Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

ILMU KEDOKTERAN JIWA

HYPNOSIS: DEEPENING TECHNIQUES

Disusun Oleh : Michelle Winston (0000 0000163)

Pembimbing : dr. Dharmady Agus, SpKJ

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

Sanatorium Dharmawangsa

Periode 27 Februari 2017 1 April 2017


DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN

Hipnosis berasal dari bahasa Yunani hypnos yang berarti tidur dan osis yang berarti
menidurkan. Akan tetapi, hipnosis dan tidur adalah dua hal yang berbeda. Hipnosis
didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran dimana fungsi analitis logis pikiran direduksi,
sehingga memungkinkan individu untuk masuk ke dalam kondisi bawah sadar (sub-
conscious/unconscious). Proses hipnosis akan merubah kondisi seseorang dari stadium normal
menjadi stadium hipnosis. Stadium hipnosis sendiri didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana
manusia menjadi lebih sugestif, sehingga dapat menerima saran-saran yang dapat berubah
menjadi sebuah nilai baru. Hipnosis ini dilakukan pada saat pasien sedang berada dalam kondisi
sub-conscious dimana pada kondisi ini pikiran pasien menjadi lebih terbuka terhadap sugesti.

Untuk dapat memasuki pikiran bawah seseorang, terdapat beberapa langkah-langkah


penting yang harus dilakukan oleh seorang hipnoterapis. Pertama adalah pre-induksi, dilanjutkan
dengan induksi, deepening, kemudian sugesti, dan diakhiri dengan terminasi.

Deepening adalah suatu proses yang digunakan untuk meningkatkan kualitas trance
seseorang. Deepening akan membawa individu dari gelombang otak alfa, dimana seseorang
berada dalam kondisi trance ringan menuju gelombang teta (individu masuk dalam kondisi
trance berat. Terdapat berbagai teknik yang digunakan untuk melakukan proses deepening; yaitu
Teknik berhitung dan bernapas, Arm Levitation, Arm drop, Imaging Methods, Staircase
Technique, Elevator and Escalator Technique, The Boat Technique, dan Fractionation
Technique.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Hipnosis

Kata hipnosis berasal dari bahasa Yunani hypnos yang berarti tidur dan osis yang
berarti menidurkan. Namun, perlu dipahami bahwa kondisi hipnosis tidaklah sama dengan
dengan tidur. Orang yang sedang tidur tidak menyadari dan tidak bisa mendengar suara-suara
disekitarnya. Sedangkan individu yang sedang dalam kondisi hipnosis masih dapat mendengar
dengan jelas dan merespons informasi yang diterimanya, sekalipun tubuhnya beristirahat.
Hipnosis adalah ilmunya, sedangkan hipnotis adalah orang yang melakukan hipnosis. Hipnosis
didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran dimana fungsi analitis logis pikiran direduksi,
sehingga memungkinkan individu untuk masuk ke dalam kondisi bawah sadar (sub-
conscious/unconscious), dimana tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kualitas hidup. Individu yang berada dalam kondisi hypnotic trance lebih
terbuka terhadap sugesti dan dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut berlebihan (phobia),
peristiwa traumatik, atau rasa nyeri yang berlebihan.

Beberapa definisi hipnosis yang pernah diungkapkan diantaranya:

Hipnosis adalah suatu kondisi dimana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga
tingkat sugestibilitas meningkat sangat tinggi.
Hipnosis adalah seni komunikasi untuk memengaruhi seseorang sehingga
mengubah tingkat kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan
gelombang otak.
Hipnosis adalah seni eksplorasi alam bawah sadar.
Hipnosis adalah kondisi kesadaran yang meningkat.
Hipnosis adalah suatu kondisi pikiran yang dihasilkan oleh sugesti.
2.2. Hypnotic Susceptibility

Hypnotic susceptibility adalah ukuran seberapa mudahnya individu mengalami hipnosis.


Terdapat beragam skala yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penerimaan individu
terhadap proses hipnosis. Dua ukuran yang paling sering digunakan adalah Harvard Groups
Scale of Hypnotic Susceptibility (HGSHS) dan Stanford Hypnotic Susceptibility Scales (SHSS).
Perbedaan di antara keduanya terletak pada tujuan penggunaan dari skala tersebut. HGSHS
digunakan pada kelompok individu, sementara SHSS digunakan hanya pada satu individu.
Namun, dikarenakan proses hipnosis merupakan proses yang bersifat subjektif, maka tidak ada
satupun dari skala tersebut yang mampu mengukur tingkat penerimaan individu pada hipnosis
secara akurat.

Penelitian yang dilakukan oleh James E. Horton dari University of Virginias College di
Wise dan Helen J. Crawford dari Virginia Polytechnic Institute and State University
menunjukkan melalui gambaran MRI bahwa bagian rostrum dari corpus callosum berukuran
32% lebih besar pada individu mudah menerima hipnosis, dibandingkan dengan individu yang
relatif lebih sulit menerima hipnosis. Bagian otak ini memainkan peranan dalam mengalokasikan
atensi dan penghambatan stimulus yang tidak diinginkan.

Individu yang mengalami hipnosis sering mengatakan hal seperti tangan saya menjadi
berat dan bergerak turun dengan sendirinya atau tiba-tiba saya mendapati diri saya tidak
merasakan nyeri (ketika tubuhnya diberikan sensasi tertentu). Kondisi keterputusan
(disconnectedness) merupakan inti dari fenomena hipnosis. Sebagai respons terhadap sugesti,
subjek melakukan gerakan tanpa keinginan sadar, gagal mendeteksi sensasi sakit berlebih atau
secara temporer melupakan fakta yang familiar.

2.3. Konsep Dasar Hipnosis

Untuk dapat memahami mekanisme hipnosis, pertama-tama kita harus memahami


mengenai pikiran manusia. Dalam ilmu hipnosis, pikiran manusia diibaratkan seperti berlapis-
lapis. Manusia memiliki dua jenis pikiran yang bekerja secara simultan dan saling memengaruhi,
yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran sadar / conscious mind adalah proses mental
yang Anda sadari dan bisa Anda kendalikan. Pikiran sadar memiliki fungsi mengidentifikasi
informasi yang masuk, membandingkan dengan data yang sudah ada dalam memori,
menganalisis data yang baru masuk tersebut, dan memutuskan data baru akan disimpan, dibuang
atau diabaikan sementara. Pikiran bawah sadar / subconscious mind adalah proses mental yang
berfungsi secara otomatis sehingga Anda tidak menyadarinya. Pikiran bawah sadar menyimpan
nilai-nilai yang dipegang seseorang, kepercayaan, dan keyakinan akan segala sesuatu. Memori
jangka panjang juga disimpan di pikiran bawah sadar.
Di antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar, terdapat Critical Factor yang selalu
menganalisis segala informasi yang masuk dan menentukan tindakan rasional sesorang. Critical
Factor ini melindungi pikiran bawah sadar dari ide, informasi, sugesti atau bentuk pikiran lain
yang bisa mengubah program pikiran yang sudah tertanam di bawah sadar. Ketika seseorang
dalam keadaan sadar, Critical Factor akan menghalangi afirmasi atau sugesti yang ingin
ditanamkan ke pikiran bawah sadar. Sementara, dalam keadaan hipnosis, Critical Factor menjadi
tidak aktif, sehingga pintu gerbang menuju pikiran bawah sadar akan terbuka. Oleh sebab itu,
pada keadaan trans, semua sugesti selama tidak bertentangan dengan kepercayaan dan nilai-nilai
yang dianut, akan diterima sebagai kebenaran oleh pikiran bawah sadar.

Berikut adalah gambar model pikiran manusia:

Hipnoterapi merangsang otak untuk melepaskan neurotransmitter, yaitu encephalin dan


endorphin yang berfungsi untuk meningkatkan mood sehingga dapat merubah penerimaan
individu terhadap sakit atau gejala fisik lainnya. Profesor John Gruzelier, seorang pakar
psikologi di Caring Cross Medical School, London mengatakan bahwa induksi pada otak
dilakukan dengan cara memprovokasi otak kiri untuk non aktif dan memberikan kesempatan
pada otak kanan untuk mengambil kontrol atas otak secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan
dengan membuat otak focus pada suatu hal secara monoton, menggunakan suara dengan intonasi
datar.

Proses hipnosis adalah suatu proses untuk merubah kondisi stadium normal ke kondisi
stadium hipnosis. Stadium hipnosis adalah suatu kondisi dimana manusia lebih sugestif,
sehingga dapat menerima saran-saran yang dapat berubah menjadi sebuah nilai baru. Stadium
hipnosis ini bervariasi untuk setiap kondisi dan situasi, mulai dari tingkatan sugestif ringan
sampai sugestif ekstrim. Proses ini dilakukan dengan cara merubah konsentrasi dari focus
eksternal menjadi focus internal.

Kondisi hipnosis identik dengan gelombang otak alfa dan teta, dan saat seseorang berada
dalam kondisi trance (berada dalam alam bawah sadarnya), maka kisaran gelombang otaknya
pasti berada di antara alfa dan teta. Gelombang otak ini dapat diukur dengan EEG
(Electroencephalograph). Berikut diuraikan berbagai gelombang otak disertai dengan aktivitas
yang terkait:

Beta (14-25 Hz); normal: Atensi, kewaspadaan, kesigapan, pemahaman, kondisi


yang lebih tinggi diasosiasikan dengan kecemasan, ketidaknyamanan, kondisi
lawan/lari (fight/flight).
Alfa (8-13 Hz); meditatif: Relaksasi, pembelajaran super, focus relaks, kondisi
trance ringan, peningkatan produksi serotonin, kondisi pra-tidur, meditasi, awal
mengakses pikiran bawah sadar.
Teta (4-7 Hz); meditatif: Tidur bermimpi (tidur REM), peningkatan produksi
catecholamine (sangat vital untuk pembelajaran dan ingatan), peningkatan
kreativitas, pengalaman emosional, berpotensi terjadinya perubahan sikap,
peningkatan pengingatan materi yang dipelajari, hypnogogic imagery, meditasi
mendalam, mengakses lebih dalam pikiran bawah sadar.
Delta (0.5-3 Hz); tidur dalam: Tidur tanpa mimpi, pelepasan hormon
pertumbuhan, kondisi non fisik, hilang kesadaran pada sensasi fisik, akses ke
pikiran bawah sadar, dan memberikan sensasi yang sangat mendalam ketika
diinduksi dengan Holosinc.
2.4. Fase-fase Hipnosis

Brainwave
Preinduksi
Beta
Induksi
Alpha
Deepening/Depth
Level Test

Theta Sugesti

Terminasi

Beta Post Hypnosis

Preinduksi adalah suatu proses untuk mempersiapkan suatu situasi dan kondisi yang
bersifat kondusif antara seorang hipnoterapis dengan pasiennya.

Suggestibility Test / Uji Segestibilitas digunakan untuk mengetahui apakah seseorang


memiliki tipe sugestibilitas fisik atau sugestibilitas perasaan. Mengetahui sugestibilitas individu
sangat penting untuk menentukan tipe induksi yang digunakan dan teknik terapi yang cocok.

Induksi adalah sarana utama untuk membawa seseorang berpindah dari pikiran sadar
menuju ke pikiran bawah sadar. Induksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan
pendulum, eye gazes, dan verbal.

Depth trance level test merupakan tes yang digunakan untuk melihat seberapa jauh
kesadaran seseorang sudah berpindah dari pikiran sadar menjadi pikiran bawah sadar.
Sugesti adalah suatu kalimat atau saran-saran yang disampaikan oleh hipnoterapis ke
pikiran bawah sadar individu yang sedang mengalami hipnosis.

Terminasi adalah suatu sugesti atau perintah agar individu yang sedang dihipnosis tidak
mengalami kejutan psikologis ketika terbangun dari kondisi hipnosis. Terdapat dua teknik
terminasi, yaitu rapid dan complete.

2.5. Definisi Deepening

Setelah kondisi trans telah dicapai dan pasien sudah mulai memasuki alam bawah
sadarnya, maka diperlukan suatu teknik yang dapat mempertahankan dan memperdalam kondisi
trans yang telah dicapai oleh pasien. Deepening adalah suatu proses yang mengikuti proses
induksi yang akan meningkatkan kualitas dari suatu trance (keadaan setengah sadar). Deepening
merupakan suatu proses yang membawa individu dari gelombang otak alfa, dimana seseorang
berada dalam kondisi trance ringan menuju gelombang teta, dimana individu tersebut mulai
memasuki pikiran bawah sadarnya lebih dalam lagi. Tujuan dari proses ini adalah meningkatkan
sugestibilitas pasien (meningkatkan kemampuan untuk menerima sugesti). Setelah melakukan
proses deepening, hipnoterapis dapat melakukan depth trance level test untuk melihat seberapa
jauh kesadaran pasien telah berpindah dari pikiran sadar menjadi pikiran bawah sadar. Terdapat
beberapa perbedaan antara teknik deepening yang tradisional dengan teknik yang modern, dan
berikut adalah beberapa perbedaannya.

Teknik Deepening
Tradisional Modern
Cenderung bersifat fisik Cenderung menggunakan imaginasi visual
Contoh: Hand clasp (tangan yang saling Contoh 1: Membayangkan berjalan menuruni
bertautan), arm levitation (mengangkat lengan) tangga (Staircase Technique).
Relaksasi otot yang bersifat progresif Contoh 2: Breathing away tension

2.6. Teknik Deepening

Counting Techniques dan Breathing Techniques. Teknik menghitung dapat digunakan


untuk memasuki alam bawah sadar maupun untuk memasuki lebih dalam lagi alam bawah sadar
tersebut. Teknik ini dapat digunakan bersamaan dengan staircase technique, namun dapat pula
digunakan sendiri sebagai metode untuk berkonsentrasi. Dalam teknik menghitung (Counting)
ini, hipnoterapis akan menghitung mundur dari 5 sampai 1 dan terapis akan mensugesti pasien
bahwa setiap satu angka yang disebut oleh terapis, maka pasien akan tertidur lebih lelap dan
memasuki alam bawah sadarnya lebih dalam lagi. Teknik menghitung mundur ini dapat
dikombinasikan dengan teknik bernapas, dimana hipnoterapis juga dapat mensugesti pasien
bahwa dengan setiap napas yang diambil, ia akan memasuki alam bawah sadarnya lebih dalam
lagi dan lebih dalam lagi. Teknik ini juga dapat dikombinasikan dengan visualisasi bahwa setiap
menarik napas pasien akan merasa lebih rileks, dan setiap menghembuskan napas ia akan ikut
mengeluarkan tekanan dan beban yang dirasakannya. Pasien tentu saja tidak dapat menolak
sugesti ini karena bernapas merupakan suatu yang natural dan tak terhindarkan.

Berikut ini adalah contoh penggunaan teknik menghitung (Counting Technique):


Saya akan menghitung mundur dari 5 sampai 1 dan rasakan bahwa bersama dengan
hitungan tersebut, Anda akan semakin nyaman semakin santai semakin lelap dan
nyenyak jauh lebih nyaman jauh lebih santai jauh lebih lelap dan nyenyak dari
sebelumnya
Lima Rasakan Anda bertambah nyaman Empat Rasakan Anda semakin rileks
Tiga Kini Anda semakin nyaman dan nyenyak Dua Semakin santai dan nyenyak
Satu Kini Anda benar-benar terlelap, masuki alam tidur Anda yang sangat nyenyak
Rasakan dan nikmati kondisi yang sangat nyaman Santai dan lelap

Berikut adalah contoh penggunaan teknik bernapas (Breathing Technique):


Anda hanya akan mendengarkan suara saya
Abaikan suara lain selain suara saya
Saya minta Anda untuk memerhatikan tarikan napas Anda
Setiap tarikan nafas yang Anda ambil, Anda akan tertidur jauh lebih lelap
Dan biarkan tubuh Anda beristirahat lebih nyaman pada setiap hembusan napas Anda
Tarik napas, lebih damai, lebih lelap
Buang napas, lebih santai, lebih rileks
Setiap tarikan dan hembusan napas Anda mengirim Anda tertidur semakin lelap dengan
tetap mendengar suara saya

Arm Levitation. Teknik ini dapat digunakan untuk proses induksi maupun deepening dari
suatu hipnosis. Pada teknik ini, pasien diminta untuk duduk dengan nyaman dan meletakkan
tangannya dengan rileks pada sandaran tangan. Teknik ini dapat dilakukan dengan mata terbuka
maupun tertutup. Satu-satunya keterbatasan pada teknik ini hanyalah terletak pada seberapa jauh
imaginasi sang hipnoterapis. Salah satu contoh variasi yang dapat digunakan hipnoterapis adalah
dengan menyuruh pasien untuk membayangkan dirinya sedang berada dalam sebuah bathtub dan
meletakkan kedua lengannya di samping tubuhnya di dasar tub, dan sekarang pasien akan
merasakan lengannya menjadi semakin ringan dan mengapung di atas air.

Berikut adalah contoh penggunaan teknik Arm Levitation:


Pejamkan mata Anda dan fokuskan pikiran Anda pada tangan Anda
Sekarang bayangkan saya mengikatkan sebuah tali pada pergelangan tangan Anda
[Terapis menelusuri pergelangan tangan pasien dan seakan-akan menggambar garis
disana]
Bayangkan di ujung tali tersebut terikat sebuah balon yang belum ditiup
Dapatkan Anda melihat balon tersebut? Berwarna apakah balon tersebut?
Sekarang bayangkan balon tersebut diisi dengan gas helium dan perlahan-lahan balon
tersebut akan terangkat ke udara, semakin tinggi dan semakin tinggi lagi
Bayangkan tali di pergelangan tangan Anda tersebut semakin menegang dan perlahan-
lahan menarik tangan dan lengan Anda ke atas
Tangan dan lengan Anda semakin tertarik ke atas, semakin tinggi dan lebih tinggi lagi
Sebentar lagi tangan Anda akan menyentuh wajah Anda dan ketika tangan Anda
menyentuh wajah Anda, Anda akan tertidur lebih dalam lagi dan lebih dalam lagi
Dan ketika tangan Anda kembali jatuh ke pangkuan Anda, Anda akan memasuki alam
bawah sadar Anda lebih dalam lagi dan lebih dalam lagi
Arm Drop Technique. Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik Arm Levitation. Dalam
teknik ini, pasien diminta untuk meregangkan tangannya di depan tubuhnya, kemudian
hipnoterapis akan berkata:
Sekarang saya akan menaruh sebuah ember besar yang kosong yang terbuat dari
aluminum di atas pergelangan tangan Anda [Hypnoterapis menyentuh pergelangan
tangan pasien]
Sekarang, secara perlahan-lahan saya akan menuangkan air sedikit demi sedikit ke
dalamnya dan bayangkan ember tersebut perlahan-lahan menjadi semakin berat dan
semakin berat lagi
Semakin bertambah beratnya ember tersebut, Anda semakin tertidur lebih dalam lagi dan
lebih dalam lagi, Anda akan memasuki alam bawah sadar Anda lebih dalam lagi dan
lebih dalam lagi
Dalam teknik ini, tidak digunakan sugesti yang bersifat langsung mensugesti pasien untuk
tertidur lebih dalam lagi, melainkan sugesti tersebut disampaikan secara tersirat melalui
bertambah beratnya ember yang ditaruh di tangan pasien. Rasa lelah yang dirasakan oleh pasien
serta hukum gravitasi dan imaginasi merupakan faktor-faktor yang berperan dalam teknik ini.

Teknik ini biasanya dapat digunakan sebagai salah satu uji diagnosis informal untuk pasien
dengan obsesif-kompulsif. Pada pasien normal, tangan pasien akan turun dengan sendirinya
secara perlahan-lahan. Sementara pada pasien dengan obsesif-kompulsif akan menaikkan
kembali tangannya ke posisi awal ketika tangannya mulai turun, dan akan terjadi secara
berulang. Akan tetapi, bukan berarti bahwa teknik ini dapat digunakan sebagai uji diagnosis pasti
dari suatu obsesif-kompulsif, melainkan kita dapat melihat suatu fenomena yang menarik dari
perilaku obsesif-kompulsif melalui teknik ini.

Imaging Methods. Salah satu karakteristik dari hipnosis adalah meningkatnya daya
imaginasi pasien. Pasien yang sedang di bawah pengaruh hipnosis sangat sensitif terhadap segala
imaginasi dan gambaran yang disugestikan oleh sang hipnoterapis; ia dengan mudahnya dapat
menerima segala gambaran yang diberikan oleh terapisnya. Bahkan, ketika seseorang melakukan
hipnosis terhadap dirinya sendiri, akan muncul gambaran-gambaran dalam pikirannya. Dalam
heterohipnosis pun, ketika hipnoterapis sedang melakukan induksi dan deepening pada pasien,
pasien tersebut bisa saja memiliki gambaran lain yang berasal dari dalam dirinya sendiri.

Berikut adalah beberapa contoh dari Imaging Methods:

Beach Fantasy:
Tutup mata Anda perlahan, lalu tarik napas secara perlahan-lahan dan hembuskan
secara perlahan
Sekarang saya ingin Anda membayangkan diri Anda sedang berada di sebuah pantai,
mungkin pantai yang pernah Anda kunjungi sebelumnya, atau mungkin pantai yang ada
di dalam imaginasi Anda
Apa yang Anda lihat di pantai itu? Mungkin Anda memerhatikan bagaimana warna air
lautnya Bagaimana warna langitnya, apakah terdapat awan Mungkin Anda
memerhatikan bagaimana garis pantainya, apakah berkarang atau terdapat pepohonan
di sekitar garis pantai
Ciumlah aroma laut
Dengarkanlah bunyi ombak di tepi pantai
Rasakan pasir di tempat Anda berpijak
Rasakan dengan seluruh panca indera Anda
The Cloud Fantasy:
Sekarang, sesuatu yang tidak wajar dan sangat indah akan terjadi pada Anda
Anda akan melihat sebuah awan yang besar, putih, dan halus datang kepada Anda dan
membungkus tubuh Anda seperti sebuah selimut besar yang sangat halus
Awan tersebut perlahan-lahan akan membawa Anda ke atas, ke langit yang biru, dan
membawa Anda berputar-putar di langit
Anda melayang-layang di atas langit, naik kemudian turun, lalu naik lagi
Perlahan, Anda akan dibawa ke suatu tempat yang istimewa bagi Anda, dan ketika Anda
telah sampai pada tempat tersebut, Anda akan memberitahukannya kepada saya dengan
mengangkat jari telunjuk Anda [Kemudian tanyakan dimanakah pasien saat ini berada]

Hipnoterapis dapat membiarkan pasien melayang di atas awan menuju tempat yang
penting pada masa kanak-kanaknya, maupun ke tempat yang istimewa dan berarti bagi
pasien. Sehingga, teknik ini selain dapat digunakan untuk membawa pasien lebih dalam ke
alam bawah sadarnya, juga dapat digunakan untuk mencari tahu penyebab dari masalahnya
serta mengetahui bagaimana prognosis dari terapi yang akan diberikan.

The Deep Sea Technique


Bayangkan Anda akan menjelajahi dan menyelam jauh ke dasar laut Karibia
Anda melihat sekelompok penyelam muda yang sedang akan menyelam ke dasar laut
dengan menggunakan sebuah kapsul yang tertutup rapat
Kapsul tersebut dapat diturunkan dari sebuah kapal dengan menggunakan kabel baja,
dan Anda dapat turun ke dasar laut dengan aman menggunakan kapsul tersebut
Bayangkan diri Anda bergabung dengan penyelam muda tersebut dan memasuki kapsul
yang terletak di kapal tersebut
Perlahan-lahan, kapsul tersebut diturunkan dari kapal dan Anda dapat merasakan
kapsul tersebut perlahan-lahan turun menuju dasar laut
Anda dapat melihat satu per satu binatang-binatang yang ada di laut; Anda mengamati
adanya ubur-ubur, ikan, penyu, cumi-cumi, serta batu-batu karang yang ada di laut
Secara perlahan, Anda semakin menyukai kedalaman tempat Anda berada sekarang dan
mulai melupakan kehidupan di atas laut tersebut
Pikiran Anda akan menjadi lebih santai dan tenang dari sebelumnya, dan Anda akan
turun semakin jauh lagi ke dasar lautan, sesuai dengan keinginan Anda

Staircase Technique. Teknik ini juga merupakan sebuah teknik yang membutuhkan
imaginasi. Oleh karena itu, biasanya pasien diminta untuk menutup matanya untuk menghasilkan
imaginasi dan gambaran yang lebih baik.

Contoh penggunaan teknik ini adalah:


Sekarang saya akan menghitung dari angka 1 sampai 20, dan dengan setiap angka
yang Anda dengar, Anda akan memasuki alam bawah sadar Anda lebih dalam dan lebih
dalam lagi
Sekarang bayangkan diri Anda sedang berada di atas sebuah tangga yang sangat indah
dan saya berdiri di sebelah Anda
Tangga tersebut dilapisi oleh karpet yang sangat indah dan mahal
Lihat warna karpet tersebut dan beritahu saya warnanya [Pasien merespons]
Ya benar, karpet itu berwarna
Anda kemudian melihat ke dasar tangga yang memiliki 20 anak tangga tersebut dan
Anda dapat melihat bahwa semakin ke bawah, warna karpet tersebut menjadi semakin
dalam dan semakin cerah
Di sebelah kanan Anda, Anda dapat melihat susuran tangga. Terbuat dari apakah
susuran tangga tersebut? [Pasien merespons]
Ya benar, susuran tangga itu terbuat dari
Sekarang Anda akan menuruni anak tangga tersebut, dan saya akan ikut turun bersama
Anda, selangkah demi selangkah dan saya akan menghitung langkahnya
Berpeganglah pada susuran tangga tersebut dengan tangan kanan Anda dan turunlah
satu anak tangga
Semakin Anda turun lebih jauh dan lebih jauh lagi ke bawah, Anda akan memasuki alam
bawah sadar Anda jauh lebih dalam dan lebih dalam lagi
Anda akan semakin rileks dan semakin rileks lagi, semakin mengantuk dan masuk ke
alam bawah sadar Anda lebih dalam lagi
Sekarang turunlah ke anak tangga ke 3, dan Anda akan tertidur semakin dalam dan lebih
dalam lagi
4 5 Lebih dalam lagi, lebih rileks lagi 6 7 Semakin dalam lagi Tidur lebih
dalam lagi 8 9 10 11 12 13 14 Lebih rileks lagi Tertidur lebih dalam
lagi
Pada hitungan yang ke 20, Anda akan mencapai dasar tangga dan Anda akan
menemukan sebuah ruangan yang sangat nyaman dan Anda akan merasa sangat nyaman
dalam ruangan tersebut sehingga Anda akan ingin terus berada dalam situasi ini
15 16 17 Anda akan semakin dekat dengan dasar tangga dan akan semakin dekat
dengan ruangan yang nyaman tersebut
18 19 20! Lebih dalam lagi, dan lebih dalam lagi

Teknik Elevator dan Eskalator. Teknik ini merupakan salah satu variasi dari Staircase
Technique, yang memiliki prinsip yang hampir sama dengan Staircase Technique. Dalam teknik
ini, pasien disugesti bahwa ia berada dalam sebuah elevator yang akan membawa ia masuk lebih
dalam lagi ke alam bawah sadarnya. Pasien akan dapat melihat angka-angka yang terdapat dalam
elevator dan ia dapat melihat bahwa angka tersebut akan turun dari 20 sampai 1. Sementara,
dalam teknik eskalator tidak digunakan angka maupun hitungan. Melainkan, dalam teknik ini
pasien disugestikan bahwa ia berada di atas sebuah eskalator yang akan membawa ia masuk ke
alam bawah sadarnya lebih dalam lagi secara perlahan. Variasi lain yang dapat digunakan oleh
terapis adalah terapis mensugesti pasien bahwa ia memegang kendali atas eskalator yang ia naiki
tersebut dan ia dapat mengatur kecepatan dari eskalator yang secara tidak langsung
mengendalikan kecepatan pasien memasuki alam bawah sadarnya.

The Boat Technique. Dalam teknik ini, hipnoterapis mensugesti pasien bahwa ia sedang
berada dalam sebuah perahu yang berada di atas sebuah sungai yang tenang. Hipnoterapis
biasanya akan memberikan sugesti kepada pasien mengenai gambaran-gambaran yang
menenangkan atau menyenangkan. Semakin luas imaginasi pasien dan semakin banyak panca
indera yang terlibat (sebagai contoh melihat orang-orang piknik di pinggir sungai, mencium
aroma sungai tempat ia berada, mendengar kicauan burung, dan sebagainya), maka semakin baik
pula proses deepening yang tercipta.

Fractionation Technique. Fractionation adalah sebuah metode yang akan membawa


pasien masuk ke dalam alam bawah sadarnya dengan sangat cepat. Teknik ini merupakan sebuah
teknik yang akan membuat pasien mengalami kebingungan, dan berbeda dengan teknik-teknik
lainnya yang membawa pasien memasuki alam bawah sadarnya secara perlahan, teknik ini akan
membuat pasien berada dalam kondisi kebingungan dan akan memaksa pasien untuk memasuki
alam bawah sadarnya secara cepat. Teknik ini terdiri atas proses induksi dehipnotisasi
reinduksi. Nilai positif dari teknik ini adalah teknik ini akan menghemat waktu pasien, tidak
seperti teknik-teknik lain yang membutuhkan waktu yang panjang untuk memasuki kondisi trans.

Metode ini menggunakan prinsip sugesti hypnotic dan posthypnotic, sehingga pasien harus sudah
setengah memasuki alam bawah sadarnya agar sugesti posthypnotic tersebut dapat bekerja. Salah
satu contoh sugesti posthypnotic adalah:

Setiap kali hipnoterapis yang telah Anda pilih menyentuh Anda pada bahu kanan Anda
seperti ini [Hipnoterapis menekan bahu kanan pasien secara perlahan], Anda akan
memasuki alam bawah sadar Anda. Dan setiap kali hipnoterapis yang telah Anda pilih
menyentuh bahu kiri Anda [Hipnoterapis memberikan tepukan ringan sebanyak 2 kali
pada bahu kiri pasien], maka Anda akan kembali sadar. Hal ini tidak akan terjadi ketika
orang lain menyentuh atau menepuk bahu Anda.

Setelah memberikan sugesti posthypnotic tersebut, tanpa mengatakan apa-apa lagi, hipnoterapis
akan langsung menekan dan menepuk bahu pasien secara berirama dan bergantian selama kurang
lebih 2 menit. Sangat penting untuk diingat bahwa sentuhan-sentuhan tersebut dilakukan tanpa
berhenti; penekanan pada bahu kanan memiliki durasi satu setengah ketuk pada notasi balok, dan
tepukan yang pertama pada bahu kiri memiliki durasi setengah ketuk yang kemudian diikuti
dengan tepukan kedua yang berdurasi satu ketuk. Penekanan dan tepukan tersebut harus
dilakukan berulang-ulang selama kurang lebih 2 menit. Sentuhan terakhir harus berakhir pada
bahu yang digunakan dalam proses deepening; dalam hal ini adalah bahu kanan, dan sentuhan
yang terakhir harus lebih kuat dan lebih lama daripada sentuhan lainnya.
Ketika baru pertama kali menerima hipnosis dengan teknik ini, hal yang perlu diperhatikan
adalah pasien harus mengerti bahwa ia tidak akan memasuki alam bawah sadarnya ketika ada
orang lain selain hipnoterapisnya menyentuh atau menepuk bahu kanannya.

2.7. Depth Level Test

Depth Level Test merupakan suatu tes yang digunakan untuk melihat seberapa jauh
kesadaran seseorang telah berpindah dari pikiran sadar menuju pikiran bawah sadar. Terdapat
beberapa teknik untuk melihat kedalaman dari kondisi trance seseorang, beberapa diantaranya
adalah:
Arm Catalepsy. Teknik ini biasanya digunakan untuk menguji apakah pasien
sudah memasuki alam bawah sadar dengan sepenuhnya atau belum. Untuk teknik
ini, setelah melakukan Arm Levitation, terapis tidak mengatakan apapun
mengenai menurunkan tangan. Pada pasien yang telah memasuki alam bawah
sadar sepenuhnya, tangan akan tetap berada di wajahnya dalam jangka waktu
yang cukup panjang, bahkan bisa sampai satu jam atau lebih. Pasien yang berada
dalam pengaruh hipnosis biasanya tidak sadar bahwa tangannya tetap berada di
atas dan tidak sadar akan rasa tidak nyaman yang ditimbulkan akibat posisi
tersebut. Oleh sebab itu, terapis harus mengembalikan tangan pasien ke posisi
yang nyaman dan mensugesti pasien bahwa setelah pasien bangun ia tidak akan
merasakan adanya rasa nyeri.
Catalepsy of the Eyes. Pada teknik ini, hipnoterapis akan menyuruh pasien untuk
menutup matanya dan memberikan sugesti kepada pasien bahwa mata pasien akan
menjadi sangat malas dan berat, dan ketika pasien mencoba untuk membuka
matanya, ia akan merasakan matanya sudah tidak merespon lagi. Apabila pasien
sudah tidak dapat membuka matanya lagi, maka pasien telah memasuki kondisi
deep trance.
Silahkan Anda menghitung dalam hati hitungan mundur dari 3 ke 1 sambil
menarik napas dan rasakan dalam setiap hitungan tersebut mata Anda akan
semakin malas dan berat dan akhirnya pada saat hitungan ke 1 Anda akan
merasakan bahwa mata Anda sudah menjadi sangat erat sekali seakan-akan
mata Anda terekat oleh lem yang sangat kuat dan tidak ada seorangpun yang
dapat membukanya termasuk Anda sendiri
Mari kita mulai Tarik napas dalam hembuskan dan mulai menghitung
Tiga rasakan mata Anda menjadi semakin malas dan berat Dua rasakan
mata Anda menjadi lebih malas lagi lebih berat lagi Satu rasakan saat ini
mata Anda sudah menjadi sangat malas dan berat sekali terkunci dengan
sangat erat dan kuat seakan-akan mata Anda terekat oleh lem yang sangat kuat

Saat nanti Anda mencoba untuk membuka mata Anda, rasakan mata Anda sudah
tidak merespon lagi karena sudah menjadi sangat malas dan berat terkunci
dengan sangat rapat Hal ini menunjukkan bahwa Anda telah memasuki kondisi
yang rileks sekali

Rigid Catalepsy. Pada teknik ini, hipnoterapis memberikan sugesti kepada pasien
bahwa tangannya akan menjadi sangat kaku bagaikan sebuah batang kayu dan
tidak dapat dibengkokkan lagi. Pada saat tangan pasien sudah tidak merespon
ketika mencoba untuk dibengkokkan, maka pada saat itu pasien telah memasuki
kondisi deep trance.
Sekarang marilah Anda coba untuk memusatkan fokus Anda pada tangan Anda.
Silahkan Anda menghitung dalam hati dari 3 ke 1, dan pada hitungan ke 1 angkat
tangan lurus sejajar dengan bahu Silahkan genggam telapak tangan Anda.

Rasakan tangan Anda menjadi semakin keras dan kaku seolah tangan Anda telah
berubah menjadi sebuah batang kayu yang sangat kuat dan keras dan akhirnya
pada saat hitungan ke 1 nanti, rasakan tangan Anda sudah menjadi keras dan
kaku sekali sehingga tidak bisa bengkok.

Kita akan mulai Tarik napas dalam Hembuskan Tiga Silahkan angkat
tangan Anda lurus sejajar dengan bahu dan genggam telapak tangan Anda
Dua rasakan genggaman tangan Anda menjadi semakin erat lagi Satu
Rasakan saat ini tangan Anda sudah menjadi sangat keras dan kaku sekali

Saat Anda mencoba membengkokkan tangan, rasakan tangan Anda sudah tidak
merespons lagi karena sudah menjadi sangat kuat dan kaku Dan rasakan,
semakin Anda mencoba membengkokkannya, maka tangan Anda akan menolak
dan menjadi lurus kembali
DAFTAR PUSTAKA

1. Agus, D., Rinaldy, A. Hypnosis Fundamental. Jiwa, Indon Psychiat Quart 2010: XLIII:
1. 2010.

2. Nash, M. R., Barnier, A. J. The Oxford Handbook of Hypnosis: Theory, Research, and
Practice. New York: Oxford University Inc. 2008: 494-499.

3. Elkins, Gary. Clinicians Guide to Medical and Psychological Hypnosis: Foundations,


Applications, and Professional Issues. Springer Publishing Company. 2016: 73-75.

4. Brann, Les. The Handbook of Contemporary Clinical Hypnosis: Theory and Practice.
Chichester: John Wiley & Sons. 2015: 114-116.

5. Brown, D. P., Fromm, E. Hypnotherapy and Hypoanalysis. Routledge. 2013: 86-108.

6. Majid, Indra. Pemahaman Dasar Hypnosis. Pg. 16-22.

7. Alladin, A. Handbook of Cognitive Hypnotherapy for Depression: an evidence-based


approach. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. 2007.
8. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders. 4th ed. Washington, DC: American Psychiatric Association. 2000.

9. Burrows, G. D., Stanley, R. O., Bloom, P. B. International Handbook of Clinical


Hypnosis. Chichester: John Wiley & Sons. 2001.

10. Morgan, D. Principles of Hypnotherapy. Eildon Press.

11. Casiglia, E., Tikhonoff, V., Giordano, N. et al. Relaxation Versus Fractionation as
Hypnotic Deepening: Do They Differ in Physiological Changes? Routledge. 2012.

Anda mungkin juga menyukai