Anda di halaman 1dari 4

Sampling secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua (2) kelompok, yaitu

Probability sampling dan Nonprobability sampling

A. Probability Sampling

1. Simple Random Sampling


Menurut Margono (2004) menyatakan bahwa simple random sampling adalah teknik
untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. dilakukan
bila anggota populasi dianggap homogen.

Menurut Sugiyono (2001) dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel


anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu

Cara pengambilan sampel ini dapat dilakukan dengan metode:


-undian,
-ordinal,
-maupun tabel bilangan random.

Kelebihan :cukup sederhana


Kelemahan: jika diambil dalam jumlah banyak, teknik ini akan menyita waktu dalam
prakteknya

2.Proportionate Stratified Random Sampling


Syarat melakukan teknik ini:
-Biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis
lapis
-digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstr
ata secara proporsional.
Cara pengambilan menggunakan teknik ini: Jika populasi terdiri dari beberapa sub
populasi yang tidak homogen dan setiap sub- populasi akan di wakili dalam
penyelidikan, maka pada prinsipnya dapat di tempuh dua jalan yakni :
1. Mengambil sampel dari tiap-tiap sub-populasi tanpa memperhitungkan besar
kecilnya sub-populasi.
2. Mengambil sampel dari tiap-tiap sub-populasi dengan memperhitungkan besar
kecilnya sub-sub populasi itu.
Untuk cara ke-2 adalah yang paling baik digunakan, yang dapat memberikan
landasan generalisasi yang lebih dan dapat di pertanggung jawabkan dari pada cara
pertama.

Kelemahan: jika tidak ada investigasi mengenai daftar subjek maka tidak dapat
membuat strata.

Contoh :
Misalkan ,Kita akan menarik sampel dari populasi seluruhnya 130 orang sebanyak
50 orang dari suatu populasi penduduk Kota Pulu dengan karakteristik:
Tingkat pendidikan Banyaknya ( orang )
SD 20
SMP 40
SMA 55
Perguruan Tinggi 15

20
 50
130
Sampel lulusan SD = = 7,69 dibulatkan 8
40
 50
130
Sampel lulusan SMP = = 15,38 dibulatkan 15
55
 50
Sampel lulusan SMA = 130 = 21,15 dibulatkan 21
15
 50
Sampel lulusan PT = 130 = 5,77 dibulatkan 6
Pembulatan di lakukan mengingat jumlah orang memiliki ciri variable diskret.
Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 8+15+21+6= 50 sampel

3, Disproportionate Stratified Random Sampling.

Sugiyono (2001: 59) menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan
jumlah sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.

Misalnya pegawai dari PT indocerdas Kota Bandung


Lulusan Banyaknya (orang)
SMP 700
SMU 800
S1 90
S2 4
S3 3
maka 3 orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel.
Karena dua kelompok itu terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU
dan SMP.

4. Cluster Sampling (Area Sampling)

Kegunaan :
- digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri
dari kelompok-kelompok individu atau cluster.
-digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data
sangat luas.

Kelemahan:
-dapat dilihat dari tingkat error samplingnya.
-sangat sulit memperoleh cluster yang benar-benar sama tingkat heterogenitasnya
dengan cluster yang lain di dalam populasi.

B. Nonprobability sampling

1. Sampling Sistematis

Sugiyono (2001:60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik penentuan


sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota diberi
nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu,
misalnya kelipatan dari bilangan lima.
Untuk itu, yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai
100

2. Quota sampling

Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(kuota) yang diinginkan.
Menurut Margono (2004: 127) dalam teknik ini jumlah populasi tidak
diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok.

Cara pengambilan:
-Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap
kelompok.
-Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling.
-Setelah kuota terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.

Contoh :
Setiap Peneliti akan melakukan penelitian terhadap pegawai PT. Indocerdas Kota
Bandung golongan II sebanyak 20 orang dengan 5 peneliti , penelitian dilakukan
secara kelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan 100 dan jumlah anggota
peneliti berjumlah 5 orang,

maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan
karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang.

3. Sampling aksidental

Menurut Sugiyono,( 2001: 60) teknik ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
Menurut Margono (2004: 27) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan
sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit
sampling yang ditemui.

Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu dengan


mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa sebagai unit sampling.
Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang dewasa yang dijumpainya,
sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi.

4.

Anda mungkin juga menyukai