Nim : 220204600005
Prodi: D4 TE 01
Jika proporsi pelanggan di setiap lokasi adalah 40%, 30%, dan 30% dari total
populasi restoran, kita ingin memastikan bahwa proporsi yang sama dari setiap
lokasi diwakili dalam sampel. Jika kita memutuskan untuk mengambil sampel 100
pelanggan, maka proporsionalitas akan dijaga, misalnya:
Jadi, total 100 responden akan diambil secara proporsional dari setiap strata. Ini
memastikan bahwa perasaan pelanggan di setiap lokasi terwakili dengan baik
dalam sampel, yang memungkinkan hasil yang lebih akurat dan dapat
dipertahankan dalam analisis statistik.
Artinya populasi dibagi menjadi beberapa strata, dan ukuran sampel dari setiap
strata tidak dipilih secara proporsional terhadap ukuran strata tersebut. Sebaliknya,
ukuran sampel dari setiap strata ditentukan berdasarkan pertimbangan penelitian
yang lebih dalam atau kepentingan tertentu.
Anda mungkin memutuskan untuk mengambil sampel yang lebih besar dari lantai
pertama untuk memastikan bahwa keberagaman toko-toko yang ada diwakili
dengan baik dalam penelitian Anda, sementara jumlah sampel dari lantai-lantai
lainnya tetap proporsional terhadap ukuran populasi mereka.
Pertama, seluruh negara dibagi menjadi beberapa cluster yang mewakili daerah
geografis atau administratif, seperti distrik atau kabupaten. Kemudian, beberapa
cluster dipilih secara acak. Misalnya, jika ada 100 distrik di negara tersebut,
peneliti mungkin memilih 20 distrik secara acak sebagai cluster sampel. Setelah
itu, semua sekolah di distrik-distrik terpilih tersebut akan dimasukkan ke dalam
sampel.
Keuntungan dari penggunaan cluster sampling termasuk efisiensi waktu dan biaya
karena peneliti hanya perlu mengambil sampel dari beberapa cluster daripada
seluruh populasi. Namun, perlu diingat bahwa cluster sampling dapat
menyebabkan kesalahan akibat variabilitas antara cluster, sehingga analisis harus
memperhitungkan desain cluster dalam perhitungannya.
2. Nonprobability Sampling (semua populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk
menjadi sampel)
a. Systematic Sampling
Teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut. Misalkan kalian ingin mengambil sampel dari sebuah populasi
yang terdiri dari 1000 rumah tangga, kalian memutuskan untuk menggunakan
systematic sampling dengan interval k=10, yang berarti Anda akan memilih setiap
ke-10 rumah tangga dari daftar tersebut. Jika kalian memulai dari nomor acak
antara 1 dan 10 (misalnya nomor 4), Anda akan memilih rumah tangga nomor 4,
nomor 14, nomor 24, dan seterusnya hingga mencapai akhir populasi.
b. Sampling Kuota
c. Sampling Insidental
Sampelnya merupakan siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti dan sesuai dengan kriteria. Misalnya penelitian tentang kepuasan
mahasiswa terkait fasilitas ruang belajar di kampus. Siapapun yang bertemu
dengan kalian dan merupakan mahasiswa yang pernah menggunakan ruang
belajar di kampus dapat dijadikan sebagai sampel.
d. Sampling Purposive
Pemilihan sampel dilakukan secara jeli dan selektif dalam meemilih sumber data.
Misalnya penelitian tentang kualitas suatu makanan, maka sumber data yang
dicari adalah orang orang yang ahli dalam bidang makanan, entah dari segi rasa,
racikan bumbu, gizi, dan sebagainya.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya
relatif kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang awal mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk
dijadikan sampel. Dan begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama
makin banyak. Ibaratkan sebuah bola salju yang menggelinding, makin lama
semakin besar.
Teknik sampling paling baik tergantung pada tujuan dan konteks penelitian yang dilakukan.