Anda di halaman 1dari 6

Artikel Pendidikan 23

RANCANGAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DI PT. BUMI BARA KENCANA


DI DESA MASAHA KEC. KAPUAS HULU KAB. KAPUAS
KALIMANTAN TENGAH

Oleh :
Alpiana
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram

Abstrak: Seiring dengan kemajuan industri pertambangan, mendorong perkembangan investasi di sektor
pertambangan. Sehingga banyak bermunculan perusahaan pertambangan khususnya di tambang batubara.
Salah satunya adalah di PT. Bumi Bara Kencana yang berdasarkan hasil eksplorasi memiliki daerah
keprospekan seluas 350 Ha. Penelitian ini dilakukan karena PT. BBK belum memiliki rancangan urutan
penambangan. Rancangan penambangan yang dibatasi oleh blok seluas 350 Ha pada blok utara dengan target
produksi 50.000 ton/bulan. Sehingga saat ini diperlukan suatu rancangan penambangan dengan
mempertimbangkan stripping ratio (SR) berkisar 5 yang telah disesuaikan dengan Break Even Stripping
Ratio (BESR) sebesar 6,2 sehingga rencana penambangan yang dibuat masih berada pada kondisi yang
menguntungkan. Rancangan penambangan ini akan digunakan oleh PT. Bumi Bara Kencana sebagai
tambang perintis untuk wilayah Masaha. Jika pada akhir periode didapatkan hasil yang sesuai dengan
harapan, maka akan dilanjutkan dengan pembuatan rancangan penambangan yang lebih luas. Metode
penelitian yang digunakan yaitu studi literatur, pengumpulan data di lapangan dan pengolahan data. Dimana
pengolahan data menggunakan software autoCAD dan penampakan tiga dimensi untuk mengetahui bentuk
penambangan yang akan dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan ada tiga lapisan batubara, dengan
menggunakan metode penambangan terbuka, dimana Geometri lereng penambangan akhir yang ditetapkan
oleh PT Bumi Bara Kencana adalah tinggi jenjang individu 6 m, lebar jenjang pengaman 4 m, lebar jenjang
kerja 13 m, dengan single slope 70 overall slope 44. Lebar total jalan angkut tambang pada jalan lurus
adalah 13 m, lebar jalan angkut pada tikungan 15 m. Geometri jalan tambang yang ditentukan oleh PT. Bumi
Bara Kencana didasarkan pada rencana produksi dan juga penggunaan alat gali, muat dan angkut. Kegiatan
penambangan akan dilakukan selama 3 tahun. Penambangan tahun ke-1 dilakukan pada seam 1,2 dan 3
dengan elevasi pit bottom 72 mdpl, batubara yang tertambang adalah 608.176 ton dengan overburden
2.410.493 bcm dan SR 3,96:1. Penambangan tahun ke-2 dilakukan pada seam 1, 2 dan 3 dengan elevasi pit
bottom 54 mdpl, batubara yang tertambang adalah 608.721 ton dengan over burden 2.564.977 bcm dan SR
4,21:1. Penambangan tahun ke-3 dilakukan pada seam 1, 2 dan 3 dengan elevasi pit bottom 32 mdpl,
batubara yang tertambang adalah 604.357 ton dengan overburden 2.504.983 bcm dan SR 4.14:1. Total
perolehan sumberdaya sebesar 1.821.254 ton.
Kata kunci : Stripping ratio, pit bottom, tinggi jenjang, lebar jenjang,single slope, overall slope

PENDAHULUAN
PT. Bumi Bara Kencana merupakan perusahaan produksi 50.000 ton/bulan. Sehingga saat ini
swasta nasional yang bergerak di bidang diperlukan suatu rancangan penambangan dengan
pertambangan batubara dan merencanakan untuk mempertimbangkan stripping ratio (SR) berkisar 5
membuka tambang batubara di wilayah eksplorasi yang telah disesuaikan dengan Break Even Stripping
KP PT. BBK. Wilayah KP eksplorasi ini berada di Ratio (BESR) sebesar 6,2 sehingga rencana
daerah Masaha, Kecamatan Kapuas Hulu, penambangan yang dibuat masih berada pada
Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, kondisi yang menguntungkan. Rancangan
seluas 5000 Ha. KP PT. BBK dibagi menjadi dua penambangan ini akan digunakan oleh PT. Bumi
blok yaitu, blok utara dan blok selatan. Dimana Bara Kencana sebagai tambang perintis untuk
berdasarkan laporan hasil eksplorasi daerah wilayah Masaha. Jika pada akhir periode didapatkan
prospeknya seluas 350 Ha yang kemudian diberi hasil yang sesuai dengan harapan, maka akan
nama blok utara Masaha. dilanjutkan dengan pembuatan rancangan
Penelitian ini dilakukan karena PT. BBK belum penambangan yang lebih luas.
memiliki rancangan urutan penambangan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bentuk-
Rancangan penambangan yang dibatasi oleh blok bentuk penambangan yang mampu menambang
seluas 350 Ha pada blok utara dengan target cadangan batubara yang rencananya akan dilakukan
24 Media Bina Ilmiah

selama 3 tahun yaitu mulai dari tahun 2009 sampai mengisi pit. Perbandingan antara overburden dan
tahun 2011 dengan sasaran produksi tambang batubara tersebut akan memberikan nisbah
sebesar 50.000 ton/bulan mulai dari titik awal pengupasan total suatu pit (lihat gambar)
hingga batas akhir penambangan.
SR = Volume Overburden (bcm)
TINJAUAN PUSTAKA Tonase Batubara (ton)

a. Rencana Penambangan dan Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Penambangan Batubara Secara Terbuka
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
metode penambangan batubara secara terbuka,
antara lain :
1. Kondisi Topografi
Kondisi topografi lokasi penambangan Gambar 1 Perbandingan Overburden dan atubara
merupakan satu parameter penting pemilihan (Stripping Ratio)
metode penambangan batubara secara terbuka.
Metode penambangan yang diterapkan untuk Selain pengertian stripping ratio diatas dikenal
kondisi topografi yang berupa perbukitan akan pula istilah Break Even Stripping Ratio (BESR)
berbeda dengan metode penambangan yang yaitu dimana biaya yang dihasilkan dari penjualan
diterapkan untuk kondisi topografi yang datar. batubara habis untuk biaya operasi penambangan
2. Karakteristik Endapan Batubara tersebut atau dengan kata lain, keuntungan yang
Karakteristik endapan batubara akan diperoleh dari kegiatan penambangan batubara
mempengaruhi pemilihan metode penambangan, impas dengan biaya penambangannya. Secara umum
terutama menyangkut dimensi endapan batubara BESR dapat dirumuskan sebagai berikut:
yang akan berpengaruh terhadap ketebalan BESR = Perolehan
lapisan overburden. Biaya Stripping
3. Ketebalan Lapisan Overburden dan Interburden (H arga PenjualanBatubara/ ton BiayaPenambanga
n / ton)
BESR=
Endapan batubara yang terletak cukup dalam BiayaStripping/ bcm
akan menyebabkan lapisan overburden atau Stripping ratio berbanding terbalik dengan
interburden pada daerah penambangan menjadi keuntungan. Apabila menambang dengan batasan
tebal. Lapisan overburden yang tebal akan BESR maka tidak diperoleh keuntungan dan tidak
mempengaruhi pemilihan metode penambangan pula mengalami kerugian. Apabila menambang
terutama menyangkut keberadaan endapan dengan ketentuan stripping ratio lebih kecil dari
batubara yang masih dapat ditambang secara BESR maka diperoleh keuntungan dan semakin
ekonomis. kecil stripping ratio yang diterapkan maka
b. Sistem Penambangan Batubara Secara keuntungan yang diperoleh semakin besar.
Terbuka Sebaliknya, apabila menambang dengan ketentuan
Sistem penambangan secara terbuka untuk stripping ratio lebih besar dari BESR maka akan
endapan batubara terdiri dari beberapa metode mengalami kerugian dan semakin besar stripping
penambangan. Penentuan metode penambangan ratio yang diterapkan maka kerugian yang diderita
tersebut akan dipengaruhi oleh kondisi topografi pun akan semakin besar.
lokasi penambangan, karakteristik endapan batubara Besarnya stripping ratio yang diterapkan oleh
serta ketebalan lapisan overburden. Umumnya di perusahaan berbeda-beda tergantung dari beberapa
Indonesia metode penambangan yang digunakan hal diantaranya harga batubara pada saat itu, biaya
adalah metode strip mine karena topografinya yang penambangan, biaya stripping dan besarnya
berbukit-bukit, endapan batubara yang cenderung keuntungan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
berada di bawah permukaan tanah serta overburden d. Tahapan Penambangan (Pushback)
yang relatif tebal. Tahapan penambangan (lihat Gambar)
merupakan bentuk-bentuk penambangan (mineable
c. Nisbah Pengupasan (Stripping Ratio) geometris) yang menunjukan bagaimana suatu pit
Stripping ratio (SR) adalah perbandingan antara
akan ditambang dari titik awal masuk hingga bentuk
volume overburden yang harus dipindahkan (bcm)
akhir pit. Pentahapan penambangan disebut juga
untuk setiap satu ton batubara yang ditambang. Hasil
dengan nama sequence, pushback, phase, slice, dan
suatu perancangan pit akan menentukan jumlah
stage.
volume overburden dan tonase batubara yang
Artikel Pendidikan 25

ratio atau SR) maksimal 5 : 1


Mempunyai batubara dengan kualitas baik
dengan nilai kalori antara 5800-6.200 kkal/kg.

a. Bentuk dan Karakteristik Endapan Batubara


serta Lapisan Penutup
Lapisan batubara yang ada terdiri dari 3 (tiga)
Gambar 2. Tahapan Penambangan kelompok lapisan, yaitu seam 1 (tebal 1,5 meter), 2
Tujuan dari pentahapan penambangan adalah (tebal 1,85 meter), dan seam 3 (tebal 2,85 meter).
untuk menyederhanakan seluruh volume yang ada Lapisan penutup di atas lapisan batubara dan
dalam overall pit ke dalam unit-unit pit interburden didominasi oleh batupasir kuarsa, serpih
penambangan yang lebih kecil, sehingga (shale), dan batulempung. Adapun kemiringan sudut
memudahkan penanganannya. Dalam merancang kemiringan perlapisan yang relatif datar (< 20o).
tahapan penambangan, parameter waktu harus Lokasi penelitian mempunyai topografi yang
diperhitungkan, karena waktu merupakan parameter berbukit-bukit, dimana endapan batubaranya
yang sangat berpengaruh dalam suatu penjadwalan mempunyai strike/dip N218E/12dan terdapat 3
tambang (mine scheduling) untuk dapat lapisan batubara serta lapisan overburden yang tebal
mengoptimalkan sasaran produksi. (lihat Gambar)
Pada tahap perencanaan, pada awalnya
diusahakan untuk mengkaitkan hubungan antara
geometri penambangan dengan geometri perlapisan
batubara. Dengan mempelajari tingkat perlapisan
batubara dan topografi maka akan diperoleh suatu
jalan untuk membuat strategi pengembangan pit
secara logis dalam waktu yang relatif singkat.
Tahapan-tahapan penambangan yang dirancang
secara baik akan memberikan akses ke semua daerah
kerja dan menyediakan ruang kerja yang cukup Gambar 3. Penampang Sayatan A-A
untuk operasi peralatan kerja tambang secara efisien.
Salah satu hal terpenting adalah untuk b. Sistem Penambangan
memperlihatkan minimal satu jalan angkut untuk Berdasarkan bentuk dan karakteristik lapisan
setiap pushback. Hal tersebut dilakukan untuk batubara serta lapisan penutupnya, sistem
memperhitungkan jumlah material yang terlibat dan penambangan yang akan diterapkan adalah sistem
kemungkinan akses jalan angkut ke seluruh tambang terbuka (strip mine). Kegiatan
permukaan kerja. penambangan yang dilakukan secara umum adalah
pembersihan lahan (land clearing), pengupasan
METODE DAN HASIL PENELITIAN tanah pucuk, penggalian lapisan penutup, dan
penggalian batubara. Pada saat pembersihan lahan
Metode penelitian yang digunakan yaitu studi dan pengupasan tanah pucuk, dilakukan
literatur, pengumpulan data di lapangan dan penumpukan tanah pucuk di suatu tempat sementara
pengolahan data. Dimana pengolahan data yang aman dari kegiatan penambangan agar
menggunakan software autoCAD dan penampakan nantinya dapat dimanfaatkan kembali dalam
tiga dimensi untuk mengetahui bentuk penambangan pelaksanaan reklamasi.
yang akan dilakukan.
Berdasarkan data penyebaran batubara, dan c. Geometri Jenjang Penambangan
batasan ketebalan batubara, maka kegiatan
penambangan PT. Bumi Bara Kencana akan
dilakukan pada blok utara Masaha.
Penambangan akan di mulai dari Barat menerus
ke Timur. Pemilihan ini didasarkan pada
pertimbangan geologis dan operasional yang
memudahkan panambangan, yaitu:
Mempunyai ketebalan 1,5 2,85 meter
Mempunyai jarak pengangkutan batubara yang
dekat dengan jalan loging.
Mempunyai nisbah kupas rata-rata (stripping Gambar 4. Rancangan Geometri Jenjang
Penambangan
26 Media Bina Ilmiah

Pembuatan geometri jenjang penambangan yang 4.21 : 1 (plan stripping ratio). Dengan elevasi pit
direkomendasikan adalah sebagai berikut: bottom adalah 54 mdpl dan jarak tempuh lokasi
Untuk tinggi jenjang sebesar 6 meter. penambangan di pit ke temporary stockpile adalah
Untuk lebar jenjang sebesar 4 meter. 854 m.
Untuk lebar jenjang kerja sebesar 13 meter Tabel 2. Jumlah Penggalian Overburden dan
Sudut lereng jenjang (individual slope) sebesar Batubara Tahun 2010
700 dan sudut lereng total (overall slope) sebesar
44 (lihat Gambar). Kapasitas Penggalian Stripping

d. Rancangan Tambang (Pit Design) Seam Overburden Batubara Ratio


Dari semua hasil uraian diatas, maka pembuatan (bcm) (ton) (bcm/ton)
rancangan teknis penambangan memerlukan A, B, C
parameter penting antara lain :
1. Sasaran produksi 50.000 ton perbulan Total 2.564.977,5 608.721,31 4.21 : 1
2. Stripping ratio maksimal 5 : 1
3. Nilai kalori batubara 5800-6.200 kkal/kg. g. Rancangan Penambangan Tahun 2011
4. Losses batubara sebesar 5% Berdasarkan rancangan penambangan untuk
5. Rekomendasi untuk tinggi jenjang (6 m) tahun 2011 maka rencana overburden yang bisa
6. Rekomendasi untuk lebar jenjang (4 m) dipindahkan adalah sebesar 2.504.983,13 bcm
7. Rekomendasi untuk lebar jenjang kerja (13 m) dengan rencana penggalian batubara (coal exposed)
8. Rekomendasi untuk single slope 70 dan overall sebesar 604.357,28 ton. Perbandingan antara
slope 44 rencana pemindahan overburden dengan rencana
9. Kemiringan (grade) jalan tambang (8%) penggalian batubara (lihat Tabel ) adalah sebesar
10. Lebar jalan tambang lurus (13 m) 4.14 : 1 (plan stripping ratio). Dengan elevasi pit
11. Lebar jalan tambang pada tikungan (15m) bottom adalah 32 mdpl dan jarak tempuh lokasi
penambangan di pit ke temporary stockpile adalah
e. Rancangan Penambangan Tahun 2009 1059 m.
Berdasarkan rancangan penambangan untuk
tahun 2009 maka rencana overburden yang bisa Tabel 3. Jumlah Penggalian Overburden dan
dipindahkan adalah sebesar 2.410.493.25 bcm Batubara Tahun 2011
dengan rencana penggalian batubara (coal exposed)
Kapasitas Penggalian Stripping
sebesar 608.176 ton. Perbandingan antara rencana
pemindahan overburden dengan rencana penggalian Seam Overburden Batubara Ratio
batubara (lihat Tabel 4.1) adalah sebesar 3.96 : 1 (bcm) (ton) (bcm/ton)
(plan stripping ratio). Dengan elevasi pit bottom A, B, C
adalah 72 mdpl dan jarak tempuh lokasi Total 2.504.983,13 604.357,28 4.14: 1
penambangan di pit ke temporary stockpile adalah
673 m. h. Perhitungan Produksi Penambangan
Tabel 1. Jumlah Penggalian Overburden dan Berdasarkan perhitungan produksi penambangan
Batubara Tahun 2009 maka overburden yang bisa digali adalah sebesar
7.480.453 bcm dengan penggalian batubara (coal
Kapasitas Penggalian Stripping exposed) sebesar 1.821.254 ton. Perbandingan antara
Seam Overburden Batubara Ratio rencana penggalian overburden dengan rencana
penggalian batubara (stripping ratio) adalah sebesar
(bcm) (ton) (bcm/ton)
5:1
A, B, C Tabel 4. Rencana Produksi Penambangan
Total 2.410.493,25 608.176,68 3,96 : 1 Overburden dan Batubara

Kapasitas Penggalian Stripping


f. Rancangan Penambangan Tahun 2010
Berdasarkan rancangan penambangan untuk No Tahun Overburden Batubara Ratio
(bcm) (ton) (bcm/ton)
tahun 2010 maka rencana overburden yang bisa 2009(produksi
dipindahkan adalah sebesar 2.564.977,50 bcm 1 awal) 2.410.493 608.176 3.96 : 1
dengan rencana penggalian batubara (coal exposed) 2010 (Jan. -
2 Dec.) 2.564.977 608.721 4.21 : 1
sebesar 608.721,31 ton. Perbandingan antara 20011 (Jan. -
rencana pemindahan overburden dengan rencana 3 Dec.) 2.504.983 604.357 4.14 : 1
penggalian batubara (lihat Tabel 4.2) adalah sebesar Total 7.480.453 1.821.254 4.10 : 1
Artikel Pendidikan 27

i. Jalan Tambang (ramp) Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka


Jalan tambang disiapkan untuk untuk dua jalur pada operasi penambangan batubara ini, akan
pengangkutan dump truck berkecepatan maksimum digunakan alat-alat sebagai berikut :
35 km/jam. Kecepatan dump truck bermuatan di
Tabel 5. Jenis Peralatan Utama Penambangan
tikungan tidak boleh lebih dari 25 km/jam. Dimensi
jalan yang diterapkan pedoman lebar jalan angkut
merekomendasikan 4 kali lebar alat angkut terbesar.
Perhitungan :
1) Lebar = 13 m
Lebar jalan pada belokan = 15 m
Kemiringan jalan = 8 %.
2) Turning radius untuk alat angkut dengan berat
total 20-100 ton minimum 7m dan Turning
radius yang dipakai = 10 m
3) Untuk turning radius 10 m dan kecepatan
maksimum pada belokan 25 km/jam, maka
super elevasi (e) yang disarankan = 0,04 (m/m)
4) Jika h = beda tinggi sisi luar dibandingkan sisi j. Kebutuhan Bulldozer
dalam pada tikungan, Bulldozer merupakan alat mekanis yang
maka untuk lebar jalan 13 m, menggunakan tractor sebagai penggerak utamanya
h = 13 m x 0,04 (m/m) (prime mover) yang dilengkapi dengan blade.
= 0,52 m ` Bulldozer dirancang sebagai alat berat yang diberi
5) Lebar ramp kemampuan untuk mendorong ke muka.
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan bulldozer
D 10R didapat jumlah kebutuhan bulldozer D 10R
seperti terlihat pada (Lihat pada Lampiran K)
Tabel 6. Kebutuhan Bulldozer

Gambar 5. Dimensi jalan Tambang Pemilihan


Spesifikasi Peralatan Utama
Pertimbangan pemilihan peralatan spesifikasi
teknis peralatan utama adalah :
1) Karakteristik lapisan batubara dan lapisan
penutup k. Kebutuhan Alat Muat dan Alat Angkut
2) Aspek teknis dan ekonomis Perhitungan alat muat dan alat angkut
3) Dukungan teknis yang mencakup pelayanan overburden serta alat muat dan alat angkut batubara
purna jual dari perusahaan yang menyediakan diperhitungkan berdasarkan beberapa parameter
peralatan. yang harus diketahui terlebih dahulu, antara lain:
1) Rencana produktifitas alat gali muat yang
diperoleh dengan membagi rencana produksi alat
gali muat selama periode waktu tertentu dengan
jumlah jam kerja selama periode waktu tertentu
(Pm). W
t
2) Rencana produktifitas alat angkut per jam (Pa).
Pm (bcm / jam)
Jumlah alat angkut (n) =
Pa (bcm / jam)
Berdasarkan hasil perhitungan maka didapat
jumlah kebutuhan alat muat dan alat angkut
overburden dan batubara.
Gambar 6. Super Elevasi Jalan Tambang
28 Media Bina Ilmiah

Tabel 7. Jumlah Kebutuhan Alat Muat dan Alat DAFTAR PUSTAKA


Angkut
Adisoma G, (1998), Pengantar Perencanaan
Tambang, Direktorat Jenderal
Pertambangan Umum Departemen
Pertambangan Dan Energi.
Adisoma G, (1998), Perencanaan Berdasarkan
Waktu, Teknik Pertambangan Institut
Teknologi Bandung.
Arif I, (1998), Dasar-Dasar Perencanaan Tambang,
Teknik Pertambangan Institut
Teknologi Bandung.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis, maka Arif I, (1996), Tambang Terbuka, Teknik
dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut : Pertambangan Institut Teknologi
1. Terdapat 3 lapisan batubara, yaitu seam 1, 2, dan Bandung.
3. Dewantara KP, (2006), Rancangan Push Back
2. Sistem penambangan menggunakan sistem Penambangan Batubara Blok 441 PT.
tambang terbuka. Nusantara Thai Coal di daerah Mampun
3. Tinggi jenjang 6 m dan lebar jenjang 4 meter Povinsi jambi, Jurusan Teknik
dengan kemiringan jenjang 70o sesuai dengan Pertambangan, UPN Veteran
Keputusan Menteri No. 555 tahun 1995. Yogyakarta.
4. Rancangan penambangan pada :
tahun ke-1, overburden yang harus dikupas Lidana E, (2005), Perancangan Penambangan
2,410,493.25 BCM dan batubara tertambang Endapan Batubara PT. Anugerah Mulya
adalah 608,176.68 ton. Stripping ratio 3.96 : Barito Timur, Jurusan Teknik
1. Pertambangan, UPN Veteran
Tahun ke-2, overburden yang harus dikupas Yogyakarta.
2,564,977.50 BCM dan batubara tertambang Sulistyana W, (2007), Modul Praktikum Simulasi
adalah 608,721.31 ton. Stripping ratio 4.21 : dan Komputasi, Jurusan Teknik
1. Pertambangan, UPN Veteran
Tahun ke-3, overburden yang harus dikupas Yogyakarta, Yogyakarta.
2,504,983.13 BCM dan batubara tertambang
adalah 604,357.28 ton. Stripping ratio 4.14: 1 Sulistyana W, (2007), Perencanaan Tambang,
5. Arah penambangan batubara dari Barat Laut ke Jurusan Teknik Pertambangan, UPN
Tenggara untuk daerah Masaha hingga Veteran Yogyakarta, Yogyakarta.
kedalaman 32 mdpl. Yanto Indonesianto, (2005), Pemindahan Tanah
6. Alat yang digunakan untuk kegiatan Mekanis, Jurusan Teknik
pembongkaran dan pemuatan batubara adalah Pertambangan, UPN Veteran
backhoe tipe Komatsu PC 200-6 dengan Yogyakarta, Yogyakarta.
kapasitas bucket 0,93 m3 , sedangkan alat
(2007), Laporan Studi Kelayakan
angkut yang digunakan adalah dump truck tipe
Pertambangan Batubara, PT. Bumi
Hino FM 260JM dengan kapasitas 20 ton.
Bara Kencana.
7. Alat yang digunakan untuk pembersihan lahan
(land clearing) adalah bulldozer Cat D 10R,
untuk pembongkaran overburden digunakan
backhoe tipe Komatsu PC 400-6 dengan
kapasitas bucket 1,8 m3 , sedangkan untuk
pengangkutan overburden digunakan dump truck
tipe Hino FM 260JM dengan kapasitas 20 ton.

Anda mungkin juga menyukai