Sanatorium Dharmawangsa
Hipnosis berasal dari bahasa Yunani hypnos yang berarti tidur dan osis yang berarti
menidurkan. Akan tetapi, hipnosis dan tidur adalah dua hal yang berbeda. Hipnosis
didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran dimana fungsi analitis logis pikiran direduksi,
sehingga memungkinkan individu untuk masuk ke dalam kondisi bawah sadar (sub-
conscious/unconscious). Proses hipnosis akan merubah kondisi seseorang dari stadium normal
menjadi stadium hipnosis. Stadium hipnosis sendiri didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana
manusia menjadi lebih sugestif, sehingga dapat menerima saran-saran yang dapat berubah
menjadi sebuah nilai baru. Hipnosis ini dilakukan pada saat pasien sedang berada dalam kondisi
sub-conscious dimana pada kondisi ini pikiran pasien menjadi lebih terbuka terhadap sugesti.
Deepening adalah suatu proses yang digunakan untuk meningkatkan kualitas trance
seseorang. Deepening akan membawa individu dari gelombang otak alfa, dimana seseorang
berada dalam kondisi trance ringan menuju gelombang teta (individu masuk dalam kondisi
trance berat. Terdapat berbagai teknik yang digunakan untuk melakukan proses deepening; yaitu
Teknik berhitung dan bernapas, Arm Levitation, Arm drop, Imaging Methods, Staircase
Technique, Elevator and Escalator Technique, The Boat Technique, dan Fractionation
Technique.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Kata hipnosis berasal dari bahasa Yunani hypnos yang berarti tidur dan osis yang
berarti menidurkan. Namun, perlu dipahami bahwa kondisi hipnosis tidaklah sama dengan
dengan tidur. Orang yang sedang tidur tidak menyadari dan tidak bisa mendengar suara-suara
disekitarnya. Sedangkan individu yang sedang dalam kondisi hipnosis masih dapat mendengar
dengan jelas dan merespons informasi yang diterimanya, sekalipun tubuhnya beristirahat.
Hipnosis adalah ilmunya, sedangkan hipnotis adalah orang yang melakukan hipnosis. Hipnosis
didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran dimana fungsi analitis logis pikiran direduksi,
sehingga memungkinkan individu untuk masuk ke dalam kondisi bawah sadar (sub-
conscious/unconscious), dimana tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kualitas hidup. Individu yang berada dalam kondisi hypnotic trance lebih
terbuka terhadap sugesti dan dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut berlebihan (phobia),
peristiwa traumatik, atau rasa nyeri yang berlebihan.
Hipnosis adalah suatu kondisi dimana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga
tingkat sugestibilitas meningkat sangat tinggi.
Hipnosis adalah seni komunikasi untuk memengaruhi seseorang sehingga
mengubah tingkat kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan
gelombang otak.
Hipnosis adalah seni eksplorasi alam bawah sadar.
Hipnosis adalah kondisi kesadaran yang meningkat.
Hipnosis adalah suatu kondisi pikiran yang dihasilkan oleh sugesti.
2.2. Hypnotic Susceptibility
Penelitian yang dilakukan oleh James E. Horton dari University of Virginias College di
Wise dan Helen J. Crawford dari Virginia Polytechnic Institute and State University
menunjukkan melalui gambaran MRI bahwa bagian rostrum dari corpus callosum berukuran
32% lebih besar pada individu mudah menerima hipnosis, dibandingkan dengan individu yang
relatif lebih sulit menerima hipnosis. Bagian otak ini memainkan peranan dalam mengalokasikan
atensi dan penghambatan stimulus yang tidak diinginkan.
Individu yang mengalami hipnosis sering mengatakan hal seperti tangan saya menjadi
berat dan bergerak turun dengan sendirinya atau tiba-tiba saya mendapati diri saya tidak
merasakan nyeri (ketika tubuhnya diberikan sensasi tertentu). Kondisi keterputusan
(disconnectedness) merupakan inti dari fenomena hipnosis. Sebagai respons terhadap sugesti,
subjek melakukan gerakan tanpa keinginan sadar, gagal mendeteksi sensasi sakit berlebih atau
secara temporer melupakan fakta yang familiar.
Proses hipnosis adalah suatu proses untuk merubah kondisi stadium normal ke kondisi
stadium hipnosis. Stadium hipnosis adalah suatu kondisi dimana manusia lebih sugestif,
sehingga dapat menerima saran-saran yang dapat berubah menjadi sebuah nilai baru. Stadium
hipnosis ini bervariasi untuk setiap kondisi dan situasi, mulai dari tingkatan sugestif ringan
sampai sugestif ekstrim. Proses ini dilakukan dengan cara merubah konsentrasi dari focus
eksternal menjadi focus internal.
Kondisi hipnosis identik dengan gelombang otak alfa dan teta, dan saat seseorang berada
dalam kondisi trance (berada dalam alam bawah sadarnya), maka kisaran gelombang otaknya
pasti berada di antara alfa dan teta. Gelombang otak ini dapat diukur dengan EEG
(Electroencephalograph). Berikut diuraikan berbagai gelombang otak disertai dengan aktivitas
yang terkait:
Brainwave
Preinduksi
Beta
Induksi
Alpha
Deepening/Depth
Level Test
Theta Sugesti
Terminasi
Preinduksi adalah suatu proses untuk mempersiapkan suatu situasi dan kondisi yang
bersifat kondusif antara seorang hipnoterapis dengan pasiennya.
Induksi adalah sarana utama untuk membawa seseorang berpindah dari pikiran sadar
menuju ke pikiran bawah sadar. Induksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan
pendulum, eye gazes, dan verbal.
Depth trance level test merupakan tes yang digunakan untuk melihat seberapa jauh
kesadaran seseorang sudah berpindah dari pikiran sadar menjadi pikiran bawah sadar.
Sugesti adalah suatu kalimat atau saran-saran yang disampaikan oleh hipnoterapis ke
pikiran bawah sadar individu yang sedang mengalami hipnosis.
Terminasi adalah suatu sugesti atau perintah agar individu yang sedang dihipnosis tidak
mengalami kejutan psikologis ketika terbangun dari kondisi hipnosis. Terdapat dua teknik
terminasi, yaitu rapid dan complete.
Setelah kondisi trans telah dicapai dan pasien sudah mulai memasuki alam bawah
sadarnya, maka diperlukan suatu teknik yang dapat mempertahankan dan memperdalam kondisi
trans yang telah dicapai oleh pasien. Deepening adalah suatu proses yang mengikuti proses
induksi yang akan meningkatkan kualitas dari suatu trance (keadaan setengah sadar). Deepening
merupakan suatu proses yang membawa individu dari gelombang otak alfa, dimana seseorang
berada dalam kondisi trance ringan menuju gelombang teta, dimana individu tersebut mulai
memasuki pikiran bawah sadarnya lebih dalam lagi. Tujuan dari proses ini adalah meningkatkan
sugestibilitas pasien (meningkatkan kemampuan untuk menerima sugesti). Setelah melakukan
proses deepening, hipnoterapis dapat melakukan depth trance level test untuk melihat seberapa
jauh kesadaran pasien telah berpindah dari pikiran sadar menjadi pikiran bawah sadar. Terdapat
beberapa perbedaan antara teknik deepening yang tradisional dengan teknik yang modern, dan
berikut adalah beberapa perbedaannya.
Teknik Deepening
Tradisional Modern
Cenderung bersifat fisik Cenderung menggunakan imaginasi visual
Contoh: Hand clasp (tangan yang saling Contoh 1: Membayangkan berjalan menuruni
bertautan), arm levitation (mengangkat lengan) tangga (Staircase Technique).
Relaksasi otot yang bersifat progresif Contoh 2: Breathing away tension
Arm Levitation. Teknik ini dapat digunakan untuk proses induksi maupun deepening dari
suatu hipnosis. Pada teknik ini, pasien diminta untuk duduk dengan nyaman dan meletakkan
tangannya dengan rileks pada sandaran tangan. Teknik ini dapat dilakukan dengan mata terbuka
maupun tertutup. Satu-satunya keterbatasan pada teknik ini hanyalah terletak pada seberapa jauh
imaginasi sang hipnoterapis. Salah satu contoh variasi yang dapat digunakan hipnoterapis adalah
dengan menyuruh pasien untuk membayangkan dirinya sedang berada dalam sebuah bathtub dan
meletakkan kedua lengannya di samping tubuhnya di dasar tub, dan sekarang pasien akan
merasakan lengannya menjadi semakin ringan dan mengapung di atas air.
Teknik ini biasanya dapat digunakan sebagai salah satu uji diagnosis informal untuk pasien
dengan obsesif-kompulsif. Pada pasien normal, tangan pasien akan turun dengan sendirinya
secara perlahan-lahan. Sementara pada pasien dengan obsesif-kompulsif akan menaikkan
kembali tangannya ke posisi awal ketika tangannya mulai turun, dan akan terjadi secara
berulang. Akan tetapi, bukan berarti bahwa teknik ini dapat digunakan sebagai uji diagnosis pasti
dari suatu obsesif-kompulsif, melainkan kita dapat melihat suatu fenomena yang menarik dari
perilaku obsesif-kompulsif melalui teknik ini.
Imaging Methods. Salah satu karakteristik dari hipnosis adalah meningkatnya daya
imaginasi pasien. Pasien yang sedang di bawah pengaruh hipnosis sangat sensitif terhadap segala
imaginasi dan gambaran yang disugestikan oleh sang hipnoterapis; ia dengan mudahnya dapat
menerima segala gambaran yang diberikan oleh terapisnya. Bahkan, ketika seseorang melakukan
hipnosis terhadap dirinya sendiri, akan muncul gambaran-gambaran dalam pikirannya. Dalam
heterohipnosis pun, ketika hipnoterapis sedang melakukan induksi dan deepening pada pasien,
pasien tersebut bisa saja memiliki gambaran lain yang berasal dari dalam dirinya sendiri.
Beach Fantasy:
Tutup mata Anda perlahan, lalu tarik napas secara perlahan-lahan dan hembuskan
secara perlahan
Sekarang saya ingin Anda membayangkan diri Anda sedang berada di sebuah pantai,
mungkin pantai yang pernah Anda kunjungi sebelumnya, atau mungkin pantai yang ada
di dalam imaginasi Anda
Apa yang Anda lihat di pantai itu? Mungkin Anda memerhatikan bagaimana warna air
lautnya Bagaimana warna langitnya, apakah terdapat awan Mungkin Anda
memerhatikan bagaimana garis pantainya, apakah berkarang atau terdapat pepohonan
di sekitar garis pantai
Ciumlah aroma laut
Dengarkanlah bunyi ombak di tepi pantai
Rasakan pasir di tempat Anda berpijak
Rasakan dengan seluruh panca indera Anda
The Cloud Fantasy:
Sekarang, sesuatu yang tidak wajar dan sangat indah akan terjadi pada Anda
Anda akan melihat sebuah awan yang besar, putih, dan halus datang kepada Anda dan
membungkus tubuh Anda seperti sebuah selimut besar yang sangat halus
Awan tersebut perlahan-lahan akan membawa Anda ke atas, ke langit yang biru, dan
membawa Anda berputar-putar di langit
Anda melayang-layang di atas langit, naik kemudian turun, lalu naik lagi
Perlahan, Anda akan dibawa ke suatu tempat yang istimewa bagi Anda, dan ketika Anda
telah sampai pada tempat tersebut, Anda akan memberitahukannya kepada saya dengan
mengangkat jari telunjuk Anda [Kemudian tanyakan dimanakah pasien saat ini berada]
Hipnoterapis dapat membiarkan pasien melayang di atas awan menuju tempat yang
penting pada masa kanak-kanaknya, maupun ke tempat yang istimewa dan berarti bagi
pasien. Sehingga, teknik ini selain dapat digunakan untuk membawa pasien lebih dalam ke
alam bawah sadarnya, juga dapat digunakan untuk mencari tahu penyebab dari masalahnya
serta mengetahui bagaimana prognosis dari terapi yang akan diberikan.
Staircase Technique. Teknik ini juga merupakan sebuah teknik yang membutuhkan
imaginasi. Oleh karena itu, biasanya pasien diminta untuk menutup matanya untuk menghasilkan
imaginasi dan gambaran yang lebih baik.
Teknik Elevator dan Eskalator. Teknik ini merupakan salah satu variasi dari Staircase
Technique, yang memiliki prinsip yang hampir sama dengan Staircase Technique. Dalam teknik
ini, pasien disugesti bahwa ia berada dalam sebuah elevator yang akan membawa ia masuk lebih
dalam lagi ke alam bawah sadarnya. Pasien akan dapat melihat angka-angka yang terdapat dalam
elevator dan ia dapat melihat bahwa angka tersebut akan turun dari 20 sampai 1. Sementara,
dalam teknik eskalator tidak digunakan angka maupun hitungan. Melainkan, dalam teknik ini
pasien disugestikan bahwa ia berada di atas sebuah eskalator yang akan membawa ia masuk ke
alam bawah sadarnya lebih dalam lagi secara perlahan. Variasi lain yang dapat digunakan oleh
terapis adalah terapis mensugesti pasien bahwa ia memegang kendali atas eskalator yang ia naiki
tersebut dan ia dapat mengatur kecepatan dari eskalator yang secara tidak langsung
mengendalikan kecepatan pasien memasuki alam bawah sadarnya.
The Boat Technique. Dalam teknik ini, hipnoterapis mensugesti pasien bahwa ia sedang
berada dalam sebuah perahu yang berada di atas sebuah sungai yang tenang. Hipnoterapis
biasanya akan memberikan sugesti kepada pasien mengenai gambaran-gambaran yang
menenangkan atau menyenangkan. Semakin luas imaginasi pasien dan semakin banyak panca
indera yang terlibat (sebagai contoh melihat orang-orang piknik di pinggir sungai, mencium
aroma sungai tempat ia berada, mendengar kicauan burung, dan sebagainya), maka semakin baik
pula proses deepening yang tercipta.
Metode ini menggunakan prinsip sugesti hypnotic dan posthypnotic, sehingga pasien harus sudah
setengah memasuki alam bawah sadarnya agar sugesti posthypnotic tersebut dapat bekerja. Salah
satu contoh sugesti posthypnotic adalah:
Setiap kali hipnoterapis yang telah Anda pilih menyentuh Anda pada bahu kanan Anda
seperti ini [Hipnoterapis menekan bahu kanan pasien secara perlahan], Anda akan
memasuki alam bawah sadar Anda. Dan setiap kali hipnoterapis yang telah Anda pilih
menyentuh bahu kiri Anda [Hipnoterapis memberikan tepukan ringan sebanyak 2 kali
pada bahu kiri pasien], maka Anda akan kembali sadar. Hal ini tidak akan terjadi ketika
orang lain menyentuh atau menepuk bahu Anda.
Setelah memberikan sugesti posthypnotic tersebut, tanpa mengatakan apa-apa lagi, hipnoterapis
akan langsung menekan dan menepuk bahu pasien secara berirama dan bergantian selama kurang
lebih 2 menit. Sangat penting untuk diingat bahwa sentuhan-sentuhan tersebut dilakukan tanpa
berhenti; penekanan pada bahu kanan memiliki durasi satu setengah ketuk pada notasi balok, dan
tepukan yang pertama pada bahu kiri memiliki durasi setengah ketuk yang kemudian diikuti
dengan tepukan kedua yang berdurasi satu ketuk. Penekanan dan tepukan tersebut harus
dilakukan berulang-ulang selama kurang lebih 2 menit. Sentuhan terakhir harus berakhir pada
bahu yang digunakan dalam proses deepening; dalam hal ini adalah bahu kanan, dan sentuhan
yang terakhir harus lebih kuat dan lebih lama daripada sentuhan lainnya.
Ketika baru pertama kali menerima hipnosis dengan teknik ini, hal yang perlu diperhatikan
adalah pasien harus mengerti bahwa ia tidak akan memasuki alam bawah sadarnya ketika ada
orang lain selain hipnoterapisnya menyentuh atau menepuk bahu kanannya.
Depth Level Test merupakan suatu tes yang digunakan untuk melihat seberapa jauh
kesadaran seseorang telah berpindah dari pikiran sadar menuju pikiran bawah sadar. Terdapat
beberapa teknik untuk melihat kedalaman dari kondisi trance seseorang, beberapa diantaranya
adalah:
Arm Catalepsy. Teknik ini biasanya digunakan untuk menguji apakah pasien
sudah memasuki alam bawah sadar dengan sepenuhnya atau belum. Untuk teknik
ini, setelah melakukan Arm Levitation, terapis tidak mengatakan apapun
mengenai menurunkan tangan. Pada pasien yang telah memasuki alam bawah
sadar sepenuhnya, tangan akan tetap berada di wajahnya dalam jangka waktu
yang cukup panjang, bahkan bisa sampai satu jam atau lebih. Pasien yang berada
dalam pengaruh hipnosis biasanya tidak sadar bahwa tangannya tetap berada di
atas dan tidak sadar akan rasa tidak nyaman yang ditimbulkan akibat posisi
tersebut. Oleh sebab itu, terapis harus mengembalikan tangan pasien ke posisi
yang nyaman dan mensugesti pasien bahwa setelah pasien bangun ia tidak akan
merasakan adanya rasa nyeri.
Catalepsy of the Eyes. Pada teknik ini, hipnoterapis akan menyuruh pasien untuk
menutup matanya dan memberikan sugesti kepada pasien bahwa mata pasien akan
menjadi sangat malas dan berat, dan ketika pasien mencoba untuk membuka
matanya, ia akan merasakan matanya sudah tidak merespon lagi. Apabila pasien
sudah tidak dapat membuka matanya lagi, maka pasien telah memasuki kondisi
deep trance.
Silahkan Anda menghitung dalam hati hitungan mundur dari 3 ke 1 sambil
menarik napas dan rasakan dalam setiap hitungan tersebut mata Anda akan
semakin malas dan berat dan akhirnya pada saat hitungan ke 1 Anda akan
merasakan bahwa mata Anda sudah menjadi sangat erat sekali seakan-akan
mata Anda terekat oleh lem yang sangat kuat dan tidak ada seorangpun yang
dapat membukanya termasuk Anda sendiri
Mari kita mulai Tarik napas dalam hembuskan dan mulai menghitung
Tiga rasakan mata Anda menjadi semakin malas dan berat Dua rasakan
mata Anda menjadi lebih malas lagi lebih berat lagi Satu rasakan saat ini
mata Anda sudah menjadi sangat malas dan berat sekali terkunci dengan
sangat erat dan kuat seakan-akan mata Anda terekat oleh lem yang sangat kuat
Saat nanti Anda mencoba untuk membuka mata Anda, rasakan mata Anda sudah
tidak merespon lagi karena sudah menjadi sangat malas dan berat terkunci
dengan sangat rapat Hal ini menunjukkan bahwa Anda telah memasuki kondisi
yang rileks sekali
Rigid Catalepsy. Pada teknik ini, hipnoterapis memberikan sugesti kepada pasien
bahwa tangannya akan menjadi sangat kaku bagaikan sebuah batang kayu dan
tidak dapat dibengkokkan lagi. Pada saat tangan pasien sudah tidak merespon
ketika mencoba untuk dibengkokkan, maka pada saat itu pasien telah memasuki
kondisi deep trance.
Sekarang marilah Anda coba untuk memusatkan fokus Anda pada tangan Anda.
Silahkan Anda menghitung dalam hati dari 3 ke 1, dan pada hitungan ke 1 angkat
tangan lurus sejajar dengan bahu Silahkan genggam telapak tangan Anda.
Rasakan tangan Anda menjadi semakin keras dan kaku seolah tangan Anda telah
berubah menjadi sebuah batang kayu yang sangat kuat dan keras dan akhirnya
pada saat hitungan ke 1 nanti, rasakan tangan Anda sudah menjadi keras dan
kaku sekali sehingga tidak bisa bengkok.
Kita akan mulai Tarik napas dalam Hembuskan Tiga Silahkan angkat
tangan Anda lurus sejajar dengan bahu dan genggam telapak tangan Anda
Dua rasakan genggaman tangan Anda menjadi semakin erat lagi Satu
Rasakan saat ini tangan Anda sudah menjadi sangat keras dan kaku sekali
Saat Anda mencoba membengkokkan tangan, rasakan tangan Anda sudah tidak
merespons lagi karena sudah menjadi sangat kuat dan kaku Dan rasakan,
semakin Anda mencoba membengkokkannya, maka tangan Anda akan menolak
dan menjadi lurus kembali
DAFTAR PUSTAKA
1. Agus, D., Rinaldy, A. Hypnosis Fundamental. Jiwa, Indon Psychiat Quart 2010: XLIII:
1. 2010.
2. Nash, M. R., Barnier, A. J. The Oxford Handbook of Hypnosis: Theory, Research, and
Practice. New York: Oxford University Inc. 2008: 494-499.
4. Brann, Les. The Handbook of Contemporary Clinical Hypnosis: Theory and Practice.
Chichester: John Wiley & Sons. 2015: 114-116.
11. Casiglia, E., Tikhonoff, V., Giordano, N. et al. Relaxation Versus Fractionation as
Hypnotic Deepening: Do They Differ in Physiological Changes? Routledge. 2012.