Anda di halaman 1dari 4

Nama: Sepriwan Tito

Nim : 220204600005
Prodi: D4 TE 01

Rangkuman Teknik Sampling


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang memiliki kualitas
dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik simpulannya.
Sempel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Jika populasi
berjumlah besar, maka peneliti tidak mungkin meneliti seluruh populasi yang ada. Contohnya
terdapat populasi 1juta, tidak mungkin semua populasi itu kita teliti. Maka perlu adanya
sampel yang merupakan soslusi untuk mengatasi jumlah populasi yang relatif banyak.
Mengapa demikian? Karena peneliti biasanya terbatas oleh waktu, tenaga, dan dana. Apa
yang diteliti pada sampel simpulannya akan berdampak pada populasi. Jadi sampel yang
dipilih harus mewakili dan menggambarkan populasi seluruhnya. Untuk itu kita perlu
mengetahui tentang teknik pengambilan sampel yang baik dan benar.
Prinsip dasar penentuan jumlah sampel yaitu semakin besar jumlah sampel atau mendekati
jumlah populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil. Sebaliknya, semakin
kecil jumlah sempel atau semakin menjauhi populasi, maka semakin besar peluang kesalahan
generalisasi.
Teknik sampling adalah cara dalam mengambil sebuah sampel. Secara garis besar ada 2
teknik pengambilan sempel yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.
1. Probability sampling (semua populasi berpeluang untuk menjadi sampel)
a. Simpel random sampling
pengambilan sampel dapat dilakukan secara acak atau random. Populasi yang
ada pada penelitian harus bersifat homogen atau paling tidak relatif homogen,
artinya memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama. Contohnya penelitian
tentang kemampuan mahasiswa dalam merangkai instalasi listrik, populasinya
adalah mahasiswa jurusan teknik elektro angkatan 2022. Untuk pengambilan
sampelnya secara acak, misalnya dalam angkatan 2022 ada 5 kelas maka kita
dapat mengambil 2 kelas sebagai sempel dan akan dianggap sebagai representatif
b. Proportionate Stratified Random Sampling

Proportionate Stratified Random Sampling biasa digunakan pada populasi yang


mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila
populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional. Misalnya, pertimbangkan penelitian tentang kepuasan pelanggan di
sebuah restoran cepat saji dengan tiga lokasi yang berbeda: A, B, dan C. Populasi
dapat dibagi menjadi tiga strata berdasarkan lokasi:
Strata 1: Pelanggan di lokasi A

Strata 2: Pelanggan di lokasi B

Strata 3: Pelanggan di lokasi C

Jika proporsi pelanggan di setiap lokasi adalah 40%, 30%, dan 30% dari total
populasi restoran, kita ingin memastikan bahwa proporsi yang sama dari setiap
lokasi diwakili dalam sampel. Jika kita memutuskan untuk mengambil sampel 100
pelanggan, maka proporsionalitas akan dijaga, misalnya:

40% x 100 = 40 responden dari lokasi A

30% x 100 = 30 responden dari lokasi B

30% x 100 = 30 responden dari lokasi C

Jadi, total 100 responden akan diambil secara proporsional dari setiap strata. Ini
memastikan bahwa perasaan pelanggan di setiap lokasi terwakili dengan baik
dalam sampel, yang memungkinkan hasil yang lebih akurat dan dapat
dipertahankan dalam analisis statistik.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling

Artinya populasi dibagi menjadi beberapa strata, dan ukuran sampel dari setiap
strata tidak dipilih secara proporsional terhadap ukuran strata tersebut. Sebaliknya,
ukuran sampel dari setiap strata ditentukan berdasarkan pertimbangan penelitian
yang lebih dalam atau kepentingan tertentu.

Misalnya, Anda ingin melakukan penelitian tentang tingkat kepuasan pelanggan di


sebuah pusat perbelanjaan yang memiliki beberapa toko di beberapa lantai. Anda
tahu bahwa lantai pertama memiliki toko-toko yang jauh lebih banyak dan lebih
beragam dibandingkan dengan lantai-lantai lainnya. Dalam hal ini, Anda mungkin
ingin menggunakan Disproportionate Stratified Random Sampling untuk
memastikan bahwa setiap lantai diwakili dalam sampel, meskipun toko-toko di
lantai pertama jauh lebih banyak.

Anda mungkin memutuskan untuk mengambil sampel yang lebih besar dari lantai
pertama untuk memastikan bahwa keberagaman toko-toko yang ada diwakili
dengan baik dalam penelitian Anda, sementara jumlah sampel dari lantai-lantai
lainnya tetap proporsional terhadap ukuran populasi mereka.

d. Cluster Sampling (Area Sampling)


Teknik pengambilan sampel ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari
individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau
cluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.

Misalnya, sebuah penelitian tentang pendidikan di sebuah negara dengan ribuan


sekolah. Alih-alih mengambil sampel dari semua sekolah di negara itu, peneliti
dapat menggunakan cluster sampling dengan cara berikut:

Pertama, seluruh negara dibagi menjadi beberapa cluster yang mewakili daerah
geografis atau administratif, seperti distrik atau kabupaten. Kemudian, beberapa
cluster dipilih secara acak. Misalnya, jika ada 100 distrik di negara tersebut,
peneliti mungkin memilih 20 distrik secara acak sebagai cluster sampel. Setelah
itu, semua sekolah di distrik-distrik terpilih tersebut akan dimasukkan ke dalam
sampel.

Keuntungan dari penggunaan cluster sampling termasuk efisiensi waktu dan biaya
karena peneliti hanya perlu mengambil sampel dari beberapa cluster daripada
seluruh populasi. Namun, perlu diingat bahwa cluster sampling dapat
menyebabkan kesalahan akibat variabilitas antara cluster, sehingga analisis harus
memperhitungkan desain cluster dalam perhitungannya.

2. Nonprobability Sampling (semua populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk
menjadi sampel)

a. Systematic Sampling

Teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut. Misalkan kalian ingin mengambil sampel dari sebuah populasi
yang terdiri dari 1000 rumah tangga, kalian memutuskan untuk menggunakan
systematic sampling dengan interval k=10, yang berarti Anda akan memilih setiap
ke-10 rumah tangga dari daftar tersebut. Jika kalian memulai dari nomor acak
antara 1 dan 10 (misalnya nomor 4), Anda akan memilih rumah tangga nomor 4,
nomor 14, nomor 24, dan seterusnya hingga mencapai akhir populasi.

b. Sampling Kuota

Sampel diambil dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu hingga


memenuhi kuota yang dibutuhkan. Misalnya, penelitian tentang preferensi merek
smartphone di sebuah kota. Peneliti mungkin ingin memastikan bahwa sampel
mereka mencerminkan proporsi yang sama dari beberapa kelompok demografis,
seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Sebagai hasilnya, mereka akan
menetapkan kuota untuk setiap kelompok demografis berdasarkan distribusi
populasi di kota tersebut.

c. Sampling Insidental
Sampelnya merupakan siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti dan sesuai dengan kriteria. Misalnya penelitian tentang kepuasan
mahasiswa terkait fasilitas ruang belajar di kampus. Siapapun yang bertemu
dengan kalian dan merupakan mahasiswa yang pernah menggunakan ruang
belajar di kampus dapat dijadikan sebagai sampel.

d. Sampling Purposive

Pemilihan sampel dilakukan secara jeli dan selektif dalam meemilih sumber data.
Misalnya penelitian tentang kualitas suatu makanan, maka sumber data yang
dicari adalah orang orang yang ahli dalam bidang makanan, entah dari segi rasa,
racikan bumbu, gizi, dan sebagainya.

e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya
relatif kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel yang awal mula
jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk
dijadikan sampel. Dan begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel makin lama
makin banyak. Ibaratkan sebuah bola salju yang menggelinding, makin lama
semakin besar.
Teknik sampling paling baik tergantung pada tujuan dan konteks penelitian yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai