Anda di halaman 1dari 14

PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)

KABUPATEN SITUBONDO
2016

E URAIAN PENDEKATAN
METODOLOGI

E.1 PENDEKATAN TEORITIS


Industri kecil dan Menengah (IKM) memegang peranan penting bagi perekonomian
Indonesia, karena sektor ini dapat mengatasi permasalahan pemerataan dalam distribusi
pendapatan antar wilayah. Selain itu IKM terbukti mampu bertahan dan terus berkembang
di tengah krisis, karena pada umumnya sektor ini masih memanfaatkan sumberdaya lokal,
baik itu untuk sumberdaya manusia, modal, bahan baku, hingga peralatan, artinya
sebagian besar kebutuhan IKM tidak mengandalkan barang impor. Salah satu contohnya
krisis yang terjadi pada tahun 1998, dimana justru pada saat itu IKM yang berorientasi
ekspor mengalami windfall profit akibat depresiasi rupiah karena mereka mendapatkan
penghasilan dalam dolar Amerika Serikat.
IKM juga tidak terpengaruh oleh credit crunch karena pada umumnya sektor ini
tidak ditopang dana pinjaman dari bank, melainkan dari dana sendiri untuk
mengembangkan usahanya, sehingga tidak terlalu terpengaruh ketika terjadi krisis.
Terdapat dua definisi IKM atau yang lebih dikenal dengan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) yang dikenal di Indonesia, yakni definisi menurut Undang-undang (UU)
Nomer 20 tahun 2008 dan Badan Pusat Statistik (BPS). Perbedaan dari dua definisi tersebut
terletak pada kriteria dari IKM/UMKM. Menurut UU Nomer 20 tahun 2008, pembagian
kriteria IKM/UMKM didasarkan pada kekayaan bersih dan hasil penjualan dari usaha
tersebut, seperti yang dijabarkan berikut ini :
Usaha Mikro merupakan usaha memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp.300.000.000.
Usaha Kecil merupakan usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000 sampai
dengan paling banyak Rp.2.500.000.000.
Usaha Menengah merupakan usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp.500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000.000 tidak termasuk

USULAN TEKNIS
Page 1
PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
KABUPATEN SITUBONDO
2016

tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp.2.500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000. Sedangkan,
menurut BPS pembagian kriteria IKM didasarkan pada jumlah tenaga kerja, seperti
yang dijabarkan pada tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Klasifikasi Industri berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja.

E.2 METODOLOGI
E.2.1 Tahapan Persiapan Pekerjaan
Kegiatan ini diperlukan untuk mengumpulkan data dan informasi awal berkaitan
dengan wilayah yang akan dilakukan pemetaan.
1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan dua cara, yaitu wawancara/kuisioner dan
observasi/pengamatan kepada obyek perencanaan.

a. Wawancara/Kuisioner
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara
lisan di mana dua orang atau lebih bertatap muka berbicara secara langsung untuk
mendapatkan informasi-informasi atau keterangan-keterangan yang diperlukan dalam
penelitian. Wawancara yang dilakukan menggunakan metode interview bebas terpimpin
dimana dalam melaksanakan interview, pewawancara membawa pedoman atau desain
survey yang merupakan hal-hal yang akan ditanyakan. Wawancara digunakan untuk
memperoleh data pendukung dalam proses identifikasi potensi-masalah prospek pemetaan
IKM dan dilaksanakan dalam dua kelompok yaitu:

Wawancara dengan masyarakat


Wawancara terhadap pemerintah daerah setempat.
Selain melukukan wawancara, perolehan data primer juga dilakukan melalui
penyebaran kuesioner kepada pihak-pihak yang terkait.

USULAN TEKNIS
Page 2
PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
KABUPATEN SITUBONDO
2016

b. Observasi/Pengamatan
Alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati, mencatat dan
penggambaran sesuai dengan kontek penelitian secara sistematis mengenai gejala-gejala
yang akan diteliti. Metode ini digunakan untuk memperoleh data menganai potensi-masalah
sebagai data pendukung dalam analisa data. Observasi dilakukan dengan menggunakan
GPS Handheld dan juga melakukan pengambilan foto dari tiap-tiap industri kecil menengah
sebagai data dokumentasi, sehingga nanti nya dapat di analisa jenis dari industri tersebut.

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh berdasarkan studi kepustakaan
melalui berbagai literatur atau data yang diperoleh dari instansi yang terkait dengan tema.
Kegiatan survey dilakukan melalui:

a. Studi literatur
Dilakukan melalui studi kepustakaan yang berhubungan dengan tema penelitian
baik berupa buku, peraturan-peraturan, peta.

b. Survey instansi
Survey instansi bertujuan
SUMBER mencari
DATA DAN data-data DATA
PEROLEHAN pendukung melalui instansi atau
lembaga tertentu yang berhubungan langsung dengan tema penelitian atau pernah
melakukan penelitian dengan tema tersebut. Instansi yang dituju antara lain :

Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kabupaten Situbondo.


Kantor Kecamatan di Lingkup Pekerjaan
Kantor kelurahan di Lingkup Pekerjaan

E.2.2 Panduan Survey


Tujuan Survey Awal ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui gambaran umum/kesesuaian wilayah pemetaan IKM dengan peta
dasar atau peta acuan.
- Untuk mengetahui gambaran umum mengenai wilayah IKM mengenai status atau
kondisi bangunan.
- Mendapatkan foto-foto yang mendukung pencitraan gambaran umum/ karakteristik
umum wilayah pemetaan.

USULAN TEKNIS
Page 3
PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
KABUPATEN SITUBONDO
2016

Data Primer Data Sekunder

Terdiri dari Terdiri dari :


Data
Data Hasil
Hasil Survey
Survey Pemetaan
Pemetaan Peta
Peta Digital
Digital dari
dari Dinas
Dinas
Situasi
Situasi berupa
berupa Sket
Sket Lokasi
Lokasi Perindustrian
Perindustrian Perdagangan
Perdagangan
Industri
Industri Kecil
Kecil Menengah
Menengah dan
dan ESDM
ESDM Kabupaten
Kabupaten
(IKM)
(IKM) dan
dan wawancara.
wawancara. Situbondo.
Situbondo.
Dokumentasi Data
Data IKM
IKM (data
(data base
base IKM)
IKM)
Dokumentasi masing-masing
masing-masing
Informasi
Informasi Industri
Industri
IKM.
IKM. Nama
Nama Jalan
Jalan dan
dan kelurahan
kelurahan
Luas
Luas (m2)
(m2)
Jenis
Jenis (kategori/jenis
(kategori/jenis industri)
industri)
Surat
Surat Keputusan
Keputusan dan dan Masa
Masa
Berlaku
Berlaku SK.
SK.
Pengumpulan
Pengumpulan data-data
data-data yang
yang
mendukung
mendukung informasi
informasi tentang
tentang
IKM
IKM yang
yang diperoleh
diperoleh dari
dari setiap
setiap
kelurahan.
kelurahan.

USULAN TEKNIS
Page 4
PEMETAAN SURAT IJIN PEMAKAIAN TANAH (SIPT I) Usulan Teknis

E.2.3 Diagram Alur Pekerjaan


Metodologi Pengumpulan Data : Hasil :

Peta Digital dari Dinas


Peta Sebaran IKM
Perindustrian Perdagangan dan
ESDM Kabupaten Situbondo
Penentuan Kawasan Foto
Data Arsip IKM Survei
Pemetaan IKM Bangunan

Perijinan Pada Kelurahan Terkait Pemetaan Sistem Informasi Geografis Persebaran


IKM IKMdengan tampilan Visual Basic

Rencana Kerja :
1. Maksud dan Tujuan Hasil analisa survey yang dilengkapi Hasil akhir dalam pemetaan IKM berupa :
2. Lingkup Kawasan dengan data arsip IKM dan peta acuan 1. Sistem Informasi IKM yang uptodate
3. Metodologi 2. Peta situasi persebaran IKM
kelurahan bersangkutan 3. Database IKM Kabupaten Situbondo
4. Jadwal Kerja
5. Sistem Pelaporan
Pelaporan:
6. Organisasi Proyek
Laporan Pendahuluan Laporan Antara Laporan Akhir

USULAN TEKNIS
Page 5
PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
KABUPATEN SITUBONDO
2016

E.3 RANCANGAN PROGRAM SISTEM INFORMASI INDUSTRI KECIL MENENGAH


(IKM)
E.3.1 Tahapan Dalam Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi IKM dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

A. Pengelompokan Data
Setelah data lapangan terkumpul maka proses pertama sebelum memproses
data tersebut adalah mengelompokkan data-data berdasar fungsi dan
peruntukannya. Metode yang digunakan adalah dengan cara rekapitulasi data
berupa pengelompokkan data menurut sektor-sektor yang ditinjau.

Gambar 2

Contoh Bentuk Data Tabular Sebelum Diolah Dalam Format Database

B. Pengkodean Data
Dari pengelompokan data-data mentah tersebut selanjutnya data diolah dengan
memberi kode (id) agar dapat dikenali dalam proses joint data.

USULAN TEKNIS Page 6


PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
KABUPATEN SITUBONDO
2016

Gambar 3

Contoh Data Tabular Setelah Dirubah Menjadi Format Database

C. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan memasukkan hasil survei yang didapat
kedalam tabel dengan format seperti yang telah disepakati sebelumnya.

Gambar 4

Contoh Proses Pengolahan Data Spasial Dalam Program ArcGis 10

USULAN TEKNIS Page 7


PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
KABUPATEN SITUBONDO
2016

D. Digitasi Data Spasial/Peta


Digitasi data spasial dilakukan pada perangkat lunak ArcGis. Peta-peta yang
akan didigitasi terdiri dari peta yang didapat dari Dinas.

Gambar 5

Contoh Proses Digitasi Data Spasial Menggunakan Autocad

USULAN TEKNIS Page 8


PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
KABUPATEN SITUBONDO
2016

E. Penyusunan Database
Database yang dimaksud adalah data yang didapat dari dinas berupa file Excel
diconvert menjadi file .dbf agar terbaca pad software ArcGIS dengan
menambahkan ID khusus untuk proses joint item nantinya

F. Pembuatan ID pada attribute SHP


Pembuatan ID ini dimaksutkan untuk proses joint item data spasial dengan data
non-spasial. ID harus bersifat khusus agar dikenali oleh data non spasial
nantinya, sekaligus untuk mengenali foto bangunan maupun informasi dari
survey lapangan

G. Penyusunan Database
Database yang dimaksud adalah data yang didapat dari dinas berupa file Excel
diconvert menjadi file Dbase IV agar terbaca pad software ArcGIS dengan
menambahkan ID khusus untuk proses joint item nantinya. Pemberian ID
terebut mengacu kepada standar pemberian ID yang telah diberikan olah pihak
Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kabupaten Situbondo. yaitu
sebagai berikut :

Pemberian ID diperlukan untuk melakukan proses joint item pada pekerjaan


GIS melalui software ARCGIS. Joint item ini menggabungkan data base / tabel
pemegang surat hijau yang telah diberi ID khusus dengan data spasial / peta
yang telah diberi ID khusus agar proses joint item / penggabungan dapat
dilakukan pada software GIS melalui program ARCGIS.

Berikut tampilan contoh pemberian kode khusus pada data pemohon dengan
format berdasarkan acuan kode BPS MASTERPLAN WIL.SKEMA 456 KAB/KOTA
KEADAAN DESEMBER 2007 sehingga kode yang digunakan adalah
3578110100001 (Kel.Sawunggaling), 3578110600001 (Kel.Darmo) sedangkan
3578110400001 (Kel. Ngagelrejo) yang menjelaskan arti dari angka :

35_ kode Provinsi Jatim 78 _ kode kota Surabaya

110_ kode Kec. Wonokromo 1 _ kode Kel. Sawunggaling

6 _ kode Kel. Darmo 4 _ kode Kel. Ngagelrejo

00001 _ kode persil

USULAN TEKNIS Page 9


PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
KABUPATEN SITUBONDO
2016

H. Pemberian ID pada Foto Bangunan IKM


Pemberian ID ini harus sesuai dengan ID jenis industri yang ada di peta.

G. Pemberian Field pada database Sistem Informasi Geografis

I. Proses Joint Item


Joint Item merupakan penggabungan data yang ada di attribute Shp dengan
data informasi yang bersumber dari data sekunder dari Dinas, selanjutnya data
tersebut akan di gabungkan di Software ArcGIS dengan pengenal ID yang telah
dibuat sebelumnya.

USULAN TEKNIS Page 10


PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
KABUPATEN SITUBONDO
2016

Gambar 6
Contoh Proses Joint Data

Gambar 7

Contoh Joint Data Excel Dengan Data SHP

USULAN TEKNIS Page 11


PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
KABUPATEN SITUBONDO
2016

Gambar 8

Contoh Hasil Joint Data Excel Dengan Data SHP

Gambar 9

Contoh Proses symbology untuk penentuan warna Kategori IKM (Jenis Industri)

USULAN TEKNIS Page 12


PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
KABUPATEN SITUBONDO
2016

E.3.2 Sistem Informasi Industri Kecil Menengah (SIKM)

Tahapan lanjut dalam penyusunan kegiatan ini adalah pembuatan program Sistem
Informasi Industri Kecil Menengah (SIKM).

Sistem Informasi Industri Kecil Menengah (SIKM) ini dibuat menggunakan VB.net
dengan yang berbasis Sistem Informasi Geografis, sehingga informasi-informasi yang
dimunculkan atau yang ada didalamnya dapat dijadikan panduan dalam penentuan
kebijakan pemerintah kota.

Sistem Informasi Industri Kecil Menengah (SIKM) ini secara garis besar terbagi
menjadi dua bagian utama yaitu login (security session) dan main menu yaitu bagian
yang digunakan untuk menampilkan peta dan informasi.

Gambar 10

Contoh Main Menu Sistem Informasi Industri Kecil Menengah (SIKM)

USULAN TEKNIS Page 13


PEMETAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM)
KABUPATEN SITUBONDO
2016

Gambar 11

Contoh Tampilan Halaman Sistem Informasi Industri Kecil Menengah (SIKM).

USULAN TEKNIS Page 14

Anda mungkin juga menyukai