Anda di halaman 1dari 11

Mila Syafaah

240210120003

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Praktikum Gizi Terapan kali ini dilakukan penilaian status gizi secara
antropometri yaitu dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks massa
tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB)
dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau
mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang.Untuk mengetahui nilai
IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Menurut rumus metrik:
Berat badan (Kg)
IMT = ------------------------------------------------------
[Tinggi badan (m)]2
IMT ini merupakan salah satu alat sederhana untuk mengatur status gizi
orang dewasa. Pada praktikum kali ini metode IMT ini digunakan untuk
mengetahui status gizi dari suatu kelompok mahasiswa dari berbagai jurusan yang
ada di Universitas Padjadjaran. Survei ini langsung ke setiap mahasiswa di
jurusan tujuan dengan mengukut berat badan dan tinggi badan dari setiap
mahasiswa. Setiap jurusan diambil 20 orang sebagai sampel untuk penentuan
status gizi jurusan tersebut. Nilai IMT yang didapat dicocokkan dengan tabel
kategori ambang batas IMT, yaitu sebagai berikut.

Tabel 1. Tabel Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia


Kategori Keterangan IMT
Kurus Kekurangan berat badan <17,0
tingkat berat
Kekurangan berat badan 17,0-18,5
tingkat ringan
Normal >18,5 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan >25,0-27,0
tingkat ringan
Kelebihan berat badan >27,0
tingkat berat
Mila Syafaah
240210120003

Setelah dicocokkan nilai IMT hasil perhitungan dengan tabel, maka


diketahui orang tersebut termasuk ke dalam kategori kurus, normal atau gemuk.
Pengukuran IMT dilakukan pada 22 orang mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan
Unpad. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengamatan
sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Nilai IMT Mahasiswa Fakultas Ilmu


Keperawatan
BB
No Nama / NPM TB (cm) IMT Keterangan
(kg)
Tri Puji Lestari/
1 52 159 20,56881 Normal
220110130004
Yayu Pratiwi/
2 46 154 19,39619 Normal
220110130002
Nina Putri Asih/
3 60 168 21,2585 Normal
220110130026
Gemuk ringan, perlu
Nuri Novelia P./ menurunkan berat badan
4 75 170 25,95156
220110130008 2-19 kg untuk mencapai
normal
Cecillia Eldina P./
5 54 153 23,06805 Normal
220110130038
Rani Ayu D./
6 54 168 19,13265 Normal
220110130052
Neng Lani L./
7 53 158 21,23057 Normal
220110130136
Evalia Rahmat P./
8 50,5 161 19,48227 Normal
220110130088
Yuli Arnita S./
9 54 160 21,09375 Normal
220110130126
Rio Nurgiri/
10 55 170 19,03114 Normal
220110130115
Imam Muhamad
11 53 163 19,94806 Normal
N./ 220110130075
Yuliance Kotouki/
12 65 163 24,4646 Normal
220110130103
Kurus ringan, perlu
Erna Maryama/ menambah berat badan
13 40 148 18,2615
220110130006 3,2 kg-12,8kg untuk
mencapai normal
Gemuk berat, perlu
Dwi Junianto/ menurunkan berat badan
14 79 170 27,33564
220110130111 16-23 kg untuk mencapai
normal
15 Nida Luthfiyani/ 49 150 21,77778 Normal
Mila Syafaah
240210120003

220110130110
Selvia
16 Rahmayoza/ 50 162 19,05197 Normal
220110130010
Halimah/
17 44 153 18,79619 Normal
220110130017
Rahmatia M./
18 53 154 22,34778 Normal
220110130072
Gemuk ringan, perlu
Gita Septyana/ menurunkan berat badan
19 65 156 26,7094
220110130086 3,4 kg-14,6kg untuk
mencapai normal
Wenny Yelnita S./
20 52 153 22,21368 Normal
220110130025
Rara Rianita/
21 49 156 20,13478 Normal
220110130064
Deta Nur Anisa/
22 52 164 19,33373 Normal
220110130144
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 2, menunjukkan bahwa di


Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad dari 22 orang, 1 orang dinyatakan termasuk
kategori kurus ringan yaitu Erna Maryama dengan berat badan 40 kg dan tinggi
badan 148 cm. Adapun berat badan normal untuk tinggi badan 148 cm adalah
43,2 kg-52,8kg. Sehingga Erna perlu menambah berat badan minimal 3,2 kg dan
maksimal 12,8 kg untuk mencapai berat badan normal. Kemudian 2 orang
dinyatakan gemuk ringan yaitu Nuri Novelia dan Gita Septyana. Nuri Novelia
berat badannya adalah 75 kg dan tinggi badannya 170 cm. Adapun berat badan
normalnya adalah 56 kg-73 kg. Sehingga Nuri perlu menurunkan berat badannya
minimal 2 kg dan maksimal 19 kg untuk mencapai berat badan normal.
Sedangkan Gita berat badannya adalah 65 kg dan tinggi badannya adalah 156 cm.
Adapun berat badan normal untuk tinggi badan 156 cm adalah antara 50,4 kg-61,6
kg. Sehingga untuk mencapai berat badan normal, Gita perlu menurunkan berat
badan minimal 3,4 kg dan maksimal 14,6 kg. Kemudian 1 orang dinyatakan
termasuk dalam kategori gemuk berat yaitu Dwi Julianto dengan berat badan 79
kg dan tinggi badannya 170 cm. Adapun berat badan normal untuk tinggi badan
170 cm adalah antara 56 kg-63 kg. Sehingga untuk mencapai berat badan normal,
Dwi perlu menurunkan berat badannya minimal 12 kg dan maksimal 23 kg. Dan
18 orang dinyatakan memiliki berat badan normal atau tubuh yang ideal. Adapun
Mila Syafaah
240210120003

diagram yang menyajikan data IMT mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan


adalah sebagai berikut.

IMT Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad

5%
9%
4% Normal
Kurus ringan
Gemuk ringan
Gemuk berat

82%

Gambar 1. Diagram IMT Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)
Berdasarkan diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa dari 22 orang
mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad ditinjau dari IMT-nya, 82%
termasuk kategori normal, 5% kategori gemuk berat, 9% kategori gemuk ringan
dan 4% kategori kurus ringan. Jadi secara keseluruhan, bahwa 82% mahasiswa
Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad memiliki Indeks Massa Tubuh yang normal.
Hal ini membuktikan bahwa status gizi mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan
Unpad adalah baik.
Pengukuran IMT juga dilakukan pada 22 orang mahasiswa jurusan
Teknologi Industri Pangan Unpad. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,
didapat hasil pengamatan sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Nilai IMT Mahasiswa TIP A1 Unpad
BB
No Nama / NPM TB (cm) IMT Keterangan
(kg)
Fitri Astutiningsih
1 48 153,5 20,42 Normal
/ 240210120001
Michelle Cynthia /
2 42 150 18,67 Normal
240210120002
Kurus ringan, perlu
Mila Syafaah / menambah berat badan
3 41 153 17,51
240210120003 1,4-17,3 kg untuk
mencapai normal
Mila Syafaah
240210120003

Gemma Zulhaida /
4 44 154 18,55 Normal
240210120005
Qisthy Adillah /
5 47 153 20,07 Normal
240210120006
Monica Adellia /
6 54 158 21,63 Normal
240210120008
Yohana /
7 52 157 21,09 Normal
240210120010
Elsa Mauliani /
8 50 160 19,53 Normal
240210120013
Kiki Rizki R /
9 52 164 19,33 Normal
240210120016
Fineri Dwi Tami /
10 55 162 20,95 Normal
240210120018
Alia Sulistyanti /
11 60 158,5 23,88 Normal
240210120019
Nurahma
12 Ruliantia/ 59 162,5 22,34 Normal
240210120020
Kurus ringan, perlu
Mareta Ayu S / menambah berat badan
13 46 158 18,42
240210120021 0,4-17,8 kg untuk
mencapai normal
Kurus berat, perlu
Sabrina Sattwika / menambah berat badan
14 41 161,5 15,72
240210120022 8,2-26,65 kg untuk
mencapai normal
Asyifa Fitrisari /
15 50 163 18,81 Normal
240210120023
Rexy Fawzi S /
16 54 168,5 19,02 Normal
240210120025
Aida Maqbulah /
17 57 155,5 23,57 Normal
240210120026
Mitscheel Nadia /
18 52 154 21,92 Normal
240210120027
Rimanda P /
19 48 157 19,47 Normal
240210120029
Kurus ringan, perlu
Hilmi Harosilia / menambah berat badan
20 44 156,9 17,87
240210120030 1,52-18,9 kg untuk
mencapai normal
Kurus ringan, perlu
Ranti Dwiutami P menambah berat badan
21 45 158 18,02
/ 240210120032 1,4-18,8 kg untuk
mencapai normal
Muhammad Gemuk ringan, perlu
22 86 178,8 26,69
Riyadi P / menurunkan berat badan
Mila Syafaah
240210120003

240210120035 0,68-22,96 kg untuk


mencapai normal
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 3, menunjukkan bahwa di


jurusan TIP Unpad dari 22 orang, 4 orang dinyatakan termasuk kategori kurus
ringan yaitu Mila, Mareta, Hilmi dan Ranti. Mila berat badannya adalah 41 kg dan
tinggi badannya 153 cm. Adapun berat badan normal untuk tinggi badan 153 cm
adalah 42,4 kg-58,3 kg. Sehingga Mila perlu menambah berat badan minimal 1,4
kg dan maksimal 17,3 kg untuk mencapai berat badan normal. Mareta berat
badannya adalah 46 kg dan tinggi badannya 158 cm. Adapun berat badan normal
untuk tinggi badan 158 cm adalah 46,4 kg 63,8 kg. Sehingga Mareta perlu
menambah berat badan minimal 0,4 kg dan maksimal 17,8 kg untuk mencapai
berat badan normal. Hilmi berat badannya adalah 44 kg dan tinggi badannya
156,9 cm. Adapun berat badan normal untuk tinggi badan 156,9 cm adalah antara
45,52 kg 62,9 kg. Sehingga Hilmi perlu menambah berat badan minimal 1,52 kg
dan maksimal 14,9 kg untuk mencapai berat badan normal. Ranti berat badannya
adalah 45 kg dan tinggi badannya 158 cm. Adapun berat badan normal untuk
tinggi badan 158 cm adalah antara 46,4 kg 63,8 kg. Sehingga Ranti perlu
menambah berat badan minimal 1,4 kg dan maksimal 18,8 kg untuk mencapai
berat badan normal. Kemudian 1 orang dinyatakan kurus berat yaitu Sabrina.
Sabrina berat badannya adalah 41 kg dan tinggi badannya 161,5 cm. Adapun berat
badan normal untuk tinggi badan 161,5 cm adalah antara 49,2 kg 67,65 kg.
Sehingga Sabrina perlu menambah berat badan minimal 8,2 kg dan maksimal
26,65 kg untuk mencapai berat badan normal. Kemudian 1 orang dinyatakan
gemuk ringan yaitu Riyadi. Riyadi berat badannya adalah 86 kg dan tinggi
badannya 178,8 cm. Adapun berat badan normalnya adalah antara 63,04 kg
85,32 kg. Sehingga Riyadi perlu menurunkan berat badannya minimal 0,68 kg dan
maksimal 22,96 kg untuk mencapai berat badan normal. Dan 16 orang dinyatakan
memiliki berat badan normal atau tubuh yang ideal. Adapun diagram yang
menyajikan data IMT mahasiswa TIP Unpad adalah sebagai berikut.
Mila Syafaah
240210120003

IMT Mahasiswa TIP A1

5%
4%

18% Normal
Kurus ringan
Kurus berat
Gemuk ringan
73%

Gambar 2. Diagram IMT Mahasiswa TIP A1 Unpad


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)
Berdasarkan diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa dari 22 orang
mahasiswa jurusan TIP Unpad ditinjau dari IMT-nya, 73% termasuk kategori
normal, 5% kategori gemuk ringan, 4% kategori kurus berat dan 18% kategori
kurus ringan. Jadi secara keseluruhan, bahwa 73% mahasiswa Jurusan TIP Unpad
memiliki Indeks Massa Tubuh yang normal. Hal ini membuktikan bahwa status
gizi mahasiswa jurusan TIP Unpad adalah cukup baik.
Masing-masing kategori ini memiliki keterangan dan juga keuntungan atau
kerugian yaitu sebagai berikut.
1. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori kurus
Indeks massa tubuh di kategorikan kurus jika pembagian berat per kuadrat
tingginya kurang dari 18 kg/m2. Penyebabnya rata-rata dikarenakan konsumsi
energi lebih rendah dari kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan energi
tubuh dalam bentuk lemak akan digunakan. Kerugiannya jika seseorang masuk
dalam kategori ini antara lain :
a. Penampilan cenderung kurang menarik
b. Mudah letih
c. Resiko sakit tinggi, beberapa resiko sakit yang dihadapi antara lain:
penyakit infeksi, depresi, anemia dan diare
d. Wanita kurus kalau hamil mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah
Mila Syafaah
240210120003

e. Kurang mampu bekerja keras.

2. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori normal


Indeks massa tubuh masuk ketegori normal jika pembagian berat per
kuadrat tingginya antara 18 sampai 25 kg/m2. Kategori ini bisa diwujudkan
dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh.
Sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam bentuk lemak, maupun
penggunaan lemak sebagai sumber energi. Keuntungan dari IMT yang normal ini
antara lain:
a. Penampilan menarik, proporsional, dan lincah
b. Resiko penyakit bisa di minimalisir menjadi lebih rendah.
Adapun cara untuk mempertahankan IMT dalam grid yang normal ini adalah:
- Mempertahankan kebiasaan makan sehari-hari dengan susunan menu gizi
seimbang.
- Perlu kebiasaan olah raga yang teratur.
- Tetap melakukan kebiasaan fisik sehari-hari.

3. Indeks Massa Tubuh (IMT) kategori berlebihan (kegemukan)


Menurut Direktorat Gizi Masyarakat RI tahun 2002, kegemukan atau
obesitas digolongkan menjadi dua kategori, yaitu:
a. Kelebihan berat badan tingkat ringan
b. Kelebihan berat badan tingkat berat.
Obesitas berpotensi menjadi faktor primer kasus degeneratif dan metabolik
sindrom. Beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas adalah risiko yang paling
tinggi untuk penyakit jantung, DM, dan beberapa jenis kanker. Adapun kerugian
atau resiko dari kategori ini adalah:
a. Penampilan kurang menarik
b. Gerakan tidak gesit dan lambat
c. Merupakan faktor resiko penyakit: Jantung dan pembuluh darah, Kencing
manis (diabetes mellitus), Tekanan darah tinggi, Gangguan sendi dan
tulang (degeneratif), Gangguan fungsi ginjal, Kanker, Pada wanita dapat
Mila Syafaah
240210120003

mengakibatkan gangguan haid (haid tidak teratur), faktor penyulit pada


saat persalinan. (Anonim,2013).
Metode IMT ini memiliki kekurangan dan kelebihan untuk menentukan
status gizi seseorang yaitu sebagai baerikut. (Anonim,2009).
Kekurangan metode indeks massa tubuh adalah:
1. Pada olahragawan: tidak akurat pada olahragawan (terutama atlet bina)
yang cenderung berada pada kategori obesitas dalam IMT disebabkan
mereka mempunyai massa otot yang berlebihan walaupun presentase
lemah tubuh mereka dalam kadar yang rendah. Sedangkan dalam
pengukuran berdasarkan berat badan dan tinggi badan, kenaikan nilai IMT
adalah disebabkan oleh lemak tubuh.
2. Pada anak-anak: tidak akurat karena jumlah lemak tubuh akan berubah
seiringan dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh badan seseorang.
Jumlah lemak tubuh pada lelaki dan perempuan juga berbeda selama
pertumbuhan. Oleh itu, pada anak-anak dianjurkan untuk mengukur berat
badan berdasarkan nilai persentil yang dibedakan atas jenis kelamin dan
usia.
3. Pada kelompok bangsa: tidak akurat pada kelompok bangsa tertentu
karena harus dimodifikasi mengikut kelompok bangsa tertentu. Sebagai
contoh IMT yang melebihi 23,0 adalah berada dalam kategori kelebihan
berat badan dan IMT yang melebihi 27,5 berada dalam kategori obesitas
pada kelompok bangsa seperti Cina, India, dan Melayu. (CORE, 2007).
Kelebihan metode indeks massa tubuh adalah:
1. Biaya yang diperlukan tidak mahal
2. Untuk mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan
tinggi badan seseorang.
3. Mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah
dinyatakan pada table IMT.
Mila Syafaah
240210120003

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum IMT yang telah dilakukan, dapat diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Dari 22 orang mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Unpad ditinjau dari
IMT-nya, 82% termasuk kategori normal, 5% kategori gemuk berat, 9%
kategori gemuk ringan dan 4% kategori kurus ringan.
2. Berdasarkan hasil pengukuran IMT, status gizi mahasiswa Fakultas Ilmu
Keperawatan Unpad adalah baik.
3. Dari 22 orang mahasiswa jurusan TIP Unpad ditinjau dari IMT-nya, 73%
termasuk kategori normal, 5% kategori gemuk ringan, 4% kategori kurus
berat dan 18% kategori kurus ringan.
4. Berdasarkan hasil pengukuran IMT, status gizi mahasiswa jurusan TIP
Unpad adalah cukup baik.
5. Kelebihan metode indeks massa tubuh adalah biaya yang diperlukan tidak
mahal, hanya diperlukan data berat badan dan tinggi badan seseorang,
mudah dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah
dinyatakan pada table IMT.
6. Kekurangan metode indeks massa tubuh adalah tidak akurat pada
olahragawan yang berada pada kategori obesitas dalam IMT, tidak akurat
pada anak-anak karena jumlah lemak tubuh akan berubah seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, tidak akurat pada kelompok
bangsa tertentu karena harus dimodifikasi mengikut kelompok bangsa
tertentu.

6.2 Saran
1. Untuk penilaian status gizi dengan IMT ini sebaiknya alat yang tersedia
lebih banyak supaya lebih cepat selesai.
2. Alat yang digunakan sebaiknya dalam keadaan baik atau tidak rusak
sehingga akan memperoleh data yang akurat.
Mila Syafaah
240210120003

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2013. Indeks Massa Tubuh. Avaible at:


http://tedjho.wordpress.com/tag/indeks-massa-tubuh/. (Diakses pada
tanggal 18 Juni 2014).

Anonimb. 2009. Indeks Massa Tubuh. Avaible at:


repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25638/4/Chapter%20II.pdf.
(Diakses pada tanggal 18 Juni 2014).

Anda mungkin juga menyukai