m) NBoi p
1 S wi
Setelah dikelompokkan:
NmBoi Bg
NBoi NmBoi N Bo ( Rsoi Rso ) Bg Np Bo ( Rsoi Rso ) Bg ( R p Rsoi ) Bg N p
Bgi
cw S wi c f
We BwWp (1 m) NBoi p
1 S wi
Dengan menuliskan Boi = Bti dan [Bo + (Rsoi Rso)Bg] = Bt, dimana Bt adalah faktor volume formasi
dua fasa yang didefinisikan Bt = Bo + Bg(Rsoi Rso) diperoleh:
Bg

N ( Bti Bt ) N p Bt ( R p Roi ) B g NmBti 1
B gi
(6)
c w S wi c f
We BwW p (1 m) NBti p
1 S wi
Persamaan di atas adalah persamaan umum material balance yang selanjutnya dapat disusun kembali
menjadi persamaan di bawah ini yang lebih berguna untuk pembahasan:
NmBti c w S wi c f
N ( Bt Bti ) ( B g B gi ) (1 m) NBti p We
B gi 1 S wi (7)

N p Bt ( R p Rsoi ) B g BwW p

7.2 Persamaan Material Balance pada Berbagai Jenis Reservoir


Berikut ini adalah pembahasan persamaan yang digunakan sesuai dengan jenis reservoir:
7.2.1 Reservoir Gas
Apabila:
NpRp = Gp
NmBti = GBgi
Maka persamaan (1.7) menjadi persamaan (1.8).
c w S wi c f
N ( Bt Bti ) G ( B g B gi ) ( NBti GB gi ) p We
1 S wi (8)

N p Bt G p NRsoi B g BwW p

Selanjutnya, untuk reservoir gas N & Np = 0, maka:


c w S wi c f
G ( B g B gi ) GB gi p We G p B g BwW p (9)
1 S wi
Pada umumnya untuk reservoir gas, kompresibilitas gas jauh lebih besar daripada kompresibilitas
formasi dan air, sehingga suku kedua pada ruas kiri menjadi dapat diabaikan:
G( Bg Bgi ) We G p Bg BwW p (10)

Apabila tekanan reservoir sangat tinggi sehingga abnormal, suku tersebut tidak boleh diabaikan.
Selanjutnya apabila tidak ada perembesan air dari aquifer atau produksi air, maka:
G( Bg Bgi ) G p Bg (11)
p sc zT
Dengan menggunakan B g , dan memasukkan definisi Bg dan Bgi ke dalam persamaan (11), t
Tsc p
diperoleh:
p zT p zT p zT
G sc G sc i i G p sc (12)
Tsc p Tsc pi Tsc p
Apabila diasumsikan sistem isotermal:
z z z
G G i G p
p pi p
Disusun kembali:
p p p
i Gp i (13)
z zi G zi
Karena pi,zi, dan G adalah konstan untuk suatu reservoir maka persamaan di atas menyarankan bahwa
plot p/z terhadap Gp akan menghasilkan garis lurus:
p
slope i
zi G
pi
y int ercept
zi
Apabila persamaan (10) dilukiskan sebagai initial pore volume, V i, dengan Vi = GBgi dan dengan
p zT
persamaan B g sc untuk Bg dan Bgi menjadi:
Tsc p

p zT Z f Psc G p
Vi sc BwW p We (14)
Tsc p Pf Tsc

Untuk reservoir volumetrik, persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi:


Psc G p PiVi Pf Vi
(15)
Tsc ziT zfT

7.2.2 Reservoir Minyak Undersaturated


Kembali persamaan umum material balance, apabila tidak ada tudung gas, maka m = 0 dan diperoleh:
c w S wi c f
N ( Bti Bti ) NBti
p We N p Bt ( R p Rsoi ) B g BwW p (17)
1 S wi
Untuk p > pB Rp = Rsoi , jadi
c w S wi c f
N ( Bi Bti ) NBti p We N p Bt BwW p (18)
1 S wi
atau
N p Bt We B wW p
N (19)
c w S wi c f
Bt Bti Bti p
1 Sw
dimana,
vo voi Bo Boi
co
voi ( pi p) Boi p
dan
Bo Boi Boi co p (20)
Sehingga apabila persamaan 20 dimasukkan ke dalam 18 maka diperoleh:
c w S wi c f
N ( Bti Bti ) NBti co p NBti p N p Bt We BwW p (1-21)
1 S wi
Mengakibatkan numerator denominator yang mengandung co dengan So dan So = 1 - Swi, maka
persamaandi atas menjadi:
c S p c w S wi c f
NBti o o NBti p N p Bt We BwW p
1 S wi 1 S wi
atau
c o S o c w S wi c f
NBti p N p Bt We BwW p (22)
1 S wi
Ekspresi di dalam kurung adalah effective fluid compressibility, ce, atau
c o S o c w S wi c f
ce (23)
1 S wi
Jadi, persamaan (22) dapat ditulis
NB ti c e p N p B t We B w Wp (24)

Untuk volumetric reservoirs, We = 0 dan Wp biasanya diabaikan, sehingga:


N p Bt
N (25)
ce p Bti
Penyederhanaan lebih lanjut, dengan mengaangap, cf dan cw sama dengan nol, maka ce = co, dan
N p Bt Bti
persamaan di atas dapat ditulis RF
N Bt
Contoh soal 6 menunjukkan penggunaan persamaan 19 & 25 untuk mencari initial oil in place dari
pressure production data pada reservoir yang bukti-bukti geologik mengindikasikan id volumetric,
yaitu dibatasi seluruh sisinya dengan batuan impermeabel.

7.2.3 Reservoir Minyak Saturated


Persamaan umum material balance dapat dilukiskan sebagai berikut:

N

N p Bt R p R soi B g We B wW p
(27)
c w S wi c f
Bt Bti
mBti

B g B gi (1 m) Bti p
B gi 1 S wi
Apabila suku ekspansi kompresibilitas formasi dan connate water diabaikan, maka diperoleh:

N

N p Bt R p Rsoi B g We B wW p
(28)
Bt Bti
mBti
B gi
B g B gi
Kemudian apabila cw dan cf = 0, maka :
NmBti
( Bg Bgi )
N ( Bt Bti )

Bgi

W B W
e w p
1 (29)
N p Bt ( Rp Rsoi ) Bg N p Bt ( Rp Rsoi ) Bg N p Bt ( Rp Rsoi ) Bg

7.3 Material Balance sebagai Garis Lurus


7.3.1 Saturated Reservoir
Persamaan material balance, untuk reservoir saturated:
B mBti
N p Bt Bg ( Rp Rsi ) Wp Wi Gi Big N ( Bt Bti ) ti (c f Sw cw )p ( Bg Bgi ) We
1 Sw Bgi
(30)
Suku kedua adalah water influx
We CpQ(t D )
Untuk reservoir saturated Ef &w = 0
Bti
F NE Nm E g CQ(t D ) (31)
B gi
No Water Drive, No Original Gas Cap
F NEo (33)
Plot F vs. Eo harus memberikan garis lurus dengan kemiringannya adalah N (Gambar 7.3)

Gambar 7.3 F vs Eo

No Water Drive, A Known Gas Cap


B
F N ( E0 m ti E g ) (32)
B gi
Bti
Plot of F vs. ( E 0 m E g ) harus memberikan garis lurus dengan kemiringan N.
B gi

No Water Drive, N and m are Unknown


F Eg
N G (33)
Eo Eo
Bti F Eg
dimana G Nm = the original gas-cap in scf. Plot vs harus memberikan garis lurus
B gi Eo Eo
dengan kemiringan G (Gambar 7.4).

F Eg
Gambar 7.4 vs
Eo Eo
Bti
F N ( E0 m Eg ) (34)
B gi
Bti
Asumsi m and plot F vs. ( E 0 m Eg ) .
B gi
Bti
Apabila m adalah benar, maka plot antara F dengan E 0 m E g adalah garis lurus dengan
B gi
kemiringan N. Apabila assumsi m terlalu kecil, maka plot tidak menunjukkan garis lurus lagi dan
pistring melengkung ke atas. Di lain pihak apabila m terlalu besar, maka plot juga tidak menunjukkan
garis lurus dan melengkung ke bawah (lihat Gambar 7.5). Hanya m yang tepat harus dicoba beberapa
kali sampai diperoleh plot tersebut yang berupa garis lurus.

Bti
Gambar 7.5 F vs (Eo+ m Eg)
Bgi

Water Driven Reservoirs, Two Unknowns


Apabila water influx dapat dihitung dengan persamaan Van Evendingen Hurst:
We pQ(t D )
dimana,
p = pressure drop pada boundary reservoir
Q(t D ) = laju alir influx tak berdimensi
maka
F pQ(t D )
N C (35)
Eo Eo
We
Kemudian apabila luas aquifer, diwakili re, dan waktu tak berdimensi tD benar maka plot berupa
Eo
garis lurus dengan N adalah titik potng pada sumbu ordinat dan C adalag kemiringan garis.
Beberapa kemungkinan dapat terjadi:
1. Plot benar-benar acak, menunjukkan perhitungan dan atau data dasar adalah salah.
2. Plot berupa melengkung ke atas, We terlalu kecil (re/rw dan atau tD terlalu kecil).
3. Plot melengkung ke bawah, We terlalu besar (re/rw dan atau tD terlalu besar).
4. Plot melengkung ke bawah lalu ke atas (berbentuk seperti huruf S), disarankan untuk
menggunakan model water influx linier.
Gambar 3a menunjukkan keempat fenomena di atas. Apabila diketahui bahwa ukuran aquifer sangat
F p'
kecil maka dapat digunakan plot terhadap dan titik potong dengan sumbu ordinat adalah N
Eo Eo
(lihat Gambar 7.6). Asumsi yang digunakan adalah Steady State Depletion.
F p'
N C' (36)
Eo Eo

F pQ t D
Gambar 7.6 vs
Eo Eo

F p'
Gambar 7.7 vs
Eo Eo
Water Drive, A Known Gas Cap
F pQ(t D )
N C
B B
Eo m ti E g Eo m ti E g
B gi B gi

Plot antara ruas kiri dan variable-variable pada suku C berupa garis lurus.

Very Small Aquifer, A Known Gas Cap


F p
N C' (37)
B B
Eo m ti E g Eo m ti E g
B gi B gi
F Correction for int erference pQ(t D )
N C
Eo Eo

Water Drive, Original Gas Cap and N Are Known


Fb ' F ' b C
N b ' pQ(t D ) b pQ(t D ) '
Eo b ' Eo ' b Eo b ' Eo ' b
(38)
dimana,
Bti
b Eg .
Bgi

7.3.2 Undersaturated Reservoirs


No Water Drive
( S o co S wcw c f )p'
N p Bo NBoi (39)
1 Sw
Bti p'
Plot N p Bo vs. ( S o co S wcw c f ) akan berupa garis lurus.
1 Sw

With Water Drive


N p Bo Wp Wi pQ( tD )
N c (40)
Boi p ' Boi p '
( So co Sw cw c f ) ( So co Sw cw c f )
1 Sw 1 Sw

Plot ruas kiri terhadap variable-variable pada suku c akan berupa garis lurus.

7.3.3 Gas Reservoirs


No Water Drive
G p Bg GEg (41)

Plot G p Bg vs. E g berupa garis lurus


With Water Drive
G p Bg W p Wi pQ( t D )
G C (42)
Eg Eg

G p Bg W p Wi pQ( t D )
Plot vs. akan berupa garis lurus.
Eg Eg

7.4 Analisa Material Balance dalam Pengembangan Lapangan


Dalam pengembangan lapangan analisa material balance digunakan untuk mengenal jenis mekanisme
pendorongan reservoir. Urutan kerja yang dilakukan adalah mengasumsikan reservoir sebagai tanki,
membuat hystory matching, dan plot energi. Berdasarkan plot energi dapat diketahui energi
pendorongan yang paling dominan dalam sistem reservoir.
Berikut ini adalah contoh analisa material balance suatu reservoir yang diasumsikan sebagai tanki
yang terdiri dari 13 sumur dengan 9 sumur aktif seperti yang digambarkan dalam gambar berikut.

Gambar 7.8 Model tanki reservoir

Kemudian dilakukan history matching pada data laju alir produksi dan tekanan, seperti yang terlihat
pada gambar-gambar di bawah ini.

Gambar 7.9 History matching laju alir gas


Gambar 7.10 History matching laju alir minyak

Gambar 7.11 History matching laju alir minyak

Hasil history matching menunjukkan tren yang sama antara data sejarah produksi dan data hasil
simulasi. Selanjutnya, dilakukan plot energi untuk melihat mekanisme pendorongan yang bekerja di
dalam reservoir tersebut. Plot energi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Berdasarkan plot energi
tersebut dapat diketahui bahwa ekspansi gas memilki pengaruh yang dominan dalam resevoir tersebut,
sehingga dapat disimpulkan bahwa mekanisme pendorongan reservoir X adalah solution gas drive.

7.4.1 Driving Mechanism


A. Kinerja Dinamik Reservoir
Kinerja dinamik reservoir adalah sifat dinamik reservoir yang ditunjukkan dengan profil produksi dan
profil tekanan reservoir terhadap waktu yang digunakan untuk evaluasi kinerja lapangan dan
identifikasi mekanisme tenaga dorong reservoir. Mekanisme tenaga dorong adalah mekanisme
alamiah yang mendorong minyak ke permukaan, hal ini dikarenakan oleh karateristik fluida dan
batuan reservoir, karateristik akuifer, serta kondisi batas reservoir. Dalam evaluasi tenaga dorong,
selain profil produksi, yang digunakan adalah rasio laju alir gas dan minyak di permukaan, atau
disebut sebagai gas-oil ratio (GOR).
Ada 3 jenis kinerja dinamik reservoir berkaitan dengan mekanisme tenaga dorong yaitu:
1) Kinerja Reservoir Bertenaga Dorong Gas Terlarut (Dissolved Gas Drive)
2) Kinerja Reservoir Bertenaga Tudung Gas (Gas Cap Drive)
3) Kinerja Reservoir Bertenaga Dorong Air (Water Drive)
Berikut diulas satu persatu perbedaan masing-masing kinerja reservoir tersebut.

Kinerja Reservoir Bertenaga Pendorong Gas Terlarut (Dissolved Gas Drive)


Banyak cadangan minyak dalam batuan pasir maupun karbonat yang seluruhnya tertutup oleh batuan
yang tidak permeabel. Minyak seperti ini dapat dibayangkan sebagai tersimpan di dalam suatu
kontainer dengan volume tetap dan isinya hanya minyak kecuali air connate yang terjadi sebagai
lapisan mikrokopis pada butiran batuan.
Suatu reservoir dengan bentuk penampilan seperti ini kemungkinan besar adalah merupakan bentuk
reservoir dengan gas sebagai tenaga pendorong bila diproduksikan. Nama ini bukan diambil dari
bentuk atau kondisi reservoir tetapi dari sumber energi yang memproduksikan minyak. Energi
tersebut didapat dari adanya hidrokarbon ringan dalam larutan minyak dalam reservoir. Bagian ringan
minyak tersebut dilepas dari larutan bila minyak diproduksikan dan tekanan reservoir menurun.
Karena sifatnya yang sangat mudah mengembang itu maka gas memberikan energi untuk mendorong
minyak ke arah lubang sumur jika tekanan terus menurun. Contoh-contoh lapangan minyak yang
ditemukan pada mulanya sebagai mempunyai tenaga pendorong gas terlarut adalah Canyon Reef
Trend di Texas, Commodore Rivadavia di Argentina dan Belayim di Mesir.

Gambar 7.12 Cross section dari kombinasi tenaga dorong reservoir

Reservoir seperti itu akan mempunyai karakteristik tersendiri sepanjang hidup lapangan. Produksi
minyak, tekanan dan gas oil ratio akan terus berubah sepanjang hidup reservoir. Setelah suatu sumur
di bor ke dalam suatu reservoir seperti ini dan produksi minyak dimulai, maka tekanan akan turun di
sekitar lubang sumur bor itu. Penurunan tekanan ini menyebabkan fluida berekspansi di dalam
reservoir, mendorong minyak melalui saluran-saluran kecil sampai ke lubang sumur. Tekanan di
dalam fluida reservoir menurun karena pengangkatan/pengambilan minyak. Gas keluar dari larutan
minyak dan akan merupakan gelembung-gelembung kecil pada pori batuan dan menempati ruangan
yang ditinggalkan oleh minyak yang telah diproduksi. Pada mulanya, gelembung-gelembung gas
terbentuk karena terlepas dari larutan tidak bergerak. Apabila minyak terus diproduksi, maka tekanan
akan menurun sehingga gas pun akan semakin banyak terbentuk. Ini akan memperbesar gelembung
gas dan pada suatu saat akan cukup besar dan bersatu dengan yang lain. Akhirnya gas terbentuk
seperti benang bersambung dan mulai mengalir.
Gas mengalir lebih mudah karena lebih ringan, kurang viscous dan tidak lengket ke permukaan pori-
pori batuan. Apabila gas mulai mengalir, suatu reaksi berantai kelihatannya terjadi; tekanan menurun
lebih cepat dan lebih banyak gas terbentuk dari komponen cairan hidrokardon. Dengan adanya
tambahan sedikit produksi minyak akan pula menambah ruang untuk gas yang terbentuk. Kemudian
gas akan lebih mudah mengalir sedangkan minyak mengalir semakin sulit. Gas Oil Ratio atau GOR
yaitu perbandingan antara volume minyak dan gas akan menaik, sampai suatu tekanan rendah dicapai
dimana keduanya, aliran minyak dan gas berhenti. Karena berkurangnya tekanan atau energi, sebagian
besar minyak pada tahap terakhir produksi harus diangkat dengan pompa, energi hanya cukup untuk
mendorong minyak ke lubang sumur tetapi tidak cukup untuk mengangkat ke permukaan. Minyak
semakin sulit untuk masuk ke lubang sumur sekalipun, sehingga besarnya produksi akan semakin
berkurang selama bagian akhir hidup reservoir bersangkutan. GOR yang diukur pada kondisi
permukaan, dalam cuft tank barrel minyak, berubah sepanjang sejarah produksi reservoir. Pada
mulanya karena sebagian gas yang dilepaskan dari minyak ditahan oleh pori-pori batuan; GOR akan
lebih kecil dari gas yang mula-mula terlarut dalam minyak di dalam reservoir.
Sangat sedikit atau tidak ada air yang ikut terproduksi dari reservoir seperti itu, karena sifatnya yang
tertutup yang berisi minyak dan air dasar (connate) yang tidak dapat terproduksi. Recovery minyak
dari suatu reservoir dengan gas sebagai tenaga pendorong dengan energi yang dimilikinya umumnya
rendah, 5 30% daripada cadangan minyak mula-mula dalam reservoir. Recovery yang kecil yang
dihasilkan dari reservoir tipe ini menunjukkan bahwa akan masih banyaknya minyak yang tertinggal
di dalam reservoir bila ditinggalkan. Untuk mendapatkan recovery yang lebih tinggi dari reservoir
seperti ini, maka sering energi harus ditambahkan dari sumber yang dibuat oleh manusia.

Kinerja Reservoir bertenaga Pendorong Tudung Gas (Gas Cap Drive)


Dalam banyak hal, akumulasi minyak terjadi dimana lebih banyak terdapat komponen ringan daripada
yang terlarut dalam minyak pada kondisi temperatur dan tekanan di dalam reservoir. Dengan
perkataan lain, tekanan ini tidak cukup tinggi untuk membuat semua bagian yang ringan tetap berada
dalam bentuk cairan. Bila ini terjadi, maka komponen ringan dengan sedikit bagian yang agak berat
membentuk suatu fasa gas yang bebas. Gas bebas ini menggelembung ke arah atas endapan di mana
akan terperangkap dan membentuk suatu tudung gas di atas minyak. Gas yang terkompressi ini akan
merupakan sumber energi untuk mendorong minyak ke lubang sumur dan mengangkatnya ke
permukaan. Jika suatu reservoir terjadi pada suatu volume batuan yang poros dan terisolasi, maka
energi alamiah di dapat dari dua sumber:
Ekspansi gas dari tudung gas
Ekspansi gas yang terlarut ketika gas dilepas dari larutan
Kedua hal ini terjadi karena penurunan tekanan karena produksi minyak.
Suatu reservoir dengan bentuk seperti ini disebut sebagai resevoir dengan tenaga pendorong tudung
gas (gas cap drive). Beberapa reservoir berproduksi dengan tenaga pendorong tudung gas adalah
Hawkins di Texas dan Aga Jari di Iran.
Pada jenis mekanisme pendorong tudung gas ini, permukaan minyak akan turun bila produksi
berlangsung, tudung gas akan membesar ke bagian yang tadinya diisi oleh minyak. Tekanan akan
relatif tetap tinggi dibandingkan pada suatu reservoir dengan tenaga pendorong gas terlarut (dissolved
gas drive). Tentu ini juga tergantung besarnya tudung gas mula-mula dibandingkan dengan volume
minyak. Makin besar tudung gas mula-mula dibandingkan dengan volume minyak. Makin besar
tudung gas maka akan semakin kecil penurunan tekanan yang terjadi. Penahanan tekanan ini
menguntungkan, gas terlarut ditahan dalam larutan minyak. Jadi minyak menjadi lebih ringan dan
kurang viskositas sehingga lebih mudah bergerak ke arah lubang sumur. Dorongan dari tudung gas, ke
arah bawah minyak menjaga rate produksi sumur. Tetapi GOR mungkin akan naik terutama pada
sumur-sumur yang diselesaikan dekat dengan gas. Produksi air biasanya bukanlah karakteristik jenis
reservoir ini karena air yang ada hanyalah air connate yang bersatu dengan butir-butir batuan, dan
tidak adanya invasi air. Karena sifatnya yang demikian maka reservoir jenis ini umumnya berproduksi
lebih baik dari jenis reservoir dengan tenaga pendorong gas terlarut. Recovery dari reservoir ini
bergantung pada beberapa hal. Tetapi yang paling berpengaruh adalah besarnya tudung gasnya.
Recovery yang didapat umumnya adalah antara 20 40% dari jumlah minyak semula; tetapi jika
ditunjang misalnya oleh posisi struktur yang miring yang memungkinkan pemisahan (drainage) yang
baik akan memungkinkan recovery di atas 60%. Sebaliknya, bila lapisan minyak sangat tipis sehingga
break through gas yang prematur dapat terjadi dapat menjadikan recovery kurang dari figur yang
disebut di atas tanpa memandang ukuran tudung/gasnya.

Kinerja Reservoir Bertenaga Pendorong Air


Sumber energi alamiah terbesar yang bisa memproduksi minyak adalah air. Sumber energi yang besar
ini adalah karena banyaknya garam yang terdapat dalam batuan ketika pembentukannya zaman dahulu
dan berasosiasi dengan endapan minyak sekarang. Seseorang harus membayangkan lapisan batuan
terjadi di suatu daerah yang sangat luas sebagai suatu bagaian struktur yang relatif kecil ke mana
minyak bermigrasi. Jadi air terdapat pada jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan minyak
pada batuan.
Walaupun air dianggap tidak kompresible, tetapi bila jumlah air keseluruhan yang terkompresi itu
besar, maka perubahan volume yang ditimbulkannya akan besar juga. Volume batuan dimana air itu
terdapat juga terpengaruh. Apabila minyak diproduksi, tekanan menurun pada titik di mana minyak
diambil dari reservoir. Kemudian air akan masuk untuk mengganti minyak yang terambil itu karena
ekspansi air, maka reservoir yang terproduksi seperti ini disebut reservoir dengan tenaga pendorong
air atau water drive.
Banyak reservoir minyak penting di dunia yang diproduksi karena pendorong air seperti Burgar di
Kwait, Minas di Indonesia, dan Wfra di Arab. GOR dari reservoir ini umumnya akan tetap, karena
tekanan yang tinggi, mencegah gas keluar dari larutan minyak untuk membentuk adanya saturasi gas.
Air akan turut terproduksi dari sumur-sumur yang diselesaikan dekat dengan lapisan air. Air akan
terus naik sampai suatu saat sumur harus ditinggalkan karena jumlah minyak yang sudah tidak
memadai dan tidak ekonomis lagi.
Sebagian besar minyak yang terdapat dalam reservoir akan terproduksi dan umumnya lebih besar dari
kedua jenis reservoir terdahulu. Recovery umumnya berkisar antara 35 75% dari jumlah cadangan
minyak semula.
Tenaga pendorong air ini mempunyai perbedaan yang sangat penting dari kedua reservoir terdahulu
sampai tingkat mana tekanan reservoir dijaga dalam suatu reservoir dengan tenaga pendorong air ini
bergantung pada hubungan antara besarnya produksi minyak, gas dan air, dan pada rate mana air
dapat masuk ke dalam reservoir. Pada rate yang rendah, tekanan reservoir dapat tetap besarnya seperti
tekanan reservoir ketika pertama kali ditemukan. Pada rate yang tinggi, tekanan akan turun. Tetapi
apabila rate dikurangi kembali maka tekanan akan naik.

B. Tenaga Pendorong Gabungan (Combination Drive)


Reservoir dapat digolongkan menurut konfigurasi geologinya atau menurut mekanisme
pendorongnya. Tetapi reservoir jarang didapatkan langsung sesuai dengan jenis seperti disebutkan
sebelumnya. Jenis mekanisme pendorong yang sering dijumpai adalah dimana air dan gas terdapat
dalam tingkat tertentu untuk memasuki reservoir dan mendorong minyak ke arah sumur pada waktu
produksi. Tenaga pendorong yang sering ditemukan tentunya adalah kombinasi dari ketiganya.
Persoalan pada waktu produksi akan semakin rumit karena kombinasi karakteristik dari reservoir
bersangkutan. Perbedaan-perbedaan antara ketiga jenis tenaga pendorong tadi bersatu menjadi
mekanisme penurunan (depletion) dan pergeseran (displacement).

C. Pemisahan Karena Gravitasi (Gravitational Segregation)


Tenaga yang terdapat karena adanya perbedaan gravitasi mungkin dapat digolongkan tersendiri; tetapi
dapat juga diperhatikan sebagai suatu modifikasi dari semua jenis pendorong. Pemisahan terjadi
karena adanya gaya gravitasi untuk gas, minyak dan air yang tersebar di reservoir karena beratnya.
Pemisahan karena gravitasi dapat berpengaruh sangat besar terhadap recovery dari suatu reservoir
minyak.

Effect of Drive Mechanisms on Reservoir Performance

Gambar 7.13 Pengaruh Jenis Drive Terhadap Tekanan dan GOR


Gambar 7.14 Plot energi reservoir X

Anda mungkin juga menyukai