KELONGSORON
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mekanika Tanah II
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
FAKULTAS TEKNIK
LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita begitu banyak
nikmat terutama nikmat iman Islam yang dilengkapi dengan nikmat sehat yang dengan
nikmat itu kita dapat beribadah semaksimal mungkin sebagai hamba-Nya. Salawat beserta
salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa Islam ini jaya
hingga sampai kepada kita dan dapat kita rasakan nikmat agama Islam ini.
Berkat rahmat dan inayat Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Mekanika Tanah II. Serta untuk mengetahui relevansi antara
kuat geser tanah dengan kelongsoran.
Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula dengan makalah ini tidak lepas dari
kekurangan yang mana kesempurnaan hakiki hanyalah milik Allah semata.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dan memperbaiki
sangat kami harapkan demi perbaikan kualitas makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca budiman. Amin.
Penyusun
ABID YOGA P
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu fungsi yang terpenting dalam studi mekanika adalah perkiraan mengenai
besarnya tegangan akibat suatu pembebanan yang akan menghasilkan deformasi yang
berlebihan setiap beban akan menghasilkan tegangan dan regangan yang dapat berintegrasi
pada zona teganganyang ditinjau untuk meninjau deformasi. Deformasi ini biasanya disebut
penurunan dan telah banyak dilakukan usaha untuk meramalkan penurunan. Suatu beban
yang dikerjakan pada suatu massa tanah akan selalu menghasilkan tegangan-tegangan dengan
intensitas yang berbeda-beda di dalam zona berbentuk bola lampu (bulb) di bawah beban
tersebut. Tegangan-tegangan inidipakai bersama dengan teori konsolidasi yang digunakan
untuk memperkirakan penurunan jangka panjang atau penurunan konsolidasi. Meninjau
penurunan segera bersama dengan gaya dukung (pembebanan terhadap tanah yang
diizinkan), tetapi pertama-tama perlu ditinjau kekuatan tanah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5. Untuk mengetahui analisa hubungan kuat geser tanah dengan terjadinya longsor
BAB II
PEMBAHASAN
Kuat geser tanah merupakan kemampuan tanah melawan tegangan geser yang terjadi pada
saat terbebani. Keruntuhan geser (Shear failur) tanah terjadi bukan disebabkan karena
hancurnya butir-butir tanah tersebut tetapi karena adanya gerak relatif antara butir-butir tanah
tersebut. Kekuatan geser yang dimiliki oleh suatu tanah disebabkan oleh:
Pada tanah berbutir halus (kohesi) misalnya lempung kekuatan geser yang dimiliki tanah
disebabkan oleh karena adanya kohesi atau lekatan antara butir-butir tanah (c soil)
Pada tanah berbutir kasar (non kohesi), kekuatan geser disebabkan karena adanya gesekan
antara butir-butir tanah sehingga sering disebut sudut gesek dalam ( soil)
Pada tanah yang merupakan campuran antara tanah halus dan tanah kasar (c dan soil),
kekuatan geser disebabkan karena adanya lekatan (karena kohesi) dan gesekan antara
butir-butir tanah (karena )
Kuat geser dinyatakan dalam rumus:
S = c + tan
Dimana :
S = Kekuatan geser tanah
U = Tekanan air pori
= Tegangan total
= Tegangan efektif
= Sudut geser dalam efektif
C = Kohesi
Hubungan antara tegangan total, tegangan efektif dan tegangan air pori adalah sebagai
berikut:
1
Tegangan geser S =
Percobaan dilakukan dengan tiga sampel tanah dan setiap sampel tanah dilakukan percobaan
seperti diatas. Nilai sudut geser dalam dan kohesi dicari secara grafis berdasarkan hukum
Coulomb : S = c + tan
dan Su = c = 0,5 qu
dimana:
Su = Kuat geser tak terdrainasi
Qu = Beban
A = Luas sampel
C = kohesi
Jika pengujian dilakukan terhadap tanah yang sangat lunak, tanah tidak akan pecah tetapi
Cuma akan menggelembung.
3. Uji Triaksil (confined compresion)
Pada pengujian ini sampel tanah diletakkan di atas dasar sel dan dibagian atas ditutup.
Sampel tanah ditutup dengan membran yang diameternya sama dengan sampel sel diisi
dengan air dengan tegangan air dinaikan sampai niali yang dimaksutkan. Tegangan sel (3)
dibiarkan bekerja selama jangka waktu tertentu. Pengukuran kuat geser dilakukan dengan
memberikan tekanan vertikal pada sampel pembacaan dapat dilakukan pada proving ring
pada tegangan tertentu. Dari pembacaan dapat diketahui tekanan maksimum yang terjadi saat
terjadi keruntuhan.
Sampel tanah berbentuk silinder dengan tinggi minimal dua kali diameter. Sampel tanah
dibungkus dengan karet tipis sehingga tidak dapat keluar, kemudian dimasukkan kedalam
silinder yang diberi air dan tekanan, sehingga air akan masuk kesegala arah (3). 3 ini
disebut tegangan sel dan besarnya konstan. Dari atas, sampel tanah ditekan dengan beban P
yang berangsur-angsur dinaikkan :
1 = + 3
Dimana adalah tekanan deviator.
1 dan 3 akan memecah tanah. Untuk mencari c dan semu berdasarkan tekanan total
dalam hal ini kran A ditutup, sehingga air dalam tanah tidak dapat keluar (undrained). Beban
P baru diberikan setelah 3 bekerja, sehingga tidak memberikan kesempatan pada tanah
berkonsolidasi (unconsolidated).
D. STABILITAS LERENG
Gaya-gaya gravitasi dan rembesan menyebabkan ketidakstabilan pada lereng alami, lereng
yang dibentuk dengan timbunan dan galian. Type-type keruntuhan lereng dibagi menjadi
keruntuhan rotasi, keruntuhan translansi dan keruntuhan gabungan. Kelongsoran rotasi
(rotasional slip) potongan permukaan runtuhnya berupa busur lingkaran (circularare) untuk
kondisi tanah yang homogen atau kurva bukan lingkaran untuk kondisi tanah yang tidak
homogen. Kelongsoran translasi (transltional slip) cenderung terjadi bila lapisan tanah yang
mempunyai kekuatan geser berbeda berada pada kedalaman yang relatif dangkal dibawah
permukaan lereng sedangkan kalau lapisan tanah yang mempunyai kekuatan geser yang
berada pada kedalanab yang relatif singkat maka keruntuhan yang terjadi berupa keruntuhan
gabungan.
Menganalisis stabilitas lereng dengan metode keseimbangan batas digunakan suatu anggapan
bahwa keruntuhan terjdi pada titik-titik disepanjang permukaan runtuh. Kekuatan geser
dibutuhkan untuk mempertahankan kondisi keseimbangan batas dibandingkan dengan
kekuatan geser yang ada pada tanah, dan akan memberikan faktor keamanan rata-rata
sepanjang permukaan utuh.
Dimana F adalah faktor keamanan yang sesuai terhadap kekuatan geser.dengan jumlah
momen dititik 0, diperoleh:
Adalah penting untuk menganalisis lereng dengan sejumlah permukaan runtuh coba-coba
untuk menentukan keamanan minimum. Berdasarkan prinsip kesebangunan geometris Taylor
mepublikasikan koefisien stabilitas untuk analisis lereng homogen dalam tegangan total.
Untuk lereng dengan ketinggian H, koefisien stabilitas (Na) untuk permukaan runtuh dimana
faktor keamanannya minimum adalah :
Untuk kasus nilai Ns dapat ditentukan dari gambar, Koefisien Ns tergantung pada sudut
lerengdan faktor kedalam D.
Metode Irisan
Metode ini garis longsoran dianggap garis lingkaran. Faktor aman dicari terhadap banyak
lingkaran coba-coba dengan titik pusat dan jari-jari yang berbeda, lalu dipilih yang minimum.
Gaya-gaya yang bekerja pada pias-pias untuk satuan panjang dalam arah tegak lurus adalah:
Berat pias w = luas pias = b h
w sin = komponen searah dasar
w cos = komponen normal pada dasar pias
Gaya normal pada dasar pias N = N + U
N = gaya normal efektif = L
U = gaya air batas =UL
Gaya geser pada dasar =T
Gaya normal total pada sisi pias
Gaya geser pada sisi-sisi
Menurut Fellenius
Dengan asumsi bahwa untuk setiap pias resultan gaya antar irisan adalah nol, maka
penyelesaian meliputi penyelesaian untuk gaya-gaya pada setiap pias yang tegak lurus
terhadap dasar.
N = w cos - UL
Faktor keamanan :
Untuk analisis yang menggunakan tegangan total digunakan parameter-parameter dan nilai U
adalah nol. Bila = 0 faktor keamanannya adalah :
Menurut Bioshop
Diasumsikan bahwa resultan gaya pada sisi pias adalah nol, maka keseimbangan gaya geser
pada setiap pias adalah :
Dengan L = b, maka:
Metode ini dapat digunakan dalam analisis untuk tanah pada umumnya, tanah berlapis,
bendungan yang terdiri atas jenis bahan, ada rembesan tanah, dan pengaruh gempa
diperhitungkan.
Dari gambar maka tanah akan longsor dengan garis kelongsoran sejajar dengan muka tanah
pada kedalaman z. Untuk permeter tebal maka :
Faktor keamanan :
Jika ada rembesan air dengan muka air sama dengan muka tanah, maka:
Tegangan geser :
= z cos2
Faktor Keamanan :
Untuk ketepatan suatu analisis keamanan dan pengamanan suatu lereng terhadap bahaya
longsor, perlu dilakukan diagnosis terhadap faktor-faktor kelongsoran. Dari pengamanan,
maka perlu diketahui lebih rinci penyebab terjadinya suatu longsor, antara lain :
i. Perubahan lereng suatu tebing, secara alami karena erosi dan lain-lain atau secara
disengaja akan mengganggu stabilitas yang ada, karena secara logis dapat dikatakan
semakin terjal suatu lereng akan semakin besar kemungkinan untuk longsor.
ii. Perubahan tinggi suatu tebing, secara alami karena erosi dan lain-lain atau disengaja
juga akan merubah stabilitas suatu lereng. Semakin tinggi lereng akan semakin besar
longsornya.
iii. Peningkatan beban permukaan ini akan meningkatkan tegangan dalam tanah termasuk
meningkatnya tegangan air pori. Hal ini akan menurunkan stabilitas lereng dan sering
terjadi karena adanya pembangunan didaerah tebing seperti : jalan, gedung dan lain-lain.
iv. Perubahan kadar air, baik karena air hujan maupun resapan air tempat lain dalam
tanah. Ini akan segera meningkatkan kadar air dan menurunkan kekuatan geser dalam
lapisan tanah.
v. Aliran air tanah akan mempercepat terjadinya longsor, karena air bekerja sebagai
pelumas. Bidang kontak antar butiran melemah karena air dapat menurunkan tingkat
kelekatan butir.
vi. Pengaruh getaran, berupa gempa, ledakan dan getaran mesin dapat mengganggu
kekuatan geser dalam tanah.
vii. Penggundulan daerah tebing yang digundul menyebabkan perubahan kandungan air
tanah dalam rongga dan akan menurunkan stabilitas tanah. Faktor air sangat
berpengaruh terhadap keseimbangan dalam tanah. Disamping itu, kestabilan lapisan
permukaan tanah juga tergantung adanya penggundulan.
viii. Pengaruh pelapukan, secara mekanis dan kimia akan merubah sifat kekuatan tanah dan
batuan hingga mengganggu stabilitas lereng. Kekuatan Geser Tanah dan
Hubungannya Dengan Kemantapan Lereng. Jika tanah dibebani, maka akan
mengakibatkan tegangan geser. Apabila tegangan geser akan mencapai harga batas,
maka massa tanah akan mengalami deformasi dan cenderung akan runtuh. Keruntuhan
tersebut mungkin akan mengakibatkan longsoran timbunan tanah. Keruntuhan geser
dalam tanah adalah akibat gerak relatif antara butir-butir massa tanah. Jadi kekuatan
geser tanah ditentukan untuk mengukur kemampuan tanah menahan tekanan tanpa
terjadi keruntuhan.Cara-cara Menstabilkan LerengPada prinsipnya, cara yang dipakai
untuk menjadikan lereng supaya lebih aman (lebih mantap) dapat dibagi dalam
dua golongan, yaitu :Memperkecil gaya penggerak atau momen penggerak.
Gaya atau momen penggerak dapat diperkecil hanya dengan cara merobah bentuk lereng
yang bersangkutan. Untuk itu ada dua cara :
(a) Dengan memakai counterweight, yaitu tanah timbunan pada kaki lereng.
(c) Dengan cara mekanis, yang dengan memasang tiang atau dengan membuat dinding
penahan.
(d) Dengan cara injeksi.
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dari yang telah saya
paparkan, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang saya
baca.
Penulis banyak berharap para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah
dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca pada umumnya.