Anda di halaman 1dari 21

TUGAS METODE STATISTIK

DI SUSUN OLEH :

DEVITA SARASAK

No. Urut 55

1013040038

PEND.KIMIA

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2011
KIMIA ANALITIK

A. PENDAHULUAN
Kimia mempelajari komposisi, struktur, dan sifat zat kimia dan
transformasi yang dialaminya. Kimia (dari bahasa Arab ?????? seni
transformasi dan bahasa Yunani ?????? khemeia alkimia) adalah ilmu yang
mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga
molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk
membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari
pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan
pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat
fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada
gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom.

Kimia sering disebut sebagai ilmu pusat karena menghubungkan


berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi,
kedokteran, bioinformatika, dan geologi [1]. Koneksi ini timbul melalui berbagai
subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu.
Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika terhadap
materi pada tingkat atom dan molekul.
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan
dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan
hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi antara zat
kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat menjadi satu atau
lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti
ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi
membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi
dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat
dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang
mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi
elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis
zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen
subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat
dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti
ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan sifat
materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan
interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat
dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi
cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi
kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.
Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau
komposisi kimianya. Materi dapat digolongkan dalam 4 fase, urutan dari yang
memiliki energi paling rendah adalah padat, cair, gas, dan plasma. Dari keempat
jenis fase ini, fase plasma hanya dapat ditemui di luar angkasa yang berupa
bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat memiliki
struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya lemah lain
yang mencoba merubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas, tanpa struktur,
dan akan mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan dan bertindak
sebagai partikel bebas. Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang
bergerak bebas; pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini bersatu
menjadi partikel unsur. Satu cara untuk membedakan ketiga fase pertama adalah
dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki volume dan bentuk
yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang tetap,
sedangkan gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap.
Air (H2O) berbentuk cairan dalam suhu kamar karena molekul-
molekulnya terikat oleh gaya antarmolekul yang disebut ikatan Hidrogen. Di sisi
lain, hidrogen sulfida (H2S) berbentuk gas pada suhu kamar dan tekanan standar,
karena molekul-molekulnya terikat dengan interaksi dwikutub (dipole) yang lebih
lemah. Ikatan hidrogen pada air memiliki cukup energi untuk mempertahankan
molekul air untuk tidak terpisah satu sama lain, tapi tidak untuk mengalir, yang
menjadikannya berwujud cairan dalam suhu antara 0 C sampai 100 C pada
permukaan laut. Menurunkan suhu atau energi lebih lanjut mengizinkan
organisasi bentuk yang lebih erat, menghasilkan suatu zat padat, dan melepaskan
energi. Peningkatan energi akan mencairkan es walaupun suhu tidak akan berubah
sampai semua es cair. Peningkatan suhu air pada gilirannya akan
menyebabkannya mendidih (lihat panas penguapan) sewaktu terdapat cukup
energi untuk mengatasi gaya tarik antarmolekul dan selanjutnya memungkinkan
molekul untuk bergerak menjauhi satu sama lain.
Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian
besar kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia
yang diajarkan pada sekolah menengah sering disebut kimia umum dan
ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep dasar dan untuk
memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak konsep
yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak akurat
secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar biasa.
Kimiawan secara reguler menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana dan
elegan ini dalam karya mereka, karena terbukti mampu secara akurat membuat
model reaktivitas kimia yang sangat bervariasi.
Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu
ini berakar pada alkimia yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seantero
dunia.
Kimia umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula
beberapa cabang antar-bidang dan cabang-cabang yang lebih khusus dalam kimia.
1.Kimia analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh
pemahaman tentang susunan kimia dan strukturnya. Kimia analitik
melibatkan metode eksperimen standar dalam kimia. Metode-metode ini
dapat digunakan dalam semua subdisiplin lain dari kimia, kecuali untuk
kimia teori murni.
2.Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia
yang terjadi dalam organisme hidup. Biokimia dan kimia organik
berhubungan sangat erat, seperti dalam kimia medisinal atau neurokimia.
Biokimia juga berhubungan dengan biologi molekular, fisiologi, dan
genetika.
3.Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik.
Perbedaan antara bidang organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak
terdapat tumpang tindih, khususnya dalam bidang kimia organologam.
4.Kimia organik mengkaji struktur, sifat, komposisi, mekanisme, dan reaksi
senyawa organik. Suatu senyawa organik didefinisikan sebagai segala
senyawa yang berdasarkan rantai karbon.
5.Kimia fisik mengkaji dasar fisik sistem dan proses kimia, khususnya
energitika dan dinamika sistem dan proses tersebut. Bidang-bidang penting
dalam kajian ini di antaranya termodinamika kimia, kinetika kimia,
elektrokimia, mekanika statistika, dan spektroskopi. Kimia fisik memiliki
banyak tumpang tindih dengan fisika molekular. Kimia fisik melibatkan
penggunaan kalkulus untuk menurunkan persamaan, dan biasanya
berhubungan dengan kimia kuantum serta kimia teori.
6.Kimia teori adalah studi kimia melalui penjabaran teori dasar (biasanya
dalam matematika atau fisika). Secara spesifik, penerapan mekanika
kuantum dalam kimia disebut kimia kuantum. Sejak akhir Perang Dunia II,
perkembangan komputer telah memfasilitasi pengembangan sistematik
kimia komputasi, yang merupakan seni pengembangan dan penerapan
program komputer untuk menyelesaikan permasalahan kimia. Kimia teori
memiliki banyak tumpang tindih (secara teori dan eksperimen) dengan fisika
benda kondensi dan fisika molekular.
7.Kimia nuklir mengkaji bagaimana partikel subatom bergabung dan
membentuk inti. Transmutasi modern adalah bagian terbesar dari kimia
nuklir dan tabel nuklida merupakan hasil sekaligus perangkat untuk bidang
ini.
Bidang lain antara lain adalah astrokimia, biologi molekular,
elektrokimia, farmakologi, fitokimia, fotokimia, genetika molekular, geokimia,
ilmu bahan, kimia aliran, kimia atmosfer, kimia benda padat, kimia hijau, kimia
inti, kimia medisinal, kimia komputasi, kimia lingkungan, kimia organologam,
kimia permukaan, kimia polimer, kimia supramolekular, nanoteknologi,
petrokimia, sejarah kimia, sonokimia, teknik kimia, serta termokimia. Adapun
cabang ilmu kimia yang akan dibahas secara terperinci dalam pembahasan kali ini
adalah kimia analitik.

B. PENGERTIAN KIMIA ANALITIK


Beberapa pengertian kimia analitik berdasarkan beberapa sumber
antara lain adalah :
1.Kimia Analitik merupakan disiplin ilmu yang mengembangkan dan
menerapkan metoda, instrumen dan strategi untuk memperoleh informasi
mengenai komposisi dan kondisi materi dalam ruang dan waktu.(FMIPA ITB)
2.Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan
material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi
kimiawinya.(Wikipedia)
3.Kimia analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan
cara-cara melakukan analisis kimia baik kualitatif maupun kuantitatif.(Free
website)
4.Kimia analitik pada dasarnya menyangkut penentuan komposisi kimiawi suatu
materi.
5.Kimia Analitik merupakan salah satu cabang Ilmu Kimia yang mempelajari
tentang pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa kimia.
6.Kimia analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan
praktek dari metode-metode yang digunakan untuk mengetahui komposisi suatu
materi yang meliputi identifikasi suatu zat , elusidasi struktur dan analisis
kuantitatif komposisinya.
Kimia analitik merupakan ilmu kimia yang mendasari analisis dan
pemisahan sampel. Analisis dapat bertujuan untuk menentukan jenis komponen
apa saja yangterdapat dalam suatu sampel (kualitatif), dan juga menentukan
berapa banyak komponen yang ada dalam suatu sampel (kuantitatif). Tidak semua
unsur atau senyawa yang ada dalam sampel dapat dianalisis secara langsung,
sebagian besar memerlukan proses pemisahan terlebih dulu dari unsur yang
mengganggu. Karena itu cara-cara atau prosedur pemisahan merupakan hal
penting juga yang dipelajari dalam bidang ini.
Dibandingkan dengan cabang ilmu kimia lainnya seperti kimia
anorganik, organik, fisik dan biokimia, maka kimia analitik mempunyai
penerapan yang lebih luas. Kimia analitik tidak saja dipakai di cabang ilmu kimia
lainnya, tapi juga dipakai luas dalam cabang ilmu pengetahuan lain seperti ilmu
lingkungan, kedokteran, pertanian, kelautan dan sebagainya. Demikian juga di
bidang industri, profesi, kesehatan danbidang lainnya kimia analitik memberikan
peranan yang tidak sedikit.
Dalam ilmu lingkungan, pemantauan kadar pencemar memerlukan
metoda analisis yang tepat, cepat dan peka untuk menentukan berbagai konstituen
yang sering berjumlah renik. Dalam bidang kedokteran diperlukan berbagai
analisis untuk menentukan berbagai unsur atau senyawa dalam sampel seperti
darah, urin, rambut, tulang dan sebagainya. Di bidang pertanian, komposisi pupuk
yang tepat sehingga tumbuhan menghasilkan panen seperti yang diharapkan juga
memerlukan metoda analisis yang tepat untuk mengetahuinya. Di bidang industri
metoda analisis diperlukan untuk memonitoring bahan baku, proses produksi,
produk maupun limbah yang dihasilkan. Itu adalah sebagian saja yang dapat
dikemukakan mengenai peranan kimia analitik dalam kehidupan manusia.

C. RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK


Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif
dan kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu
unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun inorganik, sedangkan analisis
kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam
suatu cuplikan.
Kimia analitik modern dikategorisasikan melalui dua pendekatan,
target dan metode. Berdasarkan targetnya, kimia analitik dapat dibagi menjadi
kimia bioanalitik, analisis material, analisis kimia, analisis lingkungan, dan
forensik. Berdasarkan metodenya, kimia analitik dapat dibagi menjadi
spektroskopi, spektrometri massa, kromatografi dan elektroforesis, kristalografi,
mikroskopi, dan elektrokimia.
Meskipun kimia analitik modern didominasi oleh instrumen-instrumen
canggih, akar dari kimia analitik dan beberapa prinsip yang digunakan dalam
kimia analitik modern berasal dari teknik analisis tradisional yang masih dipakai
hingga sekarang. Contohnya adalah titrasi dan gravimetri.
1.Gravimetri
Metode analisis gravimetri adalah suatu metode analisis yang
didasarkan pada pengukuran berat, yang melibatkan: pembentukan, isolasi dan
pengukuran berat dari suatu endapan. Kinerja Metode Gravimetri
Relatif lambat
Memerlukan sedikit peralatan Neraca dan oven
Tidak memerlukan kalibrasi Hasil didasarkan pada berat molekul
Akurasi 1-2 bagian per seribu
Sensitivitas: analit > 1%
Selektivitas: tidak terlalu spesifik
Prosedur Gravimetri
Penyiapan larutan
pH sangat berpengaruh pada kelarutan endapan
CaC2O4 insoluble pada pH >
C2O4 membentuk asam lemah pada pH<
8-hidroksikuinolin (oksin) mengendapkan sejumlah besar unsur, tetapi dengan
pengontrolan pH, unsur-unsur dapat diendapkan secara selektif
Pengendapan
Pencernaan
Penyaringan
Pencucian
Pengeringan / pemanggangan
Penimbangan
Perhitungan
2.Volumetri atau Titrimetri
Volumetri atau titrimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif
didasarkan pada pengukuran volume titran yang bereaksi sempurna dengan analit.
Titran merupakan zat yang digunakan untuk mentitrasi. Analit adalah zat yang
akan ditentukan konsentrasi/kadarnya.

Gambar 1. Peralatan yang dipergunakan dalam volumetri (Chang, 2005)


Gambar 1 menunjukkan peralatan sederhana yang diperlukan dalam
titrasi, yaitu buret untuk menempatkan larutan titran dan labu erlenmeyer untuk
menempatkan larutan analit.
Persyaratan Titrasi
Reaksi yang dapat digunakan dalam metode volumetri adalah reaksi-reaksi kimia
yang sesuai dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Reaksi harus berlangsung cepat
2. Tidak terdapat reaksi samping
3. Reaksi harus stoikiometri, yaitu diketahui dengan pasti reaktan dan produk serta
perbandingan mol / koefisien reaksinya
4. Terdapat zat yang dapat digunakan untuk mengetahui saat titrasi harus
dihentikan
(titik akhir titrasi) yang disebut zat indikator
Analisis kualitatif berhubungan dengan apa yang terdapat dalam
sampel sedangkan analisis kuantitatif berhubungan dengan berapa banyaknya zat
dalam sampel. Untuk analisis kuantitatif, tipe analisis dapat dikelompokkan
berdasarkan sifat informasi yang dicari, ukuran sampel dan proporsi konstituen
yang ditetapkan.
Untuk melakukan suatu analisis kimia, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan antara lain keterangan yang ada waktu yang dan biaya yang
tersedia. Penerapan Kimia Analitik cukup luas artinya tidak hanya berperan dalam
bidang kimia saja tetapi dapat juga diterapkan pada bidang-bidang lain maupun
masyarakat.
Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi :
Analisis klasik
Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri
yang telah diketahui dengan pasti. Cara ini disebut juga cara absolut karena
penentuan suatu komponen di dalam suatu sampel diperhitungkan berdasarkan
perhitungan kimia pada reaksi yang digunakan. Contoh analisis klasik yaitu
volumetri dan gravimetri. Pada volumetri, besaran volume zat-zat yang bereaksi
meupakan besaran yang diukur, sedangkan pada gravimetri, massa dari zat-zat
merupakan besaran yang diukur.
Analisis instrumental
Analisis instrumental berdasarkan sifat fisiko-kimia zat untuk
keperluan analisisnya. Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan zat
menimbulkan fenomena absorpsi, emisi, hamburan yang kemudian dimanfaatkan
untuk teknik analisis spektroskopi. Sifat fisikokimia lain seperti pemutaran rotasi
optik, hantaran listrik dan panas, beda partisi dan absorpsi diantara dua fase dan
resonansi magnet inti melahirkan teknik analisis modern yang lain. Dalam
analisisnya teknik ini menggunakan alat-alat yang modern sehingga disebut juga
dengan analisis modern.
Tugas yang sulit bagi seorang ahli kimia analitik adalah menerangkan
apa sesungguhnya kimia analitik itu? Ini adalah suatu cabang ilmu pengetahuan
dimana banyak pekerja-pekerja dibidang penelitian telah turut berperanan dalam
pengembangannya. Misalkan metode kromatografi telah ditemukan oleh seorang
biokimiawan , atau seorang ilmuwan dibidang biologi, sedangkan metode seperti
resonansi magnetik inti atau nuclear magnetic resonance (NMR) dan
spektroskopi massa, dikembangkan pertama kali oleh seorang fisikawan.
Berdasarkan pengamatan sejumlah publikasi hasil penelitian di majalah-majalah
ilmiah menunjukkan bahwa 60% dari naskah-naskah yang berhubungan dengan
kimia analitik dihasilkan oleh mereka yang sebenarnya bukan seorang ilmuwan
dibidang tersebut. Ternyata banyak ilmuwan peneliti yang menggunakan teknik-
teknik analisis baik dibidang kimia naorganik, kimia organik, ataupun biokimia
berkeberatan menyebut dirinya sebagai seorang kimiawan di bidang analitik
dengan berbagai alasan. Masalah selanjutnya adalah penerapan secara luas
analisis basah yang terutama menyangkut metoda gravimetri dan volumetri.
Metode analisis yang dilaksanakan puluhan tahun yang lalu didominasi oleh
metode analisis klasik. Untunglah dengan penemuan analisis modern meliputi
instrumen, metoda klasik tersebut mulai ditinggalkan. Meskipun demikian
tidaklah berarti metode klasik ini terhapuskan begitu saja dengan pengembangan
metode-metode analisis yang lebih baru, karena metode-metode baru ini
mempunyai mempunyai jangkauan terbatas, misalkan saja metode baru tidak
dapat digunakan bia zat yang dianalisis terdapat dalam konsentrasi yang sangat
besar dan dipihak lain metoda analisis klasik masih diperlukan untuk
menstandarisasi metode-metode baru. Suatu kecenderungan yang salah adalah
anggapan bahwa metode-metode analisis instrumental hanya memberikan arti
pada masalah peralatannya, karena metode analisis klasikpun mempergunakan
instrumentasi seperti buret, pipet, atau neraca. Yang dimaksud dengan metode
analisis modern adalah mereka yang dapat mengategorikan analisis analisis yang
cepat, sederhana dan dengan sensitivitas tinggi.
Dalam melakukan pemisahan atau pengukuran unsur atau senyawa
kimia, memerlukan atau menggunakan metode analisis kimia.Kimia analitik
mencakup kimia analisis kualitatif dan kimia analisis kuantitatif. Analisis
kualitatif menyatakan keberadaan suatu unsur atau senyawa dalam sampel,
sedangkan analisis kuantitatif menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam
sampel.

D. ALAT-ALAT DAN METODE DALAM KIMIA ANALITIK


Alat-alat analisis kimia yaitu alat-alat yang sering digunakan dalam
pekerjaan analisis kimia; seperti: pipet volumetri, labu takar, buret, labu
erlenmeyer, neraca analitik ataupun neraca listrik/neraca digital, cawan krus,
pembakar bunsen. Adapun alat-alat kimia yang lainnya sebagai pendukung
pekerjaan analisis yaitu gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur, tabung reaksi, pipet,
corong, maupun batang pengaduk. Untuk memperoleh hasil yang baik dalam
analisis kimia diperlukan cara-cara yang khusus dalam pemakaian dan
pemeliharaannya. Alat-alat analisis kimia umumnya digunakan dalam pekerjaan
titrasi, gravimetri, maupun analisis secara instrumentasi. Adapun untuk pekerjaan
analisis kuantitatif anorganik yang perlu ketelitian lebih besar maka sebelum
pemakaian alat-alat volumentri yang terbuat dari gelas sebaiknya dilakukan
dahulu kalibrasi alat.
Ketelitian pengukuran merupakan cara pembacaan skala yang tepat
pada alat ukur volumetri (labu takar, pipet gondok, ataupun buret) memperhatikan
angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan ketelitian standar dari alat.
Pembacaan skala pada alat ukur volumetri (buret, pipet gondok, labu takar, labu
ukur) harus benar-benar diperhatikan, dalam hal melihat skala, kedudukan badan,
jenis alat maupun jenis larutan, dengan memperhatikan angka signifikan, toleransi
pembacaan skala, dan sifat ketelitian alat. Kalibrasi dilakukan agar hasil
pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur standar/alat ukur yang sudah ditera.
Metode analisis kuantitatif anorganik merupakan salah satu metode
analisis kimia yang menitikberatkan pada cara yang digunakan pada waktu
pengukuran suatu sampel. Metode analisis kuantitatif anorganik meliputi: 1)
metode yang memperhatikan penampilan reaksi kimia yang berlangsung,
termasuk dalam metode ini adalah cara titrasi konvensional dan gravimetri, 2)
metode yang memperhatikan sifat kelistrikan (arus, potensial, ataupun hambatan
listrik). Termasuk dalam metode ini adalah cara titrasi konduktometri dan titrasi
potensiometri; 3) metode yang memperhatikan sifat optik. Termasuk dalam
kategori ini yaitu pengukuran konsentrasi larutan dengan menggunakan
spektrofotometer UV (ultra violet) ataupun spektrofotometer VIS (visible)/sinar
tampak.

Metode klasik/konvensional dalam kimia analitik seperti gravimetric


dan volumetric diperlukan apabila zat yang dianalisis terdapat dalam konsentrasi
besar. Metode analisis modern menggunakan instrumentasi yang lebih canggih.
Instrument merupakan alat bantu untuk melakukan suatu analisis dan tidak selalu
tepat digunakan untuk semua jenis sampel. Analisis modern merupakan anallisis
yang cepat,sederhana,sensitivitas dan selektivitas tinggi sehingga mendapatkan
kesimpulan yang akurat.

E. KESALAHAN DAN PERLAKUAN DATA ANALITIK


Dalam suatu analisis tidaklah mungkin terlepas dari kesalahan.
Istilah kesalahan menunjuk pada perbedaan numerik antara harga yang terukur
dengan harga sesungguhnya. Kesalahan dalam analisis digolongkan menjadi :
Kesalahan tertentu (pasti/sistematis)
Kesalahan sistematis merupakan jenis kesalahan yang dapat
diramalkan dan diminimalkan, umumnya berkaitan dengan alat-alat tertentu atau
cara pengukuran yang dipakai. Dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Kesalahan metodik; ditimbulkan dari metode yang digunakan dan merupakan
kesalahan yang paling serius dalam analisis. Kesalahan ini sumbernya adalah
sifat kimia dari sistem, misalnya adanya berbagai ion pengganggu, adanya
reaksi samping, bentuk hasil reaksi seperti endapan tidak sesuai dengan reaksi
kimia yang diinginkan dan sebagainya.
b.Kesalahan operatif; ditimbulkan oleh orang yang melakukan analisis. Ini
merupakan kesalahan perrsonal misalnya kesalahan pembacaan jarum digital
karena posisi mata yang tidak tepat, pencucian endapan yang berlebihan,
penimbangan bahan higroskopis pada cawan terbuka dan lain-lain.
c. Kesalahan instrumen; ditimbulkan dari instrumennya sendiri, misalnya karena
efek lingkungan, kesalahan nol dalam pembacaan instrumen, adanya
noise/derau, alat-alat gelas yang tidak pernah dikalibrasi, konstruksi neraca yang
tidak tepat, dan sebagainya.
Kesalahan tak tentu
Kesalahan tak tentu merupakan kesalahan yang sifatnya tidak dapat
diramalkan dan nilainya berfluktuasi. Kesalahan jenis inii dapat terjadi darivariasi
kesalahan tertentu atau pun dari sumber lainnya yang bersifat acak. Kesalahan
dalam analisis kimia berhubungan dengan ketepatan (accuracy) dan ketelitian
(precision). Ketepatan adalah kedekatan hasil analisis dengan nilai yang
sebenarnya. Biasanya ketepatan merupakan ukuran kebalikan dari suatu kesalahan
analisis, semakin besar ketepatan maka semakin kecil kesalahannya. Kesalahan
pada umumnya dinyatakan sebagai kesalahan absolut dan kesalahan relatif.
Kesalahan paling sering dinyatakan sebagai kesalahan relatif.
Kesalahan absolut: E = O T
Kesalahan relatif : R = (O T/ T) x100%
Dimana O= nilai pengamatan, dan T=nilai sebenarnya.
Misalnya seorang analis menemukan harga 20,44% besi dalam suatu
contoh, sedangkan kadar yang sebenarnya adalah 20,34%, maka kesalahan absolut
adalah: 20,44%- 20,34%= 0,10%. Kesalahan relatif analis tersebut:
0,10/20,34x100% =0,5%.
Ketelitian suatu metode analisis merupakan kedekatan antara data yang
satu dengan data yang lain dari suatu deret pengukuran yang dilakukan dengan
cara yang sama. Biasanya dinyatakan sebagai simpangan baku atau simpangan
relatif , varians, atau koefisien varians. Ketelitian selalu menyertai ketepatan,
tetapi ketelitian yang tinggi tidak selalu mengandung arti tepat. Gambar 3.
menunjukkan ilustrasi yang menggambarkan tentang ketelitian dan ketepatan.

Gambar 3. Ketepatan dan ketelitian.


F. MACAM-MACAM SAMPEL
1.Berdasarkan jumlah sampel ,metode analisis dapat dibagi menjadi :
a. Makro;berat sampel lebih dari 0,1 gram.
b. Semimakro;berat sampel 0,01-0,1 gram.
c. Mikro;berat sampel 0,001-0,01 gram.
d. Ultramikro;berat sampel dalam orde microgram.
2.Berdasarkan kadar zat/konstituen yang dianalisis suatu sampel dibagi menjadi :
a. Jika lebih dai 1%, maka disebut sebagai konstituen utama.
b. Jika kadar berkisar 0,01-1% maka disebut sebagai konstituen minor.
c. Jika kadar kurang dari 0,01 % maka disebut sebagai konstituen
perunut/trace.

G. METODOLOGI DALAM KIMIA ANALITIK


1.Pencuplikan sampel . sampel harus mewakili populasi.
Sampling dimaksudkan untuk memilih contoh yang dapat
menggambarkan materi keseluruhan yang sebenarnya. Meski pun seorang analis
sering langsung memperoleh analat yang sudah dalam ukuran laboratorium,
hendaknya juga disadari bahwa informasi tentang bagaimana sampling dilakukan
merupakan hal yang penting karena akan berkaitan dengan interpretasi data yang
akan dilakukan.
Sampling yang dilakukan tergantung pada contoh yang akan diambil,
misalnya sampling untuk menentukan polutan lingkunga yang terdapat dii air,
udara dan tanah, sampling bahan industri, bahan makanan, barang tambang,
sampling contoh yang bergerak dan sebagainya. Ada banyak teknik sampling
yang dapat digunakan tergantung keadaan contoh yang akan diambil. Misalnya
sampling batu bara dari suatu pertambangan. Langkah pertama adalah memillih
sebagian besar batu bara, disebut contoh gross, yang meskipun tidak homogen
tetapi merupakan susunan rata-rata dari seluruh massa. Contoh gross ini harus
diubah menjadi contoh laboratorium yang lebih kecil baik bentuk mau pun
jumlahnya. Contoh digiling atau dihancurkan dan secara sistematis dicampur dan
dikurangi jumlahnya. Salah satu cara memperkecil jumlahnya adalah dengan
mengumpulkan contoh menjadi bentuk kerucut, kemudian meratakan kerucutnya,
dan membaginya menjadi empat bagian yang sama, dua bagian dibuang, dua
bagian lagi dibentuk kerucut kembali, diratakan bagian kerucutnya, dibagi
menjadi empat bagian yang sama, dan seterusnya sampai kemudian diperoleh
contoh ukuran laboratorium. Di laboratorium contoh dihaluskan kembali dan
contoh akhir laboratorium sekitar 1 g, diharapkan dapat mewakili keseluruhan
contoh yang diambil.
2.Melarutkan sampel.
3.Merubah analit menjadi bentuk yang dapat diukur.
Pengubahan analit ke dalam bentuk yang sesuai dengan pengukuran
umumnya dengan melarutkan contoh. Kebanyakan contoh yang dianalisis larut
dalam air. Akan tetapi tidak sedikit zat-zat yang terdapat di alam tidak larut dalam
air. Dua cara yang paling umum untuk melarutkan contoh adalah:
dengan asam-asam klorida, nitrat, sulfat atau perklorat
dengan zat pelebur asam atau basa yang diikuti dengan perlakuan air atau asam
Kerja pelarut asam tergantung pada beberapa faktor:
1. Reduksi ion hidrogen oleh logam yang lebih aktif dari hidrogen, misalnya:
Zn(s) + 2H+ _ Zn2+ + H2 (g)
2. Kombinasi ion hidrogen dengan anion suatu asam lemah, misalnya:
4CaCO3(p) + 2H+ _ Ca2+ + H2O + CO2(g)
3. Sifat-sifat oksidasi dari anion asam, misalnya:
3Cu(p) + 2NO3- + 8H+ _ 3Cu2+ + 2NO(g) + 4H2O
4. Kecenderungan anion dari asam untuk membentuk kompleks yang larut dengan
kation zat yang ada dalam larutan, misalnya:
Fe3+ +Cl- _ FeCl2+
Sebelum melakukan pengukuran maka faktor interferensi atau
pengganggu harus dihilangkan terlebih dulu. Faktor ini dapat dihilangkan dengan
berbagai cara misalnya dengan mengkompleks zat pengganggu, mengendapkan,
menguapkan,mengekstraksi, atau pun dengan melakukan elektrolisa dan
kromatografi.
4.Proses pengukuran.
Berbagai sifat fisika dan kimia dapat digunakan untuk melakukan
pengukuran. Teknik pengukuran yang digunakan dapat dilakukan dengan cara
klasik yang berdasarkan reaksi kimia atau dengan cara instrumen yang
berdasarkan sifat fisikokimia.
5.Perhitungan dan analisis data yang didapatkan.
Langkah terakhir dalam tahapan analisis dikatakan selesai bila hasil
analisis telah dinyatakan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh si
peminta analisis. Umumnya kadar analat dinyatakan dengan perhitungan persen.
Seperti pada volumetri dan gravimetri perhitungan persen diperoleh dari
hubungan stoikiometri sederhana berdasarkan reaksi kimianya, sedangkan dalam
cara spektroskopi diperoleh dari hubungan absorban dan konsentrasi analat dalam
larutan. Cara-cara statistik biasanya digunakan untuk menginterpretasi data yang
diperoleh

H. PERANAN KIMIA ANALITIK


Kimia analitik tidak hanya digunakan di bidang kimia saja, tetapi
digunakan juga secara luas di bidang ilmu lainnya.Penggunaan kimia analitik di
berbagai bidangdiantaranya :
1.Pengaruh komposisi kimia terhadap sifat fisik. Efisiensi suatu katalis, sifat
mekanis dan elastisitas suatu logam, kinerja suatu bahan bakar sangat ditentukan
oleh komposisi bahan-bahan tersebut.
2.Uji kualitas. Analisis kimia sangat diperlukan untuk mengetahui kualitas udara
di sekitar kita, air minum yang kita gunakan, makanan yang disajikan. Dibidang
industri, analisis kimia digunakan secara rutin untuk menentukan suatu bahan
baku yang akan digunakan, produk setengah jadi dan produk jadi. Hasilnya
dibandingkan denganspesifikasi yang ditetapkan. Bidang ini disebut
pengawasan mutu atau quality controll.
3.Penentuan konsentrasi bahan/senyawa yang bermanfaat atau bernilai tinggi.
Analisis kimia digunakan pada penentuan kadar lemak dalam krim, kadar
protein dalam suatu makanan atau bahan pangan, kadaruranium dalam suatu
bijih tambang.
4.Bidang kedokteran. Untuk mendiagnosis suatu penyakit pada manusia
diperlukan suatu analisis kimia, sebagai contoh : tingkat konsentrasi bilirubin
dan enzim fosfatase alkali dalam darah menunjukkan adanyagangguan fungsi
liver. Tingkat konsentrasi gula dalam darah dan urin menunjukkan penyakit
gula.
5.Penelitian. Sebagian besar penelitian menggunakan kimia analitik untuk
keperluan penelitiannya. Sebagai contoh pada penelitian korosilogam, maka
ditentukan berapa konsentrasi logam yang terlarut ke dalam lingkungan air. Di
bidang pertanian, suatu lahan pertanian sebelum digunakan, maka tingkat
kesuburannya ditentukan dengan mengetahui tingkat konsentrasi unsur yang ada
di dalam tanah,misalnya konsentrasi N, P, K dalam tanah.
6.Kimia analitik mempunyai peran yang cukup luas baik dalam disiplin ilmu
kimia maupun ilmu-ilmu yang lainnya yang terkait seperti kedokteran,
pertanian, lingkungan oseanografi,geologi,industry, farmasi dan sebagainya.
7.Peranan kimia analitik adalah sebagai instrument yang diperlukan untuk
menarik suatu kesimpulan, maka metode yang tepat merupakan hal yang wajib
yang dilakukan oleh seorang analisis agar dapat menarik kesimpulan dengan
benar.
Sebagian besar materi yang muncul di bumi, seperti kayu, batu bara,
mineral atau udara, adalah campuran dari banyak zat kimia berbeda. Setiap zat
kimia murni (misalnya oksigen, besi atau air) memiliki seperangkat sifat yang
memberi identitas kimianya. Besi, misalnya, adalah logam putih keperakan biasa
yang mencair pada suhu 1535 C, sangat mudah dibentuk, dan dapat bergabung
dengan oksigen untuk membentuk zat seperti hematit dan magnetit. Pencarian besi
dalam campuran logam, atau senyawa seperti magnetit, adalah cabang kimia
analitik yang disebut analisa kualitatif. Pengukuran jumlah sesungguhnya zat
tertentu dalam senyawa atau campuran di istilahkan analisa kuantitatif.
Pengukuran analisa kuantitatif telah ditentukan, misalnya, bahwa besi menyusun
72.3 persen massa magnetit, mineral yang sering ditemukan sebagai pasir hitam
disepanjang pantai atau pinggiran sungai. Selama bertahun-tahun, ahli kimia
menemukan reaksi kimia yang menunjukkan keberadaan zat dasar demikian
dengan produksi produk yang mudah dilihat dan ditentukan. Besi dapat dideteksi
secara kimia bila ia ada dalam jumlah minimal 1 bagian per sejuta. Beberapa uji
kualitatif yang sangat sederhana mengungkapkan keberadaan unsur kimia tertentu
dalam jumlah yang lebih kecil lagi. Warna kuning dari pembakaran natrium dapat
dilihat walaupun zat yang diuji hanya mengandung satu per satu miliar gram
natrium. Uji analitik demikian memungkinkan ahli kimia untuk menentukan tipe
atau jumlah pengotoran dalam beragam zat dan menentukan sifat dari material
yang sangat murni. Zat yang digunakan dalam percobaan laboratorium biasa pada
umumnya memiliki tingkat pengotoran kurang dari 0.1 persen. Untuk pemakaian
khusus, kita dapat membeli zat kimia yang memiliki pengotoran kurang dari 0.001
persen. Penentuan zat murni dan analisa campuran kimia memungkinkan semua
cabang kimia berkembang.
Kimia analitik lebih bermanfaat lagi sekarang. Kebutuhan masyarakat
modern pada berbagai jenis makanan yang aman, barang konsumsi yang dapat
dijangkau, energi yang berlimpah, dan teknologi yang bebas kerja, memberikan
beban besar pada lingkungan. Semua pembuatan zat kimia menghasilkan produk
sampingan selain zat yang diinginkan, dan sampah ini tidak selalu ditangani
dengan hati-hati. Pengrusakan lingkungan terjadi semenjak awal peradaban, dan
masalah polusi meningkat dengan bertambahnya penduduk global. Teknik kimia
analitik bertopang pada pertahanan lingkungan. Zat yang tidak diinginkan di air,
udara, tanah dan makanan harus dikenali, asal usulnya dicari, dan metode
pembuangan atau netralisasi yang aman dan ekonomis dikembangkan. Saat
jumlah polutan telah mencapai taraf bahaya, zat ini harus diturunkan
konsentrasinya ke bawah taraf bahaya. Ahli kimia analitik mencari teknik dan alat
yang sensitif dan akurat untuk menghadapi ini.
Alat analisa yang canggih, sering disandingkan dengan komputer. Alat
ini telah meningkatkan ketelitian sehingga ahli kimia dapat menemukan zat dan
menurunkan tingkat deteksinya. Sebuah teknik analitik yang sering digunakan
adalah kromatografi gas, yang memisahkan berbagai komponen campuran gas
dengan melewatkan campuran ini melewati kolom panjang sempit material
penyerap berpori. Berbagai gas berinteraksi berbeda dengan material penyerap ini
dan lewat pada pori dengan kecepatan berbeda. Saat gas yang dipisahkan mengalir
keluar kolom, mereka dapat diarahkan ke alat analitik lain yang disebut
spektrometer massa, yang memisahkan zat sesuai dengan massa ion penyusunnya.
Kombinasi kromatograf gas spektrometer massa dapat dengan cepat mendeteksi
komponen individual campuran kimia yang konsentrasinya tidak lebih besar dari
beberapa bagian per miliar. Sensitivitas yang sama atau bahkan lebih besar lagi
dapat diperoleh lewat kondisi tertentu menggunakan teknik seperti penyerapan
atom, polarografi, dan aktivasi neutron. Tingkat inovasi instrumental dalam alat
analitik demikian menjadi tidak handal setelah 10 tahun. Alat baru yang lebih
teliti dan cepat terus dikembangkan oleh kimia analitik untuk dipakai dalam kimia
lingkungan dan kimia medis.

Anda mungkin juga menyukai