Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Apotek menurut (Kepmenkes RI) No. 1332/MENKES/SK/X/2002,


Apotekadalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Yang di
maksud pekerjaan kefarmasian diantaranya pengadaan obat penyimpanan
obat, pembuatan sediaan obat, peracikan, penyaluran dan penyerahan
perbekalan farmasi serta memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai perbekalan kefarmasian yang terdiri dari obat, bahan obat, obat
tradisional, alat kesehatan dan kosmetik.
Apotek Nurani merupakan salah satu cabang dari Apotek Biofarma
Bandung, Apotek Nurani cabang Sukabumi berada di Jl. Siliwangi No. 72
Kab. Sukabumi yang di dirikan pada bulan Oktober 2008.
Pendiri dan pemilikApotek Nurani yaitu, Bapak Beni Sobandi. Apoteker
pertama yaitu, Ibu Samawati, S.si,Apt. sedangkan apoteker pada periode
sekarang yaitu, Bapak Dony Cahyadi S.si,Apt. Dalam pelayanan nya,
Apotek nurani melayani banyak sekali resep dari berbagai macam penyakit
baik untuk usia anak maupun dewasa. Salah satu dari resep paling sering
ditemukan penulis selama menjalankan praktek kerja industry (PRAKERIN)
adalah resep obat luar untuk penanganan penyakit kulit.
Penyakit herpes adalah sejenis penyakit kulit yang menular. Penyakit
herpes memiliki karakter yang sangat unik dan bandel, karena sangat
dimungkinkan bagi penderita yang sudah pernah mengalami penyakit
herpes akan kembali mengalaminya dalam jangka waktu tak menentu. Slah
satunya adalah penyakit herpes simplex, herpes Simplex Virus terbagi dalam
dua macam, ada HSV-1 dan HSV-2, masing-masing memiliki karakteristik
yang berbeda. HSV-1 akan menginfeksi bibir sehingga timbulah sebuah luka
di bibir. Sedangkan HSV-2, merupakan penyebab dari herpes pada kelamin
dan juga menyebabkan infeksi bibir. Herpes ini bisa sangat menular melalui
kontak secara langsung atau tidak langsung melalui air liur.
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit herpes simplex.
2. Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan oleh Penyakit
herpes simplex.
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya herpes simplex.

4. Untuk memenuhi syarat akhir kegiatan Praktek Kerja


Industry (PRAKERIN)
1.3 Manfaat Prakerin
a. Bagi Apotek

1. Apotek dapat mengenal kualitas peserta Praktek Kerja Industri


(PRAKERIN) yang belajar dan bekerja di tempat. Umumnya
peserta Prakerin telah ikut dalam proses pelayanan secara aktif
sehingga pada pengertian tertentu peserta Prakerin adalah
tenaga kerja yang memberi keuntungan
2. Apotek dapat memberi tugas kepada peserta Prakerin untuk
kepentingan pelayanan sesuai kompetensi dan kemampuan
yang dimiliki.
3. Memberi kepuasan bagi Apotek karena diakui ikut serta
menentukan masa depan anak bangsa melalui Praktik Kerja
Lapangan (PRAKERIN).
b. Bagi Sekolah

1. Menjalankan kewajiban undang undang

2. Meningkatkan citra sekolah

3. Meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat.

4. Meningkatkan popularitas sekolah di mata masyarakat.

5. Memberikan kontribusi dan tenaga kerja bagi perusahaan.

c. Bagi Siswa
1. Melatih dan mengasah keterampilan siswa siswi dalam
dunia kerja

2. Menambah pengetahuan siswa siswi tentang dunia kerja

3. Membentuk mental siswa siswi dan memberi motivasi agar


serius dan bersemangat dalammencapai cita- cita.

4. Menambah kreativitas siswa siswi untuk mengembangkan


bakat dan minat

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini


dilaksanakan pada tanggal 01 April 2017 sampai tanggal 30 April
2017 di Apotek Nurani.
Adapun jadwal pelaksanaan praktek kerja industri diApotek
Nurani pada hari senin sampai hari Minggu dibagi kedalam 3 shift,
yaitu :
a. Shift pagi, jam 07.00-14.00 WIB
b. Shift tanggung,jam 11.00-18.00 WIB
c. Shift siang,jam 14.00-21.00 WIB
Untuk Libur, setiap siswa peserta prakerin mendapatkan jatah libur
pada hari sabtu atau hari minggu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Penyakit kulit banyak dialami bukan hanya di sebabkan oleh ada nya
alergi kulit saja namun juga bisa terjadi akibat virus yang menginfeksi
kulit bias terjadi akibat penurunan daya tahan tubuh sehingga akan
mudah terinfeksi oleh virus. Salah satu yang di sebabkan oleh infeksi
virus pada kulit yaitu herpes kulit. Herpes penyakit kulit yang tidak lagi
asing, karena cukup banyak yang telah menderita penyakit herpes kulit.
Herpes kulit bisa dialami oleh siapapun, terutama dalam kondisi tubuh
yang sedang tidak baik karena akan menyebabkan tubuh tidak mampu
melawan infeksi virus sehingga akan terinfeksi lebih mudah. Penyakit
herpes yang paling sering dialami yaitu penyakit herpes kulit yang
meradang dikulit tangan, kaki dan juga wajah.Penyakit menular sampai
saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh
dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Insidens
maupun prevalensi yang sebenarnya di berbagai negara tidak diketahui
dengan pasti.
World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun
1999 di seluruh dunia terdapat sekitar 340 juta kasus baru penyakit
menular yang salah satunya adalah penyakit herpes. Penyakit herpes ini
disebabkan oleh virus Herpes simpleks (HSV) tipe 1 dan tipe 2.
Penyakit herpes adalah penyakit yang sangat umum. Di Amerika Serikat
kurang lebih 20 persen orang di atas usia 12 tahun terinfeksi virus
herpes simpleks, dan diperkirakan ada satu juta infeksi baru setiap
tahun. Angka prevalensi infeksi HSV sudah meningkat secara bermakna
selama dasa warsa terakhir. Sekitar 80 persen orang dengan HIV juga
terinfeksi herpes kelamin. Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan.
Di Amerika Serikat kurang lebih satu dari empat perempuan dan satu
dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV berpotensi menyebabkan
kematian pada bayi yang terinfeksi. HSV paling mungkin kambuh pada
orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ini termasuk orang
dengan HIV, dan siapapun berusia di atas 50 tahun. Beberapa ilmuwan
juga berpendapat bahwa penyakit lebih mungkin kambuh pada orang
yang sangat lelah atau mengalami banyak stres.

Strruktur kulit
1. Lapisan Epidermis ( Lapisan Luar)
Lapisan Epidermis memiliki tebal kurang lebih 0,1 mm dan terdiri atas
empat lapisan jaringan epitel. Setiap Lapisan pada Epidermis memiliki
ciri khas tersendiri, Lapisan Epidermis ini tidak memiliki pembuluh
darah, sehingga ia mendapatkan suplai nutrisi melalui proses difusi dari
lapisan dermis yang ada dibawahnya. Berikut adalah 4 Lapisan pada
Epidermis :
a. Lapisan Tanduk (Stratum Korneum), merupakan lapisan kulit
paling luar dari tubuh. Lapisan ini tidak dilapisi pembuluh darah,
sehingga apabila mengelupas tidak akan menimbulkan rasa sakit
dan tidak mengeluarkan darah. Lapisan ini berfungsi mencegah
masuknya bakteri dan mengurangi menguapnya cairan.
b. Lapisan Malphigi (Stratum Granulosum), merupakan lapisan kulit
yang disusun oleh sel sel hidup yang mendapatkan nutrisi dari
pembuluh kapiler pada lapisan dermis. Lapisan malphigi
merupakan lapisan yang berperan dalam memberikan warna pada
kulit manusia. Zat utama dalam pewarnaan kulit ini disebut dengan
Melanin. Apabila tertumpuknya melanin pada suatu tempat maka
akan terbentuk bintik berwarna hitam dan tahi lalat.
c. Lapisan Spinosum (Stratus Spinosum), merupakan lapisan kulit
yang disusun oleh berbagai sel yang tidak beraturan bentuknya. Sel
sel pada lapisan ini memiliki kemampuan untuk membelah diri.
Lapisan ini berfungsi untuk menjaga kekuatan dan kelenturan kulit.
d. Lapisan Basal (Stratum Germinativum), merupakan lapisan kulit
yang secara kontinu terus membelah diri untuk memperbarui bagian
Epidermis yang rusak. Lapisan Ini merupakan lapisan paling bawah
dari bagian epidermis. Lapisan Basal Selalu membentuk kulit yang
baru sehingga kulit terjaga secara terus menerus.
2. Lapisan Dermis (Kulit Jangat)
Lapisan Dermis (Kulit Jangat) adalah lapisan kulit yang terdiri atas
pembuluh darah, kelenjar minyak, kantung rambut, ujung ujung saraf
indra, dan kelenjar keringat. Pembuluh darah pada lapisan ini sangat
luas sehingga mampu menampung sekitar 5 % dari jumlah darah di
seluruh tubuh. Berikut adalah penjelasan untuk penyusun Kulit Dermis:
a. Pembuluh Darah, merupakan pembuluh darah kapiler yang
berfungsi sebagai pemberi nutrisi dan juga oksigen kepada sel
sel kulit serta rambut agar tidak mati dan rusak. Pembuluh darah
juga berfungsi dalam menjaga panas tubuh karena adanya oksigen
di dalam pembuluh darah.
b. Ujung Saraf Indra, terdiri dari ujung saraf peraba dan ujung saraf
perasa. Bagian ujung saraf perasa ini dapat merasakan rangsangan
berupa sentuhan, tekanan, nyeri, dingin, dan panas. Sedangkan
ujung saraf peraba dapat merasakan kasar atau halusnya sesuatu.
Ujung saraf ini tidak tersebar merata ke seluruh permukaan
lapisan dermis, contohnya ujung ujung jari lebih banyak
memiliki ujung ujung saraf peraba.
c. Kelenjar Keringat, merupakan kelenjar yang berfungsi untuk
sistem eksresi keringat yang terdiri atas air dan mineral lain.
keringat dihasilkan kemudian dibawa ke permukaan untuk
dikeluarkan melalui pori pori (rongga kulit).
d. Katung Rambut, merupakan bagian rambut yang berisi akar dan
batang rambut. Rambut dapat tumbuh karena mendapat suplai
nutrisi dari pembuluh kapiler ke akar rambut. Di dekat akar
rambut terdapat otot otot yang dapat menegangkan rambut
ketika ia berkontraksi, dan dekat akar rambut terdapat ujung
ujung saraf perasa, sehingga saat rambut dicabut kita dapat
merasakannya.
e. Kelenjar Minyak, merupakan kelenjar yang terletak disekitar
batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi untuk menghasilkan
minyak yang menjaga rambut tetap sehat dan agar rambut tidak
kering.
3. Hipodermis ( Jaringan ikat Bawah Kulit)

Hipodermis (Jaringan ikat Bawah Kulit) merupakan jaringan ikat yang


terletak di bawah lapisan dermis, namun batas pemisah antara bagian
Hipodermis dengan bagian dermis ini tidak jelas. Lapisan ini merupakan
tempat penyimpanan lemak dalam tubuh, sehingga sering juga dikenal
dengan Lapisan Lemak Bawah Tubuh. Lemak tersebut berfungsi untuk
melindungi dari benturan benda keras, sebagai penjaga suhu tubuh
karena lemak dapat menyimpan panas, dan sebagai sumber energi
cadangan.

2.2 Definisi Penyakit Herpes Simplex

a. Herpes simpleks adalah infeksi yang disebabkan Herpes simplex


virus (HSV) tipe1 dan 2, meliputi herpes orolabialis dan herpes genitalis.
Penularan virus paling sering terjadi melalui kontak langsung dengan lesi
atau sekret genital/oral dari individu yang terinfeksi.

b. Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh herpes


simpleks virus (HSV) tipe I atau tipe II yang ditandai dengan adanya vesikel
yang berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah
dekat mukokutan (Handoko, 2010)

c. Herpes simplex adalah infeksi akut oleh virus herpes simplex tipe I
atau tipe II yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok diatas
kulit yang eritematosa didaerah mukokutan. Herpes simplex disebut juga
fever blister, cold score, herpes febrilis, herpes labialis, herpes pro genitalis.
( Kapita Selekta Kedokteran ed.III, 2000 : 151)

d. Herpes simplex adalah infeks akut yang disebabkan oleh virus herpes
simplex (virus herpes hominis) tipe I atau tipe II yang ditandai dengan
adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang eritematosa
didaerah mukokutan. Sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer
maupun rekurens. ( Adhii Djuanda, Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 2000 :
355)

Bila timbul gejala, gejalanya adalah sebagai berikut: Pada saat seseorang
menderita herpes oral, luka atau lepuhan dapat muncul di kaki. Luka ini
mungkin juga muncul di bagian tubuh lainnya, tapi ini biasanya hanya
terjadi pada saat pertama kali gejalanya muncul.Gejala pertama biasanya
gatal-gatal dan kesemutan/perasaan geli, diikuti dengan lepuh yang
membuka dan menjadi sangat sakit.Gejala dapat berlangsung beberapa
minggu dan pergi.Mereka dapat kembali dalam beberapa minggu, bulan,
atau tahun. Meskipun mengganggu, gejala biasanya tidak berbahaya pada
anak-anak dan orang dewasa.Namun, bisa sangat berbahaya bagi bayi yang
baru lahir.

2.3 Klasifikasi Herpes Simplex

Herpes simplex virus (HSV) tergolong anggota virus herpes yang primer
menimbulkan penyakit pada manusia. Herpes simplex virus tipe 1 (HSV-
1) dan HSV-2 dengan ciri-ciri spektrum sel pejamu bervariasi, siklus
replikasi yang relatif cepat, mudahnya infeksi menyebar di biakan sel,
menimbulkan kerusakan sel yang cepat, dan kemampuan menimbulkan
infeksi. Episode pertama (infeksi pertama) dari infeksi HSV adalah yang
paling berat dan dimulai setelah masa inkubasi 4-6 hari. Gelala yang
timbul, meliputi nyeri, inflamasi dan kemerahan pada kulit dan diikuti
dengan pembentukan gelembung-gelembung yang berisi cairan. Cairan
bening tersebut selanjutnya dapat berkembang menjadi nanah, diikuti
dengan pembentukan keropeng atau kerak.
Contoh penyakit herpes

Gambar 1. Organ Tubuh yang terkena Herpes Simplex

Contoh herpes pada anak


Gambar 2. Herpes Simplex pada bayi

Contoh herpes pada dewasa


Gambar 3. Herpes Simplex pada dewasa

2.4 Factor Penyebab

Penyebab penyakit ini adalah Virus herpes.Virus ini menular


menyerupai penyakit cacar. Virus herpes tersebar di udara, dan masuk
kedalam tubuh melewati saluran pernafasan.Penularan penyakit herpes
terjadi juga lewat sentuhan langsung dengan penderita cacar herpes, atau
melalui berciuman.Penyebab penyakit herpes biasanya kambuh berulang.
Herpes kambuhan umumnya lebih ringan dibanding dengan herpes serangan
pertama atau bisa juga tanpa gejala

2.5 Jenis Penyakit Herpes


b. Herpes simplex di mulut dan di bibir
c. Herpes kelamin pada pria, cacar herpesnya tumbuh dikulit kulup,
kepala penis atau leher penis.
d. Sedangkan pada wanita tumbuh di bibir kemaluan, kulit bawah
vagina, dan bisa juga leher rahim.
e. Cacar herpesnya yang berderet menyerupai ular maka di juluki
cacar ular.
2.6 Pencegahan Penyakit Herpes
Pencegahannya adalah tindakan yang paling utama menjaga
gelembung herpes agar tidak pecah. Dan jika gelembung itu pecah maka
biasanya kulit akan beresiko mengalami infeksi. Dan jika kulit yang
mengalami infeksi, maka akan membuat kuman lainnya lebih mudah masuk
kedalam kulit yang mengalami infeksi tersebut. Cara yang paling baik
adalah dengan menggunakan bedak gatal pada bagian tubuh yang terkena
serangan virus herpes. Sebaiknya jangan mandi selama beberapa waktu,
karena mandi akan menimbulkan masalah shock pada tubuh. Hal ini
disebabkan karena air dingin yang langsung bersentuhan dengan kulit yang
sedang mengalami infeksi.
Jika menggunakan obat herpes, maka sebaiknya pilihlah jenis obat
yang bisa membantu mengurangi gejala herpes yang muncul.Penyakit
herpes bukanlah salah satu penyakit kulit yang bisa sembuh dengan begitu
saja, hingga saat ini masih belum ada obat yang bisa menyembuhkan
penyakit herpes secara total.Penggunaan bedak memang bisa membantu,
namun sebaiknya jangan lupa minum obat obatan yang bisa membantu
mengurangi gejala yang muncul pada tubuh. Bisa juga menggunakan obat
yang sudah diresepkan dokter misalnya seperti paracetamol, acyclovir,
desciclovir, famsiklovir, dan jenis obat yang lain. Pemberian dari obat
obatan ini bertujuan membantu mengurangi terjadinya demam yang muncul
dan juga rasa nyeri yang bermunculan di dalam bagian tubuh. Selain itu
juga, obat obatan tersebut biasanya menjadi antivirus di dalam
tubuh.Penderita penyakit herpesuntuk kasus yang sudah parah, sebaiknya
harus di bawa langsung kerumah sakit agar mendapatkan perawatan yang
intensif.
Contoh obat Acyclovir tablet sediaan 200 mg dan 400 mg
Gambar 4. Obat Acyclovir tablet 200 mg dan 400 mg

Contoh obat Acyclovir cream 5%


Gambar 5. Obat Acyclovir salep 5%

2.7 Pengobatan Herpes Simplex

Beberapa obat antivirus telah terbukti efektif melawan infeksi HSV.


Semua obat tersebut menghambat sintesis DNA virus. Obat-obat ini dapat
menghambat perkembangbiakan herpesvirus. Walaupun demikian, HSV
tetap bersifat laten di ganglia sensorik, dan angka kekambuhannya tidak
jauh berbeda pada orang yang diobati dengan yang tidak diobati.
Salah satu obat yang efektif untuk infeksi Herpes Simpleks Virus adalah
Asiklofir dalam bentuk topikal, intravena, dan oral yang kesemuanya
berguna untuk mengatasi infeksi primer.
Nama Generik : Acyclovir
Nama Dagang : Clinovir (Pharos)
Indikasi : Untuk mengobati Herpes Simplex
Virus, herpes labialis, herpes zoster, HSV encephalitis, neonatal
HSV, mukokutan HSV pada pasien yang memiliki respon imun yang
diperlemah (immunocompromised)
Kontraindikasi : Hipersensitifitas pada acyclovir,
valacyclovir, atau komponen lain dari formula.
Bentuk Sediaan : Tablet 200 mg, 400 mg.
Dosis dan aturan pakai : Acyclovir salep di apotik tersedia
dalam bentuk Acyclovir salep kulit 5 % dan Acyclovir salep 3 %.
Acyclovir salep kulit 5 % dapat dioleskan pada kulit yang teinfeksi
dengan dosis anak dan dewasa sekitar 1 cm salep sebanyak 5 7 kali
sehari selama 5-10 hari. Sedangkan Acyclovir salep kulit 3 % dapat
dioleskan pada kulit sekitar mata dengan dosis anak dan dewasa
sekitar 1 cm salep sebanyak 5 kali sehari selama 7 hari dan
dilanjutkan hingga 3 hari setelah sembuh sempurna.

Contoh copy resep penderita herpes


Gambar 6. Copy Resep penderita Herpes Simplex

Contoh obat famciclovir


Gambar 7. Obat Famciclovir tablet

2.8 Mekanisme Kerja Obat

Acyclovir merupakan obat anti virus yang paling banyak di gunakan


karena efektif terhadap virus herpes.Cream tersebut di serap oleh kulit,
bekerja pada pori - pori kulit kemudian di serap oleh kulit, setelah cream
bekerja pada kulit sisa hasil cream tersebut di ekresikan melalui urine atau
keringat.
Acyclovir adalah zat antivirus yang sangat aktif secara in vitro melawan
virus herpes simpleks (HSV) tipe I dan II, serta virus varisela zoster. Setelah
masuk ke dalam sel terinfeksi, Acyclovir terfosforilasi membentuk senyawa
aktif Acyclovir trifosfate. Tahap awal proses tergantung pada enzim viral-
coded thymidine kinase. Acyclovir trifosfate berperan sebagai inhibitor dan
sebagai substrat palsu untuk herpes-specified DNA polymerase yang
mencegah sintesis DNA virus tanpa mempengaruhi proses sel normal.
Farmakokinetik sediaan topical secara umum menggambarkan
perjalanan bahan aktif dalam konsentrasi tertentu yang di aplikasikan pada
kulit dan kemudian di serap ke lapisan kulit, selanjutnya didistribusikan
secara sistematik.
Secara umum perjalanan sediaan topical setelah di aplikasikan
melewati tiga kompartemen yaitu: permukaan kulit, stratum korneum, dan
jaringan sehat. Stratum korneum dapat berperan sebagai reservoir bagi
vehikulum tempat sejumlah unsur pada obat masih berkontak dengan
permukaan kulit namun belum berpenetrasi tetapi tidak dapat di hilangkan
dengan cara di gosok atau terhapus oleh pakaian.

2.9 Cara Penggunaan

Oleskan salep Acyclovir 5 kali perhari dengan selang waktu setiap 4


jam tanpa pemberian pada malam hari. Lama terapy sekurang kurangnya 5
hari dan bila belum ada perbaikan, terapy dilanjutkan sampai 10 hari.

2.10 Efek Samping

Reaksi orang terhadap tiap obat berbeda-beda. Walau jarang terjadi, obat
ini berpotensi menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Beberapa
efek samping lain yang biasa terjadi adalah:
a. Kulit kering atau mengelupas

b. Terasa gatal-gatal.

2.11 Peringatan
a. Acyclovir topikal tidak boleh mengenai mata, hidung, dan mulut.
Basuh dengan air jika obat masuk ke daerah-daerah tersebut. Hanya
gunakan pada bagian luar kulit.

b. Selalu bersihkan tangan dengan rutin setelah mengoleskan obat ke


bagian tubuh yang terinfeksi agar tidak menularkan ke orang lain,
atau ke bagian tubuh lainnya.

c. Bagi wanita hamil, menyusui atau yang mencoba memiliki anak,


sesuaikan anjuran dokter tentang pemakaian obat ini.

d. Tanyakan dosis acyclovir topikal untuk anak-anak kepada dokter.


e. Obat ini tidak menghambat penyebaran herpes genital. Hindari
berhubungan seksual saat serangan infeksi muncul atau kambuh

f. Jika gejala tidak membaik dalam satu minggu, segera temui dokter.

g. Jika terjadi reaksi alergi, segera temui dokter.

Resiko Khusus

Penggunaan Acyclovir pada wanita hamil masuk dalam kategori B.


Efek teratogenik dari Acyclovir tidak diteliti pada studi dengan hewan
percobaan. Acyclovir terbukti dapat melewati plasenta manusia.Tidak ada
penelitian yang cukup dan terkontrol pada wanita hamil. pada tahun 1984-
1999 diadakan pendaftaran bagi wanita hamil, dan dari hasil yang terlihat
tidak ada peningkatan kelahiran bayi yang cacat karena penggunaan
Acyclovir . tetapi karena tidak semua wanita hamil mendaftarkan diri dan
kurangnya data dalam jangka waktu yang panjang, maka direkomendasikan
penggunaan acyclovir untuk wanita hamil disertai peringatan dan diberikan
jika benar-benar-benar diperlukan. Acyclovir juga dapat masuk ke dalam air
susu ibu, karena itu penggunaan pada ibu menyusui harus disertai
peringatan.
BAB III STUDY KASUS

3.1 Definisi Penyakit Herpes Simplex


Herpes adalah sekelompok virus yang menyebabkan banyak
penyakit pada manusia. Setidaknya ada lima virus herpes yang berbeda
dan dapat menginfeksi manusia, diantaranya adalah herpes simpex tipe 1
yang menyebabkan luka dingin, herpes simplex tipe 2 yang menjadi
penyebab herpes genital, herpes zoster penyebab cacar air dan herpes
zoster, virus Efstein Barr yang menyebabkan infeksi mononucleosis, dan
sitomegalovirus yang adapat menyebabkan cacat lahir pada bayi.
Herpes ditransfer ketika anda mengalami kontak dengan cairan
tubuh dari orang yang terinfeksi. Ketika herpes menyerang tubuh,
system kekebalan tubuh akan mengalami pertarungan dengan virus
tersebut. Ketika hal ini berlangsung, tubuh mingkin akan kehilangan
kemampuan untuk mempertahankan diri dari serangan virus lainnya.
Meskipun virus herpes dapat beristirahat, virus itu dapat diaktifkan
setelah beberapa tahun karena hubungan seksual yang salah, serta
berbagai kondisi lain yang menurunkan daya tahan tubuh terhadap
infeksi.
3.2 Ciri Ciri Penyakit Herpes
a. Herpes simplex di mulut dan di bibir.
Tumbuh lenting lenting bening sekepala jarum petul
bergerombol.Tumbuhnya diperbatasan selaput merah bibir
dengan kulit.Tampak agak kemerahan.Mulanya gatal, setelah
pecah menjadi perih. Herpes bibir yang sudah sembuh bias
kambuh kembali. Biasanya kambuh di tempat yang sama.
Mungkin di sertai tidak enak badan, demam, dan nyeri
kepala.sedangkan herpes yang di mulut menyerupai
sariawan.

Contoh herpes pada bibir

Gambar 8. Herpes Simpex pada bagian bibir

b. Herpes kelamin pada pria, cacar herpesnya tumbuh dikulit


kulup, kepala penis atau leher penis.
Contoh gambar herpes simplex pada kelamin wanita

Gambar 9. Herpes Simplex pada bagian kelamin wanita


Contoh gambar herpes simplex pada kelamin pria

Gambar 10. Herpes Simplex pada bagian kelamin pria

c. Sedangkan pada wanita tumbuh di bibir kemaluan, kulit


bawah vagina, dan bisa juga leher rahim.
Contoh gambar

Gambar 11. Herpes Simplex pada vagina bayi

d. Cacar herpesnya yang berderet menyerupai ular maka di


juluki cacar ular.
Contoh herpes cacar ular
Gambar 12. Herpes Simplex pada bagian punggung

3.3 Infeksi herpes simplex melalui 2 tahap yaitu:


1. Infeksi primer, pada saat tubuh terkena virus herpes simplex untuk
pertama kalinya. Kejadian infeksi primer HSV I paling banyak pada
usia 2-3 tahun, sedangkan HSV 2 biasanya terjadi pada usia yang
telah aktif secara seksual. Terdapat dua kemungkinan saat orang
terkena infeksi primer yaitu bergejala atau tidak timbul gejala. Orang
dengan tipe-tipe primer yang tidak bergejala jarang datang berobat
karena memang tidak merasakan apa-apa meskipun virus telah
memasuki tubuhnya. Infeksi primer terjadi saat virus pertama kali
masuk kedalam kulit atau mukosa. Namun infeksi primer ini tidak
bergejala sama sekali. Biasanya pada anak-anak dalam bentuk ulser
yang sangat sakit terutama pada gusi, walaupun dapat terjadi juga
pada bagian lain dari mulut. Biasanya anak menjadi rewel dan tidak
mau makan. Setelah seseorang terpapar virus ini, virus ini akan
bergerak keujung saraf yang disebut ujung ganglion dorsal. Di saraf
ini, virus akan bereproduksi lagi dan tidak menimbulkan gejala, ia
menjadi tidak aktif sampai ada factor predisposisi/pencetus yang
membuatnya aktif kembali. Periode ini disebut periode laten.
2. Infeksi rekuren, yaitu infeksi berikutnya karena virus herpes simplex
yang bersembunyi didalam tubuh menjadi aktif kembali. Infeksi
rekuren ini umumnya menimbulkan gejala. Bila terjadi suatu kndisi
tertentu seperti stress, paparan sinar matahari yang berlebihan,
menurunnya system kekebalan tubuh, kelelahan atau perubahan
hormone, virus akan menjadi aktif kembali dan bereplikasi sehingga
menimbulkan gejala klinis yaitu gejala prodromal dan sariawan yang
diawali dengan lentingan. Fase ini disebut fase rekurensi. Setelah
fase rekurensi maka virus akan kembali laten diujung saraf sehingga
ada factor yang mencetuskan aktif kembali. Gambaran klinis dari
fase rekuren ini adalah recurrent intra oral herpes (terjadi didalam
mulut) dan recurrent herpes labialis (terjadi dibibir luar).

Contoh virus herpes simplex

Gambar 13. Virus herpes simplex

3.4 Diagnosa herpes simplex


Diagnosa yang ditegakkan pada penyebab herpes adalah dilihat dari
gejala-gejala yang muncul pada bagian tubuh tertentu dan juga gejala yang
khas untuk penyakit herpes simplex. Untuk membantu menegakan diagnosis
maka bias dilakukan dengan cara pembiakan virus penyakit herpes, lewat
pemeriksaan darah dalam mengetahui ada atau tidaknya penigkatan pada
kadar antibodi.

3.5 Cara mencegah herpes kambuh

Penyakit herpes bisa kembali terjadi atau kambuh sehingga penyakit


herpes selain diobati sebaiknya dicegah juga. Sangat mudah untuk
mencegah penyakit herpes, dengan menjaga kondisi kesehatan tubuh dengan
berolahraga, menjaga asupan makanan, dan juga untuk memberikan vitamin
untuk tubuh agar bisa membantu menjaga daya tahan tubuh tetap baik dan
kuat. Olahraga akan membantu membuang racun didalam tubuh, sehingga
juga bisa membantu untuk mencegah penyakit herpes kambuh, dan asupan
makanan pun bisa meningkatkan daya tahan tubuh atau menjaga kesehatan
tubuh. Kebersihan pada kulit pun dijaga dengan baik agar kulit tidak kotor
dan juga tidak akan terinfeksi, sehingga akan membantu menyehatkan kulit
dan juga mencegah penyakit herpes agar tidak kambuh dan akan meradang
kulit kembali.

3.6 Hasil penelitian

Selama periode 01 Maret - 31 Maret 2017 terdapat 32 kasus herpes


simplex. Dari 32 pasien terdapat pasien laki-laki sebanyak 21 pasien dab
perempuan sebanyak 11 pasien tidak dijumpai pada kelompok usia < 5
tahun.

Tabel 1. Sebaran morbiditas herpes simplex menurut jenis kelamin di


Apotek Nurani selama periode 01 Maret 31 Maret 2017
Jenis kelamin Jumlah
Laki - laki 21
Perempuan 11
total 32
Tabel 1. Sebaran morbiditas herpes simplex berdasarkan jenis kelamin

Tabel 2. Sebaran morbiditas herpes simplex menurut usia di Apotek Nurani


pada periode 01 Maret 31 Maret 2017
Usia (tahun) Jumlah
<5 tahun 0
5 14 tahun 1
15 24 tahun 6
25 44 tahun 12
45 64 tahun 10
>65 tahun 3
Total 32
Tabel 2. Sebaran morbiditas herpes simplex berdasarkan usia

3.7 Pembahasan

Dari keseluruhan pasien di Apotek Nurani sejak 01 Maret 31 Maret


2017 didapatkan 32 kasus herpes simplex. Pada penelitian ini jumlah pasien
herpes simplex laki laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan,
yaitu sebanyak 21 orang sedangkan perempuan 11 orang (Tabel 1).Diantara
seluruh pasien herpes simplex, kelompok usia 25 44 tahun yang terbanyak
yaitu 12 pasien (Tabel 2).Factor resiko herpes simplex dipengaruhi oleh
usia. Makin tinggi usia makin rentan untuk terjadinya herpes simplex.
Selain itu, menurunnya imunitas juga berpengaruh terhadap reaktivasi virus
herpes simplex.
Dari penelitian ini didapatkan terapi yang paling sering diberikan
ialah kombinasi antiviral, analgetik, roboransia dan topical (bedak/cream,
antibiotic). Antiviral merupakan terapi utama dalam mengobati herpes
simplex. Untuk mencegah pecahnya vesikel maka diberikan topical bedak
sedangkan pada vesikel yang sudah pecah diberikan topikal cream
antibiotic.

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN
4.1 Penyakit Herpes Simplex

Herpes simpleks adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus yang


menyerang bagian kulit, mulut, dan alat kelamin. Virus herpes simpleks
dikategorikan dalam 2 tipe: tipe 1 (HSV-1 atau herpes oral) dan tipe 2
(HSV-2 atau herpes genital). HSV-1 menyebabkan luka (kadang-kadang
disebut demam lepuh atau luka dingin) di sekitar mulut dan bibir. HSV-
1 dapat menyebabkan herpes genital, namun sebagian besar kasus herpes
genital disebabkan oleh HSV-2. Dalam HSV-2, orang yang terinfeksi
mungkin memiliki luka di sekitar alat kelamin atau dubur.

4.2 Penyebab penyakit herpes simplex


Penularan penyakit herpes simplex bisa diakibatkan hubungan seksual,.
Karena dibagian organ vital memiliki mukosa sehingga virus akan
berkembang dengan cepat dan dapat menimbulkan infeksi. Penularan herpes
simplex tidak akan bisa ditularkan oleh benda, sehingga tidak perlu khawatir
pada penderita penyakit herpes simplex karena penyakit herpes simplex
berbeda dengan jenis herpes lainnya yang berkontak langsung ataupun
berkontak dengan cairannya akan tertular. Sehingga penyakit herpes simplex
banyak diakibatkan karena melakukan hubungan seksual pada penderita
penyakit herpes simplex juga.

5.1 Gejala penyakit herpes simplex


Gejala herpes simplex akan dirasakan setelah tubuh terinfeksi oleh virus
melalui hubungan seksual salah satunya dan awal gejalanya akan
menyebabkan organ vital seperti vagina atau penis dipenuhi oleh ruam
merah dan juga akan menjadi luka lama kelamaan. Jika ruam merah telah
menjadi luka terbuka maka organ kemaluan tidak lagi merasakan gatal,
namun akan terasa perih dan juga akan terasa panas. Karena luka terbuka
tersebut maka akan sakit pada saat menggunakan celana. Tidak hanya pada
kemaluan saja, namun luka terbuka akibat penyakit herpes simplex akan
menyebar ke rectum dan juga paha dan rasa sakitnya akan semakn parah
pula. Penyakit herpes simplex pun bisa menyebabkan sakit ketika buang air
besar, seperti pada saat infeksi saluran kemih. Pada kondisi penyakit herpes
simplex maka luka akan terasa sangat sakit dan juga panas, bahkan bisa
mengeluarkan cairan sehingga akan sangat menggangu.
Gejalanya adalah:
1. Gatal-gatal
Semua penyakit yang berhubungan dengan penyakit yang
menyerang pada bagian kulit. Termasuk juga dengan herpes,
yang gejala herpes simplex juga terjadi hal yang sama. Jika
penyakit ini sudah parah maka akan menimbulkan
kegatalanyang luar biasa.
2. Timbulnya bintik merah pada alat kelamin
Herpes simplex itu merupakan penyakit yang terjadi pada
alat kelamin pria dan wanita yang menimbulkan bintik merah
pada alat kelamin. Bila sudah terjadi penyakit ini, dipastikan
untuk buru-buru diobati. Biasanya jika orang mengalami hal
seperti ini, bisa ditularkan melalui hubungan sexs atau intim
secara bebas dan sering menganti ganti pasangan.
3. Keputihan abnormal
Keputihan ini hanya terjadi pada wanita saja, yang
mempunyai dua jenis. Yaitu, keputihan normal dan abnormal.
Keputihan normal adalah keputihan yang memiliki cairan
yang tidak lengket, tidak bau, tidak banyak,tidak
menimbulkan warna cokelat, kuning ataupun hijau, dan tidak
terdapat seperti gumpalan daging. Sedangkan keputihan
abnormal adalah keputihan yang bau, lengket, mengeluarkan
cairan banyak dan warna cokelat dan kuning. Orang yang
mengalami keputihan abnormal dipastikan mengalami
penyakit tertentu. Berupa kanker serviks dan herpes, dan
penyataan tersebut merupakan gejala herpes simplex atau
genital. Penyebab keputihan ini datang bisa disebabkan oleh
banyak hal. Salah satunya bisa diakibatkan oleh factor
makanan dan factor kelelahan.
4. Flu
Orang yang terkena flu biasanya awalnya pilek. Dan gejala
herpes simplex adalah mengalami flu. Ada flu berat dan flu
ringan. Flu adalah penyakit yang gampang terjadi.
2. Demam
Demam diamana suatu kondisi atau daya tahan tubuh
melemah, yang suhu badannya bisa naik dan turun. Hal inilah
yang termasuk gejala herpes simplex.

5.2 Proses penularan herpes simplex


Virus herpes datang dalam dua bentuk yaitu, herpes tipe 1 dan tipe 2.
Kedua bentuk virus yang sangat mirip dan berasal dari satu sumber.
Perbedaan antara virus ini adalah tipe 1 yang paling sering mempengaruhi
daerah wajah dan mulut manusia, sedangkan tipe 2 terutama mempengaruhi
genital. Namun, ada kasus dimana tipe 1 ditemukan pada dua kelamin dan
jenis didaerah mulut. Hal ini biasanya terjadi ketika ada hugungan oral dan
virus dari alat kelamin orang yang terinfeksi dan ditransmisikan kemulut,
atau sebagai satu jenis akibat dari hubungan oral, maka hal ini juga
sekaligus mengartikan bahwa ada kemungkinan besar satu jenis virus akan
ditularkan kegenital. Herpes tipe 1 terutama ditularkan melalui ciuman,
sementara herpes tipe 2 ditularkan melalui hubungan seksual.

5.3 Pengobatan herpes simplex

Beberapa jenis obat-obatan anti virus yang bisa digunakan untuk


mengatasi herpes antara lein seperti asyclovir, valasiklovir, famsiklovir.
Obat-obatan tersebut khusus untuk mengobatii segala jenis penyakit yang
berasal dari virus. Jadi jangan selalu berasumsi semua penyakit bisa sembuh
dengan antibiotik. Karena terlalu banyak mengkonsumsi antibiotik justru
akan sangat merugikan tubuh karena tubuh akan resisten dengan antibiotik
tersebut.

1. Herpes bibir

Kumur dengan air yang telah dicampur dengan antiseptik


seperti klorheksidin 3 4 kali per hari, tambahkan juga
pemberian salep asiklovir sebanyak 5 kali dalam satu hari.
Tambahkan juga terapinya dengan minum asiklovir yang
tablet, kalau masih basah kasih asiklovir yang 200 mg
sebanyak 5 kali per hari (5 x 200 mg/hari) atau 400 mg x 3
kali per hari selama 7 hari.

2. Jangan garuk area herpes

Herpes umumnya rasanya memang gatal, tetapi jangan


sekali-kali menggaruk apalagi yang masih berbentuk
gelembung. Karena jika digaruk gelembungnya akan pecah
dan bisa menyebarkan virus herpes ke bagian kulit yang lain.
3. Jangan menggosok dengan handuk

Sama halnya seperti menggaruk, menggosok luka herpes


dengan handuk juga akan menyebabkan gelembung menjadi
pecah sehingga virus akan menyebar. Selembut apapun
handuk yang digunakan jangan pernah menggosok kulit yang
terkena herpes dengan handuk.

4. Menjaga pola makan

Bagi penderita yang alergi terhadap beberapa jenis makanan,


untuk sementara hindari dulu. Jangan dimakan sampai herpes
benar benar sudah sembuh. Tetapi perhatikan menu gizi
yang seimbang.

5.4 Acyclovir
Acyclovir adalah salah satu obat antivirus yang digunakan untuk
mengobati infeksi virus seperti varisela zoster dan herpes simpleks. Virus
herpes simpleks menyebabkan terjadinya penyakit herpes genital dan cold
sore atau luka melepuh di sekitar bibir. Acyclovir tidak bisa menghilangkan
virus sepenuhnya dari tubuh. Obat ini berfungsi untuk mencegah
penyebaran dan perkembangan infeksi virus. Selain itu, obat ini juga
berguna untuk mencegah terjadinya infeksi akibat virus. Obat Acyclovir
berbentuk bubuk untuk dilarutkan, larutan, kapsul, tablet dan suspensi.
Penggunaan Acyclovir tidak akan melenyapkan virus sepenuhnya dari
dalam tubuh. Obat tersebut hanya bermanfaat dalam pencegahan
perkembangan infeksi virus dan penyebarannya.
Acyclovir adalah antivirus yang sangat ampuh dalam melawan virus
herpes, meskipun tidak bisa memberantasnya secara tuntas. Secara umum
obat ini digunakan dalam mengobati berbagai penyakit, seperti varicella
zoster atau cacar air, serta infeksi herpes simpleks. Acyclovir juga bisa
dioleskan pada daerah mulut yang mengalami sariawan karena serangan
virus herpes. Obat Acyclovir juga dimanfaatkan dalam pencegahan
kekambuhan infeksi herpes simpleks terhadap seseorang dengan sistem
kekebalan tubuh yang kuat. Termasuk dalam pencegahan infeksi herpes
simpleks pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah. Acyclovir
adalah obat yang mengobati infeksi, bukan menghentikan penyebaran virus.
Jadi disarankan untuk menghindari hubungan intim, ketika serangan infeksi
terjadi atau saat sedang kambuh.
Dosis pemakaian Acyclovir salep di apotik tersedia dalam bentuk
Acyclovir salep kulit 5 % dan Acyclovir salep 3 %. Acyclovir salep kulit 5
% dapat dioleskan pada kulit yang teinfeksi dengan dosis anak dan dewasa
sekitar 1 cm salep sebanyak 5 7 kali sehari selama 5-10 hari. Sedangkan
Acyclovir salep kulit 3 % dapat dioleskan pada kulit sekitar mata dengan
dosis anak dan dewasa sekitar 1 cm salep sebanyak 5 kali sehari selama 7
hari dan dilanjutkan hingga 3 hari setelah sembuh sempurna.
Sebelum mengoleskan salep, cucilah tangan dengan sabun dan air,
kemudian bersihkan dan keringkan daerah yang akan diolesi. Jika
memungkinkan, gunakan sarung tangan karet sekali pakai untuk
mengoleskan obat pada luka untuk mencegah penyebaran infeksi. Oleskan
obat secara perlahan-lahan hingga menutupi daerah yang terinfeksi. Setelah
mengoleskan salep cuci tangan kembali dengan sabun dan air.
4.7 Mekanisme kerja obat Acyclovir

Acyclovir adalah zat antivirus yang sangat aktif secara in vitro melawan
virus herpes simpleks (HSV) tipe I dan II, serta virus varisela zoster. Setelah
masuk ke dalam sel terinfeksi, Acyclovir terfosforilasi membentuk senyawa
aktif Acyclovir trifosfate. Tahap awal proses tergantung pada enzim viral-
coded thymidine kinase. Acyclovir trifosfate berperan sebagai inhibitor dan
sebagai substrat palsu untuk herpes-specified DNA polymerase yang
mencegah sintesis DNA virus tanpa mempengaruhi proses sel normal.
Acyclovir merupakan obat anti virus yang paling banyak di gunakan
karena efektif terhadap virus herpes.Cream tersebut di serap oleh kulit,
bekerja pada pori - pori kulit kemudian di serap oleh kulit, setelah cream
bekerja pada kulit sisa hasil cream tersebut di ekresikan melalui urine atau
keringat.
Farmakokinetik sediaan topical secara umum menggambarkan
perjalanan bahan aktif dalam konsentrasi tertentu yang di aplikasikan pada
kulit dan kemudian di serap ke lapisan kulit, selanjutnya didistribusikan
secara sistematik.

4.8 Cara penggunaan Acyclovir

Acyclovir salep kulit 5 % dan Acyclovir salep 3 %. Acyclovir salep kulit


5 % dapat dioleskan pada kulit yang teinfeksi dengan dosis anak dan dewasa
sekitar 1 cm salep sebanyak 5 7 kali sehari selama 5-10 hari. Sedangkan
Acyclovir salep kulit 3 % dapat dioleskan pada kulit sekitar mata dengan
dosis anak dan dewasa sekitar 1 cm salep sebanyak 5 kali sehari selama 7
hari dan dilanjutkan hingga 3 hari setelah sembuh sempurna.

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Kulit adalah organ tubuh penting paling luar dari manusia, yang
membatasi lingkungan dalam dan lingkungan luar tubuh manusia itu. Kulit
merupakan first barrier untuk melindungi tubuh dari penyakit dan memiliki
fungsi. Salah satu penyakit kulit adalah penyakit herpes simplex. Herpes
simplex dibagi menjadi dua tipe yaitu herpes simplex tipe 1 dan 2. Herpes
simplex tipe 1 adalah herpes yang ada didaerah wajah terutama dibibir,
sedangkan herpes simplex tipe 2 adalah herpes yang menyerang pada alat
kelamin yang disebabkan oleh hubungan seksual yang berganti-ganti
pasangan. Infeksi akut oleh virus herpes simplex tipe 1 atau tipe 2 yang
ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit. Gejala
utama pada penyakit ini adalah gatal-gatal dan timbulnya bintik merah.
Pengobatan pada penyakit herpes simplex ini yaitu, dengan salah satunya
dengan menggunakan obat Acyclovir cream.

5.2 Saran

Dalam penulisan laporan ini penulis menyarankan agar selalu


menjaga personal hygine, serta pola hidup sehat. Sempatkan waktu
disela kesibukan aktifitas sehari hari dengan berolahraga secara teratur
Selain itu, penulis menyarankan agar setiap individu, dapat mengetahui
gejala yang timbul dari setiap jenis penyakit kulit, khusus nya penyakit
herpes simplex ini.Sehingga apabila gejala sudah mengarah kepada
penyakit ini, individu yang terjangkit dapat langsung melakukan
penanganan medis dengan berkonsultasi langsung dengan ahli medis
sehingga individu yang terjangkit secepatnya mendapatkan terapy
maupun pengobatan yang tepat dan sesuai. Selain itu penulis
menyarankan agar tidak menggunakan pakaian, handuk secara
bersamaan agar tidak terjadi penularan.

DAFTAR PUSTAKA
http://lenkabelajar.blogspot.co.id/2012/09/makalah-penyakit-
herpes.html#sthash.LLiMZTgS.dpuf
https://dwinoviakrismawanti.wordpress.com/2014/03/29/herpes-
simplex/
http://penyebabherpes.com/infeksi-herpes-simpleks/
http://penyakitherpes.net/herpes-kulit/
Susilowarno, R. Gunawan, dkk. 2007. BIOLOGI Untuk SMA/MA
Kelas XI. Jakarta : Grasindo. Pada 20 Juni 2017 16:10
Furqonita, Deswaty. 2012. Seri IPA BIOLOGI SMP Kelas IX.
Penerbit : Quadra. Pada 25 Juni 2017 11:25
Wijaya, Agung. 2008. BIOLOGI IX. Jakarta Grasindo. Pada 03 Juli
2017 19:02
Siregar RS, Wijaya C, Anugerah P. Saripati Penyakit Kulit dan
Kelamin. Ed.3. Jakarta: EGC; 1996. Pada 05 Juli 2017 13:15

LAMPIRAN

Apotek Nurani
Penyimpanan obat generik di Apotek Nurani
Penyimpanan obat paten di Apotek Nurani
Penyimpanan obat sirup paten di Apotek Nurani
Penyimpanan salep paten di Apotek Nurani
Penyimpanan tetes mata dan tetes telinga di Apotek Nurani

Tempat penyimpanan obat narkotik di Apotek Nurani


Penyimpanan obat dispensing di Apotek Nurani
Penyimpanan alat kesehatan di Apotek Nurani
Etiket di Apotek Nurani
Surat pesanan di Apotek Nurani

Surat pesanan obat yang mengandung prekursor


Salinan resep di Apotek Nurani

Kwitansi di Apotek Nurani


Ruang racik di Apotek Nurani

Penyimpanan resep Narkotik dan catatan obat baru


Buku faktur di Apotek Nurani

Penyimpanan berkas berkas di Apotek Nurani


Stock obat di Apotek Nurani
Display obat di Apotek Nurani
DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang.................................................................................1


1.2 Maksud dan Tujuan..........................................................................2
1.3 Manfaat Prakerin..............................................................................2
a. Bagi Apotek.....................................................................................2
b. Bagi Sekolah....................................................................................2
c. Bagi Siswa.......................................................................................2
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan.......................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................4
2.1 Pendahuluan.....................................................................................4
1. Lapisan Epidermis ( Lapisan Luar)..................................................6
2. Lapisan Dermis (Kulit Jangat).........................................................6
3. Hipodermis ( Jaringan ikat Bawah Kulit)........................................8
2.2 Definisi Penyakit Herpes Simplex...................................................8
2.3 Klasifikasi Herpes Simplex..............................................................9
2.4 Factor Penyebab.............................................................................12
2.5 Jenis Penyakit Herpes....................................................................12
2.6 Pencegahan Penyakit Herpes.........................................................12
2.7 Pengobatan Herpes Simplex..........................................................15
2.8 Mekanisme Kerja Obat..................................................................18
2.9 Cara Penggunaan...........................................................................19
2.10 Efek Samping.................................................................................19
2.11 Peringatan......................................................................................19
BAB III STUDY KASUS.............................................................................21
3.1 Definisi Penyakit Herpes Simplex.................................................21
3.2 Ciri Ciri Penyakit Herpes............................................................21
a. Herpes simplex di mulut dan di bibir.............................................21
b. Herpes kelamin pada pria, cacar herpesnya tumbuh dikulit kulup,
kepala penis atau leher penis................................................................22
c. Sedangkan pada wanita tumbuh di bibir kemaluan, kulit bawah
vagina, dan bisa juga leher rahim.........................................................23
d. Cacar herpesnya yang berderet menyerupai ular maka di juluki
cacar ular...........................................................................................24
3.3 Infeksi herpes simplex melalui 2 tahap yaitu:................................24
3.4 Diagnosa herpes simplex...............................................................26
3.5 Cara mencegah herpes kambuh.....................................................26
3.6 Hasil penelitian..............................................................................27
3.7 Pembahasan....................................................................................28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................29
4.1 Penyakit Herpes Simplex...............................................................29
4.2 Penyebab penyakit herpes simplex................................................29
4.3 Gejala penyakit herpes simplex.....................................................29
4.4 Proses penularan herpes simplex...................................................31
4.5 Pengobatan herpes simplex............................................................31
4.6 Acyclovir........................................................................................33
4.7 Mekanisme kerja obat Acyclovir...................................................34
4.8 Cara penggunaan Acyclovir...........................................................34
BAB V PENUTUP.......................................................................................35
5.1 Kesimpulan....................................................................................35
5.2 Saran..............................................................................................35

Anda mungkin juga menyukai