Anda di halaman 1dari 8

BAB II.

PERENCANAAN BENDUNG BRONJONG

2.1 Perhitungan debit sungai

Debit banjir rencana (Q10-Q20) berdasarkan hasil penyelidikan lapangan


tentang elevasi muka air banjir, penampang melintang rata-rata, dan
penampang memanjang sungai. Debit rendah andalan berdasarkan hasil
pengukuran lapangan dan ditambah dengan informasi penduduk
setempat tentang sebit sungai musim kemarau selama 5 tahun terakhir.

Gambar 1. Potongan profil melintang sungai rata-rata

1. Data teknis :

- tinggi muka air banjir (H) = 0.80 m

- tinggi muka air rendah (h) = 0.12 m

- lebar dasar sungai rata-rata (b) = 5.50 m

- lebar penampang atas sungai rata-rata (B) = 7.10 m

- kemiringan dasar sungai (I) = 0,02

- koefisien kekasaran Strickler (k) = 35

2. Debit banjir (Qb) :

- keliling basah, = 7.762 m

- luas penampang basah, = 5.040 m2

- jari-jari hidrolik, R = F/O = 0.649 m


- kecepatan aliran, = 3.710 m/s

- debit banjir, = 18 m3/s

3. Debit minimum (Qm) :

- luas penampang sungai, = 0.560 m2

- kecepatan rata-rata, = 0.217 m/s

- debit minimum, = 0.122 m3/s

2.2 Perhitungan debit pengambilan

Debit pengambilan berdasarkan data luas areal sawah yang akan dialiri
serta efisiensi irigasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut
penting untung menentukan dimensi pipa pengambilan.

1. Data teknis :

- Luas areal sawah yang dialiri (A) = 15 ha

- Kebutuhan air (a) = 1.185 l/sec/ha

- Efisiensi irigasi (Ef) = 60%

1. Debit pengambilan (Qp) :

= 29.625 l/s 30 l/s

2.3 Perhitungan hidrolik dan stabilitas bendung

Perhitungan hidrolik bendung bronjong mengacu kepada perhitungan


hidrolik bangunan terjun tegak. Hal ini mengingat bendung bronjong
tersebut tidak dilengkapi dengan pintu penguras dan bentuk mercunya
menyerupai terjunan. Sedangkan perhitungan stabilitas bendung
didasarkan pada berat sendiri tubuh bendung, tekanan air banjir, dan
tekanan lumpur.

1. Hidrolik bendung :

Gambar 2. Potongan bendung bronjong

1. Data teknis :

- Debit banjir (Qb) = 18 m3/s

- Lebar efektif bendung (Bef) = 7.00 m

- Percepatan gravitasi (g) = 9.8 m/s2

1. Besaran-besaran yang digunakan untuk menghitung hidrolik


bendung :

(1)

(2)

(3)

1. Tinggi muka air udik bendung :

Ha = He = 0.5 m

1. Kecepatan air di atas Pot U-U diperkirakan :

= 4.427 m/s

1. Tinggi air di Pot U-U :

Yu = Qb/Bef/vu

= 2.57/4.427 = 0.58
1. Bilangan Froude (Fru)

= = 2.4

1. Panjang lantai dari geometri bangunan terjun tegak :

Berdasarkan grafik diperoleh Lp = 2.7 m

Gambar 3. Grafik untuk menentukan panjang lantai bangunan terjun


tegak

1. Ditentukan :
A. Berat isi bendung bronjong ( ) = 18.5 kN/m3
B. Berat isi sedimen ( ) = 16.0 kN/m3
C. Sudut geser dalam ( ) = 30o (disesuaikan dengan jenis tanah,
lihat Tabel 1)
D. Koefisien gesekan (fr) = 0.6

Tabel 1. Sudut gesekan dalam dan unit beban tanah

1. Berat sendiri bendung (W) :

Untuk menghitung berat sendiri bendung, sebelumnya dipilih ukuran


bronjong seperti ditunjukkan Tabel 2. Sehingga bias diperoleh volume
bronjongnya dan dapat dihitung beratnya seperti di bawah ini.

Tabel 2. Ukuran kawat bronjong (SNI 03-0090-1999)

W = W1 + W 2 + W3

= {(20.5)+(30.5)+(40.5)}x18.5 = 83.25 kN

1. Gaya yang bekerja :

Gambar 4. Gaya-gaya yang bekerja pada bendungan bronjong


1. Tekanan lumpur (F1) :

Ka = tan2 (45o /2) = 0.33


= 4.125 kN

Tekanan banjir (F2) :

= 15.31 kN

Akibat gempa (Ga) :

Ga = W x f

= 83.25 x 0.010

= 0.83 kN

1. Tinjauan terhadap geser :

= 2.46

Karena faktor keamanan (Fs) = 2.46 > 1.50 maka konstruksi bendung
aman terhadap geser.

Pelaksanaan pembuatan bendung bronjong untuk irigasi

Pemasangan bronjong dilakukan lapis demi lapis agar bronjong yang


satu dengan yang lainnya yang terdapat dalam satu lapisan dapat diikat
dengan baik dan kuat.

Sekat semikedap air dari bahan sintetis dipasang bersamaan dengan


pemasangan bronjong kawat pada mercu bagian bawah kiri (lihat
Gambar 5). Sekat semi kedap air dilipatkan masuk di bawah pasangan
bronjong kawat 0,25 m, untuk menjaga kerapatan antara bronjong
kawat dan lantai bawah pondasi. Pemasangan bronjong kawat sebelah
hulu as bendung dilakukan setelah pemasangan bronjong kawat sebelah
hilir as bendung selesai. Selanjutnya, sekat semikedap air ditekuk
selebar 0.50 m kearah hulu.

Pemasangan bronjong kawat pada lapisan kedua dilakukan mulai dari


sebelah hilir dengan mengikuti pola yang telah direncanakan.
Penyusunan mercu bendung pada lapisan ketiga juga mengikuti pola
tertentu dengan meletakkan sekat semikedap air sejajar dan tegak lurus
dengan bawah. Posisi sekat semikedap air berada ditengah-tengah lebar
mercu dan kelebihan lapisan ditekuk ke dalam dan diusahakan sesuai
dengan mercu bendung. Sayap bendung bronjong sebelah kiri dan
kanan disusun sesuai dengan pola yang telah ditetapkan.

Pipa PVC 6 atau sesuai kebutuhan yang berfungsi sebagai penyadap


atau pengambilan air dari bendung dipasang pada tubuh bendung
sebelah hulu kiri atau kanan dengan posisi berjarak 20 cm dari puncak
mercu dan berjarak 50 cm dari lebar mercu bagian kiri atau kanan,
sedangkan posisi pipa PVC ke arah saluran dipasang dengan
kemiringan 0.008 supaya sedimen tidak sempat mengendap di dalam
pipa. Sepanjang pipa PVC, yang tertanam di dalam bronjong dibungkus
dengan karung plastik untuk menjaga agar tidak terjadi kontak langsung
antara pipa dengan batu kali dan atau batu belah.

Untuk menjaga agar sampah-sampah yang hanyut di sungai tidak masuk


ke dalam pipa pengambilan, maka dipasang saringan sampah di depan
pipa pengambilan. Pipa pengambilan dengan 6 untuk mengalirkan
debit sebesar 30 l/sec atau sesuai untuk mengalirkan debit
pengambilan rencana.

Gambar 5. Denah bendung bronjong dengan sekat semikedap air


Gambar 6. Potongan A-A bendung bronjong

Gambar 7. Potongan B-B bendung bronjong

Tahapan pekerjaan pemasangan lapisan bronjong terbawah dari


bendung adalah sebagai berikut.

1. letakkan dan susun bronjong kawat dimulai dari lapisan terbawah


bendung seperti ditunjukkan Gambar 8);
2. ikatkan bronjong kawat yang satu dengan yang lain dengan lilitan
kawat 3 mm disepanjang sisinya;
3. isi bronjong kawat hingga penuh dan padat menggunakan batu kali
dan atau batu belah dengan 15 cm 25 cm (lebih besar dari
pada lobang anyaman);
4. tutupkan tutup bronjong kawat lalu ikat sisi-sisinya dengan lilitan
kawat 3 mm.

Susunan bronjong lapis 3,4, dan 5

Susunan bronjong lapis 2

Susunan bronjong lapis 1 (dasar)

Gambar 8. Susunan lapisan bendung bronjong

BAB III. KESIMPULAN

Dari sedikit uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Kondisi eksisting Sungai Palu, memungkinkan dibangun Bendung


Bronjong
2. Cara konservasi air untuk ketersediaan air di desa tersebut adalah
dengan menggunakan bendung bronjong yang dilengkapi dengan
sekat semi-kedap air dengan penyaluran pipa untuk pemenuhan
kebutuhan air irigasi.
3. Kestabilan dari bangunan tersebut, terhadap tekanan yang timbul
sudah baik karena factor keamanan dari konstruksi bendung
melebih 1.5, yakni sebesar 2.46.

Anda mungkin juga menyukai