PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
c. Bagi Siswa
1. Melatih dan mengasah keterampilan siswa siswi dalam
dunia kerja
Strruktur kulit
1. Lapisan Epidermis ( Lapisan Luar)
Lapisan Epidermis memiliki tebal kurang lebih 0,1 mm dan terdiri atas
empat lapisan jaringan epitel. Setiap Lapisan pada Epidermis memiliki
ciri khas tersendiri, Lapisan Epidermis ini tidak memiliki pembuluh
darah, sehingga ia mendapatkan suplai nutrisi melalui proses difusi dari
lapisan dermis yang ada dibawahnya. Berikut adalah 4 Lapisan pada
Epidermis :
a. Lapisan Tanduk (Stratum Korneum), merupakan lapisan kulit
paling luar dari tubuh. Lapisan ini tidak dilapisi pembuluh darah,
sehingga apabila mengelupas tidak akan menimbulkan rasa sakit
dan tidak mengeluarkan darah. Lapisan ini berfungsi mencegah
masuknya bakteri dan mengurangi menguapnya cairan.
b. Lapisan Malphigi (Stratum Granulosum), merupakan lapisan kulit
yang disusun oleh sel sel hidup yang mendapatkan nutrisi dari
pembuluh kapiler pada lapisan dermis. Lapisan malphigi
merupakan lapisan yang berperan dalam memberikan warna pada
kulit manusia. Zat utama dalam pewarnaan kulit ini disebut dengan
Melanin. Apabila tertumpuknya melanin pada suatu tempat maka
akan terbentuk bintik berwarna hitam dan tahi lalat.
c. Lapisan Spinosum (Stratus Spinosum), merupakan lapisan kulit
yang disusun oleh berbagai sel yang tidak beraturan bentuknya. Sel
sel pada lapisan ini memiliki kemampuan untuk membelah diri.
Lapisan ini berfungsi untuk menjaga kekuatan dan kelenturan kulit.
d. Lapisan Basal (Stratum Germinativum), merupakan lapisan kulit
yang secara kontinu terus membelah diri untuk memperbarui bagian
Epidermis yang rusak. Lapisan Ini merupakan lapisan paling bawah
dari bagian epidermis. Lapisan Basal Selalu membentuk kulit yang
baru sehingga kulit terjaga secara terus menerus.
2. Lapisan Dermis (Kulit Jangat)
Lapisan Dermis (Kulit Jangat) adalah lapisan kulit yang terdiri atas
pembuluh darah, kelenjar minyak, kantung rambut, ujung ujung saraf
indra, dan kelenjar keringat. Pembuluh darah pada lapisan ini sangat
luas sehingga mampu menampung sekitar 5 % dari jumlah darah di
seluruh tubuh. Berikut adalah penjelasan untuk penyusun Kulit Dermis:
a. Pembuluh Darah, merupakan pembuluh darah kapiler yang
berfungsi sebagai pemberi nutrisi dan juga oksigen kepada sel
sel kulit serta rambut agar tidak mati dan rusak. Pembuluh darah
juga berfungsi dalam menjaga panas tubuh karena adanya oksigen
di dalam pembuluh darah.
b. Ujung Saraf Indra, terdiri dari ujung saraf peraba dan ujung saraf
perasa. Bagian ujung saraf perasa ini dapat merasakan rangsangan
berupa sentuhan, tekanan, nyeri, dingin, dan panas. Sedangkan
ujung saraf peraba dapat merasakan kasar atau halusnya sesuatu.
Ujung saraf ini tidak tersebar merata ke seluruh permukaan
lapisan dermis, contohnya ujung ujung jari lebih banyak
memiliki ujung ujung saraf peraba.
c. Kelenjar Keringat, merupakan kelenjar yang berfungsi untuk
sistem eksresi keringat yang terdiri atas air dan mineral lain.
keringat dihasilkan kemudian dibawa ke permukaan untuk
dikeluarkan melalui pori pori (rongga kulit).
d. Katung Rambut, merupakan bagian rambut yang berisi akar dan
batang rambut. Rambut dapat tumbuh karena mendapat suplai
nutrisi dari pembuluh kapiler ke akar rambut. Di dekat akar
rambut terdapat otot otot yang dapat menegangkan rambut
ketika ia berkontraksi, dan dekat akar rambut terdapat ujung
ujung saraf perasa, sehingga saat rambut dicabut kita dapat
merasakannya.
e. Kelenjar Minyak, merupakan kelenjar yang terletak disekitar
batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi untuk menghasilkan
minyak yang menjaga rambut tetap sehat dan agar rambut tidak
kering.
3. Hipodermis ( Jaringan ikat Bawah Kulit)
c. Herpes simplex adalah infeksi akut oleh virus herpes simplex tipe I
atau tipe II yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok diatas
kulit yang eritematosa didaerah mukokutan. Herpes simplex disebut juga
fever blister, cold score, herpes febrilis, herpes labialis, herpes pro genitalis.
( Kapita Selekta Kedokteran ed.III, 2000 : 151)
d. Herpes simplex adalah infeks akut yang disebabkan oleh virus herpes
simplex (virus herpes hominis) tipe I atau tipe II yang ditandai dengan
adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang eritematosa
didaerah mukokutan. Sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer
maupun rekurens. ( Adhii Djuanda, Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 2000 :
355)
Bila timbul gejala, gejalanya adalah sebagai berikut: Pada saat seseorang
menderita herpes oral, luka atau lepuhan dapat muncul di kaki. Luka ini
mungkin juga muncul di bagian tubuh lainnya, tapi ini biasanya hanya
terjadi pada saat pertama kali gejalanya muncul.Gejala pertama biasanya
gatal-gatal dan kesemutan/perasaan geli, diikuti dengan lepuh yang
membuka dan menjadi sangat sakit.Gejala dapat berlangsung beberapa
minggu dan pergi.Mereka dapat kembali dalam beberapa minggu, bulan,
atau tahun. Meskipun mengganggu, gejala biasanya tidak berbahaya pada
anak-anak dan orang dewasa.Namun, bisa sangat berbahaya bagi bayi yang
baru lahir.
Herpes simplex virus (HSV) tergolong anggota virus herpes yang primer
menimbulkan penyakit pada manusia. Herpes simplex virus tipe 1 (HSV-
1) dan HSV-2 dengan ciri-ciri spektrum sel pejamu bervariasi, siklus
replikasi yang relatif cepat, mudahnya infeksi menyebar di biakan sel,
menimbulkan kerusakan sel yang cepat, dan kemampuan menimbulkan
infeksi. Episode pertama (infeksi pertama) dari infeksi HSV adalah yang
paling berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4-6 hari. Gelala yang
timbul, meliputi nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit dan diikuti
dengan pembentukan gelembung-gelembung yang berisi cairan. Cairan
bening tersebut selanjutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti
dengan pembentukan keropeng atau kerak.
Contoh penyakit herpes
Reaksi orang terhadap tiap obat berbeda-beda. Walau jarang terjadi, obat
ini berpotensi menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Beberapa
efek samping lain yang biasa terjadi adalah:
a. Kulit kering atau mengelupas
b. Terasa gatal-gatal.
2.11 Peringatan
a. Acyclovir topikal tidak boleh mengenai mata, hidung, dan mulut.
Basuh dengan air jika obat masuk ke daerah-daerah tersebut. Hanya
gunakan pada bagian luar kulit.
f. Jika gejala tidak membaik dalam satu minggu, segera temui dokter.
Resiko Khusus
3.7 Pembahasan
1. Herpes bibir
5.4 Acyclovir
Acyclovir adalah salah satu obat antivirus yang digunakan untuk
mengobati infeksi virus seperti varisela zoster dan herpes simpleks. Virus
herpes simpleks menyebabkan terjadinya penyakit herpes genital dan cold
sore atau luka melepuh di sekitar bibir. Acyclovir tidak bisa menghilangkan
virus sepenuhnya dari tubuh. Obat ini berfungsi untuk mencegah
penyebaran dan perkembangan infeksi virus. Selain itu, obat ini juga
berguna untuk mencegah terjadinya infeksi akibat virus. Obat Acyclovir
berbentuk bubuk untuk dilarutkan, larutan, kapsul, tablet dan suspensi.
Penggunaan Acyclovir tidak akan melenyapkan virus sepenuhnya dari
dalam tubuh. Obat tersebut hanya bermanfaat dalam pencegahan
perkembangan infeksi virus dan penyebarannya.
Acyclovir adalah antivirus yang sangat ampuh dalam melawan virus
herpes, meskipun tidak bisa memberantasnya secara tuntas. Secara umum
obat ini digunakan dalam mengobati berbagai penyakit, seperti varicella
zoster atau cacar air, serta infeksi herpes simpleks. Acyclovir juga bisa
dioleskan pada daerah mulut yang mengalami sariawan karena serangan
virus herpes. Obat Acyclovir juga dimanfaatkan dalam pencegahan
kekambuhan infeksi herpes simpleks terhadap seseorang dengan sistem
kekebalan tubuh yang kuat. Termasuk dalam pencegahan infeksi herpes
simpleks pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah. Acyclovir
adalah obat yang mengobati infeksi, bukan menghentikan penyebaran virus.
Jadi disarankan untuk menghindari hubungan intim, ketika serangan infeksi
terjadi atau saat sedang kambuh.
Dosis pemakaian Acyclovir salep di apotik tersedia dalam bentuk
Acyclovir salep kulit 5 % dan Acyclovir salep 3 %. Acyclovir salep kulit 5
% dapat dioleskan pada kulit yang teinfeksi dengan dosis anak dan dewasa
sekitar 1 cm salep sebanyak 5 7 kali sehari selama 5-10 hari. Sedangkan
Acyclovir salep kulit 3 % dapat dioleskan pada kulit sekitar mata dengan
dosis anak dan dewasa sekitar 1 cm salep sebanyak 5 kali sehari selama 7
hari dan dilanjutkan hingga 3 hari setelah sembuh sempurna.
Sebelum mengoleskan salep, cucilah tangan dengan sabun dan air,
kemudian bersihkan dan keringkan daerah yang akan diolesi. Jika
memungkinkan, gunakan sarung tangan karet sekali pakai untuk
mengoleskan obat pada luka untuk mencegah penyebaran infeksi. Oleskan
obat secara perlahan-lahan hingga menutupi daerah yang terinfeksi. Setelah
mengoleskan salep cuci tangan kembali dengan sabun dan air.
4.7 Mekanisme kerja obat Acyclovir
Acyclovir adalah zat antivirus yang sangat aktif secara in vitro melawan
virus herpes simpleks (HSV) tipe I dan II, serta virus varisela zoster. Setelah
masuk ke dalam sel terinfeksi, Acyclovir terfosforilasi membentuk senyawa
aktif Acyclovir trifosfate. Tahap awal proses tergantung pada enzim viral-
coded thymidine kinase. Acyclovir trifosfate berperan sebagai inhibitor dan
sebagai substrat palsu untuk herpes-specified DNA polymerase yang
mencegah sintesis DNA virus tanpa mempengaruhi proses sel normal.
Acyclovir merupakan obat anti virus yang paling banyak di gunakan
karena efektif terhadap virus herpes.Cream tersebut di serap oleh kulit,
bekerja pada pori - pori kulit kemudian di serap oleh kulit, setelah cream
bekerja pada kulit sisa hasil cream tersebut di ekresikan melalui urine atau
keringat.
Farmakokinetik sediaan topical secara umum menggambarkan
perjalanan bahan aktif dalam konsentrasi tertentu yang di aplikasikan pada
kulit dan kemudian di serap ke lapisan kulit, selanjutnya didistribusikan
secara sistematik.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kulit adalah organ tubuh penting paling luar dari manusia, yang
membatasi lingkungan dalam dan lingkungan luar tubuh manusia itu. Kulit
merupakan first barrier untuk melindungi tubuh dari penyakit dan memiliki
fungsi. Salah satu penyakit kulit adalah penyakit herpes simplex. Herpes
simplex dibagi menjadi dua tipe yaitu herpes simplex tipe 1 dan 2. Herpes
simplex tipe 1 adalah herpes yang ada didaerah wajah terutama dibibir,
sedangkan herpes simplex tipe 2 adalah herpes yang menyerang pada alat
kelamin yang disebabkan oleh hubungan seksual yang berganti-ganti
pasangan. Infeksi akut oleh virus herpes simplex tipe 1 atau tipe 2 yang
ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit. Gejala
utama pada penyakit ini adalah gatal-gatal dan timbulnya bintik merah.
Pengobatan pada penyakit herpes simplex ini yaitu, dengan salah satunya
dengan menggunakan obat Acyclovir cream.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://lenkabelajar.blogspot.co.id/2012/09/makalah-penyakit-
herpes.html#sthash.LLiMZTgS.dpuf
https://dwinoviakrismawanti.wordpress.com/2014/03/29/herpes-
simplex/
http://penyebabherpes.com/infeksi-herpes-simpleks/
http://penyakitherpes.net/herpes-kulit/
Susilowarno, R. Gunawan, dkk. 2007. BIOLOGI Untuk SMA/MA
Kelas XI. Jakarta : Grasindo. Pada 20 Juni 2017 16:10
Furqonita, Deswaty. 2012. Seri IPA BIOLOGI SMP Kelas IX.
Penerbit : Quadra. Pada 25 Juni 2017 11:25
Wijaya, Agung. 2008. BIOLOGI IX. Jakarta Grasindo. Pada 03 Juli
2017 19:02
Siregar RS, Wijaya C, Anugerah P. Saripati Penyakit Kulit dan
Kelamin. Ed.3. Jakarta: EGC; 1996. Pada 05 Juli 2017 13:15
LAMPIRAN
Apotek Nurani
Penyimpanan obat generik di Apotek Nurani
Penyimpanan obat paten di Apotek Nurani
Penyimpanan obat sirup paten di Apotek Nurani
Penyimpanan salep paten di Apotek Nurani
Penyimpanan tetes mata dan tetes telinga di Apotek Nurani