Anda di halaman 1dari 3

Stratified Sampling

Contoh Kasus 1

Dari 100 populasi pemilih pada pemilu akan diambil 100 orang sebagai sample berdasarkan usia
pemilih secara propporsional.

Penyelesaian :

Usia Pemilih Populasi Jumlah/ditentukan Terpilih


15 25 100 10 % 10
26 35 200 10 % 20
36 45 500 10 % 50
45 > 200 10 % 20
1000 100

Contoh Kasus 2.

Misalkan penelitian yang dilakukan adalah pengaruh kurikulum saat ini terhadap prestasi siswa,
maka dapat dilakukan dengan cara mengelompokan siswa kedalam tingkatan pandai, sedang,
tidak pandai dan kemudian dari masing-masing tingkatan tersebut diambil dalam jumlah yang
memadai.

Penyelesaian :

Nilai Jumlah Siswa Hasil Stratifikasi


0 30 7 Tidak Pandai
31 60 15 Sedang
61 80 23 Lumayan
80 100 5 Pandai
50

Cluster Sampling

Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi secara bergrombol (cluster)


Dari sub populasi selanjutnya dirinci lagi menjadi sub-populasi yang lebih kecil
Anggota dari sub populasi terakhir dipilih secara acak sebagai sampel penelitian
Contoh

Akan dipilih sampel penelitian untuk meneliti rata-rata tingkat pendapatan buruh bangunan
diKodya Semarang

Kodya Semarang dibagi menjadi16 Kecamatan, dari 16 Kecamatan dipilih 2 Kecamatan


sebagai Populasi dari sampling I

Dari 2 Kecamatan masing masing dipilih 2 Kelurahan sebagai Populasi dari sampel II

Dari 2 Kelurahan masing-masing dipilih 50 buruh bangunan sebagai sampel penelitian

Purposive sampling.

Peneliti akan melakukan penenlitian terhadap minat belajr siswa-siswa SMP di seluruh
Indonesia. Dengan mempertimbnagkan tersedianya, tenaga, peneliti, waktu dan danamaka tidak
mungkin mengambil seluruh propinsi yang ada. Maka di ambillah DIY, malang, medan, bandung,
dan manado yang diperkirakan merupakan tempat-tempat yang banyak sekolahnya sehingga memiliki
cukup banyak pelajr. Di samping itu, juga mengambil bebrapa daerah yang sekolahnya yang sedikit
sekali imbangan, lima daerah yang telah disebutkan

Contoh 2 (Purposive sampling)

Kita hendak meneliti anak jalanan, maka kita harus mendatangi perempatan-perempatan
jalan raya untuk mengambil sampel. Sebab, disitulah anak2 jalanan banyak melakukan aktivitasnya,
yakni katakanlah ngamen dan meminta-minta. Hal ini tidak perlu adanya area sampling (area
geografis). Dalam artian, memilih-milih (menyampel) area, lalu dari area-area tesampel itu dicar
anak-anak jalananya.

Cluster sampling

Seorang peneliti berniat untuk menaksir rata-rata penghasilan keluarga yang ada dalam
kelurahan di kota Bogor. Anggap saja Bogor memiliki 5000 keluarga yang tersebar di 60 kelurahan.
Untuk itu dipilih tiga kelurahan dan semua keluarga yang ada di tiga kelurahan tersebut disurvey.
Berikut hasilnya.
Kelurahan A, banyak keluarga 120,total penghasilan 2100 (dalam ribuan)
Kelurahan B, banyak keluarga 100, total penghasilan 2000 (dalam ribuan)
Kelurahan C, banyak keluarga 80, total penghasilan 1500 (dalam ribuan)

Cluster Sampling

Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data atau populasi sangat
luas misalnya penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan yang tersebar
di seluruh provinsi. Untuk menentukan mana yang dijadikan sampelnya, maka wilayah
populasi terlebih dahulu ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sample yang
digunakan pada masing-masing daerah tersebut dengan menggunakan teknik proporsional
stratified random sampling mengingat jumlahnya yang bisa saja berbeda.

Contoh:

Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar mengajar di tingkat SMU.
Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak
dan terbagi dalam berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan
sebagai berikut :

Tahap Pertama adalah menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan secara acak
10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.

Tahap kedua. Mengambil sampel SMU di tingkat Provinsi secara acak yang
selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari Kabupaten/Kota, maka
diambil secara acak SMU tingkat Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut
Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan
sampel. Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMU yang dijadikan sampel ini diharapkan
akan menggambarkan keseluruhan populasi secara keseluruhan.

Multi stage sampling

Multi-Stage Sampling adalah penggunaan berbagai metode random sampling secara bersama-
sama dengan seefisien dan seefektif mungkin. Cara ini digunakan pada penelitian masalah sosial yang
kompleks. Misalnya adalah dalam pengambilan sampel penduduk. Jakarta mengenai masalah sosial
tertentu, dengan interview langsung. Pertama pilih proses cluster sampling sebagai tahap pertama
proses. Tahap berikutnya dapat dipilih stratified sampling terhadap sampel cluster. Dengan
mengkombinasikan beberapa metode random sampling tersebut dihadapkan hasil yang diperoleh
benar-benar qualified dan bermanfaat.

Dalam sampel multistage random, area yang luas, seperti negara, pertama-tama dibagi menjadi
daerah yang lebih kecil (seperti negara), dan sampel acak dari daerah dikumpulkan.Pada tahap kedua,
sampel acak dari area yang lebih kecil (seperti kabupaten) diambil dari dalam masing-masing daerah
dipilih dalam tahap pertama. Kemudian, di tahap ketiga, sampel acak dari daerah bahkan lebih kecil
(seperti lingkungan) yang diambil dari dalam setiap bidang yang dipilih pada tahap kedua. Jika daerah
ini cukup kecil untuk tujuan penelitian, maka peneliti mungkin berhenti pada tahap ketiga. Jika tidak,
ia mungkin terus sampel dari daerah yang dipilih pada tahap ketiga, dll, sampai daerah tepat kecil
telah dipilih.

Anda mungkin juga menyukai